Professional Documents
Culture Documents
PENGENDALIAN VEKTOR
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Lingkungan &
Tanggap Darurat
Dosen Pengampu Erniyasih, SKM, MKM & Triana Srisantyorini, SKM, M.Kes
Disusun oleh:
Kelompok 11
2017
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan izin dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Pengendalian Vektor ini. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan
menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta. kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan untuk saya pada khususnya.
Terima kasih kepada ibu Erniyasih, SKM, MKM & Triana Srisantyorini, SKM,
M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah Kesehatan Lingkungan & Tanggap Darurat
yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada kami sehingga dalam penulisan
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. kami mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Atas perhatian pembaca,
Wassalamualaikum Wr.Wb.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
2.2.1 Nyamuk........................................................................................................................8
2.2.2 Lalat............................................................................................................................15
2.2.3 Tikus...........................................................................................................................16
2.2.4 Kecoa..........................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................34
3.2 Saran...................................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................36
3
BAB I
PENDAHULUAN
17.480 pulau, terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan di antara dua
lautan (lautan India dan Lautan pasifik). Indonesia berada pada pertemuan tiga
lempeng dunia yaitu lempeng Indo-Australia eurasia dan Pasifik yang berpotensi
itu, indonesia juga mempunyai 127 gunung api aktif, 76 diantaranya berbahaya,
bencana alam lainnya seringkali melanda Indonesia adalah tsunami, angin topan,
banjir, tanah longsor, kekeringan serta bencana akibat ulah manusia seperti kegagalan
teknologi, konflik sosial, kebakaran hutan dan lahan. Dampak kejadian bencana
tersebut secara keseluruhan mengakibatkan kerugian harta benda dan korban jiwa
yang tidak sedikit. Hampir seluruh provinsi di Indonesia merupakan daerah rawan
alam dan faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Bencana yang di akibatkan oleh faktor alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor, sedangkan
bencana yang diakibatkan oleh faktor non alam antara lain berupa gagal teknologi,
yang besar, dengan angka pertumbuhan yang cukup tinggi, serta penyebaran
4
penduduk yang belum merata, di samping tingkat pendidikan dan sosial ekonomi
yang masih rendah, Keadaan ini semua dapat menyebabkan terciptanya lingkungan
fisik dan biologik yang tidak memadai, sehingga memungkinkan berkembang biaknya
penyakit karena potensi untuk menularkan penyakit sangat besar seperti lalat,
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna dalam meningkatkan kualitas
pengetahuan dan informasi mengenai pengendalian vektor ketika terjadi bencana bagi
penulis dan pembaca khususnya bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum yang
membaca.
1.5 METODOLOGI PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka yaitu mencari informasi
yang behubungan mengenai pengendalian vektor dari berbagai sumber seperti buku,
skripsi, jurnal, artikel dan sumber lainnya di internet.
5
BAB II
PEMBAHASAN
lain yang menimbulkan penyakit infeksi pada manusia, dengan jalan memindahkan bibit
penyakit yang dibawanya pada manusia melalui gigitan pada kulit atau selaput lendir,
atau meninggalkan bibit penyakit yang dibawanya pada bahan makanan atau bahan bahan
menekan populasi atau densitas vektor dengan maksud mencegah penyakit yang
ditularkan vektor atau gangguan gangguan yang di akibatkan oleh vektor (Sumantri,
2010).
Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk
menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko
untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak
masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah
pengendalian vektor adalah semua usaha yang dilakukan untuk menurunkan atau menekan
6
2). Menghindari kontak dengan vektor sehingga penyakit yang di tularkan melalui
pengganggu.
Seperti telah diketahui vektor adalah Antrhropoda yang dapat memindahkan atau
menularkan suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan.
Sebagian dari Anthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang mempunyai ciri ciri
kakinya beruas-ruas, dan merupakan salah satu phylum yang terbesar jumlahnya karena
Dari kelas hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang perlu
7
- Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus
exantyematicus.
Selain vektor diatas, terdapat ordo dari kelas hexapoda yang bertindak sebagai binatang
pengganggu antara lain :
Sedangkan dari phylum chordata yaitu tikus sebagai binatang pengganggu, dapat dibagi
menjadi 2 golongan :
Jenis jenis vektor yang sering terdapat di pemukiman ketika terjadi bencana yaitu:
2.2.1 Nyamuk
Nyamuk sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa, sama dengan serangga yang
terdapat 4 stadia dengan 3 stadium berkembang di dalam air dari satu stadium hidup
dialam bebas :
8
Nyamuk jantan dan betina dewasa perbandingan 1 : 1, nyamuk jantan keluar terlebih
dahulu dari kepompong, baru disusul nyamuk betina, dan nyamuk jantan tersebut
akan tetap tinggal di dekat sarang, sampai nyamuk betina keluar dari kepompong,
setelah jenis betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betina
sebelum mencari darah. Selama hidupnya nyamuk betina hanya sekali kawin. Dalam
perkembangan telur tergantung kepada beberapa faktor antara lain temperatur dan
Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempat yang
keberadaannya kering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari
- Nyamuk anopeles akan meletakkan telurnya dipermukaan air satu persatu atau
mengapung.
- Nyamuk Aedes meletakkan telur dan menempel pada yang terapung diatas air
atau menempel pada permukaan benda yang merupakan tempat air pada batas
2 hari.
9
Pada perkembangan stadium jentik, adalah pertumbuhan dan melengkapi
d). Kepompong
Merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada
(reesting palces).
berkembang biak di air yang cukup bersih dan tidak beralaskan tanah langsung,
mansonia senang berkembang biak di kolam kolam, rawa rawa, danau yang
banyak tanaman airnya dan Anopeheles bermacam breeding places, sesuai dengan
10
4. Air yang tidak mengalir sangat disenangi oleh nyamuk anopheles
5. Air yang tenang atau sedikit mengalir seperti sawah sangat disenangi
biak.
Kebiasaan menggigit
beda, nyamuk yang aktif pada malam hari menggigit, adalah anopheles dan colex
sedangkan nyamuk yang aktif pada siang hari menggigit yaitu Aedes. Khusus
untuk anopheles, nyamuk ini bila menggigit mempunyai perilaku bila siap
menggigit langsung keluar rumah. Pada umumnya nyamuk yang menghisap darah
tersebut akan beristirahat selama 2 3 hari, misalnya pada bagian dalam rumah
sedangkan diluar rumah seperti gua, lubang lembab, tempat yang berwarna gelap
dan lain lain merupakan tempat yang disenangi nyamuk untuk berisitirahat.
hidup dari nyamuk, terutama yang menjadi vektor dari satu penyakit. Pada
misalnya :
11
a. Kebiasaan yang berhubungan dengan perkawinan/mencari makan, dan lamanya
hidup.
penggunaan.
sedang menggigit seseorang yang mengalami infeksi malaria, maka nyamuk ini
kemudian akan mengisap parasit tadi yang disebut dengan parasit gametocytes.
Parasit ini biasanya menyelesaikan siklus dari suatu pertumbuhan yang terjadi di
dalam tubuh nyamuk dan setelah itu akan merambat menuju ludah nyamuk. Dan
masuk parasit ke dalam aliran darah. Dan kemudian menuju masuk ke hati dan
setelah itu mulai melipatgandakan dirinya. Bentuk dari penularan yang lain terjadi
adalah misalnya penularan yang terjadi dari wanita hamil ke janin. Penyakit
Cara Penularan
dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan
12
nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus
Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-
tubuh nyamuk nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya
hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami
viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul.
penderita demam chikungunya. Kera dan beberapa binatang buas lainnya juga
Aedes aegypti (the yellow fever mosquito) adalah vektor utama atau
beberapa jenis spesies nyamuk tertentu di daerah Afrika juga ternyata dapat
penyakit hewan dari tengah hutan yang merebak (spill over) ke permukiman
13
penduduk. Sebutlah di antaranya St Louis Encephalitis dan Sungai Nil Barat
banyak korban. Peredaran virus memang tak bisa lagi dibatasi oleh
posisi geografi. Hutan yang tadinya tertutup menjadi terbuka, daerah yang
dulu terisolir kini bisa dengan mudah berhubungan ke mana saja. Cara
perpindahan virus bisa berupa apa saja. Pada era globalisasi yang serba cepat
seperti sekarang ini, seseorang hari ini dapat berada di Eropa atau Afrika, dan
esok harinya sudah berada di benua lainnya seperti di Bali atau Jakarta.
Dengan pola perpindahan penduduk yang sangat cepat ini, sangat potensial 11
Penyakit yang dibawa ada yang dapat hilang dengan sendirinya, namun dapat
langka yang cukup mendapat sorotan beberapa waktu lalu, bisa saja membawa
serta virus dari hutan ke tempat yang jauh di negeri orang. Belum lagi nyamuk
Indonesia.
nyamuk adalah vektor utama. Ini membawa virus dari satu host ke yang lain,
terutama antara monyet, dari monyet ke manusia, dan dari orang ke orang.
14
Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah
mengandung larva dan akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang
nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena
2.2.2 Lalat
Lalat merupakan kelas insekta dari diptera, yang terpenting adalah golongan Clyptrata
Genus Musca
Genus musca yang penting diketahui adalah spesies yang sering terdapat
di sekitar rumah dan di dalam rumah, adapun tanda-tanda dari lalat rumah (musca
garis hitam dan 1 garis hitam medial pada abdomen punggung, vein ke empat dari
methamorphosenya sempurna serta tubuh lalat jantan lebih kecil dari tubuh lalat
betina.
Siklus hidup
Lalat memiliki bentuk telur lonjong berwarna putih, lalat betina sekali
bertelur 100 200 telur, stadium lamanya menetas 12 24 jam dipengaruhi suhu
15
Tempat yang disenangi lalat untuk berkembang biak umumnya pada
sampah sapah basah, kotoran manusia, binatang dan tumbuh tumbuhan yang
membusuk.
Cara terbang
Lalat suka terbang terus menerus, dari hasil penyelidikan jarak terbang
lalat pada daerah yang padat penduduknya tidak lebih dari 0,5 km.
Cara bertelur
kali seumur hidupnya, dengan jumlah sekali bertelur 100 150 butir.
1. Disentri
2. Diare
3. Typhoid
4. kolera
2.2.3 T i k u s
Untuk dapat mengenal tikus dalam arti sesungguhnya (family muridae) dapat
seperti penciuman yang tajam, meraba, mendengar. Pada malam hari tikus
bergerak di pandu oleh rambut, kumis yang panjang peka terhadap sentuhan.
Tikus senang dengan bau harum, khususnya yang berasal dari makanan manusia.
Kebiasaan waktu makan adalah pada malam hari, tikus tidak seang di tempat
tempat yang ramai misalnya gaduh oleh suara mesin melainkan senang di tempat
16
tempat penyimpanan makanan. Kesukaan mencari makan adalah seperti di
tempat sampah, lemari, selokan dan dapur. Umur hidup seekor tikus rata rata
mencapai 1 tahun dan pembiakan cepat terjadi selama musim hujan, apabila
1. Ada dijumpai bekas gigitan yang ditinggalkan tikus misalnya pada pintu
jendela, dll.
gelap adalah ciri ciri kotoran yang masih baru, sedangkan kotoran yang
4. Terdengar adanya suara tikus pada saat hari sudah muali gelap. Sarang tikus
dijumpai pada dinding, pada pohon pohon, tanam tanaman dan si sela
semua habitat. Habitat dan kebiasaan jenis tikus yang dekat hubungnnya dengan
1. R. norvegicus
seperti kayu bangunan, aluminium dsb. Hidup dalam rumah, toko makanan
dan gudang, diluar rumah, gudang bawah tanah, dok dan saluran dalam
tanah/riol/got.
2. R. ratus diardii
17
Sangat pandai memanjat, biasanya disebut sebagai pemanjat yang ulung,
3. M. Musculus
Sarang Tikus
Sarang yang dibuat biasanya mempunyai lebih dari satu pintu, pintu utama
untuk jalan keluar dan masuk setiap hari, pintu darurat yang digunakan dalam
keadaan yang membahayakan, misalnya pada saat dikerjar oleh predator ataupun
pada saat dilakukan gropyokan, dan pintu yang menuju ke sumber air sebagai
minumnya. Pintu darurat ini disamarkan dengan cara ditutupi dengan daundaunan.
Selain itu, sarang tikus juga terdiri dari lorong yang berkelok-kelok; semakin
banyak anggota keluarga tikus, semakin panjang lorong yang dib Sarang tikus
Tikus berperan sebagai tuan rumah perantara untuk beberpa jenis penyakit
1. Leptospirosis
leptospira berbentuk spiral yang menyerang mamalia dan dapat hidup di air
tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air
kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati. Bakteri ini dapat menyerang
18
siapapun yang memiliki kontak dengan berbagai benda maupun hewan lain
manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau
Pencegahan
Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.
penangkapan tikus.
dengan menjaga tangan selalu bersih. Selain terkena air kotor, tangan
Biasakan memakai alat pelindung diri, seperti sarung tangan karet sewaktu
memakai sepatu bot, terutama jika kulit ada luka, borok, atau eksim.
19
Selalu membasuh tangan sehabis menangani binatang, ternak, atau
rumah.
Pes atau sampar atau plague atau la peste merupakan penyakit zoonosis
yang timbul pada hewan pengerat dan dapat ditularkan pada manusia.
plague/pes Plague, disebut juga penyakit pes, adalah infeksi yang disebabkan
bakteri Yersinia pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea),
a. Pes Bubo
tubuh dingin, menggigil, nyeri otot, sakit kepala hebat, dan ditandai
b. Pes Pneumonik
tiba-tiba dan keluar dahak, sakit dada, sesak nafas, demam, muntah
20
Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan/cakaran binatang
yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi.
lamanya. Selain itu pada kasus pneumonic plague, penularan terjadi dari
Pencegahan
Orang atau binatang di sekitar penderita plague harus diobati dengan
goresan dari binatang pengerat atau menelan makanan atau air yang
tahun dan penyakit ini memiliki masa inkubasi selama 1 hingga 22 hari. Gejala-
gejala yang disebabkan oleh penyakit ini adalah demam, mual, muntah, sakit
21
Hantavirus sindrom paru (HPS) adalah penyakit mematikan yang
ditularkan oleh tikus yang terinfeksi melalui urine, kotoran, atau air liur.
Manusia bisa terkena penyakit ini ketika mereka menghirup virus aerosol.HPS
pertama kali diakui pada tahun 1993 dan sejak itu telah diidentifikasi di
Rodent control di dalam dan sekitar rumah tetap menjadi strategi utama untuk
mencegah infeksi hantavirus. maka gejala yang dapat diamati adalah diare,
5. Salmonellisis
yang dapat menginfeksi hewan dan juga manusia. Tikus yang terinfeksi
bakteri ini akan dapat menyebabkan kematian pada manusia dan salmonellisis
dapat tersebar dengan melalui kontaminasi feses. Gejalanya antara lain adalah
gastroenteritis, diare, mual, muntah dan juga demam yang diikuti oleh
dehidrasi.
6. Murine typhus
atau R. mooseri yang dapat ditularkan melalui gigitan pinjal tikus. Gejalanya
antara lain adalah kedinginan, sakit kepala, demam, prostration dan nyeri di
seluruh tubuh. Ada juga bintil-bintil merah yang timbul di hari kelima hingga
keenam.
7. Rabies
memiliki gejala khas yaitu penderita jadi takut terhadap air dan karena inilah
rabies juga sering disebut hidrofobia. Tikus menyebarkan penyakit ini melalui
22
gigitan. Gejala awal dari rabies tidaklah jelas, umumnya pasien merasa gelisah
dan tidak nyaman. Gejala lanjut yang dapat diidentifikasi antara lain adalah
rasa gatal di area sekitar luka, panas dan juga nyeri yang lalu bisa saja diikuti
2.2.4 Kecoa
Daur Hidup
Kecoa adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga
stadia (tingkatan), yaitu stadium telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang
dapat dibedakan jenis jantan dan betinanya. Nimfa biasanya menyerupai yang
dewasa, kecuali ukurannya, sedangkan sayap dan alat genitalnya dalam taraf
perkembangan.
Habitat
rumah dan sering didapatkan di restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor dan
perpustakaan.
Kebiasaan Hidup
daerah sub tropika atau sampai kedaerah dingin. Pada umumnya tinggal didalam
tidak sedap. Kebanyakan kecoa dapat terbang, tetapi mereka tergolong pelari
cepat ( cursorial), dapat bergerak cepat, aktif pada malam hari, metamorfosa
tidak lengkap, Kerusakan yang ditimbulkan oleh kecoa relatif sedikit, tetapi
baik.
23
Hubungan kecoa dengan berbagai penyakit belum jelas, tetapi
menimbulkan gangguan yang cukup serius, karena dapat merusak pakaian, buku-
mekanik karena pernah ditemukan telur cacing, protozoa, virus dan jamur yang
patogen pada tubuh kecoa. Seekor P brunnea betina yang telah dewasa dapat
menghasilkan 30 kapsul telur atau lebih dengan selang waktu peletakkan kapsul
telur yang satu dengan peletakkan kapsul telur berikutnya berkisar antara 3 sampai
5 hari; tiap kapsul telur P.brunnea rata-rata berisi 24 telur, yang menetes rata-rata
P.americana betina ada yang dapat menghasilkan 86 kapsul telur, dengan selang
waktu peletakkan kapsul telur yang satu dengan kapsul telur berikutnya rata-rata 4
hari. Dari seekor N.rhombifolia betina selama hidupnya ada yang dapat
1. Diare
2. Disentri
3. Typhoid
4. Kolera
24
Lautan, gunung, danau dan sungai yang luas, dapat menghalangi penyebaran
serangga
Tidak mempunyai beberapa spesies, serangga hidup di daerah yang tinggi dari
permukaan laut
pemasangan kawat.
bakteri, virus, fungi, manipulasi gen ( penggunaan vektor jantan mandul dan
lain sebagainya)
25
pengendalian secara biophysical
Pengawasan ini pada dasarnya merupakan perpaduan dari dua macam cara,
yakni cara fisik dan cara biologik : 1. Menangkap binatang tersebut, biasanya
atau rodentia dengan jalan mengubah kebiasaan atau sikap hidup yang tidak
menguntungkan.
pengendalian terpadu
sehingga kelemahan yang ada pada suatu cara dapat saling dikurangi
Pengendalian legislatif
karantina.
Pengendalian Lingkungan
Macam-macamnya :
26
Cara ini paling aman terhadap lingkungan karena tidak merusak
Contoh :
sundaicus,
e). Melancarkan air got agar tidak jadi tempat perindukan Culex spp.
27
rasionalitas dan efektifitas pelaksanaannya serta dengan
b. secara kimia
c. Secara biologis
sebagai mangsanya, contohnya cicak, kelelawar berbagai jenis reptil dan unggas.
d. Secara kultural
yang terlalu lebat, tidak membuang kaleng kaleng bekas sembarangan dan
e. Pengendalian di lingkungan
Melakukan pengaliran air yang tepat, membuat desain saluran pembuangan air
yang tepat guna dan parit penahan, pengaliran atau penimbunan genangan air yang
tidak mengalir (seperti kubangan, selokan), mengatur pembuangan air kotor dan
sampah.
28
perangkap lalat (flay trap), umpan kertas lengket berbentuk pita atau lembaran
(sticky tapes), perangkap dan pembunuh elektronik (like trap with electrocuto),
b. Secara kimiawi
Pemberantasan lalat dengan insektisida harus dilakukan hanya untuk periode yang
singkat apabila sangat di perlukan, karena akan cepat resisten. Aplikasi yang
efektif dari insektisida dapat memberantas lalat, dengan cepat diperlukan pada
dapat dilakukan melalui cara umpan atau baits, penyemprotan dengan efek residu
space praying).
c. Secara biologi
Menurut Depkes RI (2002), cara pengendalian kecoa dapat ditujukan terhadap kapsul
yaitu mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah dinding, celah-celah
Membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul atau tangan. Menyiram tempat
b. Secara biologis
29
(semprotan) atau bait (umpan). Selanjutnya kebersihan merupakan kunci utama
a. secara kimiawi
pengendalian secara mekanis tidak memberikan hasil yang optimal atau tidak
memberikan hasil yang sesuai dengan harapan pelanggan dan atau untuk aplikasi
di luar bangunan. Pengendalian secara kimiawi tidak digunakan pada lokasi yang
Penempatan racun pada industri makanan hanya dilakukan di luar ruangan yang
tidak berhubungan dengan produksi dan dilakukan untuk jangka waktu terbatas
1. Tamper Resistant
Merupakan tempat racun padat yang yang dapat melindungi dari pengaruh
lingkungan.
b. Tempatkan sticker petunjuk dan kartu cek list di atas setiap Kotak umpan
berkunci.
30
d. Setiap tempat racun umpan harus diberi nomor seri/pengenal/No.
2. Racun Minum
dapat dilakukan bersamaan dengan umpan racikan dengan hasil yang lebih
baik. WARNING. Hati-hati dalam aplikasi racun minuman, karena sifat racun
3. Penanganan Bangkai
kurangnya 50 cm, begitu pula dengan setiap bahan sisa atau sisa pembungkus
umpan racun.
tikus.
c. Helmet apabila bekerja di area kolong bangunan atau daerah berbahaya atau
d. Sepatu safety dan safety glass dan tanda pengenal lainnya bila ditentukan
31
b. Pengendalian di lingkungan
Bila ditemukan tempat yang sanitasinya kurang baik dan bisa menjadi faktor
penarik tikus atau bahkan sumber makanan tikus atau menjadi tempat sarang tikus,
berkembang biak dan hidup dengan baik pada situasi dimana mereka dengan
mudah mendapatkan makanan, air, tempat berlindung dan tempat inggal yang tidak
tikus :
rumput/semak belukar
yang rapat, kuat, kedap air, mudah dibersihkan, bertutup rapi dan terpelihara
dengan baik.
d. Menyimpan semua makanan atau bahan makanan dengan rapi ditempat yang
kedap tikus.
1. Proofing Infestation
32
Memastikan bahwa seluruh konstruksi rumah tidak adanya celah yang
memungkinkan tikus masuk, baik dari bawah pintu, lubang pembuangan air, atau
dari bawah saluran air, mengeliminasi sarang atau tempat persembunyian tikus serta
memangkas ranting pohon yang menjulur kebagunan, tidak membuat taman terlalu
dekat dengan struktur bangunan, contohnya dengan memasang plat besi pada pohon.
lain perangkap lem, perangkap jepit, perangkap massal dan perangkap elektrik.
Perangkap merupakan cara yang paling disukai untuk membunuh atau menangkap
tikus pada keadaan dimana tikus yang mati disembarang tempat sulit dijangkau dan
panjang menimbulkan tikus jera umpan dan neophobia terhadap trap. Penggunaan
trap hanya untuk tempat-tempat yang sangat khusus dengan populasi tikus yang
rendah. Penempatan Rodent Bait dilaksanakan pada area tertentu yang akan menarik
tikus dari dalam sarang ke luar, atau ketempat yang tidak sensitive, seperti area
parkir/garden, setelah itu baru difokuskan untuk tikus yang aktifitasnya dengan
dalam. Keraguan akan adanya resiko bau bangkai dapat diatasi dengan konfigurasi
penempatan umpan untuk setiap kategori jenis tikus, jadi dengan penempatan umpan
pada suatu lokasi dapat dideteksi sampai sejauh mana lokasi tempat tikus tersebut
Apartemen.
33
BAB III
PENUTUP
2.3 Kesimpulan
lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah atau
Jenis jenis vektor yang sering terdapat di pemukiman dan pengungsian ketika
Lautan, gunung, danau dan sungai yang luas, dapat menghalangi penyebaran
serangga
Tidak mempunyai beberapa spesies, serangga hidup di daerah yang tinggi dri
permukaan laut
Sedangkan secara buatan meliputi: secara fisik atau mekanik, kimia, biologi, biophysical,
2.4 Saran
Setelah membaca makalah ini, kelompok kami berharap makalah ini dapat menambah
34
semua agar lebih menjaga lingkungan dengan baik karena bagaimanapun bencana
yang terjadi tidak terlepas dari kita sebagai manusia yang menempati lingkungan ini.
35
DAFTAR PUSTAKA
(1)
W, Rani. 2012, eprints.uny.ac.id/9112/1/bab%201%20(%2008110241013%20).pdf.
Bencana. Jakarta: Panduan Bagi Petugas Kesehatan yang Bekerja dalam Penanganan
menteri-kesehatan-nomor-374-menkes-per-iii-2010-tentang-pengendalian-vector.pdf
36
37