You are on page 1of 10

NAMA : MALHATUN

NIM : A1C015074

BAB LIMABELAS
EKUITAS PEMEGANG SAHAM

A. Bentuk Perseroan
Keunggulan perseroan adalah kemudahannya menarik dan mengakumulasi jumlah
modal yang besar. Karakteristik khusus dari bentuk perseroan yang mempengaruhi
akuntansi adalah :
1. Pengaruh hukum perseroan negara bagian
Siapapun yang akan mendirikan perusahaan harus menyerahkan anggaran dasar
perusahaan pada Negara bagian tempat perusahaan itu kan didirikan. Dengan
mengasumsikan bahwa kewajiban telah terpenuhi secara layak, izin perusahaan
diterbitkan, dan perusahaan diakui menjadi entitas hokum yang tunduk pada
hukum Negara bagian. Tanpa memperhatikan jumlah negara bagian di mana
perusahaan memiliki divisi operasi, perseroan hanya didirikan pada satu negara
bagian.
2. Penggunaan modal saham atau sistem saham
Setiap saham memiliki hak dan keistimewaan atau privilege tertentu yang hanya
dapatdibatasi oleh kontrak khusus pada saat saham diterbitkan. Seseorang harus
menliti anggaran dasar perusahaan, sertifikat saham, dan ketentuan hokum Negara
bagian untuk meyakinakan pembatasan atas atuuu variasi dari hak dan
keistimewaan standar. Jika tidak ada ketentuan yang membatasi, maka setiap
saham memiliki hak-hak berikut :
a. Untuk membagi laba dan rugi secara proporsional.
b. Untuk ikut serta dalam manajemen (hak untuk direktur) secar proporsional.
c. Untuk membagi aktiva perusahaan bila terjadi likuidasi secara proporsional.
d. Untuk ikut serta secara proporsional dalam setiap penerbian saham baru dari
kelompok yang sama yang disebut hak istimewa (preemptive right).
3. Berbagi kepentingan kepemilikan
Dalam setiap perseroan, satu kelompok saham harus mewakli hak kepemilikan
dasar. Kelompok saham tersebut dinamakan saham biasa. Saham biasa (common
stock) adalah hak residu perseroan yang menanggung resiko besar bila terjadi
kerugian dan menerima manfaat bila terjadi keuntungan. Saham ini tidak dijamin
menerima deviden ataupembagian aktiva bila perusahaan dilikuidasi. Saham
preferen (preferred stock) adalah saham yang memiliki hak khusus tertentu seerti
pendahuluan hak dalam menerima pembagian deviden.

B. Modal Perseroan
Ekuitas pemilik atau pemegang saham (stockholders / owners equity) merupakan
kontribusi kumlatif bersih oleh pemegang saham ditambah laba yang telah ditahan.
Tiga kategori yang biasanya muncul sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham :
1. Modal saham
2. Tambahan modal disetor
3. Laba ditahan
Dua kategori yang pertama, yaitu modal saham dan tambahan modal disetor,
merupakan modal kontribusi. Laba ditahan merupakan modal yang diperoleh
perusahaan. Modal kontribusi atau modal disetor adalah total jumlah yang disetorkan
kemodal saham, jumlah tersebut diberika oleh pemegang saham kepada perseroan
untuk dignakan dalam bisnisnya.

1. Penerbita saham
a. Saham dengan nilai pari
Nilai pari saham tidak memiliki hubungan dengan nilai pasar wajarnya. Saat
ini, nilai pari yan berkaitan dengan penerbitan sbagian besar modal saham
sangat rendah. Nilai pari yang rendah membantu perusahaan menghindari
kewajiban kontinjensi yang berkaitan denan saham yang dijual dibawah nilai
pari. Untuk memperlihatkan informasi tentang penerbitan saham dengan nilai
pari, akun harus diperlihatkan untuk masing-masing kelomk saham berikut :
1) Saham preferen atau saham biasa. Kedua akun ini mencerminkan nilai pari
saham perseroan yang diterbitkan. Akun ini dkredit ketika saham pertama
kali diterbitkan. Tidak ada ayat jurnal tambahan dalam akun ini kecuali ada
saham tambahanyang diterbitkan atau saham ditarik.
2) Modal disetor yang melebihi nilai pari atau tambahan modal disetor
(additial paid-in capital). Menunjukan setiap kelebihan atas nilai pari yang
disetor oleh pemegang saham sebagai pengganti saham yang diterbitkan
untuk mereka.
b. Saham tanpa nilai pari
Alasan penerbitan saham tanpa nilai pari ada dua yaitu : pertama, penerbitan
saham tanpa nilai pari untuk menghindari kewajiban kontinjensi yang mungkin
terjadi bila saham dengan nilai pari diterbitkan pada disago. Kedua, masih ada
keracunan dalam hubungan antar nilai pari dan nilai pasar wajar. Jika saham
tidak memiliki nilai pari maka perlakuan yang dapat dipertanyakan dalam
mengunakan nilai pari sebagai dasar untuk nilai wajar tidak akan muncul.
Kelemahan utama dari saham tanpa nilai pari adalah beberapa Negara bagaian
mengenakan pajak yang tinggi atas penerbitan ini dan totalnya akan dimasukan
sebagai modal dasar, yang akan mengurangi fleksibilitas dalam membayar
deviden.
c. Saham yang diterbitkan dengan sekuritas lainnya (penjualan lump sum)
Umumnya perseroan menjual kelompok saham yang terpisah satu sama lain
sehingga hasil relative untuk setiap kelompok, dan bahakan relative untuk
setiap lot, dapat diketahui. Kadngkala, dua atau lebih sekuritas diterbitkan oleh
perusahaan untuk suatu pembayaraan tunggal atau sekaligus (lump sum).
Masalah akuntansi dalam penjualan lump sum adalah mengalokasikan hasil
diantara beberapa kelompok sekuritas. Perusahaan menggunakan dua metode
alokasi yang tersedia, yaitu (1) metode proporsional (2) metode inkremental
d. Saham yang diterbitkan dalam transaksi non kas
Akuntansi untuk penerbitan saham atas property atau jasa kadang-kadang
menimbulkan masalah dalam penilaian. Aturan umunya adalah saham yang
diterbitkan untuk jasa atau property selain kas harus dicatat, baik pada nilai
pasar wajar saham yang diterbitkan maupan pada nilai pasar wajar
pertimbangan nonkas yang diterima, tergantung mana yang dapat ditentukan
secara lebih jelas.
e. Biaya penerbitan saham
Biaya penerbitan adalah biaya pembiayaan dan harus mengurangi hasil yang
diterima dari penjualan saham. Gaji manajemen dan biaya tidak langsung
lainnya yang berhubungan dengan penerbitan saham harus dibebankan pada
saat dikeluarkan karena sulit untuk menetapkan hubungan anatara biaya-biaya
tersebut dengan hasil yang diterima dari penjualan.

2. Reakuisis Saham
Adalah umum bagi perusahaan untuk membeli kembali saham-sahamnya. Dalam
kenyataanya, pembelian kembali saham saat ini melebihi deviden sebagai bentuk
distribusi kepada pemegang saham. Alasan perusahaan membeli kembali
sahamnya yang beredar cukup bervariasi, diantaranya :
1) Untuk memenuhi distribusi pajak yang efesien dari kelebihan kas kepada
pemegang saham.
2) Untuk meningkatkan laba per saham dan pengembalian atas ekuitas (ROE).
3) Untuk memenuhi saham dalam kontrak kompensasi saham karyawan atau
memenuhi kebutuhan manager yang potensial.
4) Untuk menghindari upaya pengambilalihan atau mengurangi jumlah pemegang
saham.
5) Membentuk pasar bagi saham

a. Pembelian saham tresuri


Saham tresuri adalah saham milik perusahaan yang telah dibeli kembali setelah
diterbitkan dan dibayar penuh. Dua metode umum untuk menangani saham
tresuri adalah :
1) Metode biaya menghasilkan pendebetan akun saham tresuri untuk biaya
reakuisisi, serta dalam pelaporan akun ini sebagai suatu pengurangan dari
total modal disetor dan laba ditahan dineraca.
2) Metode nilai pari atau nilai ditetapkan, mencatat semua transaksi saham
tresuri pada nilai parinya dalam melaporkan saham tresuri hanya sebagai
pengurangan atas modal saham.
Tidak peduli metode mana yang digunakan, biaya saham tresuri yang
diakuisisi tidak boleh dimasukkan dalam laba ditahan.
b. Penjualan saham tresuri
Saham treasuri biasanya dapat dijual atau ditarik. Pada saat saham treasuri
dijual, akuntansi untuk penjualan itu tergantung pada harganya. Jika harga jual
saham treasuri sama dengan harga pokoknya, maka penjualan saham itu dicatat
dengan mendebet Kas dan mngkredit Saham Treasuri. Dalam kasus di mana
harga jual saham treasuri tidak sama dengan harga pokoknya, maka akuntansi
untuk penjualan saham treasuri di atas harga pokoknya akan berbeda dengan
akuntansi untuk saham treasuri yang dijual di bawah harga pokoknya. Akan
tetapi, penjualan saham treasuri baik di atas atau di bawah harga pokoknya
akan meningkatkan total aktiva dan ekuitas pemegang saham.
Apabila harga jual saham treasuri lebih besar dari harga pokoknya, maka
perbedaan ini dikredit ke Modal Disetor dari Saham Treasuri. Alasannya
karena : (1) Keuntungan atas penjualan itu terjadi ketika aktiva dijual, dan
saham treasuri bukan merupakan aktiva. (2) Perusahaan tidak merealisasikan
keuntungan atau menanggung kerugian dari transaksi saham dengan pemegang
sahamnya. Begitupun sebaliknya, apabila saham treasuri dijual di bawah harga
pokoknya, maka kelebihan harga pokok atas harga jual didebet ke Modal
Disetor dari Saham Treasuri. Dari pernyataan diatas (penjualan di atas harga
pokok dan penjualan di bawah harga pokok) terlihat bahwa (1) Saham Treasuri
dikredit pada harga pokok dalam setiap ayat jurnal, (2) Modal Disetor dari
Saham Treasuri digunakan untuk perbedaan antara harga pokok dan harga jual
kembali saham tersebut, dan (3) akun modal disetor awal, Saham Biasa, tidak
terpengaruh.
c. Penarikan Saham Treasuri
Dewan direksi dapat menyetujui penarikan saham treasuri. Keputusan ini
menghasilkan pembatalan saham treasuri dan pengurangan jumlah saham yang
diterbitkan. Penarikan saham treasuri mempunyai status sebagai saham yang
diotorisasi dan saham yang belum diterbitkan. Pengaruh akuntansinya adalah
sama dengan penjualan saham treasuri kecuali bahwa debet dilakukan kea kun
modal disetor yang dapat diaplikasikan ke penarikan saham, bukan ke kas.

C. Saham Preferen
Saham preferen adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki beberapa preferensi
atau kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Karakteristik berikut
adalah yang paling sering berkaitan dengan penerbitan saham preferen :
1. Preferensi atas dividen
2. Preferensi atas aktiva pada saat likuidasi
3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa
4. Dapat ditebus pada opsi perseroan
5. Tidak mempunyai hak suara
Karakteristik yang membedakan saham preferen dengan saham biasa mungkin terletak
pada sifatnya yang lebih tertutup dan negatif di samping preferensinya.

1. Karakteristik Saham Preferen


a. Saham Preferen Kumulatif
Saham preferen kumulatif dinyatakan bahwa jika perseroan gagal membayar
dividen dalam suatu tahun, maka harus dibayarkan dalam tahun berikutnya
sebelum laba dapat dibagikan kepada pemegang saham biasa. Jika direktur
tidak mengumumkan dividen pada tanggal pembagian dividen yang biasa,
maka dividen itu disebut sebagai passed (terlewat). Setiap dividen yang
terlewat atas saham preferen kumulatif merupakan dividen tertunggak. Karena
tidak ada kewajiban yang terjadi sampai dewan direksi mengumumkan
dividen, maka dividen tertunggak tidak dicatat sebagai kewajiban tetapi
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Saham prerferen
nonkumulatif jarang diterbitkan karena dividen yang terlewat akan hilang
selamanya bagi pemegang saham preferen dan akibatnya penerbitan saham ini
tidak dapat dipasarka.
b. Saham Preferen Partisipasi
Pemegang saham preferen partisipasi membagi rata dengan pemegang saham
biasa setiap pembagian laba di luar tingkat yang ditentukan. Saham preferen
partisipasi tidak selalu berpartisipasi penuh, tetapi berpartisipasi sebagian
(parsial).
c. Saham Preferen Konvertibel
Saham preferen konvertibel mengizinkan pemegang saham, menurut opsinya,
menukar saham preferen menjadi saham biasa pada rasio yang telah ditentukan
sebelumnya. Pemegang saham preferen konvertibel tidak hanya menikmati
klaim preferen atas dividen tetapi juga memiliki opsi konversi ke pemegang
saham biasa dengan partisipasi tak terbatas atas laba.
d. Saham Preferen yang Dapat Ditarik
Saham preferen yang dapat ditarik mengizinkan perusahaan penerbit saham
untuk menarik atau menebus, pada opsinya, saham preferen yang beredar pada
tanggal tertentu di masa depan dan pada harga yang ditentukan. Banyak
penerbitan saham preferen bersifat dapat ditarik. Harga penarikan atau
penebusan biasanya ditetapkan sedikit di atas harga penerbitan awal dan
biasanya ditentukan pada satuan yang berkaitan dengan nilai pari. Karakteristik
dapat ditarik memungkinkan perusahaan menggunakan modal yang diperoleh
melalui penerbitan saham semacam itu, sampai kebutuhan telah terpenuhi atau
saham tidak menguntungkan lagi.
e. Saham Preferen yang Dapat Ditebus
Saham preferen yang dapat ditebus mempunyai periode penebusan wajib atau
karakter penebusan yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan penerbit
saham. Sebelumnya, perusahaan publik tidak diizinkan untuk melaporkan
ekuitas preferen yang bersifat seperti hutang ini, tetapi mereka juga tidak
diharuskan untuk melaporkannya sebagai kewajiban. Ada keprihatinan
menyangkut kasifikasi sekuritas seperti hutang ini, yang dapat dilaporkan
sebagai ekuitas atau dalam kelompok mezzanine pada neraca antara hutang
dan ekuitas. Dalam praktiknya juga terdapat perbedaan pelaporan dividen dari
sekuritas ini. Baru-baru ini FASB melaporkan sebuah standar yang
memepengaruhi perlakuan akuntansi untuk instrument hibrida tertentu dan
mengharuskan sekuritas yang bersifat seperti hutang, seperti saham preferen
yang dapat ditebus agar dikelompokkan sebagai kewajiban dan diukur dan
diperlakukan seperti kewajiban.

2. Akuntansi dan Pelaporan Saham Preferen


Saham preferen umumnya tidak mempunyai tanggal jatuh tempo. Sehingga, tidak
ada kewajiban hokum untuk membayar pemegang saham preferen. Akibatnya,
perusahaan mengkasifikasikan saham preferen sebagai bagian dari ekuitas
pemegang saham. Saham preferen biasanya dilaporkan pada nilai pari sebagai pos
pertama dalam kelompok ekuitas pemegang saham dari neraca perusahaan. Setiap
kelebihan atas nilai pari dilaporkan sebagai bagian dari tambahan modal disetor.
Dividen saham preferen diperlakukan sebagai distribusi laba dan bukan sebagai
beban perseroan. Perusahaan harus mengungkapkan hak-hak yang berhubungan
dengan saham preferen yang beredar.

D. Kebijakan Dividen
Sangat sedikit perusahaan yang membayar dividen dalam jumlah yang sama dengan
laba ditahan yang tersedia secara lega. Alasan utamanya adalah sebagai berikut :
1. Persetujuan (kontrak obligasi) dengan kreditor tertentu untuk menahan semua atau
sebagian laba, dalam bentuk aktiva, guna membentuk proteksi tambahan terhadap
kemungkinan kerugian.
2. Beberapa hukum perseroan negara bagian mensyaratkan bahwa laba yanag
ekuivalen dengan biaya saham treasuri yang dibeli dilarang untuk diumumkan
sebagai dividen.
3. Keinginan untuk menahan aktiva yang tidak dibayarkan sebagai dividen guna
membiayai pertumbuhan atau ekspansi. Hal ini kadang-kadang disebut sebagai
pembiayaan internal, laba yang direinvestasi, atau menanamkan kembali laba
dalam perusahaan.
4. Keinginan untuk memperlancar pembayaran dividen dari tahun ke tahun dengan
mengakumulasi laba dalam tahun-tahun yang menghasilkan laba dan
menggunakan akumulasi laba itu sebagai dasar untuk membayar dividen dalam
tahun-tahun yang buruk.
5. Keinginan untuk membentuk pelindung atau penyangga terhadap kemungkinan
kerugian atau kesalahan dalam kalkulasi laba.

1. Kondisi Keuangan dan Pembagian Dividen


Sebelum dividen diumumkan, manajemen harus mempertimbangkan ketersediaan
dana untuk membayar dividen. Suatu dividen sebaiknya tidak dibayarkan kecuali
baik posisi keuangan sekarang ataupun yang akan dating tampak menjamin
pembagian dividen.
SEC telah menganjurkan perusahaan untuk mengungkapkan kebijakan dividennya
pada laporan tahunan. Mereka yang (1) memiliki laba tetapi tidak membayarkan
dividen, atau (2) tidak berharap membayar dividen pada masa depan dianjurkan
untuk melaporkan informasi ini. Di samping itu, perusahaan yang telah memiliki
pola pembayaran dividen yang konsisten dianjurkan untuk menunjukkan apakah
mereka ingin melanjutkan praktek ini di masa depan.
2. Jenis-jenis Dividen
Pembagian dividen umumnya didasarkan atas akumulasi laba (yaitu laba ditahan)
atau atas beberapa pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor. Dividen
memiliki jenis sebagai berikut :
a. Dividen Tunai
Dewan direksi melakukan pemungutan suara umtuk mengumumkan dividen
tunai, dan jika hasilnya disetujui, maka dividen segera diumumkan, sebelum
dividen dibayarkan, daftar pemegang saham terakhir harus disiapkan. Karena
itu, biasanya terdapat tenggang waktu antara saat pengumuman dan
pembayaran. Pengumuman dividen tunai merupakan kewajiban dan, karena
pembayaran biasanya dilakukan dengan segera, maka biasanya disebut sebagai
kewajiban lancar.
b. Dividen Properti
Hutang dividen dalam bentuk aktiva perusahaan selain kas disebut sebagai
dividen properti atau dividend in kind. Dividen properti dapat berupa barang
dagang, real estat, atau investasi, atau bentuk lainnya yang dirancang oleh
dewan direksi. Ketika dividen properti diumumkan, perusahaan harus
menetapkan kembali nilai wajar properti yang akan dibagikan, dengan
mengakui setiap keuntungan atau kerugian sebagai perbedaan antara nilai
wajar dan nilai buku properti pada tanggal pengumuman.
c. Dividen Likuidasi
Dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan kadang-kadang disebut
sebagai dividen likuidasi, yang menyiratkan bahwa dividen ini merupakan
pengembalian dari investasi pemegang saham dan bukan dari laba. Dengan
kata lain, setiap dividen yang tidak didasarkan pada laba merupakan
pengurangan modal disetor perusahaan dan, sejauh itu, merupakan dividen
likuidasi.
d. Dividen Saham
Dividen saham merupakan penerbitan oleh suatu perseroan atas saham
miliknya sendiri kepada pemegang saham atas dasar prorate. Beberapa akuntan
berpendapat bahwa nilai pari saham yang diterbitkan sebagai dividen harus
ditransfer dari laba ditahan ke modal saham. Sementara yang lainnya
berpendapat bahwa nilai wajar saham yang diterbitkan yaitu nilai pasarnya
pada tanggal pengumuman harus ditransfer dari laba ditahan ke modal saham
dan tambahan modal disetor.

3. Pemecahan saham
Dari sudut pandang akuntansi, tidak ada ayat jurnal yang dicatat untuk pemecahan
saham. Namun suatu catatan memorandum dibuat untuk menunjukkan bahwa nilai
pari saham telah berubah, dan jumlah saham telah bertambah.

4. Perbedaan Pemecahan Saham dan Dividen Saham


Dari sudut pandang legalitas, pemecahan saham berbeda dengan dividen saham,
karena pemecahan saham menghasilkan kenaikan jumlah saham yang beredar dan
penurunan nilai pari atau nilai ditetapkan per saham. Sementara, dividen saham,
meskipun menghasilkan kenaikan jumlah saham yang beredar, namun tidak
mengurangi nilai pari; jadi dividen itu menambah total nilai pari saham yang
beredar.

5. Pengungkapan Pembatasan atas Laba Ditahan


Dalam banyak perusahaan terdapat pembatasan atas laba ditahan atau dividen,
tetapi tidak ada ayat jurnal formal yang dibuat. Pembatasan seperti itu paling baik
diungkapkan dengan catatan. Catatan dalam tanda kurung kadang-kadang
digunakan, tetapi pembatasan yang ditentukan menurut kontrak obligasi atau
perjanjian kredit biasanya memerlukan penjelasan lebih lanjut. Catatan
memberikan media penjelasan yang lebih lengkap dan membebaskan laporan
keuangan dari notasi singkatan. Pengungkapan catatan harus menjelaskan sumber
pembatasan, ketentuan yang berkaitan, dan jumlah laba ditahan yang terkena
pembatasan, atau jumlah laba yang tidak terkena pembatasan.

E. Penyajian dan Analisis Ekuitas Pemegang Saham


1. Penyajian
a. Neraca
Preferensi likuidasi harus diungkapkan dalam bagian ekuitas pada neraca, dan
bukan dalam catatan pada laporan keuangan, untuk menekankan kemungkinan
akibat pembatasan ini pada arus kas di masa depan.
b. Laporan Ekuitas Pemegang Saham
Laporan ekuitas pemegang saham biasanya disajikan dalam format dasar
sebagai berikut :
- Saldo pada awal periode
- Penambahan
- Pengurangan
- Saldo pada akhir periode.
Pengungkapan perubahan pada akun terpisah dari ekuitas pemegang saham
disyaratkan untuk membuat laporan keuangan yang cukup informatif.
Pengungkapan perubahan seperti itu dapat mengambil bentuk laporan terpisah
atau dibuat dalam laporan keuangan dasar atau catatan yang menyertainya.

2. Analisis
Analis menggunakan rasio ekuitas pemegang saham untuk mengevaluasi
profitabilitas dan solvensi jangka panjang perusahaan. Ada tiga rasio ekuitas
pemegang saham, yaitu :
a. Tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa
b. Rasio pembayaran
c. Nilai buku per saham

You might also like

  • FTMP XX RNDWN
    FTMP XX RNDWN
    Document9 pages
    FTMP XX RNDWN
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Bank
    Bank
    Document2 pages
    Bank
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Materialitas Audit
    Materialitas Audit
    Document6 pages
    Materialitas Audit
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • AI
    AI
    Document3 pages
    AI
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Audit
    Audit
    Document3 pages
    Audit
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • BERBAKTI
    BERBAKTI
    Document6 pages
    BERBAKTI
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Format KK Audit III
    Format KK Audit III
    Document2 pages
    Format KK Audit III
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Bank
    Bank
    Document5 pages
    Bank
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Bank
    Bank
    Document5 pages
    Bank
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Akbank
    Akbank
    Document1 page
    Akbank
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Audit
    Audit
    Document2 pages
    Audit
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • AK1
    AK1
    Document18 pages
    AK1
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Latihan 22
    Latihan 22
    Document2 pages
    Latihan 22
    Melly Nurmalasari
    33% (3)
  • Lirik Lagu
    Lirik Lagu
    Document1 page
    Lirik Lagu
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Akbi Ku
    Akbi Ku
    Document11 pages
    Akbi Ku
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • SIAK UPJ
    SIAK UPJ
    Document69 pages
    SIAK UPJ
    Melly Nurmalasari
    100% (1)
  • OPTIMASI PENGENDALIAN INTERN
    OPTIMASI PENGENDALIAN INTERN
    Document13 pages
    OPTIMASI PENGENDALIAN INTERN
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Deskripsi Rumah
    Deskripsi Rumah
    Document1 page
    Deskripsi Rumah
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Pajak Se
    Pajak Se
    Document754 pages
    Pajak Se
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Nabilla Cinthiyaningrum (A1c015095)
    Nabilla Cinthiyaningrum (A1c015095)
    Document10 pages
    Nabilla Cinthiyaningrum (A1c015095)
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Li Abi Litas
    Li Abi Litas
    Document1 page
    Li Abi Litas
    Anonymous yYsDITcY
    No ratings yet
  • Akmen KLMPK 5
    Akmen KLMPK 5
    Document8 pages
    Akmen KLMPK 5
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Savage Motors Indo
    Savage Motors Indo
    Document2 pages
    Savage Motors Indo
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Document18 pages
    Presentation 1
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Azmi DKK
    Azmi DKK
    Document56 pages
    Azmi DKK
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Descriptive
    Descriptive
    Document1 page
    Descriptive
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet
  • Azmi
    Azmi
    Document5 pages
    Azmi
    Melly Nurmalasari
    No ratings yet