Professional Documents
Culture Documents
Skema 90-1. Sistem klasifikasi frozen shoulder, dari Cuomo F. Diagnosis, classification and
management of the stiff shpulder. In Iannotti JP. Williams GR, eds. Disorders
of the shoulder Diagnosis and Management. Philadelphia Lippincott-
Williams & Wilkins, 1999)
Patologi Pada tahap ini keluhan utama pasien yaitu
Hannafin dan Chiaia mendeskripsikan 4 kaku dibandingkan dengan nyeri. Pada
stadium frozen shoulder berdasarkan pemeriksaan dengan anestesi, didapatkan
pemeriksaan klinik dan temuan histologis rentang gerak pasien yang berkurang
dan menggabungkannya dengan stadium disebabkan oleh terjadinya kontraktur
artroskopik yang dideskripsikan oleh karena nyeri yang dirasakan pasien
Neviaser dan Neviaser. Stadium 1 yaitu, membuatnya membatasi pergerakan. Pada
stadium preadesif, terjadi sinovitis stadium 4, terjadi pembatasan gerak sendi
eritematosa ringan. Pasien mengeluh nyeri yang berat tanpa ditemukan adanya
pada akhir gerakan sendi bahu dan sering sinovitis, disebut fase thawing atau
terjadi kesalahan diagnosis. Pada stadium mencair. Pada pemeriksaan ditemukan
2 merupakan stadium adesif atau kekakuan tanpa disertai nyeri dan rentang
perlengketan akut, disebut juga stadium gerak pasien mulai mengalami
freezing atau membeku. Ciri stadium ini peningkatan karena telah terjadi
yaitu terjadi penebalan sinovitis atau pemulihan.
angiogenesis (proliferasi pembuluh darah).
Pasien mengeluh tidak nyaman sangat Pemeriksaan
nyeri pada akhir gerakan sendi bahu. Pada pemeriksaan perlu didapatkan
Stadium 3 telah terjadi fibrotik atau fase perjalanan penyakit pasien secara lengkap,
frozen, pada stadium ini terjadi sinovitis untuk dapat membantu menentukan
ringan, namun telah terjadi perlengketan. stadium frozen shoulder yang dialami
pasien dapat menggunakan tiga pertanyaan eksternal pasif, atau kemampuan rotasi
berikut, pertama tanyakan apakan pasien eksteral pasif sendi bahu kurang dari 30
dapat tidur nyenyak ketika malam? derajat mengindikasikan adanya frozen
Apabila pasien dapat tidur nyenyak saat shoulder. Gerakan pasif dilakukan dalam
malam menandakan keluhan yang dialami posisi supinasi untuk mengetahui kualitas
pasien seperti nyeri masih dalam tingkat nyeri secara pasti pada gerakan akhir sendi
ringan. Pertanyaan kedua yaitu keluhan bahu. Biasanya gerakan glenohumeral
utama yang dirasa pasien apakah nyeri menjadi terbatas sebelum akhir gerakan
atau kaku. Nyeri yang sangat hebat bahu diakibatkan adanya nyeri, dan
menandakan sedang terjadinya sinovitis, kekakuan otot disekitar sendi bahu.
sedangkan jika pasien lebih mengeluh Dilakukan pemeriksaan sendi bahu pada 6
kaku menandakan telah terjadinya pasien yang sebelumnya telah diberikan
pemulihan sinovitis dan perubahan anestesi. Hasil pemeriksaan yaitu 5 dari 6
staduim dari 2 menjadi 3. Pertanyaan pasien mengalami peningkatan rentang
terakhir yang dapat ditanyakan adalah, gerak pasif sendi bahu sekitar 10 hingga
dalam 3 minggu ini apakah keluhan yang 30 derajat. Perbaikan parsial dalam
dirasa mengalami perbaikan atau gerakan berkaitan dengan berkurangnya
bertambah buruk. Pertanyaan ini untuk rasa nyeri pada akhir gerakan sendi bahu
menentukan apakah pasien dalam stadium dan kekakuan otot pada pasien yang
2 atau telah melewatinya. sebelumnya telah mendapatkan anestesi
lokal maupun regional.
Pemeriksaan penuh seperempat bagian atas
dilakukan untuk menyingkirkan adanya Penderita frozen shoulder dianggap
kelainan pada spina servikalis dan kelainan memiliki kekuatan bahu yang normal,
neurologis. Pemeriksaan yang dilakukan hanya berkurang diakibatkan oleh nyeri
merupakan pemeriksaan menyeluruh apabila bergerak. Namun, dilaporkan
meliputi rentang gerak aktif dan pasif, kekuatan isometrik maksimal bahu
penderita biasanya memiliki keterbatas mengalami penurunan. Pemeriksaan
dalam elevasi sendi bahu dan biasanya objektif untuk mendapatkan kekuatan bahu
rentang gerak <120 derajat, namun dapat menggunakan dinamometer
keterbatas gerak sendi tersebut tergantung genggam memperlihatkan bahwa penderita
pada stadium penyakit. Skapula juga frozen shoulder mengalami kelemahan
biasanya berkaitan dengan gerak bahu dalam rotasi internal dan elevasi.
aktif.
Pemeriksaan khusus seperti tes Jobe's
Hilangnya kemampuan gerak lebih dari tidak membantu untuk membedakan antara
25% pada setidaknya dua arah gerakan, frozen shoulder dan tendinopati rotator
hilangnya 50% kemampuan rotasi cuff karena pada keduanya juga ditemukan
nyeri pada akhir pergerakan sendi bahu.
Tabel 90-1 Klasifikasi tingkat iritabilitas pasien
Nyeri konsisten pada malam Nyeri intermiten pada Tidak adan nyeri pada malam
hari dan saat istirahat malam hari atau saat istirahat hari atau ketika istirahat
Nyeri sebelum akhir gerak Nyeri di akhir gerak sendi Nyeri minimal pada akhir
sendi gerak sendi dengan
penekanan
Rentang gerak (ROM) aktif < Rentang gerak aktif rentang Rentang gerak aktif =
rentang gerak pasif, gerak pasif rentang gerak pasif
dikarenakan nyeri
ASES, American Shoulder and Elbow Surgeons, DASH, Disabilities of the Arm, Shoulder
and Hand Questionnaire
Intervensi akan kembali, dan gerakan akan membaik
Berbagai macam intervensi telah dipelajari karena terbentuknya jaringan fibrotik
untuk menangani penyakit ini, namun kolagen.
sampai saat ini terapi definitif belum
diketahui secara pasti. Hal utama yang Modalitas
menyebabkan belum diketahuinya terapi Sedikit data yang mendukung penggunaan
definitif secara pasti yaitu sulitnya modalitas yang sering digunakan seperti
menentukan efikasi pengobatan karena panas, es, ultrasound atau stimulasi
pada pasien frozen shoulder rata-rata elektrik. Modalitas dapat mempengaruhi
mengalami perbaikan setahun setelahnya sakit dan relaksasi otot, dan oleh karena itu
terlepas dari terapi apa yang telah mereka mereka mungkin meningkatkan efek dari
jalani. Kesuksesan terpai tidak ditentukan latihan dan teknik manual. Hot packs bisa
oleh gerakan penderita yang menjadi diberikan sebelum atau selama latihan
normal, namun terdapat perbaikan gejala, ROM. Pemberian moist heat dalam
kepuasan penderita meningkat karena hubungannya dengan peregangan sudah
gangguan aktivitas berkurang, dan terbukti meningkatkan eksibilitas otot. Ini
kemampuan gerak fungsional penderita dapat terjadi dengan reduksi dari viskositas
membaik. Pasien dapat bergerak dengan otot dan neuromuskuar memperantarai
baik secara pasif. Kondisi pasien akan relaksasi. Gursel dkk menjelaskan kurang
membalik seiring berjalannya waktu, efisiensi ultrasound dibandingkan sham
kompleks kapsuloligamentosa jaringan ultrasound dalam menatalaksana kelainan
soft tissue pada bahu. Transcutaneous
electrical nerve stimulation (TENS) pada latihan ROM dilakukan hanya untuk
bersama dengan prolonged low-load sekedar mengubah reseptor sendi,
stretch menghasilkan nyeri minimal dan mengurangi nyeri, menurunkan kekakuan
meningkatan pergerakan pada pasien otot, dan meningkatkan gerakan. Tiga
dengan FS. faktor yang harus diperhatikan pada saat
menghitung dosis atau jumlah total;
Stretching stressor yang dikirimkan ke sebuah
Hasil yang telah dilaporkan pada pasien jaringan: intensitas, frekuensi dan durasi.
dengan FS menjalani pengobatan primer The total end-range time (TERT) adalah
dengan latihan stretching. Stretching jumlah total waktu posisi sendi berada di
digunakan untuk mempengaruhi rasa sakit atau dekat end-range. TERT dihitung
dan meningkatkan pergerakan dari waktu dengan mengalikan frekuensi dan durasi
ke waktu. Penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan pada end-range
latihan menghasilkan peningkatan ROM harian dan adalah cara yang berguna untuk
dan hasil; walaupun, stretching yang mengukur dosis stres jaringan. Intensitas
agresif dapat merugikan. Sebuah menunjukkan faktor yang penting pada
penemuan yang mengagumkan diantara dosis tensil stress tetapi khususnya dibatasi
banyak kasus adalah tanda peningkatan oleh nyeri. Tradisional ROM exercise
dan minimal atau tidak ada perbedaan hasil adalah konsiderasi bentuk yang lebih
( pada 3-6 bulan) pada pasien yang diobati rendah dari tensil stress, sebaliknya dosis
dengan program latihan di rumah yang tensil stress tertinggi adalah dengan low-
diarahkan terapis dibandingkan dengan load prolonged stretching (LLPS) karena
intervensi lain. TERT dimaksimalkan. Oleh karena itu,
Memberikan dosis yang tepat pada tujuan pada setiap pasien adalah untuk
stretching itu penting dan dasar pada grade mengalangi level terapik dari tensil stress
FS dan klasifikasi iritabilitas pasien(Tabel yang diperlukan berdasarkan level
90-2). Pada pasien dengan iritabilitas iritabilitas pasien dan respon terhadap
tinggi, intensitas rendah dan durasi pendek terapi.
Menilai respon