Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata pada
glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan intraokular (TIO) bola mata, atrofi
papil saraf optik dan menciutnya lapangan pandang.1,2
Mekanisme peningkatan TIO pada glaukoma adalah gangguan aliran keluar humor
akuous akibat kelainan sistem drainase sudut kamera anterior atau gangguan akses
humor akuouske sistem drainase.2
Glaukoma sudut terbuka primer adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan
penglihatan (defek lapangan pandang) yang disertai dengan peningkatan tekanan
intraokuler akibat defek pada trabekula meshwork yang menyebabkan terjadinya
resistensi dari drainase humor akuous, dimana peningkatan TIO terjadi secara perlahan-
lahan dan mengakibatkan kerusakan pada saraf optik.3,4
Pengobatan ditujukan untuk menurunkan TIO dan apabila mungkin memperbaiki
patogenesis yang mendasarinya.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Mata
Tiap bola mata merupakan sturtur kista yang teregang akibat tekanan di
dalamnya.Meskipun sepintas terlihat bundar, ternyata bola mata tidak sepenuhnya
berbentuk bola namun berbentuk bulat dengan daerah yang agak pipih/terkikis
(sferoid).Titip pusat konveksitas maksimum dari kurvatur anterior dan posterior disebut
kutub anterior dan posterior.
Dimensi bola mata dewasa adalah sebagai berikut:
Diameter anteroposterior : 24 mm
Diameter horizontal : 23,5 mm
Diameter vertical : 23 mm
Keliling : 75 mm
Volume : 6,5 ml
Berat : 7 gram
Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yang terluar dikenal dengan lapisan fibrosa,
kemudian lapisan tengah adalah lapisan vascular, dan yang terdalam adalah lapisan
nervosa
1. Lapisan fibrosa
Merupakan dinding kuat yang dimana melindungi isi intraokuler. Bagian 1/6
anterior yang transparan disebut kornea, dan 5/6 sisanya yang terlihat opak disebut
sclera. Penghubung antara kornea dan sclera disebut limbus.Konjungtiva melekat
pada limbus tersebut.
2. Lapisan vascular (jaringan uveal)
Mensuplai nutrisi ke berbagai struktur pada bola mata. Terdiri dari tiga bagian,dari
anterior ke posterior: iris, corpus ciliaris, dan koroid.
3. Lapisan nervosa (retina)
Berfungsi sebagai fungsi visual.
Pada bola mata, terbagi dua segmen yaitu anterior dan posterior.Segmen anterior
terdiri dari lensa kristalin (yang dimana melekat oleh zonula di corpus siliaris). Terdapat
dua ruang yang terisis aqueous humour, yaitu ruang anterior (anterior chamber) dan
posterior (posterior chamber). Segmen posterior terdiri dari vitreous humour (zat
berbentuk seperti gel yang mengisi ruang di belakang lensa), retina, koroid, dan diskus
optikus.
Gambar 2 : Potongan struktur ocular anterior yang menunjukkan Bilik Mata Depan
Korpus siliaris berada di iris dan koroid, pada traktus uveal. Korpus siliaris
memanjang ke posterior sekitar 6 mm dari sclera hingga ora serrate. Terdiri dari
muskulus siliaris, prosesus siliaris (pars plicata), dan pars plana.
Muskulus Siliaris
Terdapat tiga lapisan muskulus siliaris berdasarkan serat ototnya, longitudinal,
sirkular, dan lapisan radialis. Serat longitudinal merupakan bagian terluar dari korpus
siliaris, yang melekat pada sclera dan trabekula meshwork korneoskleral bagian anterior.
Di posterior, otot masuk ke lamina suprakoroidal melalui ora serrate. Serat sirkular yang
lebih dalam terletak pada bagian anterior korpus siliaris dan berjalan secara parallel ke
limbus. Serat sirkular dan longitudinal dihubungkan satu sama lain oleh lapisan radialis.
Prosesus siliaris
Merupakan lapisan dalam muskulus siliaris. Sekitar 70 prosesus siliaris yang utama
yang dimana memiliki panjang sekitar 2 mm, lebar 0,5 mm, dan tinggi 1 mm, memiliki
permukaan yang tidak rata (ireguler). Prosesus siliaris minor lebih kecil, berada diantara
prosesus siliaris major. Tiap prosesus major tersusun dari inti kapiler pada bagian dalam,
dikelilingi stroma, dan memiliki epitelium lapisan ganda (double-layered), yang bagian
luar berpigmentasi dan bagian dalam merupakan lapisan tidak berpigmentasi. Lapisan
berpigmen mengarah ke stroma dan yang tidak berpigmen lapisan yang menyelimuti
posterior chamber. Sel epithel siliaris dihubungkan oleh intercellular junction yang
mengontrol keluar-masuk air, ion, dan makromolekul ke aqueous humour.
Gambar 3: Epitelium prosesus siliaris dan produksi aqueous humor.
2.7 Diagnosis
Pemeriksaan Pada Glaukoma
Pemeriksaan mata rutin adalah merupakan cara terbaik untuk deteksi terjadinya glaukoma.
Berikut merupakan jenis-jenis pemeriksaan yang daapt dilakukan;
2.8 Tatalaksana
2.9 Prognosis
Tanpa pengobatan, glaukoma sudut terbuka dapat berkembang secara perlahan hingga
akhirnya menimbulkan kebutaan total. Apabila obat tetes antiglaukoma dapat mengontrol
tekanan intraokular mata yang belum mengalami kerusakan glaukomatosa luas, prognosisnya
akan baik (walaupun penurunan lapangan pandang dapat terus berlanjut pada tekanan
intraokular yang telah normal). Apabila proses terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien
glaukoma dapat ditangani dengan baik secara medis. Trabekulektomi merupakan pilihan yang
baik bagi pasien yang mengalami perburukan meskipun telah menjalani terapi medis.
2.10 Komplikasi
Glaukoma dapat menyebabkan hilangnya penglihatan sebagian atau seluruhnya dimana
dikenal sebagai glaukoma absolut. Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma
(sempit/terbuka) dimana terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan
gangguan fungsi lanjut. Kornea terlihat keruh, bilik anterior dangkal, papil atrofi dengan
ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Apabila disertai nyeri
yang tidak tertahan dapat dilakukan cyclocyo terapi untuk mengurangi nyeri. Seringkali
enukleasi merupakan tindak yang paling efektif. Apabila tidak disertai nyeri, bola mata
dibiarkan.
BAB III
KESIMPULAN
Daftar Pustaka