You are on page 1of 11

Manajemen Terapi pada Frozen Shoulder

Point Penting Klasifikasi


Kunci penting yang ditemukan pada Zuckerman mengklasifikasikan frozen
pemeriksaan klinis frozen shoulder shoulder (FS) menjadi dua, yaitu primer
adalah berkurangnya minimal 50% dan sekunder (skema 90-1). FS primer atau
kemampuan dalam gerakan rotasi kapsulitis adhesif idiopatik yaitu apabila
eksternal pasif pada bahu yang sakit. penyebab penyakit ini tidak berkaitan
Pengobatan berhasil dibuktikan dengan kondisi sistemik atau adanya
dengan gejala yang dirasa berkurang riwayat trauma. FS sekunder dibagi
secara signifikan, kepuasan pasien menjadi tiga subkategori yaitu sistemik
meningkat, dan gerakan fungsional (diabetes mellitus, penyakit tiroid),
pasien menglamani perbaikan. ekstrinsik (infark, penyakit diskus
servikalis), dan intrinsik (tendinopati
Merehabilitasi pasien frozen shoulder bisep/ rotator cuff).
merupakan sebuah tantangan namun
memberikan hasil yang menguntungkan. Klasifikai lainnya dibuat berdasarkan
Terapis harus mengerti perjalanan penyakit keluhan yang dirasa, dibagi menjadi
ini dan pasien harus memiliki kesabaran ringan, sedang, dan berat. Keluhan pasien
dalam menjalankan terapi. Frozen ditentukan dari nyeri, ROM, dan
shoulder atau kalsulitis adhesif akan disabilitas yang dialami. Pasien dengan
mengakibatkan rasa nyeri dan juga keluhan ringan apabila memiliki disabilitas
terbatasnya rentang gerakan (ROM) baik ringan, nyeri sedikit, dan sedikit atau tidak
aktif maupun pasif. Penyakit ini dilaporkan merasa nyeri pada penekanan kapsul sendi,
terjadi pada 2%-5% pada populasi umum serta kekuatan ROM aktif dan pasif sama.
dan meningkat hingga 10%-38% pada Pada pasien ini, keluhan utama yang dirasa
pasien yang juga memiliki penyakit tiroid yaitu kaku dibandingkan nyeri. Pasien
dan diabetes mellitus. Frozen shoulder dengan keluhan berat yaitu apabila
lebih sering terjadi pada usia 40-65 tahun mengeluh nyeri yang sangat hebat
dan insidensinya lebih tinggi pada wanita mengakibatkan terbatasnya gerakan pasif
dibandingkan pria. Apabila salah satu bahu dan disabilitas berat. Pasien dengan
menderita penyakit ini maka akan keluhan berat lebih mengeluhkan nyeri
meningkatkan risiko sekitar 5%-34% daripada kaku. Meskipun kriteria ini tidak
penyakit yang sama pada bahu dibuat berdasarkan waktu, namun
kontralateral, dam sekitar 14% dari kasus penderita FS stadium awal lebih memiliki
frozen shoulder melibatkan kedua belah keluhan yang berat dan pada stadium
bahu atau bilateral. lanjut keluhan menjadi ringan.
Frozen Shoulder

Primer (idiopatik)Sekunder (penyebab diketahui)

Sistemik Ekstrinsik Intrinsik


Diabetes melitus Penyalit Kardiopulmoner Tendinitis rotator cuf
Hipotiroid Fraktur humerus Robekan rotator cuf
Hipertiroid Parkoinson Akromioklavikula tendinitis
Hipoadrenalin Penyakit serebrovaskuler
Kelainan pada servikal

Skema 90-1. Sistem klasifikasi frozen shoulder, dari Cuomo F. Diagnosis, classification and
management of the stiff shpulder. In Iannotti JP. Williams GR, eds. Disorders
of the shoulder Diagnosis and Management. Philadelphia Lippincott-
Williams & Wilkins, 1999)
Patologi Pada tahap ini keluhan utama pasien yaitu
Hannafin dan Chiaia mendeskripsikan 4 kaku dibandingkan dengan nyeri. Pada
stadium frozen shoulder berdasarkan pemeriksaan dengan anestesi, didapatkan
pemeriksaan klinik dan temuan histologis rentang gerak pasien yang berkurang
dan menggabungkannya dengan stadium disebabkan oleh terjadinya kontraktur
artroskopik yang dideskripsikan oleh karena nyeri yang dirasakan pasien
Neviaser dan Neviaser. Stadium 1 yaitu, membuatnya membatasi pergerakan. Pada
stadium preadesif, terjadi sinovitis stadium 4, terjadi pembatasan gerak sendi
eritematosa ringan. Pasien mengeluh nyeri yang berat tanpa ditemukan adanya
pada akhir gerakan sendi bahu dan sering sinovitis, disebut fase thawing atau
terjadi kesalahan diagnosis. Pada stadium mencair. Pada pemeriksaan ditemukan
2 merupakan stadium adesif atau kekakuan tanpa disertai nyeri dan rentang
perlengketan akut, disebut juga stadium gerak pasien mulai mengalami
freezing atau membeku. Ciri stadium ini peningkatan karena telah terjadi
yaitu terjadi penebalan sinovitis atau pemulihan.
angiogenesis (proliferasi pembuluh darah).
Pasien mengeluh tidak nyaman sangat Pemeriksaan
nyeri pada akhir gerakan sendi bahu. Pada pemeriksaan perlu didapatkan
Stadium 3 telah terjadi fibrotik atau fase perjalanan penyakit pasien secara lengkap,
frozen, pada stadium ini terjadi sinovitis untuk dapat membantu menentukan
ringan, namun telah terjadi perlengketan. stadium frozen shoulder yang dialami
pasien dapat menggunakan tiga pertanyaan eksternal pasif, atau kemampuan rotasi
berikut, pertama tanyakan apakan pasien eksteral pasif sendi bahu kurang dari 30
dapat tidur nyenyak ketika malam? derajat mengindikasikan adanya frozen
Apabila pasien dapat tidur nyenyak saat shoulder. Gerakan pasif dilakukan dalam
malam menandakan keluhan yang dialami posisi supinasi untuk mengetahui kualitas
pasien seperti nyeri masih dalam tingkat nyeri secara pasti pada gerakan akhir sendi
ringan. Pertanyaan kedua yaitu keluhan bahu. Biasanya gerakan glenohumeral
utama yang dirasa pasien apakah nyeri menjadi terbatas sebelum akhir gerakan
atau kaku. Nyeri yang sangat hebat bahu diakibatkan adanya nyeri, dan
menandakan sedang terjadinya sinovitis, kekakuan otot disekitar sendi bahu.
sedangkan jika pasien lebih mengeluh Dilakukan pemeriksaan sendi bahu pada 6
kaku menandakan telah terjadinya pasien yang sebelumnya telah diberikan
pemulihan sinovitis dan perubahan anestesi. Hasil pemeriksaan yaitu 5 dari 6
staduim dari 2 menjadi 3. Pertanyaan pasien mengalami peningkatan rentang
terakhir yang dapat ditanyakan adalah, gerak pasif sendi bahu sekitar 10 hingga
dalam 3 minggu ini apakah keluhan yang 30 derajat. Perbaikan parsial dalam
dirasa mengalami perbaikan atau gerakan berkaitan dengan berkurangnya
bertambah buruk. Pertanyaan ini untuk rasa nyeri pada akhir gerakan sendi bahu
menentukan apakah pasien dalam stadium dan kekakuan otot pada pasien yang
2 atau telah melewatinya. sebelumnya telah mendapatkan anestesi
lokal maupun regional.
Pemeriksaan penuh seperempat bagian atas
dilakukan untuk menyingkirkan adanya Penderita frozen shoulder dianggap
kelainan pada spina servikalis dan kelainan memiliki kekuatan bahu yang normal,
neurologis. Pemeriksaan yang dilakukan hanya berkurang diakibatkan oleh nyeri
merupakan pemeriksaan menyeluruh apabila bergerak. Namun, dilaporkan
meliputi rentang gerak aktif dan pasif, kekuatan isometrik maksimal bahu
penderita biasanya memiliki keterbatas mengalami penurunan. Pemeriksaan
dalam elevasi sendi bahu dan biasanya objektif untuk mendapatkan kekuatan bahu
rentang gerak <120 derajat, namun dapat menggunakan dinamometer
keterbatas gerak sendi tersebut tergantung genggam memperlihatkan bahwa penderita
pada stadium penyakit. Skapula juga frozen shoulder mengalami kelemahan
biasanya berkaitan dengan gerak bahu dalam rotasi internal dan elevasi.
aktif.
Pemeriksaan khusus seperti tes Jobe's
Hilangnya kemampuan gerak lebih dari tidak membantu untuk membedakan antara
25% pada setidaknya dua arah gerakan, frozen shoulder dan tendinopati rotator
hilangnya 50% kemampuan rotasi cuff karena pada keduanya juga ditemukan
nyeri pada akhir pergerakan sendi bahu.
Tabel 90-1 Klasifikasi tingkat iritabilitas pasien

Iritabilitas Berat Iritabilitas Sedang Iritabilitas Ringan

Nyeri berat (7/10) Nyeri sedang (4-6/10) Nyeri ringan (3/10)

Nyeri konsisten pada malam Nyeri intermiten pada Tidak adan nyeri pada malam
hari dan saat istirahat malam hari atau saat istirahat hari atau ketika istirahat

Disabilitas berat berdasarkan Disabilitas sedang Disabilitas ringan


DASH, ASES, Penn berdsarkan DASH, ASES, berdasarkan DASH, ASES,
Shoulder skor Penn Shoulder skor Penn Shoulder skor

Nyeri sebelum akhir gerak Nyeri di akhir gerak sendi Nyeri minimal pada akhir
sendi gerak sendi dengan
penekanan

Rentang gerak (ROM) aktif < Rentang gerak aktif rentang Rentang gerak aktif =
rentang gerak pasif, gerak pasif rentang gerak pasif
dikarenakan nyeri

ASES, American Shoulder and Elbow Surgeons, DASH, Disabilities of the Arm, Shoulder
and Hand Questionnaire
Intervensi akan kembali, dan gerakan akan membaik
Berbagai macam intervensi telah dipelajari karena terbentuknya jaringan fibrotik
untuk menangani penyakit ini, namun kolagen.
sampai saat ini terapi definitif belum
diketahui secara pasti. Hal utama yang Modalitas
menyebabkan belum diketahuinya terapi Sedikit data yang mendukung penggunaan
definitif secara pasti yaitu sulitnya modalitas yang sering digunakan seperti
menentukan efikasi pengobatan karena panas, es, ultrasound atau stimulasi
pada pasien frozen shoulder rata-rata elektrik. Modalitas dapat mempengaruhi
mengalami perbaikan setahun setelahnya sakit dan relaksasi otot, dan oleh karena itu
terlepas dari terapi apa yang telah mereka mereka mungkin meningkatkan efek dari
jalani. Kesuksesan terpai tidak ditentukan latihan dan teknik manual. Hot packs bisa
oleh gerakan penderita yang menjadi diberikan sebelum atau selama latihan
normal, namun terdapat perbaikan gejala, ROM. Pemberian moist heat dalam
kepuasan penderita meningkat karena hubungannya dengan peregangan sudah
gangguan aktivitas berkurang, dan terbukti meningkatkan eksibilitas otot. Ini
kemampuan gerak fungsional penderita dapat terjadi dengan reduksi dari viskositas
membaik. Pasien dapat bergerak dengan otot dan neuromuskuar memperantarai
baik secara pasif. Kondisi pasien akan relaksasi. Gursel dkk menjelaskan kurang
membalik seiring berjalannya waktu, efisiensi ultrasound dibandingkan sham
kompleks kapsuloligamentosa jaringan ultrasound dalam menatalaksana kelainan
soft tissue pada bahu. Transcutaneous
electrical nerve stimulation (TENS) pada latihan ROM dilakukan hanya untuk
bersama dengan prolonged low-load sekedar mengubah reseptor sendi,
stretch menghasilkan nyeri minimal dan mengurangi nyeri, menurunkan kekakuan
meningkatan pergerakan pada pasien otot, dan meningkatkan gerakan. Tiga
dengan FS. faktor yang harus diperhatikan pada saat
menghitung dosis atau jumlah total;
Stretching stressor yang dikirimkan ke sebuah
Hasil yang telah dilaporkan pada pasien jaringan: intensitas, frekuensi dan durasi.
dengan FS menjalani pengobatan primer The total end-range time (TERT) adalah
dengan latihan stretching. Stretching jumlah total waktu posisi sendi berada di
digunakan untuk mempengaruhi rasa sakit atau dekat end-range. TERT dihitung
dan meningkatkan pergerakan dari waktu dengan mengalikan frekuensi dan durasi
ke waktu. Penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan pada end-range
latihan menghasilkan peningkatan ROM harian dan adalah cara yang berguna untuk
dan hasil; walaupun, stretching yang mengukur dosis stres jaringan. Intensitas
agresif dapat merugikan. Sebuah menunjukkan faktor yang penting pada
penemuan yang mengagumkan diantara dosis tensil stress tetapi khususnya dibatasi
banyak kasus adalah tanda peningkatan oleh nyeri. Tradisional ROM exercise
dan minimal atau tidak ada perbedaan hasil adalah konsiderasi bentuk yang lebih
( pada 3-6 bulan) pada pasien yang diobati rendah dari tensil stress, sebaliknya dosis
dengan program latihan di rumah yang tensil stress tertinggi adalah dengan low-
diarahkan terapis dibandingkan dengan load prolonged stretching (LLPS) karena
intervensi lain. TERT dimaksimalkan. Oleh karena itu,
Memberikan dosis yang tepat pada tujuan pada setiap pasien adalah untuk
stretching itu penting dan dasar pada grade mengalangi level terapik dari tensil stress
FS dan klasifikasi iritabilitas pasien(Tabel yang diperlukan berdasarkan level
90-2). Pada pasien dengan iritabilitas iritabilitas pasien dan respon terhadap
tinggi, intensitas rendah dan durasi pendek terapi.

Tabel 90-2 Strategi Terapi berdasarkan Tingkat Iritabilitas


Iritabilitas Berat Iritabilitas Sedang Iritabilitas Ringan
Modalitas Panas/ es/ stimulasi Panas/ es/ stimulasi -
elektrik elektrik
Modifikasi Aktifitas Ya ya -
ROM/ Stretch Durasi pendek (1-5 Durasi pendek (5-15 End-range/
detik) detik) overpressure
Pain-free pasif Pasif, Increase duration
AAROM AAROM AROM Cyclic loading
Teknik manual Mobilisasi Low- Mobilisasi low Mobilisasi High-
grade high-grade grade/ tahan sampai
end-ranges
Strengthen - - Resistensi low
high
Aktivitas fungsional - basic High demand
Edukasi pasien + + +
Lain-lain Intra-articulas steroid
injeksi

Mobilisasi Sendi dengan mobilisasi sendi, ditunjukkan


Beberapa studi telah mengkaji efek dari dengan respon mereka terhadap
mobilisasi sendi pada pasien dengan FS, pengobatan. Penelitian lebih lanjut
dan walaupun ada bukti yang bermanfaat diperlukan untuk melihat apakah
adal sedikit bukti yang lebih efektif karakteristik pasti respon pasien pada
daripada bentuk pengobatan lain. Satu interfensi spesifik seperti mobilisasi sendi.
studi mengobati satu kelompok dengan
high-grade (III dan IV) dan yang lainnnya Kortikosteroid
dengan low-grade (I dan II) mobilisasi Kortikosteroid dapat digunakan dengan
tanpa interfensi lain untuk 3 sesi seminggu injeksi untuk menguangi respon inflamasi
selama 12 minggu. Nilai hasil untuk kedua pada pasien dengan FS. Fakta spesifik
kelompok ditingkatkan, dan walaupun menunjukkan bahwa injeksi kortikosteroid
kelompok high-grade mobilisasi intra-articular menunjukkan peningkatan
melakukan lebih baik, hanya minoritas dari gejala yang signifikan pada 4 sampai 6
perbandingan yang mencapai signifikansi minggu pertama intervensi. Walaupun ada
statistik dan keseluruhan perbedaan antara perbedaan jangka panjang pada pemberian
dua perbandingan kecil. Dengan kata lain, kortikosteroid, kepercayaan bahwa pasien
hanya dengan mobilisasi low-grade (untuk dapat lebih nyaman dalam beristirahat dan
nyeri) sudah dapat memberikan dengan perpindahan funsional dan
peningkatan yang signifikan pada gerakan tingkatan sinovitis dapat dipersingkat,
dan fungsi. sehingga mempercepat waktu mencapai
Secara jelas beberapa pasien terlihat Pilihanend-range stretching
intervensi : dari jaringan fibrotik.
Dx = Frozen Shoulder
menunjukkan reaksi yang sangat baik Dokter menginstruksi home ex. Program (HEP)
Intra-articular steroid injection (ISI) dan HEP
Intra-articular injection/supervised therapy (ISIS/ST)
Ketetapan intervensisupervised therapy (ST)
1-4

Menilai respon

Tidak ada respon Teruskan HEP atau ST dan mengurangi kunjungan


Penetapan
Manipulation / capsular release intervensi ulang
(jika terjadi perburukan diberikan ISI)

Terapi ST-HEP Discharge dan teruskan HEP


Skema 90-2. Algoritma tatalaksana Frozen Shoulder

Usulan Intervensi Algoritma pendidikan yang lebih rendah, atau takut


Pendekatan algoritmik menawarkan ketinggian dan kecemasan.
intervensi konservatif dan bedah yang
dapat dengan efektif mengatasi kontinum Terlepas dari intervensi, pasien diminta
FS (Fig.90-2). Pasien dilihat oleh ahli untuk kembali ke dokter dalam 6 sampai 8
bedah layanan bahu, dokter, atau terapis minggu. algoritma ini diikuti sampai
dan didiagnosis dengan FS. pasien pasien merespon atau dipulangkan. Jika
diberikan salah satu dari empat pilihan pasien memilih untuk menerima injeksi
pengobatan berdasarkan pengetahuan intra-artikular, tidak lebih dari tiga kali
patologi, dan literatur berbasis bukti. diberikan dan biasanya hanya satu sampai
pasien diberikan pilihan untuk menerima dua kali yang diperlukan. Kebanyakan
suntikan intra-artikular kortikosteroid. pasien menanggapi intervensi, tetapi
Apakah pasien menerima suntikan atau beberapa perbaikan yang sangat lambat
tidak, pasien dirujuk ke terapi fisik untuk dan terus memiliki gangguan (nyeri dan
mendapatkan program latihan di rumah fungsional defisit) tetapi bersedia untuk
(HEP) atau terapi yang diawasi (ST). melanjutkan HEP setelah berusaha dengan
Tidak ada bukti yang jelas untuk opsi konservatif lainnya. Jika gejala dan
menentukan apakah pasien mungkin gerak yang tidak responsif terhadap
memrlukan ST formal dari pada hanya berbagai tingkat pengobatan dari waktu ke
simple HEP. Oleh karena itu keputusan waktu (biasanya 6 bulan) dan kualitas
dibuat berdasarkan dokter dan preferensi hidup terganggu, manipulasi di bawah
pasien dengan masukan dari terapis setelah anestesi atau tindakan kapsuler bedah
evaluasi awal. Faktor yang dapat harus dipertimbangkan. Jika pasien tidak
mendukung penggunaan ST dapat bersedia untuk mendapatkan manipulasi
ditingkatkan yaitu lekas marah, kecacatan atau operasi, ia dipulangkan tetapi
yang lebih besar, lebih komorbiditas, dianjurkan untuk melanjutkan program
dukungan sosial yang lebih rendah, tingkat peregangan setiap hari (Tabel 90-2).
Intervensi Terapi Pasien melakukan hanya HEP
Ketika dilihat pada terapi, pasien akan mengajarkan untuk datang jika nyeri
diberikan pemeriksaan lengkap. Kunci bertambah atau mereka merasa mereka
penting pada pemeriksaan adalah untuk tidak melakukan latihan dengan benar.
menegakkan tingkat iritabilitas pasien. Pasien yang kesulitan melaukan latihan
Setelah evaluasi lengkap, terapis secara mandiri diminta kembali dalam
mengedukasi pasien tentang penyakit dan seminggu untuk meyakinkan mereka
dasar dari FS. Pasien diarahkan untuk melakukannya dengan benar.
menggunakan panas sebelum latihan dan,
jika diperlukan, diikuti dengan es. Semua Jika mengikuti ST, pasien diminta untuk
pasien diintruksikan dalam HEP melakukan latihan selama seminggu dan
berdasarkan tingkat iritabilitas terlepas kembali. Respon pasien selama seminggu
apakah mereka kembali untuk ST atau dengan HEP menentukan prognosis dan
diterapi dengan HEP. Pada pasien yang frekuensi terapi. Pada kunjungan minggu
diklasifikasikan dengan iritabilitas berat pertama, pasien diminta melaporkan
atau sedang interval waktu stretching tetap apakah ada perubahan dari gejala, terutama
pendek (1-5 detik). Walaupun tidak ada nyeri pada malam hari. Pemerikasaan
keterangan untuk frekuensi latihan, pasien ulang yang dilakukan menilai pengukura
diminta melakukan setiap latihan 20 kali dingin (pretreatment) dan dibandingkan
dua tau tiga kali sehari. Latihan inti dengan pemeriksaan awal. Iritabilitas
meliputi latihan pendipulum; supinasi pasif end-range dinilai dengan pasif ER dan
elevasi depan; ER pasif dengan lengan elevasi.
kira-kira 40 derajat pada skapula; dan Terapi dimulai dengan moist heat pada sisi
ekstensi AAROM, internal rotation (IR), yang sakit dengan posisi pasien supinasi
and adduction horizontal. Latihan ini dan lengan diletakkan sekita 40 derajat
utamanya mempengaruhi perbedaan region abducsi pada scapula. Setelah 5 menit
sinovial dan CLC dan sudah digunakan dengan panas, pasien mulai melakukan
pada program pengawasan terapi dan HEP interval pendek (5 detik) berselang
pada pasien dengn FS. Beberapa latihan stretching ER pasif (dengan panas tetap
ditemukan terlalu menyakitkan untuk diberikan) untuk 20 repetisi. Mengikuti ini,
dilakukan dihapus dari program. Pasien gerakan ER pasif dikaji ulang kembali.
dengan iritabilitas sedang dapat Pasien biasanya menambah 10 sampai 15
diinstruksikan menggunakan katrol untuk derajat gerakan mengikuti panas dan
elevasi. Pasien dengan iritabilits rendah stretching, insikasi muscle guarding dan
dapat diinstruksikan dengan latihan yang nyeri sebagai pembatas awal gerakan.
sama dan katrol tetapi tahan end-range Pasien denga iritabilitas rendah boleh tidak
sampai 30 detik. Latihan katrol dilakukan menambah atau gerakan minimal (5
dengan siku mendekati ekstensi penuh dan derajat) mengikuti panas dan stretch. Ini
bahu pada fleksi depan. Ini bisa mengindikasi bahwa dinding
memungkinkan, IR humeral terjadi. Jika fibroblastik, dan tidak nyeri, adalah
lengan naik dengan siku tertekuk, inisial pembatas gerakan. Pasien melakukan
forced ER mengambil semua CLC slack, supinasi elevasi pasif, mengalami
sehingga membatasi elevasi. mobilisasi sendi atau manual stretching
lembut, dan melakukan sisa ROM yang otot antagonis. mobilisasi khusus
diresepkan dan latihan katrol. Mobilisasi dilakukan untuk menargetkan interval
adalah dilakuakan pertama pada posisi rotator cuff (RCI) sejak contracture dari
loose pack dengan anterior, dengan struktur ini sering ditemukan dengan FS.
inferior, dan dengan posterior. Traksi dan RCI membatasi ER dan memberikan
osilasi rotasi diterapkan antara translation stabilitas terhadap terjemahan rendah
glides. dengan lengan adduksi. Gerak ER dapat
ditingkatkan tidak hanya pada bagian
Penentuan Frekuensi Pengobatan anterior tetapi juga pada bagian posterior.
Mereka yang bisa tidur sepanjang malam
atau memiliki pengurangan iritabilitas Program rehabilitasi berkembang ke
secara keseluruhan dan signifikan kuadran peregangan dengan pasien
(penurunan rasa sakit atau ditoleransi end- terlentang dan dengan tangan pasien
range overpressure dengan sedikit rasa terkunci ke atas kepala dan membiarkan
sakit) setelah minggu pertama HEP, siku jatuh ke permukaan. Aktifitas dada
memiliki prognosis yang sangat baik dan mengontrol peregangan ini, dan pasien
terlihat sekali seminggu atau setiap dengan santai menggerakkan bahu ke arah
minggu. Jika respon minimal tercatat batasan nyeri. Pasien diminta untuk
relatif terhadap rasa sakit dan gerak, pasien menggerakkan siku kedepan setelah sekitar
menyajikan dengan iritabilitas yang tinggi 5-10 detik dan diulangi 10 sampai 20 kali.
sampai sedang dan menunjukkan Intensitas dan jangka waktu dari
perubahan yang signifikan "dalam peregangan ini tergantung dari tingkat
menanggapi pengobatan" (> 15 derajat iritabilitas, tetapi peregangan agresif yang
peningkatan gerak di ER dan atau menyakitkan harus dihindari. Tanda
evaluasi), pasien melakukan terapi dua kali intensitas peregangan yang tepat adalah
seminggu. Jika kondisi pasien memburuk hilangnya rasa sakit setelah tungkai
secara signifikan, pasien dapat kembali ke dilepaskan dari end-range. Pasien dengan
dokter untuk injeksi kortikosteroid fungsi IR terbatas diperkirakan memiliki
glenohumeral intra-artikular. keketatan struktur kapsuler superior
sebagai tambahan struktur posterior.
Pouliart dan rekan menemukan struktur
ligamen superior posterior yang membatasi
Kemajuan Pengobatan IR dengan lengan samping; karena itu
Untuk mengurangi rasa nyeri dan mudah terhambat pada aduksi atau ekstensi dan IR
marah, Kelas mobilisasi dan intensitas dapat memberikan pengaruh pada struktur
peregangan ditingkatkan. Posisi mobilisasi ini. Untuk meregangkan struktur CLC
dipindahkan ke end-range untuk superior pasien ditempatkan pada posisi
mempengaruhi panjang jaringan ikat. berbaring ke samping dengan tangan di
Teknik hold-relax dilakukan dengan end- pinggul dan siku mendorong ke bawah
range untuk memaksimalkan relaksasi ( arm adducted). Ketika iritabilitas
dengan mengurangi penjagaan otot memungkinkan, latihan dapat berkembang
(antagonistic inhibition). Mobilisasi ke sleeper stretch. Perawatan harus
dengan gerakan digunakan untuk dilakukan karena peregangan ini bias
mendapatkan agonistik dan menghambat sangat menyakitkan.
Sebelum sesi berikutnya dimulai, ROM Pasien kembali dirujuk ke dokter bedah
dan end-range reaktifitas diakses. Pada atau dokter umum setiap 6 sampai 8
akhir sesi, dokter menentukan ROM minggu. Sesuai algoritma, jika gejala tidak
dengan perhatian tertentu pada ER dan responsif untuk dilakukan berbagai tingkat
elevasi. Jika gejala pasien tetap atau pengobatan dari waktu ke waktu dan
memburuk dan iritabilitas tetap tinggi kualitas hidup diragukan, manipulasi atau
selama periode awal ( kira-kira 3-4 kali oprasi pelepasan kapsular dapat
pertemuan), pasien kembali dirujuk ke dipertimbangkan. Sekitar 7% sampai 10%
dokter spesialis untuk mendapatkan injeksi dari pengobatan konserfatif gagal
glenohumeral intra-articular kortikoste- dilakukan, dan manipulasi dan pelepasan
roid. Setelah mendapatkan injeksi kapsular kemudian dilakukan. Jika pasien
kortikosteroid pasien diminta untuk hanya tidak menginginkan untuk dilakukan
melakukan latihan pendulum beberapa kali manipulasi atau oprasi, pasien dapat
per hari untuk mendapatkan efek dipulangkan tetapi didorong untuk
pengobatan maksimal tanpa provokasi meneruskan program peregangan setiap
jaringan. Setelah sekitar 4 hari , pasien hari.
dapat kembali ke terapi yang diawasi atau
HEP. Ringkasan
FS adalah pengobatan umum untuk
Penilaian ulang yang stabil dan merubah masalah muskuloskeletal, namun
dosis dari beban dilanjutkan untuk 4 penyebabnya masih sulit dipahami. Pasien
sampai 6 minggu. Jika gejala pasien terus datang dengan cerita yg diakui, hasil
berkurang, konsep TERT digunakan pemeriksaan fisik, dan pemulihan alami.
sehingga LLPS dilakukan. Waktu antara Beberapa intervensi telah diteliti. Saya rasa
kunjungan meningkat menjadi kunjungan algoritma FS memberikan manfaat pilihan
setiap 1 sampai 3 minggu. Dilepaskan intervensi. Injeksi kortikosteroid intra-
dipertimbangkan berdasarkan criteria arteri disukai oleh pasien dengan
berikut; iritabilitas rendah, minimal atau iritabilitas tinggi atau mereka yang tidak
tidak ada nyeri end-range, 10 derajat atau menanggapi ST atau HEP. Menilai respon
kurang dengan peningkatan sesi terhadap pengobatan menentukan
pengobatan, dan peningkatan batas frekuensi pengobatan dan alternative
gerakan antara kunjungan. Kriteria intervensi. Kriteria kepulangan memenuhi
tersebut mewakili kehadiran kontraktur tujuan keberhasilan jangka pendek (nyeri
fibroblastik pada saat itu, dan peregangan yang signifikan, kembalinya gerakan
selanjutnya akan meningkatkan perbaikan fungsional, kepuasan pasien) dan
jaringan. Beberapa pasien membuat didasarkan pada keyakinan bahwa rasa
kemajuan yang lambat mungkin memenuhi sakit seseorang terbantu, perbaikan CLC
kriteria dan dipulangkan tetapi diminta terjadi dalam jangka waktu yang lama.
untuk kembali dalam 8 sampai 12 minggu Pasien yang tidak mematuhi algoritma FS
untuk peningkatan program. memiliki pilihan manipulasi atau oprasi
pelepasan kapsular (atau keduanya) jika
pengobatan konserfatif gagal.

You might also like