Professional Documents
Culture Documents
NIM : A1C015074
BAB LIMABELAS
EKUITAS PEMEGANG SAHAM
A. Bentuk Perseroan
Keunggulan perseroan adalah kemudahannya menarik dan mengakumulasi jumlah
modal yang besar. Karakteristik khusus dari bentuk perseroan yang mempengaruhi
akuntansi adalah :
1. Pengaruh hukum perseroan negara bagian
Siapapun yang akan mendirikan perusahaan harus menyerahkan anggaran dasar
perusahaan pada Negara bagian tempat perusahaan itu kan didirikan. Dengan
mengasumsikan bahwa kewajiban telah terpenuhi secara layak, izin perusahaan
diterbitkan, dan perusahaan diakui menjadi entitas hokum yang tunduk pada
hukum Negara bagian. Tanpa memperhatikan jumlah negara bagian di mana
perusahaan memiliki divisi operasi, perseroan hanya didirikan pada satu negara
bagian.
2. Penggunaan modal saham atau sistem saham
Setiap saham memiliki hak dan keistimewaan atau privilege tertentu yang hanya
dapatdibatasi oleh kontrak khusus pada saat saham diterbitkan. Seseorang harus
menliti anggaran dasar perusahaan, sertifikat saham, dan ketentuan hokum Negara
bagian untuk meyakinakan pembatasan atas atuuu variasi dari hak dan
keistimewaan standar. Jika tidak ada ketentuan yang membatasi, maka setiap
saham memiliki hak-hak berikut :
a. Untuk membagi laba dan rugi secara proporsional.
b. Untuk ikut serta dalam manajemen (hak untuk direktur) secar proporsional.
c. Untuk membagi aktiva perusahaan bila terjadi likuidasi secara proporsional.
d. Untuk ikut serta secara proporsional dalam setiap penerbian saham baru dari
kelompok yang sama yang disebut hak istimewa (preemptive right).
3. Berbagi kepentingan kepemilikan
Dalam setiap perseroan, satu kelompok saham harus mewakli hak kepemilikan
dasar. Kelompok saham tersebut dinamakan saham biasa. Saham biasa (common
stock) adalah hak residu perseroan yang menanggung resiko besar bila terjadi
kerugian dan menerima manfaat bila terjadi keuntungan. Saham ini tidak dijamin
menerima deviden ataupembagian aktiva bila perusahaan dilikuidasi. Saham
preferen (preferred stock) adalah saham yang memiliki hak khusus tertentu seerti
pendahuluan hak dalam menerima pembagian deviden.
B. Modal Perseroan
Ekuitas pemilik atau pemegang saham (stockholders / owners equity) merupakan
kontribusi kumlatif bersih oleh pemegang saham ditambah laba yang telah ditahan.
Tiga kategori yang biasanya muncul sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham :
1. Modal saham
2. Tambahan modal disetor
3. Laba ditahan
Dua kategori yang pertama, yaitu modal saham dan tambahan modal disetor,
merupakan modal kontribusi. Laba ditahan merupakan modal yang diperoleh
perusahaan. Modal kontribusi atau modal disetor adalah total jumlah yang disetorkan
kemodal saham, jumlah tersebut diberika oleh pemegang saham kepada perseroan
untuk dignakan dalam bisnisnya.
1. Penerbita saham
a. Saham dengan nilai pari
Nilai pari saham tidak memiliki hubungan dengan nilai pasar wajarnya. Saat
ini, nilai pari yan berkaitan dengan penerbitan sbagian besar modal saham
sangat rendah. Nilai pari yang rendah membantu perusahaan menghindari
kewajiban kontinjensi yang berkaitan denan saham yang dijual dibawah nilai
pari. Untuk memperlihatkan informasi tentang penerbitan saham dengan nilai
pari, akun harus diperlihatkan untuk masing-masing kelomk saham berikut :
1) Saham preferen atau saham biasa. Kedua akun ini mencerminkan nilai pari
saham perseroan yang diterbitkan. Akun ini dkredit ketika saham pertama
kali diterbitkan. Tidak ada ayat jurnal tambahan dalam akun ini kecuali ada
saham tambahanyang diterbitkan atau saham ditarik.
2) Modal disetor yang melebihi nilai pari atau tambahan modal disetor
(additial paid-in capital). Menunjukan setiap kelebihan atas nilai pari yang
disetor oleh pemegang saham sebagai pengganti saham yang diterbitkan
untuk mereka.
b. Saham tanpa nilai pari
Alasan penerbitan saham tanpa nilai pari ada dua yaitu : pertama, penerbitan
saham tanpa nilai pari untuk menghindari kewajiban kontinjensi yang mungkin
terjadi bila saham dengan nilai pari diterbitkan pada disago. Kedua, masih ada
keracunan dalam hubungan antar nilai pari dan nilai pasar wajar. Jika saham
tidak memiliki nilai pari maka perlakuan yang dapat dipertanyakan dalam
mengunakan nilai pari sebagai dasar untuk nilai wajar tidak akan muncul.
Kelemahan utama dari saham tanpa nilai pari adalah beberapa Negara bagaian
mengenakan pajak yang tinggi atas penerbitan ini dan totalnya akan dimasukan
sebagai modal dasar, yang akan mengurangi fleksibilitas dalam membayar
deviden.
c. Saham yang diterbitkan dengan sekuritas lainnya (penjualan lump sum)
Umumnya perseroan menjual kelompok saham yang terpisah satu sama lain
sehingga hasil relative untuk setiap kelompok, dan bahakan relative untuk
setiap lot, dapat diketahui. Kadngkala, dua atau lebih sekuritas diterbitkan oleh
perusahaan untuk suatu pembayaraan tunggal atau sekaligus (lump sum).
Masalah akuntansi dalam penjualan lump sum adalah mengalokasikan hasil
diantara beberapa kelompok sekuritas. Perusahaan menggunakan dua metode
alokasi yang tersedia, yaitu (1) metode proporsional (2) metode inkremental
d. Saham yang diterbitkan dalam transaksi non kas
Akuntansi untuk penerbitan saham atas property atau jasa kadang-kadang
menimbulkan masalah dalam penilaian. Aturan umunya adalah saham yang
diterbitkan untuk jasa atau property selain kas harus dicatat, baik pada nilai
pasar wajar saham yang diterbitkan maupan pada nilai pasar wajar
pertimbangan nonkas yang diterima, tergantung mana yang dapat ditentukan
secara lebih jelas.
e. Biaya penerbitan saham
Biaya penerbitan adalah biaya pembiayaan dan harus mengurangi hasil yang
diterima dari penjualan saham. Gaji manajemen dan biaya tidak langsung
lainnya yang berhubungan dengan penerbitan saham harus dibebankan pada
saat dikeluarkan karena sulit untuk menetapkan hubungan anatara biaya-biaya
tersebut dengan hasil yang diterima dari penjualan.
2. Reakuisis Saham
Adalah umum bagi perusahaan untuk membeli kembali saham-sahamnya. Dalam
kenyataanya, pembelian kembali saham saat ini melebihi deviden sebagai bentuk
distribusi kepada pemegang saham. Alasan perusahaan membeli kembali
sahamnya yang beredar cukup bervariasi, diantaranya :
1) Untuk memenuhi distribusi pajak yang efesien dari kelebihan kas kepada
pemegang saham.
2) Untuk meningkatkan laba per saham dan pengembalian atas ekuitas (ROE).
3) Untuk memenuhi saham dalam kontrak kompensasi saham karyawan atau
memenuhi kebutuhan manager yang potensial.
4) Untuk menghindari upaya pengambilalihan atau mengurangi jumlah pemegang
saham.
5) Membentuk pasar bagi saham
C. Saham Preferen
Saham preferen adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki beberapa preferensi
atau kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Karakteristik berikut
adalah yang paling sering berkaitan dengan penerbitan saham preferen :
1. Preferensi atas dividen
2. Preferensi atas aktiva pada saat likuidasi
3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa
4. Dapat ditebus pada opsi perseroan
5. Tidak mempunyai hak suara
Karakteristik yang membedakan saham preferen dengan saham biasa mungkin terletak
pada sifatnya yang lebih tertutup dan negatif di samping preferensinya.
D. Kebijakan Dividen
Sangat sedikit perusahaan yang membayar dividen dalam jumlah yang sama dengan
laba ditahan yang tersedia secara lega. Alasan utamanya adalah sebagai berikut :
1. Persetujuan (kontrak obligasi) dengan kreditor tertentu untuk menahan semua atau
sebagian laba, dalam bentuk aktiva, guna membentuk proteksi tambahan terhadap
kemungkinan kerugian.
2. Beberapa hukum perseroan negara bagian mensyaratkan bahwa laba yanag
ekuivalen dengan biaya saham treasuri yang dibeli dilarang untuk diumumkan
sebagai dividen.
3. Keinginan untuk menahan aktiva yang tidak dibayarkan sebagai dividen guna
membiayai pertumbuhan atau ekspansi. Hal ini kadang-kadang disebut sebagai
pembiayaan internal, laba yang direinvestasi, atau menanamkan kembali laba
dalam perusahaan.
4. Keinginan untuk memperlancar pembayaran dividen dari tahun ke tahun dengan
mengakumulasi laba dalam tahun-tahun yang menghasilkan laba dan
menggunakan akumulasi laba itu sebagai dasar untuk membayar dividen dalam
tahun-tahun yang buruk.
5. Keinginan untuk membentuk pelindung atau penyangga terhadap kemungkinan
kerugian atau kesalahan dalam kalkulasi laba.
3. Pemecahan saham
Dari sudut pandang akuntansi, tidak ada ayat jurnal yang dicatat untuk pemecahan
saham. Namun suatu catatan memorandum dibuat untuk menunjukkan bahwa nilai
pari saham telah berubah, dan jumlah saham telah bertambah.
2. Analisis
Analis menggunakan rasio ekuitas pemegang saham untuk mengevaluasi
profitabilitas dan solvensi jangka panjang perusahaan. Ada tiga rasio ekuitas
pemegang saham, yaitu :
a. Tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa
b. Rasio pembayaran
c. Nilai buku per saham