Professional Documents
Culture Documents
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
KONSEP DASAR
2.1 Masalah Utama
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
2.2 Konsep Harga Diri Rendah
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap
diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan
diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal
diri ( Keliat, 1998).
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri
atau kemampuan diri yang negative, dapat secara langsung atau tidak
langsung di ekspresikan.
Seseorang yang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia
meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat
berbuat apa apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak
disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep
diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan
kesempatan yang dihadapinya. Akan ada dua pihak yang bisa
disalahkannya, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau
menyalahkan orang lain (Rini, J.F, 2002).
2. Tanda dan Gejala Klien dengan Harga Diri Rendah
a. Mengejek dan mengkritik diri
b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum dan menolak diri sendiri
c. Mengalami gejala fisik, missal : tekanan darah tinggi
d. Menunda keputusan
e. Sulit bergaul
f. Menghindari kesenangan yang dapat meberi rasa puas
g. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga, halusinasi
h. Merusak diri : harga diri rendah menyokong pasien untuk
mengakhirinya hidup
i. Merusak/melukai orang lain
j. Perasaan tidak mampu
k. Pandangan hidup yang pesimistis
l. Tidak menerima pujian
m. Penurunan produktivitas
2
n. Penolakan terhadap kemampuan diri
o. Kurang memerhatikan perawatan diri
p. Berpakaian tidak rapih
q. Berkurang selera makan
r. Tidak berani menatap lawan bicara
s. Lebih banyak menunduk
t. Bicara lambat dengan nada suara lemah.
3. Faktor-Faktor Penyebab
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping
individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif,
kurangnya system pendukung kemunduran perkembangan ego,
pengulangan umpan balik yang negatif, difungsi system keluarga serta
terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C. 1998 : 366).
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 82) koping individu tidak efektif
adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko
mengalami suatu ketidakmampuan dalam mengalami stessor internal atau
lingkungan dengan adekuat karena ketidakkuatan sumber-sumber (fisik,
psikologi, perilaku atau kognitif).
Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998 : 312) koping individu
tidak efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan
memecahkan masalah seseorang dalam memenuhi tuntutan kehidupan dan
peran. Adapun Penyebab Gangguan Konsep Diri Harga Diri Rendah,
yaitu:
a. Factor Presdisposisi
Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orangtua, penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Factor Presipitasi
Factor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehillangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,
kegagalan atau produktifitas yang menurun.
4. Proses Terjadinya Masalah
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai
personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku
seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan
yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun
3
melakukan kesalahan,kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai
seorang yang penting dan berharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang
dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai
berat.Umumnya disertai oleh evalauasi diri yang negative membenci diri
sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan harga diri atau harga diri
rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, dll. Pada pasien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang
diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat
yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang
tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang
tidak menghargai.
b. Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berpikir yang negative.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negative terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi
ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada
pasien gangguan jiwa
2.3 POHON MASALAH
Isolasi Sosial = Menarik diri
Masalah Utama
Gangguan Konsep Diri = Harga Diri Rendah
Koping Individu Tidak Efektif
2.4 Masalah Keperawatan
1. Isolasi Sosial : Menarik diri
Data :
a. Apatis (tidak perduli terhadap lingkungan)
b. Enggan berkomunikasi dengan orang lain
c. Klien mengatakan malu bertemu dengan orang lain
d. Ekspresi wajah tampak kosong
e. Tidak ada kontak mata ketika diajak berbicara
f. Suara kecil dan tidak jelas
g. Memberi jawaban singkat (ya atau tidak)
4
h. Menghindarketika didekati
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Data :
a. Malu terhadap diri sendiri
b. Klien berkata tidak mampu melakukan apa-apa
c. Klien mengkritik dirinya yang tidak berharga
d. Gangguan hubungan sosial : menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Tampak mudah tersinggung
g. Perhatian atas dirinya kurang : Defisit perawatan diri
2.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan defisit
perawatan diri
2.6 RENCANA KEPERAWATAN
Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan umum
Klien tidak menarik diri dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara
optimal
Tujuan khusus
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Kriteria hasil
Setelah dilakukan interaksi, klien mampu membina hubungan dan
menunjukkan tanda-tanda percaya terhadap orang sekitarnya. Ekspresi
wajah bersahabat, tidak acuh, ada kontak mata, mau berjabat tangan,
mau menyebutkan nama, mau bercakap-cakap dan mengatakan apa
yang dirasakan.
- Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan :
1) Beri salam saat berinteraksi
2) Perkenalkan nama, dan tujuan berkenalan
3) Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
4) Tunjukan sikap jujur dan menepati janji saat berinteraksi
5) Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien
6) Buat kontrak interaksi yang jelas
7) Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
TUK 2 : Klien mampu menyebutkan penyebab tanda dan gejala isolasi
sosial
- Kriteria hasil
5
Klien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri (diri
sendiri, orang lain, atau lingkungan)
- Intervensi
1) Tanyakan pada klien tentang :
a. Orang yang tinggal serumah atau dengan sekamar klien
b. Orang yang paling dekat ddengan klien dirumah atau diruangan
perawatan
c. Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut
d. Orang yang tidak dekat dengan klien dirumah atau diruangan
perawat
e. Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang tersebut
2) Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri / tidak mau bergaul
dengan orang lain
3) Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya
TUK 3 : Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan
kerugian menarik diri
- Kriteria hasil
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, misalnya
banyak teman, tidak kesepian dan saling menolong. Dan klien dapat
menyebutkan kerugian menarik diri misalnya sendiri, kesepian dan
tidak bisa diskusi.
- Intervensi
1) Tanyakan pada klien tentang :
a. Manfaat hubungan sosial
b. Kerugian menarik diri
2) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan sosial dan
kerugian menarik diri
3) Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya
TUK 4 : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
- Kriteria Hasil
Klien dapat melaksanakan hubungan soosial secara bertahap dengan
keluarga, orang lain dan masyarakat.
- Intervensi
1) Observasi perilaku klien tentang berhubungan sosial
2) Beri motivasi dan bantuu klien untuk berkenalan / berkomunikasi
dengan perawat lain, klien lain, kelompok
3) Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
4) Diskusikan jadwal harian yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan klien bersosialisasi
6
5) Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang
telah dibuat
6) Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulanya
melalui aktifitas yang dilaksanakan
TUK 5 : Klien mampu menjelaskan perasaanya setelh berhubungan sosial
- Kriteria hasil
Klien dapat menyebutkan perasaanya setelah berhubungan sosial
dengan keluarga dan orang lain.
- Intervensi
1) Diskusikan dengan klien tentang perasaanya setelah berhungan
sosial dengan keluarga dan orang lain
2) Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaaanya
TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
- Kriteria hasil
Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada
- Intervensi
1) Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara
merawat klien dengan harga diri rendah
2) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah sesuai dengan
keadaan klien
7
Strategi Pelaksanaan Keperawatan
1. Pertemuan : Ke-I (satu)
Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
membantu pasien memilih atau menetapkan kemampuan yang akan dilatih,
melatih kemampuan yang telah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan
kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
1) Orientasi :
Assalamualaikum, bagaimana keadaan T hari ini ? T terlihat segar.
Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan
yang pernah T lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang
masih dapat T dilakukna di rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih
satu kegiatan untuk kita latih
Dimana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?
Bagaimana kalau 20 menit ?
2) Kerja :
T, apa saja kemampuan yang T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan?
Bagaimana dengan merapihkankamar?Menyapu?Mencuci
piring..............dst. Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan
yang T miliki .
T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang
kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus
sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini. O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau
begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur
T. Mari kita lihat tempat tidur T. Coba lihat, sudah rapihkah tempat
tidurnya?
Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu
bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan
kasurnya kita balik. Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai
dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu
sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan
8
di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah
bawah/kaki. Bagus !
T sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus
Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau T
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan,
dan T (tidak) melakukan.
3) Terminasi :
Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapihkan tempat tidur ? Yah, T ternyata banyak memiliki kemampuan
yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat
tidur, yang sudah T praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini
dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.
Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. T. Mau berapa kali
sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa
? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00
Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapihkan
tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci
piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai
jumpa ya
2. Pertemuan : Ke-2 (dua)
Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
kemampuan pasien.
1) Orientasi :
Assalammualaikum, bagaimana perasaan T pagi ini ? Wah, tampak cerah
Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi
pag? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita
akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu T?
Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini
Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!
2) Kerja :
T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya,
yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci
piring, dan air untuk membilas., T bisa menggunakan air yang mengalir
9
dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang
sisa-makanan.
Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya
Setelah semuanya perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor, lalu
buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah.
Kemudian T bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes
yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas
dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring
tersebut. Setelah itu T bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di
rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai
Sekarang coba T yang melakukan
Bagus sekali, T dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang
dilap tangannya
3) Terminasi :
Bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring ?
Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan
sehari-hari T. Mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci
piring tiga kali setelah makan.
Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan
tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar
kita akan latihan mengepel
Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN HARGA
DIRI RENDAH DI DESA KARANG BARU
KECAMATAN SELAPARANG KOTA MATARAM
Tanggal Pengkajian : 10 Mei 2015
Tempat : Desa Karang Baru, Kec. Selaparang, Kota
Mataram.
3.1 PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Tempat/tgl lahir : Mataram, 23 Januari 1988
Umur : 27 tahun
Suku : Sasak
10
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Status Perkawinan : -
Alamat : Karang Baru Mataram
2. Keluhan Utama
- Wali klien mengatakan dia sering bicara sedikit, sulit komunikasi dan
tidak perduli terhadap penampilannya
- Wali klien mengatakan dia sering murung ketika sedang sendiri
maupun ssaat bersama orang lain
- Klien memiliki pandangan kosong
- Klien tampak tidak terurus
- Klien sering tampak mengurung dirinya di rumah
3. Alasan Masuk
Setahun setelah masuk RSJ klien sering menyendiri, berbicara sendiri
tidak jelas, bicara sedikit, sulit kouinikasi, dan sulit tidur.
4. Faktor Predisposisi
Klien pernah mengalami gangguan jiwa 5 tahun yang lalu, pernah rawat
jalan di RSJP NTB.
1) Kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasil
2) Klien kurang perhatian dari keluarga
5. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda tanda vital :
Tekanan darah : 110/90 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 C
Pernafasan : 26 x/menit
2) Ukuran :
Tinggi badan : 163 cm
Berat badan : 53 Kg
3) Kondisi Fisik :
Klien tidak mengeluh sakit apa apa, tidak ada kelainan fisik.
6. Psikososial
1) Genogram
11
Ket :
: Perempuan : Klien
: Laki-Laki : Meninggal
: Tinggal serumah
2) Konsep Diri
- Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling
disukai adalah mata karena bisa melihat.
- Identitas : Klien mengatakan anak ke-2 dari 3 bersaudara
- Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau dirumah
sebagai anak.
- Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan
langsung dengan orang lain selain tetangga yang sering ditemuinya,
kurang interaksi sosial.
- Masalah Keperawatan : harga diri rendah
3) Hubungan Sosial
- Orang yang dekat dengan klien adalah ibunya
- Peran serta masyarakat : sebelum klien sakit sering berkumpul
dengan remaja di lingkungan tempat tinggal
- Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat
jalan / berobat jalan temannya berkurang karena klien malu
berkomunikasi.
- Masalah Kepeawatan : Menarik diri
4) Spiritual
Klien tampak jarang sholat, klien ke masjid jika hari lebaran saja.
7. Status Mental
1) Penampilan : Penampilan klien kurang rapi, rambut jarang disisir
2) Pembicaraan : Klien berbicara lambat dan sedikit tidak jelas dan kurang
dapat dipahami.
3) Aktivitas Motorik : Klien labih banyak menunduk, aktivitas klien
menyesuaikan.
4) Alam perasaan : Klien mengatakan bosan dirumah, klien tampak sedih
dan murung.
5) Afek : Klien tidak sesuai dalam berfikir, bicara klien lambat
12
6) Interaksi selama wawancara : Kontak mata kurang karena
menunduk, sesekali klien menengadah,selalu menjawab jika ditanya.
7) Persepsi : Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
8) Pola Fikir : Tidak ada waham.
9) Tingkat kesadaran : Klien sadar hari, namun tidak mampu
menyebutkan tanggal dan waktu.
10) Memori : Daya ingat jangka panjang klien sangan buruk
11) Tingkat konsentrasi dan berhitung: Klien kurang lancar dalam
berhitung
12) Kemampuan Penilaian : Klien mampu saat ditanya tangan sebelah
mana digunakan untuk makan.
13) Daya Tilik Diri : Klien tidak sadar dirinya sedang di wawancara
8. Kebutuhan
1) Makan
Klien jarang makan,dalam sehari bisa hanya sekali
2) BAB / BAK
Klien BAB 1x sehari, BAK 2x sehari, mandiri.
3) Mandi
Klien mandi 2x sehari, pagi dan sore, gosok gigi setiap kali mandi,
mandiri.
4) Berpakaian / berhias
Klien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain.
5) Istirahat dan Tidur
s
Klien lebih banyak tiduran, tidur siang 12.30 d 15.00 WIB,tidur
s
malam jam 20.00 d 04.30 WIB.
6) Pemeliharaan Kesehatan
Klien sudah pernah periksa diRSJP NTB tetapi rawat jalan.
7) Kegiatan di Dalam Rumah
Klien dirumah membantu ibunya melakukan aktifitas
9. Mekanisme Koping
1) Klien mampu berbicara dengan orang lain,terlihat malu
2) Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
3) Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang
lain,lebih suka diam.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.
10. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1) Masalah berhubungan dengan lingkungan : Klien menarik diri
dari lingkungan
2) Masalah dengan kesehatan (-)
13
3) Masalah dengan perumahan : Klien tinggal dengan ibunya saja
4) Masalah dengan Ekonomi : Kebutuhan klien dipenuhi oleh kakaknya
11. Aspek Medik
Diagnosa Medis
Schizofrenia
12. Masalah Keperawatan
A. Harga Diri Rendah
B. Menarik Diri
C. Koping Individu Tidak Efektif
13. Pohon Masalah
14
3.2 Analisa Data
Data Etiologi Problem
15
3.3 Diagnosa Keperawatan
b
1. Menarik Diri d Harga Diri Rendah ditandi dengan klien mengatakan
16
3.4 RENCANA KEPERAWATAN
17
Klien dapat menilai kemampuan yang
menilai kemampuan yang dapat digunakan
kemampuan dimiliki selama selama sakit
2. Diskusikan
yang dimiliki sakit
kemampuan yang
dapat ditunjukan
penggunaannya
TUK 4 : 1. Klien dapat 1. Rencanakan bersama
Klien dapat membuat klien aktifitas yang
menetapkan rencana kegiatan dapat dilakukan setiap
perencanaan harian hari
- Kegiatan mandiri
kegiatan sesuai
- Dibantu sebagian
dengan - Dengan bantuan
kemampuannya total
2. Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan
toleransi kondisi klien
Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan
yang boleh klien lakukan
TUK 5 : 1. Klien 2. Beri kesempatan klien
Klien dapat melakukan untuk mencoba
melakukan kegiatan yang kegiatan yang telah
kegiatan sesuai sesuai direncanakan
3. Beri pujian atas
kondisi sakit dengankondisi
keberhasilan klien
dan sakit dan
Diskusikan kemungkinan
kemampuannya kemampuannya
melaksanakan dirumah
TUK 6 : 1. Klien dapat 1. Beri pendidikan
Klien dapat memanfaatkan kesehatan cara
memanfaatkan system perawatan klien
sistem pendukung dengan Harga Diri
pendukung yang dikeluarga Rendah
2. Bantu keluarga
ada secara optimal
2. Klien dapat menyiapkan
18
memanfaatkan lingkungan di rumah.
system
pendukung
dilingkungan
sekitar.
Harga Diri TUM : 1. Klien mampu 1. Lakukan pendekatan
Klien dapat
Rendah duduk dengan baik,
melakukan
berhubunga berdampingan menerima klien apa
keputusan yang
n dengan dengan perawat adanya dan bersikap
efektif untuk 2. Klien mampu
Koping empati
mengendalikan berbincang - 2. Cepat mengendalikan
Individu
situasi bincang dengan perasaan dan reaksi
Tidak
kehidupan yang perawat perawatan diri sendiri
Efektif
3. Klien mampu
demikian misalnya rasa
merespon
menurunkan marah ,empati.
tindakan perawat 3. Sediakan waktu untuk
perasaan rendah
berdiskusi dan bina
diri
hubungan yang sopan.
TUK 1 : 4. Berikan kesempatan
Klien dapat kepada klien untuk
menbina merespon.
hubungan
terapeutik
dengan perawat
TUK 2 1. Klien dapat 1. Tunjukan emosional
Klien dapat mengungkapkan yang sesuai
2. Gunakan tekhnik
mengenali dan perasaannya
2. Klien mampu komunikasi terapeutik
mengekspresika
mengenali terbuka,
n emosinya
3. Bantu klien
emosinya dan
mengekspresikan
dapat
perasaannya
mengekspresikan
4. Bantu klien
nya
mengidentifikasikan
situasi kehidupan
19
yang tidak berada
dalam kemampuan
dan mengontrolnya
5. Dorong untuk
menyatakan secara
verbal perasaan
perasaan yang
berhubungan dengan
ketidak mampuannya
TUK 3 : 1. Klien dapat 1. Diskusikan masalah
Klien dapat mengidentifikasi yang dihadapi klien
memodifikasi pemikiran yang dengan memintanya
pola kognitif negative untuk
2. Klien dpat
yang negative menyimpulkannya
menurunkan 2. Identifikasi pemikiran
penilaian yang negatif klien dan
negatifpada bantu untuk
dirinya. menurunkan melalui
interupsi dan
substitusi
3. Evaluasi ketetapan
persepsi logika dan
kesimpulan yang
dibuat klien
4. Kurangi penilaian
klien yang negatif
terhadap dirinya
5. Bantu klien menerima
nilai yang dimilikinya
atau perilakunya atau
perubahan yang
terjadi pada diriny
TUK 4 : 1. Klien mampu 1. Libatkan klien dalam
Klien dapat
menentukan menetapkan tujuan
berpartisipasi
kebutuhan untuk yang ingin dicapai
20
dalam perawatan pada 2. Motivasi klien untuk
mengambil dirinya membuat jadwal
2. Klien dapat
keputusan yang aktivitas perawatan
berpartisipasi
berkenan dirinya
dalam
dengan
pengambilan
perawatan 3. Berikan privasi sesuai
keputusan
dirinya kebutuhan yang
ditentukan
4. Berikan
reinsforcement posotif
tentang pencapaian
kegiatan yang telah
sesuai dengan
keputusan yang
ditentukannya
21
bercerita masalah
yang dialami
O:
1. Klien mau berjabat
tangan
2. Klien mau duduk
berdampingan
dengan perawat
3. Klien mau
mengutarakan
masalahnya
A : SP 1 tercapai
Pp :
Lanjutkan SP 2 adakan
kontrak waktu pertemuan
berikutnya.
Pk :
Anjurkan klien untuk
dapat menyapa perawat
jika bertemu dan percaya
jika perawat akan
membantu masalah yang
dihadapi.
2 1. Bina hubungan terapeutik S:
dengan perawat dengan : 1. Klien mau duduk
- Pendekatan dengan baik
berdampingan
,menerima klien apa
dengan pewawancara
adanya
2. Klien mampu
- Mengidentifikasi
mengatakan
perasaan dan reaksi
perasaannya
22
perawatan diri sendiri 3. Klien merespon
- Menyediakan waktu
pertanyaan
untuk bina hubungan
pewawancara
yang sopan
O:
- Menberikan kesempatan
1. Klien mampu
untuk merespon
berbincang bincang
dengan perawat
2. Klien mampu
merespon tindakan
perawat.
A : SP 2 tercapai
Pp :
Lanjutkan SP 3 adakan
kontrak waktu pertemuan
berikutnya.
Pk :
Anjurkan klien mampu
berkomunikasi,mampu
memulai berbicara dan
tidak janggung.
3 1. Mengidentifikasi S:
kemampuan dan aspek 1. Klien mengatakan
positif yang dimiliki dengan cara penilaian positif
: tidak boleh berfikir
- Membantu
jelek terhadap orang
mengidentifikasi dengan
lain,sopan santun dan
aspek yang positif
ramah yang
- Mendorong agar
diutamakan.
berpenilaian positif
- Membantu O:
mengungkapkan 1. Klien dapat
23
perasaannya mengungkapkan
perasaannya
A : SP 3 teratasi sebagian
Pp :
lanjutkan SP 1 keluarga
Pk :
Anjurkan klien untuk
mempertahankan
hubungan saling percaya
berinteraksi secara
terarah.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat. (1998). Prinsip dan Praktik Keperawtaan Jiwa Edisi 3. St. Louis : Mosby
year book.
24
DOKUMENTASI
25
Gambar 2. Foto bersama klien. Klien mampu tersenyum dan berfoto bersama
26
Gambar 3. Foto bersama ibu klien
27