Professional Documents
Culture Documents
Dibuat Oleh:
Gandy Punggara
NIM: 153141911913
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Produk
B. Tujuan Dan Fungsi Rencana Produksi
C. Proses Perencanaan Produk
D. Karakteristik Perencanaan Produksi
E. Langkah-Langkah Perencanaan Produksi
F. Menetapkan Skala Produksi
A. LATAR BELAKANG
Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain
produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga dapat
meningkatkan keuntungan secara optimal. Akan tetapi, desain produk yang gagal mengakibatkan
produk tidak terjual di pasaran. Hal ini, akan menimbulkan kerugian tidak hanya dibidang desain
saja, bidang yang lain pun akan terkena imbasnya.
Desain produk yang baik, harus memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang sering disebut
segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah, dan jadwal yang tepat. Selanjutnya
segitiga aspek produk di atas dikembangkan menjadi suatu persyaratan dalam desain, yaitu
desain harus dapat dirakit, didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, bebas korosi, biaya
rendah, serta waktu yang tepat. Untuk itu dalam mendesain suatu produk, harus memperhatikan
secara detail tentang fungsi-fungsi dari produk yang didesain. Guna mengetahui secara rinci
tentang fungsi produk, dapat dilakukan dengan beberapa metode pendekatan mikro (MC, MR,
Equilibrium), Linier Programming/Dualitas, dan Manajemen Keuangan (BEP).
B. RUMUSAN MASALAH
Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai
produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila
produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan,
distribusi, perubahan harga dan promosi.
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung
jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian desain saja, melainkan merupakan
tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode pengembangan
produk berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer
adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan
produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil. Dari sudut pandang investor
pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika
produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk
dinilai secara cepat dan langsung.
Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk
menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan
menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh
perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan
menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang
dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang
dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini
didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep
produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan
pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.
B. TUJUAN DAN FUNGSI RENCANA PRODUKSI
1. Tujuan rencana produksi
1. Mengidentifikasi peluang
Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat) tipe proyek pengembangan produk, yaitu:
a. Produk baru
d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalam gaya idup, demografi dan
teknologi untuk kategori yang produk ada dan peluang-peluang kategori produk baru.
Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-peluang
bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada adalah:
a. Strategi bersaing
Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk yang mendasar
dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk memilih peluang. Pada
umumnya perusahaan melakukan diskusi pada tingkat manajemen merupakan sebuah
kompetensi strategi dan membantu dalam bersaing. Beberapa strategi yang mungkin untuk
diterapkan:
c) Fokus pelanggan.
d) Produk tiruan.
b. Segmentasi pasar
c. Perkembangan teknologi
Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaanyang utama adalah
penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru dalam lini produk.
Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan produk. Platform
yang efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk untuk dirancang lebih cepat dan
mudah, yang setiap produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang diinginkan oleh pasar
utama.
Keputusan mengenai platform produk sangat berkaitan dengan usaha pengembangan produk dari
perusahaan dan untuk memutuskan mengenai teknologi mana yang akan digunakan untuk
produk baru.
Satu teknik untuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan perencanaan produk
adalah peta jalur teknologi. Peta jalur teknologi merupakan cara untuk menunjukkan
ketersediaan yang diharapkan dan masa depan penggunaan berbagai teknologi yang relevan
untuk produk yang dipertimbangkan.
Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara fundamental adalah:
Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai dengan dimensi-
dimensi yang berguna, sehingga manajer akan mempertimbangkan implikasi dari keputusan
perencanaan. Pendekatan pemetaan yang dikemukakan Cooper et al (1998) melibatkan dimensi
seperti resiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik pasar dan sebagainya.
Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan sumber daya secara efisien
dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk diselesaikan berdasarkan sumber daya
yang dianggarkan.
b) Kesiapan teknologi.
c) Kesiapan pasar.
Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber daya penting digunakan.
Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim inti. Pada poin ini pernyataan
kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis kembali sebagai suatu pernyataan visi produk.
Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk kadang sangatlah umum. Untuk
memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi pengembangan produk, biasanya tim
memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang
mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan terdapat
dalam suatu pernyataan misi.
a. Pernyataan misi
a) Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun
menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik.
c) Pasar target untuk produk, mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu pengembangan.
Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis dari produk lebih terarah.
Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyatakan asumsi dan batasan:
a) Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan operasional manufaktur.
c) Lingkungan, Sasarannya adalah bahwa seluruh komponen akan dimanufaktur kembali atau
didaur ulang atau keduanya Sehingga seharusnya tidak ada komponen yang dibuang pelanggan.
Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya menanyakan beberapa
pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil dan proses.
Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality check
harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini merupakan waktu
untuk perbaikan.
Dari penelitian yang dilakukan baik terhadap proses produksi maupun terhadap produk
yang dihasilkan, langkah selanjutnya adalah tindak-lanjut penelitian dan pengembangan dengan
tahapan :
a) Mencari gagasan, yaitu tahapan dalam mencari gagasan-gagaan baru dalam rangka
pengembangan produk. Gagasan ini dapat berasal dari pasar/konsumen, teknologi yang ada atau
digunakan dan dari pihak ketiga atau para ahli.
b) Seleksi produk, yaitu tahapan untuk memilih gagasan-gagasan yang masuk atau yang terbaik
berkaitan dengan pengembangan produk, sehingga gagasan yang dimanfaatkan adalah gagasan-
gagasan yang tidak akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. Ada tiga alat yang
digunakan untuk menguji pengembangan gagasan, yaitu:
1) Kelayakan finansial.
Melalui alat yang dinamakan Project Value Index, maka dapat diketahui tentang tingkat
kelayanan financial dalam mewujudkan gagasan. Project Value Index ini menggunakan formulasi
Return on Investment (ROI) sebagai berikut:
Pt x Pc x AV x p x L PM
ROI = ------------------------- atau ROI = ------ x 100%
TDC TC
Keterangan:
Pt : Technical probability atau kemungkinan keberhasilan teknik
(0 Pt 1)
Pc : Commercial probability atau kemungkinan keberhasilan komersial (0 Pc 1)
AV : Annual volume, yakni total penjualan produk dalam unit/tahun
p : Profit, yaitu laba yang diperoleh per unit = Hasil biaya (Revenue cost)
L : Life, yaitu waktu kehidupan/tahun
TDC : Total development cost, yaitu jumlah seluruh biaya pengembangan produk.
PM : Profit margin, yaitu margin laba yang diproyeksikan atau tingkat laba yang diinginkan.
TC : Total cost, yaitu total biaya pengembangan produk Kriteria:
Bila ROI > Tingkat bunga umum (r) berarti gagasan memiliki kelayakan financial, dan bila ROI
< Tingkat bunga umum (r) berarti gagasan tidak memiliki kelayakan finansial
Contoh:
CV. Alhambra dalam setahun berharap memperoleh laba sebesar Rp.25.000.000, - dengan biaya
operasional sebesar Rp.10.000.000,- dan tingkat bunga umum (bank) 15%, maka dengan
menggunakan rumus ROI sederhana, diperoleh:
25.000.000
ROI = --------------- x 100% = 16,67%
150.000.000
ROI > r atau 16,67% > 15% berarti gagasan tersebut memiliki kelayakan finansial.
2) Kesesuaian operasi.
Khusus bagi perusahaan yang telah berproduksi, suatu gagasan yang memiliki kelayakan
finansial bukan berarti dapat langsung dikembangkan. Apabila operasi dari produk yang akan
dikembangkan berbeda dengan produk yang sudah ada, akan berdampak pada aspek lain,
misalnya akan mengubah layout, menambah biaya dan sebagainya. Oleh karena, itu
pengembangan suatu gagasan tidak hanya ditentukan oleh kelayakan financial melainkan pula
oleh kesesuaian operasi.
3) Potensi pasar.
Pengembangan suatu gagasan mengenai produk harus ditentukan pula oleh potensi pasar dari
produk tersebut. Oleh karena bila potensi pasarnya belum jelas maka pengembangan produk
tersebut perlu dipertimbangkan kembali sampai potensi pasarnya jelas atau menguntungkan
perusahaan.
Untuk kepentingan pengembangan produk tersebut, maka harus diperhatikan beberapa faktor,
antara lain:
a. Persaingan. Apakah perusahaan pesaing juga telah melakukan pengembangan produknya? Kalau
ya, bagaimana bentuk pengembangan produknya?
b. Persediaan bahan, baik bahan baku maupun bahan penolong. Apakah bahan baku dan bahan
penolong tersedia dalam jumlah yang cukup untuk jangka panjang atau justru sebaliknya?
c. Kualitas produksi yang diinginkan. Apakah perusahaan akanmempertahankan kualitas produk
ataukah akan ada perbaikan kualitas?
d. Resiko teknik. Apakah dengan pengembangan produk yang direncanakan berakibat pada proses
secara teknis, misalnya perlunya mesin atau peralatan yang baru atau tenaga ahli yang baru?
e. Volume penjualan yang diharapkan. Apakah dengan pengembangan produk dapat meningkatkan
volume penjualan atau apakah perusahaan sudah puas dengan volume penjualan yang telah
dicapai?
f. Strategi perusahaan. Apakah perusahaan telah siap dengan strategi tertentu dalam upaya
pengembagan produk dan mempromosikannya, dalam bentuk yang bagaimana?
Faktor-faktor di atas harus mendapat perhatian dari pihak perusahaan, agar rencana
pengembangan produk benar-benar mendatangkan keuntungan sesuai yang diharapkan dan
bukan sebaliknya yang justru berakibat perusahaan mengalami kerugian.
Dengan demikian, pengembangan produk harus dilakukan dengan pertimbangan dan perhitungan
rasional-ekonomis (motif ekonomis), bukan hanya sekedar didorong oleh keinginan agar
dianggap sebagai perusahaan yang maju atau karena faktor prestise (motif psikologis)
c) Desain produk pendahuluan, bahwa sebelum ditetapkan desain produk/jasa yang akan
dikembangkan ada beberapa hal yang harus dilakukan perusahaan/wirausaha yaitu:
1) Penentuan bentuk serta fungsi produk baru yang akan diproduksi
2) Pemilihan bahan yang akan digunakan dengan mempertimbangkan:
a. Kebutuhan jenis (spesifikasi) produk atau bagian dari produk
b. Harga dari bahan yang akan digunakan
c. Biaya pemrosesan bahan atau biaya proses produksi.
3) Kesempatan diversifikasi.
Yaitu peluang untuk menambah atau memperbanyak jenis produk yang akan dihasilkan.
Misalnya:
Dari hanya menghasilkan produk jasa angkutan, ditambah dengan produk jasa cuci mobil/motor.
Dari hanya menghasilkan mesin pemotong rumput, ditambah dengan menghasilkan pula mesin
penggiling rumput untuk makanan ternak.
Dan sebagainya.
Bila telah diputuskan produk mana yang akan dikembangkan atau dihasilkan, maka tahap
berikutnya adalah membuat desain produk pendahuluan, yaitu desain dari produk-produk yang
terpilih untuk dikembangkan atau diproduksi. Desain produk pendahuluan yang kemudian
dikembangkan ke dalam prototype-nya diperlukan agar sebelum produk tersebut diproduksi,
selain benar-benar sudah memenuhi standar yang ditetapkan (baik standar bahan maupun standar
kualitas), juga harus sesuai dengan permintaan pasar/konsumen.
Ada tiga faktor yang harus dicantumkan dalam desain produk pendahuluan ini, yaitu:
1) frekuensi kerusakan komponen (reability),
2) kemudahan untuk pemeliharaan dan perbaikan (maintainability),
3) umur produk.
d) Pengujian, yaitu dimaksudkan untuk menguji apakah produk layak dikembangkan atau tidak,
baik dilihat dari potensi pasar atau konsumen maupun secara teknik dari produk tersebut.
e) Desain akhir, bahwa apabila hasil pengujian produk tersebut layak untuk dikembangkan, maka
dibuatlah disain akhir. Bila dari pengujian ada perbaikan-perbaikan, maka sebelum diproduksi,
perlu dibuat prototype baru untuk diuji kembali sampai produk tersebut lolos uji secara teknik
maupun potensi pasar.
Apabila telah ditetapkan jenis produk yang akan dihasilkan, maka langkah selanjutnya
adalah menetapkan skala produksi, yaitu meliputi:
a) Penetapan waktu, yaitu kapan kegiatan proses produksi akan dilakukan
b) Penetapan kuantitas produk, yaitu berupa jumlah (volume) produk yang akan dihasilkan.
c) Menghitung keperluan biaya, yaitu berapa besar jumlah biaya yang dibutuhkan
d) Penetapan jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan.
e) Penetapan peralatan apa saja yang akan digunakan.
f) Penetapan persediaan bahan baku yang optimal yang sesuai dengan kebutuhan.
Dalam implemntasinya, perencanaan produksi setidaknya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
A. KESIMPULAN
Setiap proyek terpilih dilengkapi dengan tim pengembang produk. Tim ini harus mengetahui
misi proyek sebelum dimulai pengembangan. Misi setiap proyek seharusnya memuat:
a. Segmen pasar yang dapat dipertimbangkan untuk merancang dan mengembangkan produk.
DAFTAR PUSTAKA
Dilworth, James B. 1992. Operations Management: Design, Planning, and Control for Manufacturing
and Services. McGraw Hill.
Fogarty, Hoffmann, dan Stonebroker. 1989. Production and Operations management. South-Western
Publishing.
Manahan P.Tampubolon, 2004, Manajemen Operasional, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Manullang, 1971, Dasar-Dasar Manajemen, CV Amanlaham, Medan
Murdifin Haming dan Mahfud Nurjamuddin. 2011, Manajemen Produksi Modern, Bumi Aksara edisi
kedua
http://lestachi.blogspot.com/2013/04/perencanaan-dan-perancangan-produk.html