You are on page 1of 2

Studi Pemakaian Pelarut n-heptana dalam Produksi dan Karakterisasi

Minyak Goreng dari Limbah Biji Pepaya

Study of n-heptane Solvent for Production and Characterization of


Cooking Oil from Papaya Seeds Waste

Ruth Febrina Aritonang1, Susilowati2, Vike Yuniasri3, Yuda Kurniawan4


1,2,3,4
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Email : ruthfebrina32@gmail.com

Abstrak

Di Indonesia pepaya berkembang dan menyebar di seluruh wilayah. Buah dan


daunnya digunakan sebagai makanan dan obat-obatan, sedangkan biji pepaya hanya
digunakan untuk pembibitan dan bahkan dibuang sebagai limbah. Biji pepaya memiliki
potensi besar karena mengandung minyak dan protein yang tinggi, salah satunya
dapat digunakan sebagai produksi minyak goreng. Sejauh ini minyak goreng
diproduksi dari minyak kelapa sawit tetapi mengandung lemak jenuh tinggi yang dapat
menyebabkan pembentukan kolesterol dan plak di arteri serta bisa memicu serangan
jantung atau stroke. Minyak yang dihasilkan dari biji pepaya mengandung asam lemak
jenuh (palmitat) rendah (15: 13%) dibandingkan dalam minyak sawit mentah (40-46%).
Dari penelitian sebelumnya, ekstraksi biji pepaya menggunakan pelarut heksana, tetapi
n-heksana bersifat racun sehingga tidak dapat digunakan untuk kondisi produksi
minyak makan. Oleh karena itu, penelitian ini akan menyelidiki produksi minyak goreng
dari biji pepaya dengan menggunakan pelarut heptana yang memiliki toksisitas
rendah. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah rasio sampel biji pepaya dan
pelarut serta suhu ekstraksi. Variabel optimal dalam penelitian ini adalah rasio sampel
dan pelarut 1: 5 serta suhu ekstraksi 75oC yang menghasilkan 15 ml minyak. Hasil
analisa menunjukkan kadar asam lemak bebas yang terkandung di dalam minyak biji
pepaya sebesar 0.277%, densitas sebesar 0,8364 gr/ml, bilangan peroksida 4,28 dan
kadar minyak 26.66%. Dengan ini maka minyak pepaya dikatakan layak sebagai
minyak goreng dengan pelarut n heptana.
Kata Kunci : biji pepaya, ekstraksi, pelarut pangan, minyak, heptana

1
Abstract

In Indonesia papaya thrives and spreads throughout the region. The fruit and leaves
are used as food and medicine, while the papaya seeds are only used for breeding and
even discarded as waste. Papaya seeds have huge potential because it contains oils
and high protein, one of which can be used as a cooking oil production. So far, the
cooking oil is produced from palm oil, but it contains high saturated oils that can cause
the formation of cholesterol and plaque in the arteries that can trigger a heart attack or
stroke. Oil produced from papaya seeds containing saturated fatty acids (palmitic) as
lower as (15:13%) than saturated fatty acids contained in crude palm oil (40-46%).
From the previous research, papaya seed extraction using hexane solvent, but n-
hexane are toxic so can not be used for food grade conditions. Therefore, this research
will investigate production cooking oil from papaya seeds used heptane solvent which
is has low toxicity. The independent variables in this study are the ratio of the sample
and papaya seeds also temperature of the extraction process. Optimum variable in this
study was 1:5 ratio of the papaya seeds and the temperature process was 75 0C that
produce 15 ml oil. The analysis shows the levels of free fatty acids contained in papaya
seed oil by 0277%, density of 0.8364 gr / ml, peroxide value 4.28 and 26.66% oil
content. With this papaya seed oil is feasible as cooking oil with n-heptane as solvent.

Keywords : papaya seed, extraction, foodgrade solvent, oil, heptane

You might also like