Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari seorang kepada orang lain
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus (Gama & Betty, 2010).
melaporkan bahwa 2,5-3 juta manusia beresiko terhadap penyakit ini. Penyakit
demam berdarah merupakan penyakit yang berbasis perkotaan namun mulai meluas
kepedesaan.
tahun terakhir. Sejak tahun 1968 telah terjadi peningkatan persebaran jumlah provinsi
dan kabupaten/kota yang endemis DBD, dari 2 provinsi dan 2 kota, menjadi 32 (97%)
dan 382 (77%) kabupaten/kota pada tahun 2009. Provinsi Maluku, dari tahun 2002
sampai tahun 2009 tidak ada laporan kasus DBD. Selain itu terjadijuga peningkatan
jumlah kasus DBD, pada tahun 1968 hanya 58 kasus menjadi 158.912 kasus pada
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat secara global, nasional dan
local. Lebih dari 2,5 milyar penduduk (lebih dari 40% populasi dunia) beresiko
1
2
terinfeksi DBD. Saat ini, DBD menjadi penyakit endemic di lebih dari 100 negara di
Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat dan untuk
pertama kalinya dilaporkan terjadi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Prancis,
CFR (Case Fatality Rate) penyakit DBD mengalami penurunan dari tahun ke
tahun walaupun tetap masih tinggi. CFR tahun 1968 sebesar 43%, tahun 1971 sebesar
14 %, tahun 1980 sebesar 4,8 %, dan tahun 1999 masih di atas 2 %. Data dari
DBD di 25 provinsi dengan kematian 322 penderita selama Bulan Januari dan
Februari.(Widoyono, 2011).
Gigitan nyamuk betina Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang telah
terinfeksi oleh virus dengue dari penderita penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue)
sangat mustahil dapat memutus rantai penularan jika masyarakat tidak terlibat sama
sarang nyamuk tidak mungkin dapat dilakukan apabila anggota masyarakat dari
perkotaan sampai lingkungn pedesaan atau rumah tangga tidak mau melakukannya
Perjalanan penyakit infeksi dengue sulit diramalkan. Pasien yang pada waktu
masuk keadaan umumnya tampak baik, dalam waktu singkat dapat memburuk dan
tidak tertolong (Stadium Sindrom Syock Dengue = SSD). Sampai saat ini masih sering
dijumpai penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang semula tidak tampak berat
secara klinis dan laboratories, namun mendadak syock sampai meninggal dunia.
Sebaliknya banyak pula penderita DBD yang klinis maupun laboratories nampak
berat namun ternyata selamat dan sembuh dari penyakitnya. Kenyataan di atas
infeksi dengue yang belum terungkap, walaupun sampai saat ini tidak sedikit peneliti
yang mendalami bidang tersebut, namun hasil yang memuaskan belum terlihat secara
jelas di dalam mengungkapkan berbagai faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut
di atas.
Penyakit ini termasuk salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan
wabah, maka sesuai dengan Undang - Undang No. 4 Tahun 1984 tentang wabah
penyakit menular serta Peraturan Menteri Kesehatan No. 560 tahun 1989, setiap
dalam jangka waktu 24 jam oleh unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas,
Poliklinik, Balai Pengobatan, Dokter Praktik Swasta, dan lain-lain) Depkes 2008 RI.
Berdarah Dengue karena virus dengue dan nyamuk penularnya yaitu Aedes Aegypti
tersebar luas di seluruh daerah daerah pedesaan maupun perkotaan, baik di rumah -
rumah maupun di tempat-tempat umum, kecuali daerah yang ketinggiannya lebih dari
4
1.000 meter dari permukaan air laut. Iklim tropis juga mendukung berkembangnya
penyakit ini, lingkungan fisik (curah hujan) yang menyebabkan tingkat kelembaban
berkembangbiak di tempat tempat penampungan air atau tandon, seperti bak kamar
mandi, drum, tempayan dan barang bekas yang dapat menampung air hujan baik di
2012 sebanyak 3.060 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sumatera Utara
(Sumut). Namun dari jumlah tersebut sebanyak 18 orang yang meninggal. Kabid
merupakan yang terbesar jumlah kasus DBD yaitu 956 orang, di ikuti Simalungun
423 kasus dan 1 meninggal, Pematang Siantar 381 kasus, Deli Serdang 343 kasus dan
Asahan 115 kasus dan 1 meninggal, namun berdasarkan Insiden Rate (IR) atau angka
kejadian yang timbul dibandingkan jumlah penduduk, Siantar lebih tinggi Insiden
Rate yaitu 160,8. Medan IRnya 45,2 maksudnya dari 100 Ribu penduduk ada 45
orang yang DBD. Kalau Siantar kasusnya 381 tapi IRnya 160,8, artinya dalam 100
Ribu penduduk ada 160 kasus DBD.(Sofyan Akbar, akses 2 Pebruari 2014).
Binjai merupakan salah satu kota dengan kasus Demam Berdarah (DBD) yang
cukup tinggi dengan jumlah kasus yang mencapai 639 kasus dengan kematian 7
Orang, Kasus Demam Berdarah tersebar pada 5 Kecamatan di Kota Binjai, dengan
5
tingkat kasus Demam Berdarah tertinggi pada daerah Kecamatan Binjai Timur, di
ikuti dengan wilayah Kecamatan Binjai Utara (Dinkes Kota Binjai 2014).
Tahun 2015 Kota Binjai mempunyai 231 kasus DBD di 5 Kecamatan di Kota
Binjai (Dinkes Kota Binjai, 2015), Tahun 2015 Kecamatan Binjai Timur mempunyai
56 kasus DBD dan tidak ada kematian, Salah satu wilayah Kecamatan yang memiliki
Puskesmas Tanah Tinggi di Tahun 2014 dimana pada Bulan Januari sampai Desember
terdapat 159 kasus ,kemudian terjadi penurunan pada Tahun 2015 terdapat 56
kasus,dan selanjutnya pada Tahun 2016 pada Bulan Januari - Juni hingga saat ini
Selain memiliki Jumlah penduduk yang cukup padat yakni 57.616 jiwa pada
tempat perindukan nyamuk yang berupa bak mandi, ember, gentong, TPA yang bukan
untuk keperluan sehari - hari misalnya vas bunga, ban bekas, tempat sampah, tempat
minum burung, dan lain - lain, serta tempat penampungan air alamiah yaitu lubang
pohon, pelepah daun keladi, lubang batu, dan lain - lain (Depkes, 2005).
terjangkit dari waktu ke waktu di Indonesia disebabkan multi faktorial antara lain,
sehari-hari seperti menampung air hujan, air sumur, membuat bak mandi atau
barang-barang bekas atau kurang memeriksa lingkungan terhadap adanya air yang
Plus; dan terdapatnya nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor utama penyakit DBD
hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat tipe virus Dengue yang
bersirkulasi setiap sepanjang tahun (Ginanjar, 2008 & Kemenkes RI, 2004).
(environment), dan respon imun. Faktor hospes yaitu kerentanan (susceptibility), dan
respon imun. Faktor lingkungan yaitu kondisi geografis (ketinggian dari permukaan
perilaku, adat istiadat, kebiasaan, sosial ekonomi penduduk, jenis dan kepadatan
nyamuk sebagai vektor penular penyakit. Faktor agent yaitu sifat virus Dengue yang
hingga saat ini diketahui ada 4 jenis seroptipe virus Dengue yaitu Dengue 1,2,3,4.
1.2 RumusanMasalah
penyakit DBD di wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun
2016.
b. Untuk mengetahui pengaruh genangan air disekitar rumah terhadap
a. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukkan untuk dapat meningkatkan partisipasi
DBD.
b. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukkan bagi Puskesmas Tanah Tinggi dalam melakukan
mereka.
pencegahan DBD.