You are on page 1of 9

KEJADIAN ASFIKSIA BERDASARKAN USIA KEHAMILAN DI RSUD DR.

WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO

Heni Frilasari*, Heri Triwibowo**


STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
E-mail : http://www.stikes-ppni.ac.id

ABSTRACT

The incidence of neonatal asphyxia in newborns in Indonesia tends to increase.


Infants less than one month of age is the age group that has the highest risk of health
problems, such as asphyxia. Asphyxia in newborns can be caused by various factors, one of
which is pregnancy. In premature infants frequent respiratory disorder caused by a deficiency
of surfactant, lung growth and development of the rudimentary thus increasing the risk of
asphyxia. The purpose of the research was to determine the incidence of asphyxia by
gestation in dr. WahidinSudiroHusodo Hospital, Mojokerto City. The descriptive research
design. The population is all newborns were asphyxiated in dr. WahidinSudiroHusodo
Hospital, Mojokerto City many as 22 infants to obtain a sample of 22 respondents taken with
total sampling. The research variables are based on gestational age asphyxia. The collection
of data through observation of asphyxia, after the data is collected to analyze the data by
editing, coding, scoring and tabulating. The results showed that the majority of newborn
asphyxia were as many as 19 infants (86.4%) on gestational age <37 weeks. The younger the
gestational age, organ function less and less perfect baby which can cause asphyxia. Women
should be able to perform routine prenatal care, so that if there are complications or
complications of treatment can be done in a comprehensive manne.

Keywords: Asphyxia, Age Pregnancy

PENDAHULUAN tinggi. Pada usia yang rentan ini, berbagai


Kesehatan prenatal, perinatal, dan masalah kesehatan bisa muncul, seperti
postnatal menjadi sangat penting karena asfiksia, BBLR dan infeksi. Asfiksia
pada masa ini dianggap sebagai masa yang neonatorum termasuk dalam bayi baru
rawan terjadinya gangguan atau kecacatan, lahir dengan bayi risiko tinggi karena
seperti berat bayi lahir rendah, kematian memiliki kemungkinan lebih besar
neonatal, kelainan kongenital, dan asfiksia mengalami kematian bayi atau menjadi
neonatorum. Asfiksia neonatorum adalah sakit berat dalam masa neonatal. Asfiksia
suatu keadaan bayi baru lahir yang neonatorum terjadi ketika bayi tidak cukup
mengalami kegagalan bernafas secara menerima oksigen sebelumnya, selama
spontan dan teratur segera setelah lahir atau setelah kelahiran (Kemenkes
(Gilang, 2012). Bayi hingga usia kurang RI,2013).
satu bulan merupakan golongan umur yang Masalah utama penyebab kematian
memiliki risiko gangguan kesehatan paling pada bayi dan balita adalah pada masa
neonatus (bayi baru lahir umur 0-28 hari). sungsang perabdominam dan pervaginam
Angka kematian bayi menurut WHO, (p=0,006), partus lama atau macet
setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari (p=0,035) dan Ketuban Pecah Dini (KPD)
120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, (p=0,004).
hampir 1 juta bayi ini kemudian Faktor yang menyebabkan asfiksia
meninggal. Menurut hasil Riskesdas 2007 neonatorum antara lain faktor keadaan ibu
menunjukkan bahwa 78,5% dari kematian (usia ibu, hipertensi pada kehamilan,
neonatal terjadi pada umur 0-6 hari. pendarahan antepartum, demam selama
Komplikasi yang menjadi penyebab persalinan infeksi berat, kehamilan
kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi postdate, amnionitis, anemia dan paritas),
berat lahir rendah dan infeksi (Kemenkes faktor keadaan bayi (kehamilan kurang
RI, 2013). Penyebab kematian bayi di bulan, bayi prematur, berat bayi lahir,
Jawa Timur 19% disebabkan oleh asfiksia kelainan bawaah dan air ketuban
(Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, bercampur meconium), faktor plasenta
2012). Berdasarkan survei awal di RSUD (lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul
Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto tali pusat dan prolapsus tali pusat) dan
didapatkan bahwa kejadian asfiksia selama faktor (pemakaian obat analgesi/anastesi
tahun 2015 sebanyak 172 bayi. Penyebab yang berlebihan dan trauma persalinan)
asfiksi paling banyak adalah usia dan faktor persalinan (Gilang, 2012).
kehamilan kurang bulan (< 37 minggu) Kehamilan preterm (usia
sebanyak 48 bayi (27,9%), usia kehamilan kehamilan kurang dari 37 minggu) sangat
lebih bulan (>42 minggu) sebanyak 1 bayi berpengaruh terhadap janin. Sarwono
(0,6%), air ketuban bercampur mekonium (2009) menjelaskan semakin muda usia
sebesar 18,08%, air ketuban keruh sebesar kehamilan maka tingkat kematangan
22,87%, BBLR sebesar 14,89% dan fungsi organ neonates akan semakin
riwayat hepatitis 1,59%. rendah. Oleh sebab itu, ibu mengalami
Hasil penelitian yang dilakukan lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar
Gilang (2012) faktor-faktor yang uterus ibunya. Makin pendek masa
merupakan faktor yang berhubungan kehamilannya, makin kurang sempurna
dengan asfiksia neonatorum di RSUD pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya,
Tugurejo Semarang antara lain umur ibu dengan akibat makin mudahnya terjadi
(p=0,040), perdarahan antepartum komplikasi dan makin tingginya angka
(p=0,010), Berat Badan Lahir (BBL) bayi kematiannya. Pada bayi prematur sering
(p=0,033), pertolongan persalinan letak terjadi gangguan pernapasan yang
disebabkan oleh kekurangan surfaktan tertatur dan lengkap sehingga komplikasi
(rasiolesitin/sufingomielin kurang dari 2), yang dialami oleh ibu bisa dideteksi sedini
pertumbuhan dan pengembangan paru mungkin dan bila ditemukan komplikasi
yang belum sempurna, otot pernapasan obstetrik tindakan rujukan dapat segera
yang masih lemah, dan tulang iga yang dilakukan (Gilang, 2012).
mudah melengkung (pliable torak). Tujuan penelitian ini adalah untuk
Kehamilan postterm (usia kehamilan lebih mengetahui kejadian asfiksia berdasarkan
dari 42 minggu) juga berpengaruh usia kehamilan di RSUD Wahidin Sudiro
terhadap janin, dalam hal ini ada janin Husodo Kota Mojokerto.
yang lahir dengan berat badan kurang dari
semestinya atau meninggal dalam METODE PENELITIAN
kandungan karena kekurangan zat Desain penelitian ini adalah
makanan dan oksigen sehingga menggunakan deskriptif yang bertujuan
menyebabkan Asfiksia Neonatorum untuk mengetahui kejadian asfiksia
(Sarwono, 2009). berdasarkan usia kehamilan. Populasi
Upaya dalam mengurangi Angka dalam penelitian ini adalah seluruh bayi
Kematian Bayi (AKB) akibat dari asfiksia baru lahir yang mengalami asfiksia di
diharapkan tenaga kesehatan atau bidan RSUD Wahidin Sudiro Husodo Kota
dapat berperan aktif dalam melakukan Mojokerto dengan menggunakan teknik
promotif dengan memberikan sampling non probability sampling tipe
pendidikan/pengetahuan tentang total sampling sehingga didapatkan sampel
pentingnya menjaga kesehatan pada ibu adalah 22 responden.
hamil, mencegah terjadinya hipertensi
dalam kehamilan sehingga dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
mengurangi kejadian asfeksia neonatorum Karakteristik Responden
dan mengurangi angka kematian bayi. a) Tabel . Distribusi frekuensi usia ibu
Institusi kesehatan dapat meningkatkan di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo
pelayanan kesehatan ibu dan anak, Kota Mojokerto
khususnya pada penanganan gawat darurat No Usia Ibu Frekuensi Persentase
(f) (%)
seperti asfiksia neononatorum dengan 1. <20 tahun 1 4,5
penyediaan alat resusitasi pada setiap 2. 20-35 tahun 20 91
3. > 35 tahun 1 4,5
persalinan termasuk jenis persalinan
Jumlah 22 100
spontan, selain itu ibu hamil dapat Sumber : data primer 2016

melakukan pemeriksaan kehamilan secara


Berdasarkan table 1. di atas
d) Tabel 4. Distribusi frekuensi riwayat
menunjukkan bahwasebagian besar ibu
penyakit di RSUD dr. Wahidin
berumur 20-35tahun yaitu sebanyak 20
Sudiro Husodo Kota Mojokerto
orang(91%)
No Riwayat Frekuensi Persentase
b) Tabel 2. Distribusi frekuensi paritas
Penyakit (f) (%)
di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Hipertensi 6 27,3
Perdarahan 2 9,1
Kota Mojokerto Infeksi 6 27,3
No Paritas Frekuensi Persentase Anemia 0 0
(f) (%) Tidak ada 8 36,4
1. Primipara (1 9 40,9 Jumlah 22 100
anak) Sumber : data primer 2016
2. Multipara (2- 13 59,1 Berdasarkan tabel 4. di atas
4 anak)
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
3. Grandemulti 0 0
para (> 4 tidak mempunyai riwayat penyakit yaitu
anak)
Jumlah 22 100 sebanyak 8 orang(36,4%).
Sumber : data primer 2016
Berdasarkan table 2. di atas Analisa
menunjukkan bahwa sebagian a) Tabel 5. Distribusi frekuensi kejadian

besaribumultiparayaitu sebanyak 13 asfiksia pada bayi baru lahirdi RSUD

orang(59,1%). dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota

c) Tabel 3. Distribusi frekuensi berat Mojokerto

badan lahir bayi di RSUD dr. No Kejadian Frekuensi Persentase


Asfiksia (f) (%)
Wahidin Sudiro Husodo Kota 1. Ringan 0 0
2. Sedang 19 86,4
Mojokerto
3. Berat 3 13,6
N Berat Badan Frekuensi Persenta Jumlah 22 100
o Lahir Bayi (f) se (%) Sumber : data primer 2016
BBLR (<2500 5 22,8 Berdasarkan tabel 5. di atas
gram)
menunjukkan bahwa sebagian besar bayi
BBLN (2500- 16 72,7
4000 baru lahir mengalami asfiksia sedangyaitu
gram)
BB Lebih 1 4,5
sebanyak 19 bayi (86,4%)
(>4000
gram)
Jumlah 22 100
Sumber : data primer 2016
Berdasarkan tabel 3. di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar bayi
lahir dengan berat badan normal yaitu
sebanyak 16 bayi (72.7%).
b) Table 6. Distribusi frekuensi usia perdarahan abnormal (plasenta previa atau
kehamilandi RSUD dr. Wahidin solusio plasenta), partus lama atau partus
Sudiro Husodo Kota Mojokerto macet, demam selama persalinan, infeksi
No Usia Frekuensi Persentase berat (malaria, sifilis, TBC, HIV),
Kehamilan (f) (%)
kehamilan postmatur (sesudah 42 minggu
1. Kurang 13 59,1
kehamilan), keadaan tali pusat, lilitan tali
Bulan (<37
minggu) pusat, tali pusat pendek, simpul tali pusat,
2. Cukup bulan 9 40,9
prolapsus tali pusat, bayi prematur
(37-42
minggu) (sebelum 37 minggu kehamilan),
3. Postmatur 0 0
(>42 persalinan sulit (letak sungsang, bayi
minggu) kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum,
Jumlah 22 100
Sumber : data primer 2016 forcep), kelainan bawaan dan air ketuban
Berdasarkan tabel 6. di atas
bercampur mekonium (warna kehijauan).
menunjukkan bahwa sebagian besar usia
Tabel 5. juga menunjukkan bahwa
kehamilan kurang bulan yaitu sebanyak
sebagian kecil bayi baru lahir mengalami
13orang (59,1%).
asfiksia berat yaitu sebanyak 3 bayi
(13,6%).Menurut Dewi (2013: 102) pada
PEMBAHASAN
kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami
Hasil penelitian menunjukkan
asidosis, sehingga memerlukan perbaikan
bahwa sebagian besar bayi baru lahir di
dan resusitasi aktif dengan segera. Tanda
RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota
dan gejala yang muncul pada asfiksia berat
Mojokerto mengalami asfiksia sedang
adalah sebagai berikut: frekuensi jantung
yaitu sebanyak 19 bayi (86,4%) dan bayi
kecil, yaitu < 40 kali per menit. tidak ada
yang mengalami asfiksia berat sebanyak 3
usaha napas, tonus otot lemah bahkan
bayi (13,6%).
hampir tidak ada, bayi tidak dapat
Asfiksia neonatorum adalah keadaan
memberikan reaksi jika diberikan
bayi dimana bayi tidak dapat bernafas
rangsangan, bayi tampak pucat bahkan
secara spontan dan teratur segera setelah
sampai berwarna kelabu, terjadi
lahir. keadaan ini disertai dengan hipoksia,
kekurangan oksigen yang berlanjut
hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis
sebelum atau sesudah persalinan.
(Marmi, 2015: 268). Menurut Sondakh
Kejadian asfiksi di RSU Dr. Wahidin
(2013: 177) faktor yang dapat
Sudiro Husodo Kota Mojokerto sebagian
menyebabkan gawat janin adalah sebagai
besar bayi mengalami asfiksia sedang hal
berikut: pre-eklamsia dan eklamsia,
ini disebabkan oleh faktor usia kehamilan
kurang bulan, karena bayi yang lahir bertahan hidupdiluar rahim.Makin muda
kurang bulan mempunyai organ dan alat- umur kehamilan, fungsiorgan tubuh bayi
alat tubuhbelum berfungsi normal untuk makin kurang sempurna dan memudahkan
bertahan hidupdiluar rahimdan terjadi gangguan pertumbuhan dan
memudahkan terjadi gangguan perkembangan janin salah satunya pada
pernafasansehingga terjadi asfiksia, sistem pernafasan, bayi baru lahir yang
sedangkan bayi yang mengalami asfiksi mengalami gangguan pernafasan dapat
berat disebabkan oleh usia kehamilan meningkatkan risiko mengalami asfiksia
kurang bulan dan berat badan lahir rendah. pada bayi.
Tabel 6. menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini sejalan dengan
sebagian besar bayi lahir dengan usia penelitian yang dilakukan Brillianningtyas,
kehamilan kurang bulan yaitu sebanyak 13 Berawi dan Carolia (2013) yang
orang (59,1%), hal ini menyebabkan masih menunjukkan bahwa ada hubungan yang
belumberfungsinya organ-organ tubuh signifikan antara usia kehamilan ibu
secara sempurnaseperti sistem pernafasan. dengan kejadian asfiksia neonatorum di
Menurut Gilang (2012) usiahamil ruang kebidanan RSUD dr. A.
sebagai kriteria untuk bayi prematur DadiTjokrodipo Bandar lampung. Hasil
adalah yang lahir sebelum 37 minggu ujistatistik diperoleh nilai p value = 0,001.
dengan berat lahir dibawah 2500 gram. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai
Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ OR= 3,138, artinya kehamilan
dan alat-alat tubuh yang belum berfungsi posttermmempunyai peluang 3,138 kali
normal untuk bertahan hidup diluar menyebabkan kejadian asfiksia
rahim.Makin muda umur kehamilan, neonatorumdibandingkan dengan
fungsi organ tubuh bayi makin kurang kehamilan aterm.
sempurna, prognosis juga semakin Faktor paritas juga dapat mempengaruhi
buruk.Karena masih belum berfungsinya kejadian asfiksia, dimana ibu primipara
organ-organ tubuh secara sempurna seperti dengan kejadian asfiksia sedang sebanyak
sistem pernafasan maka terjadilah asfiksia. 7 responden (31,8%) sedangkan ibu
Sebagian besar bayi yang lahir pada multipara dengan kejadian asfiksia sedang
usia kehamilan kurang bulan mengalami sebanyak 12 responden (54,5%). Menurut
asfiksia sedangdan berat. Hal ini Purnamaningrum (2012). Paritas adalah
dikarenakan bayi lahirkurang bulan jumlah persalinan yang telah dilakukan
mempunyai organ dan alat-alat oleh ibu. Paritas 2-3 adalah paritas yang
tubuhbelum berfungsi normal untuk telah melahirkan bayi dua kali atau lebih
dan merupakan paritas paling aman di Kejadian asfiksia pada bayi baru
tinjau dari sudut kematian maternal. lahir di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo
Paritas 1 beresiko karena ibu belum siap Kota Mojokerto dapat dipengaruhi karena
secara medis (organ reproduksi)atau paritas, karena sebagian besar ibu
adanya kekakuan dari otot atauserviks primipara mengalami asfiksia berat
yang kaki memberikan tahan yang sedangkan pada ibu multipara masih
jauhlebih besar dan dapat memperpanjang mengalami kejadian asfiksia sedang. Ibu
persalinan.Hasil penelitian menunjukkan primipara memiliki kekakuan dari otot
bahwa primiparity merupakan faktor atauserviks serta dinding rahim yang sudah
resiko yang mempunyai hubungan yang matangsehingga bayi baru lahir lebih
kuat terhadap mortalitas asfiksia, karena beresiko mengalami asfiksia.
ketidak mampuan ibu hamil dalam Faktor penyakit dapat
menangani komplikasi yang terjadi dalam mempengaruhi kejadian asfiksia, dimana
kehamilan, persalinan dan nifas. ibu yang mempunyai penyakit hipertensi
Sedangkan paritas diatas 4, secara fisik ibu menyebabkan bayi mengalami asfiksia
mengalami kemunduran untuk menjalani sedang, yaitu sebanyak 5 responden
kehamilan dan karena terlalu sering hamil (22,7%) dan ibu yang mempunyai riwayat
dapat menguras cadangan zat gizi tubuh infeksi menyebabkan menyebabkan bayi
ibu dan lebih adanyakemunduran daya mengalami asfiksia sedang, yaitu sebanyak
lentur (elastisitas) jaringan yangsudah 5 responden (22,7%). Menurut Gilang
berulang kali diregangkan (2012) hipertensi pada kehamilan
kehamilan,sehingga dinding rahim dan merupakan penyebab utama morbiditas
dinding perut kendor kekenyalansudah dan mortalitas ibu dan fetus.Preeklampsi
kurang sehingga dapat dan eklampsia dapat mengakibatkan
memperpanjangproses persalinan dan keterlambatan pertumbuhan janin dalam
nutrisi yang dibutuhkan janin kandungan atau Intrauterine Growth
berkurang.Keadaan tersebut memberikan Restriction (IUGR) dan kelahiran mati.
predisposisi untuk terjadi Sebagian besar ibu yang mengalami
perdarahan,partus lama, plasenta hipertensi menyebabkan bayi mengalami
previa,rupture uteri, solusio plasenta,hal asfiksia sedang, hal ini disebabkan karena
tersebut meningkatkan resiko bayi hipertensi dan preeklampsia akan
mengalami kecacatan dan gangguan menyebabkan perkapuran di daerah
pernafasan yang dapat berakhir dengan plasenta. Sedangkan bayi memperoleh
terjadinya asfiksia bayi baru lahir. makanan dan oksigen dari plasenta,
dengan adanya perkapuran di daerah Hendaknya peneliti selanjutnya
plasenta, suplai makanan dan oksigen yang dapat mengembangkan penelitian ini
masuk ke janin berkurang.Air ketuban dengan meneliti tentang faktor yang
bercampur mekonium (warna kehijauan) mempengaruhi kejadian asfiksia pada bayi
juga dapat memperbesar kemungkinan baru lahir selain faktor usia kehamilan.
bayi mengalami asfiksia. Bagi tempat penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
PENUTUP dijadikan sebagai data dasar dalam
Simpulan melakukan intervensi pada pasien
Kejadian asfiksia berdasarkan usia khususnya pada bayi yang mengalami
kehamilan di RSUD dr. Wahidin Sudiro asfiksia.
Husodo sebagian besar bayi baru lahir
DAFTAR PUSTAKA
mengalami asfiksia sedang yaitu sebanyak
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
19 bayi (86,4%) dan bayi yang mengalami Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
asfiksia berat sebanyak 3 bayi (13,6%) hal
Brillianningtyas, L, Berawi M & Carolia
ini dipengaruhi oleh faktor usia kehamilan N. 2013. Hubungan Kehamilan
Lewat Waktu dan Bayi Prematur
kurang bulan (<37 minggu), penyakit yang
dengan Kejadian Asfiksia
menyertai ibu pada saat hamil,multiparitas Neonatorum. Jurnal Kedokteran
Universitas Lampung ISSN 2337-
dan bayi dengan berat badan lahir rendah
3776
dapat mengakibatkan terjadinya asfiksia. Dewi, Vivian Nanny Lia dan Suharsih, Tri.
2013. Asuhan Neonatus bayi dan
Anak Balata . Jakarta: Salemba
Saran Medika
Bagi tenaga kesehatan Dinkes Jatim. 2013. Profil Kesehatan
Tenaga kesehatan atau bidan Provinsi Jawa Timur. Surabaya:
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
diharapkan dapat melakukan deteksi
Timur
dini/skrining dengan lebih baik dan teliti Gilang, Notoatmodjo, H & Rakhmawatie,
M.D. 2012. Faktor- Faktor Yang
sehingga
Berhubungan Dengan Kejadian
dapatsegeradilakukanpenanganansecarako Asfiksia Neonatorum (Studi Di
RSUD Tugurejo Semarang).
mprehensif.
Skripsi Fakultas Kedokteran
Bagi Peneliti Selanjutnya Universitas Muhammadiyah
Semarang
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Metode
Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika
Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2013. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Putri, Ernila Constantia. 2010. Hubungan
Indonesia Prematuritas Dengan Kejadian
Marmi&Rahardjo, Kukuh. 2015. Asuhan Asfiksia di RSUD Tasikmalaya
Neonatus, Bayi, balita dan Anak Tahun 2009. Karya Tulis Ilmiah
Prasekolah. Yogyakarta Pustaka Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Pelajar Respati Tasikmalaya
Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri. Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan
Buku Kedokteran Jakarta : EGC. Kebidanan Persalinan dan Bayi
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Baru Lahir. Jakarta: Erlangga
penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Setiadi. 2013. Konsep Dan Penulisan
Rineka Cipta. Riset Keperawatan. Yogyakarta :
Nugroho, Taufan, Nurrezki, Warnaliza, Graha Ilmu
Desi & Wilis. 2014. Buku Ajar Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010.
Askeb 1 Kehamilan. Yogyakarta: Ilmu Kebidanan, Patologi dan
Nuha Medika Fisiologi Persalinan. Yogyakarta:
Nursalam. 2013. Konsep dan penerapan Yayasan Esentia Medika.
metodologi penelitian ilmu Wiradharma, Kardana I Md & Dharma
keperawatan. Jakarta: Salemba A.I. 2013. RisikoAsfiksia Pada
Medika. Ketuban Pecah Dini di RSUP
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Sanglah. Jurnal Sari Pediatri, Vol.
Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina 14, No. 5, Februari 2013
Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta :Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu
Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina
Pustaka.

You might also like