You are on page 1of 10

BAB III

TINJAUAN KASUS

I.PENGKAJIAN
Tanggal 10 Mei 2007 pukul 19.30 WIB
A.Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. At Nama : Tn W
Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D III Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : TNI
Alamat : Kepanjen Alamat : Kepanjen

2. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin pasang IUD
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan sejak melahirkan dan menggunakan KB suntik berat
badannya semakin bertambah dari BB sebelum hamil 53 kg dan setelah
melahirkan BB nya 63 kg, ibu berpendapat penambahan BB tersebut
mungkin karena penggunaan kontrasepsi suntik.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
penyakit kuning, TBC, PSM dan lain-lain, ibu juga mengatakan tidak
mempunyai penyakit menurun seperti Hipertensi, DM dan jantung serta
tidak pernah menderita penyakit tumor payudara, tumor rahim, kanker
alat kelamin ataupun kelainan bawaan pada rahimnya
5. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti
penyakit kuning, TBC, PSM dan lain-lain, ibu juga mengatakan tidak
mempunyai penyakit menurun seperti Hipertensi, DM dan jantung serta
tidak pernah menderita penyakit tumor payudara, tumor rahim, kanker
alat kelamin ataupun kelainan bawaan pada rahimnya
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat yang mempunyai
penyakit kanker, tumor, penyakit kuning maupun kencing manis
7. Riwayat haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Sifatnya : Cair dan banyaknya kurang lebih 2 shoftex penuh/hari
Keluhan : (-)
Keputihan : (-)
HPHT : 8 Mei 2007
8. Riwayat perkawinan
Menikah 1 kali, usia pernikahan 2 tahun, usia pertama menikah 24 tahun
9. Riwayat kehamilan, persalianan dan nifas yang lalu
Anak I
Kehamilan : Ibu mengalami mual, muntah pada awal-awal
kehamilannya. Periksa di bidan 5x selama kehamilan,
mendapat tablet tambah darah, kalk dan vitamin, suntik TT.
Tidak ada penyulit selama kehamilannya
Persalinan : Ibu melahirkan saat UK 9 bulan lebih 5 hari, normal,
spontan, ditolong oleh bidan. Bayi langsung menangis,
jenis kelamin perempuan, BBL 3400 gram.
Nifas : Selama nifas tidak ada keluhan dan penyulit apapun. Anak
menyusui sampai usia 3 bulan, sekarang anak berusia 8
bulan.
10. Riwayat KB
Setelah kelahiran anak pertama, Ibu mengatakan menggunakan KB
suntik tiga bulanan dan ini sudah dapat 2 kali suntikan. Selama
menggunakan KB suntik sebetulnya tidak ada keluhan, hanya terjadi
penambahan berat badan yang terus menerus yang menurut ibu membuat
ibu menjadi tidak Percaya Diri.
11. Pola kebiasaan sehari- hari
- Nutrisi
Makan 3x sehari terdiri dari nasi 2 centong, sayur 5 sendok makan,
ikan/ tahu/ tempe/telur/, buah- buahan, minum 5-6 gelas/ hari ( air
putih/ the/ susu)
- Istirahat
Tidur malam 7-8 jam, tidak pernah tidur siang, tidur tidak ada
gangguan
- Aktivitas
Ibu bekerja dari pukul 07.00 sampai pukul 14.00, kemudian sampai di
rumah Ibu mengurus anak, jarang mengurus urusan rumah tamgga
seperti menyapu, mencuci, mengepel, karena Ibu mempunyai
pembantu rumah tangga
- Eliminasi
BAB 1 x/ hari, konsistensi lembek, warna kuning dan bau khas faeses,
tidak ada gangguan
BAK 4-5 x/ hari, warna kuning jernih, bau khas urine, tidak ada
gangguan
- Kebersihan
Mandi, gosok gigi, ganti pakaian 2x/ hari, ganti celana dalam tiap kali
mandi/ terasa lembab
- pola kebiasaan
Ibu tidak mempunyai kebiasaan merokok, miniu minuman beralkohol
- Pola seksual
Hubungan seksual 2-3 kali seminggu, tidak ada keluhan
13. Data psikososial
hubungan dengan keluarga dan suami baik.
14. Data spiritual
Ibu beragama Islam dan tidak ada larangan dalam agama untuk
menggunakan KB IUD.
B. Data Objektif
1.Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 84x/ menit
RR : 20x/ menit
BB : 63 kg
TB : 155 cm
2.Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut : hitam, kuat, bersih
Mata : konjungtiva tidak pucat, sclera putih
Hidung : bersih, tidak ada secret,tidak ada polip
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada varies gigi
Telinga : bersih , tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis
Dada : payudara simetris, tidak ada benjolan abnormal
Peru : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada pembesaran
uterus
Genetalia : perdarahan haid (+), flour (-)
Ekstremitas : tidak oedem, tidsk varises
b.Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis
Dada : payudara kenyal, tidak teraba pembesaran
abnormal, tidak ada secret abnormal pada putting
susu, tidak terdapat nyeri tekan
Perut : tidsk teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri
tekan
Ekstremitas : tidak oedem, tidak varises
c. Perkusi
refleks patella (tidak dikaji)

3. Pemeriksaan penunjang
- pemeriksaan inspekulo:
perdarahan haid (+), flour (-), Po : MP tertutup licin.
VT : perdarahan haid (+), flour (-),
Cu : AF (cavum uteri ante fleksi), dalam batas normal
AP & CD (adnexa parametrium dan cavum dauglas)
dalam batas normal

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Dx : Ny At P1001 Ab000 Akseptor KB Suntik 6 bulan, ganti IUD.
Ds : Ibu mengatakan menjadi akseptor KB suntik sejak 6 bulan yang
lalu., sampai sekarang. Ibu mempunyai 1 anak, berusia 8 bulan, tidak
pernah mengalami keguguran.
Do : - TTV : TD:120/70 mmHg
N:84x/ menit
RR:20x/ menit

III. INTERVENSI
Dx kebidanan :
Ny At P1001 Ab000 Akseptor KB Suntik 6 bulan, ganti IUD.
Ds : Ibu mengatakan menjadi akseptor KB suntik sejak 6 bulan yang
lalu., sampai sekarang. Ibu mempunyai 1 anak, berusia 8 bulan, tidak
pernah mengalami keguguran.
Do : - TTV : TD:120/70 mmHg
N:84x/ menit
RR:20x/ menit
Tujuan : IUD terpasang tanpa ada komplikasi.
KH : TTV dalam batas normal
TD : 90/60 130/90 mmHg
N : 60 100 x/mnt
RR : 16 24 x/mnt
Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya antara pasangan aseptor (suami istri)
dengan petugas (bidan).
R/ dengan BHSP diharapkan pasangan aseptor akan kooperatif pada setip
tindakan yang akan dilakukan bidan.
2. Kaji keluhan pasien /aseptor secara benar.
R/ untuk memastikan kembali keluhan aseptor agar tidak terjadi
kesalahan dalam menganalisa maksud aseptor.
3. Beri konseling pra-pemasangan mengenai pengertian , indikasi, kontra
indikasi, efek samping dan tingkat keberhasilan IUD.
R/ dengan konseling pra- pemasangan diharapkan pasangan aseptor dapat
menentukan sendiri pilihan yang cocok dan terbaik untuk mereka.
4. Beri kesempatan kepada pasangan aseptor untuk mendiskusikan
keinginannya.
R/ keputusan akan lebih baik bila diputuskan secara bersama, bukan
sepihan sehingga tidak ada yang merasa dirugikan dari kedua pasangan
tersebut.
5. Kaji kembali keputusan aseptor/pasangan.
R/ dengan mengkaji kembali keputusan pasangan setelah mendapatkan
konseling akan lebih mantap dalam bidan melakukan tindakan.
6. Jelaskan tentang prosedur pemasangan (posisi serta alat alat yang akan
dipasang).
R/ agar pasangan (ibu) kooperatif.
7. Siapkan alat-alat.
R/ agar lebih mudah dalam pelaksanaan tindakan pemasangan IUD.
8. Siapkan posisi ibu dalam posisi litotomi.
R/ posisi litotomi merupakan posisi yang paling baik untuk memudahkan
pemasangan IUD.
9. Siapkan penolong (pakai masker, celemek, cuci tangan dan paki
handskun).
R/ celemek, masker dan sarung tangan sebagai perl;indungan baik bagi
bidan maupun pasien terhadap kasus infeksi silang.
10. Bersihkan vulva dengan kapas saflon (vulva higiene).
R/ untuk mencegah cuman masuk kedalam.
11. Lakukan VT untuk menentukan besar dan arah rahim.
R/ untuk memastikan besar dan arah rahim.
12. Pasang duk steril di bawah bokong.
R/ untuk menjaga keseterilan.
13. Pasang spekulum cocor bebek sampai servix tampak.
R/ untuk membuka vagina segingga porsio dan servix akan tampak.
14. Bersihkan servix dan porsio dengan kapas betadin.
R/ untuk mencegah kuman masuk kedalam.
15. Tentukan panjang rahim dan arah rahim dengan sonde uterus.
R/ untuk menentukan sejauh mana IUD akan kita masukan.
16. Pasang penjepit porsio.
R/ untuk memudahkan IUD masuk ke uterus karena porsio telah dibuka.
17. Masukkan IUD dan gunting sisa benangnya.
R/ agar benang tidak mengganggu kenyamanan ibu maupun pasangan
saat coitus maka setelag IUD masuk benang hars di potong.
18. Lepas alat-alat dan dekontaminasikan alat serta bersihkan pasien.
R/ tindakan dekontaminasi mencegah terjadinya infeksi silang.
19. Jelaskan kapan kunjungan ulang.
R/ kunjungan ulang sangan diperlukan untuk memantau keadaan IUD di
dalam rahim sehingga bila ada kelainan akan segera dideteksi.

IV PELAKSANAAN
Membina hubungan saling percaya antara pasangan aseptor (suami
istri) dengan petugas (bidan) dengan cara menyapa dengan ramah dan
sopan.
R/ pasangan aseptor kooperatif.
Mengkaji keluhan pasien /aseptor secara benar dengan menanyakan
kembali kesungguhan aseptor untuk ganti kontrasepsi.
R/ pasangan aseptor kooperatif.
Memberi konseling pra-pemasangan mengenai pengertian , indikasi,
kontra indikasi, efek samping dan tingkat keberhasilan IUD.
R/ pasangan aseptor mengeti penjelasan bidan mengenai IUD.
Memberi kesempatan kepada pasangan aseptor untuk mendiskusikan
keinginannya dengan cara mempersilahkan pasangan untuk
menentukan keputusannya sendiri setelah mendapatkan konseling.
R/ pasangan mempergunakan kesempatan yang diberikan untuk
berdiskusi.
Mengkaji kembali keputusan aseptor/pasangan dengan cara
menanyakan kembali hasil keputusan aseptor setelah berdiskusi.
R/ pasangan aseptor tetap memutuskan untuk ganti IUD.
Menjelaskan tentang prosedur pemasangan (posisi serta alat alat
yang akan dipasang).
R/ pasangan aseptor mengerti.
Menyiapkan alat-alat yang meliputi spekulum cocor bebek, penjepit
porsio, sonde uterus, tampon tang, gunting benang, bengkok, duk
steril, kapas saflon, kapas betadin.
Menyiapkan posisi ibu dalam posisi litotomi.
R/ ibu kooperatif.
Persiapan penolong (pakai masker, celemek, cuci tangan dan paki
handskun).
Membersihkan vulva dengan kapas saflon (vulva higiene).
Melakukan VT untuk menentukan besar dan arah rahim.
R/ bentuk rahim ante fleksi dalam batas normal.
Memasang duk steril di bawah bokong.
Memasang spekulum cocor bebek sampai servix tampak.
Membersihkan servix dan porsio dengan kapas betadin.
Menentukan panjang rahim dengan sonde uterus.
Memasang penjepit porsio
Memasukkan IUD dan menggunting sisa benangnya.
Melepas alat-alat dan mendekontaminasikan alat serta membersihkan
pasien.
Menjelaskan kunjungan ulang adalah 2 minggu setelah pemasangan, 1
bulan setelah pemasangan, tiga bulan setelah pemasangan dan tiap 6
bulan sekali sampai satu tahun.
R/ pasangan aseptor mengerti.

V. EVALUASI
Tanggal 10 Mei 2007 pukul 20.30 WIB
S : Ibu mengatakan IUD telah terpasang, dan pasangan aseptor telah
mengetahui erek, tingkat kebehasilan IUD dan kapan kunjungan
ulang.
O : IUD telah terpasang , tidak terjadi perdarahan.
A : P 1001 Ab 000 Akseptor baru IUD.
P : Anjurkan Ibu untuk periksa sewaktu - waktu bila ada keluhan
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny. At ASEPTOR BARU IUD
DI BPS PANJI HUSADA KEPANJEN

Asuhan Kebidanan ini disusun dalam rangka memenuhi


tugas praktek klinik mahasisa Program D IV Bidan
Pendidik di lingkungan Poltekes Malang

Oleh : Yustina Purwaningsih


NIM : 0602400018

DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAN STUDY D IV BIDAN PENDIDIK
TAHUN AKADEMI 2007/2008

You might also like