Professional Documents
Culture Documents
2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine meliputi urine lengkap dan kulture urine
3. Uji faal hati
4. EKG
5. X foto paru
6. Konsul THT : adanya otitis media
(Ratna Indrawti, 1994).
Setelah dilakukan pengkajian, kemudian data dikelompokan yang meliputi data subyektif dan
obyektif. Selanjutnya data dianalisa dengan mengkaitkan, menghubungkan data yang diperoleh
dengan konsep, teori, prinsip yang relevan untuk mengetahui masalah kesehatan pasien.
Selanjutnya diidentifikasi sesuai dengan prioritas masalah-masalah yang mengancam jiwa,
merusak sistem jaringan maupun merusak fungsi organ.
Rencana:
1. Kaji faktor penyebab gangguan kebutuhan gizi.
Rasional : Menentukan penatalaksanaan dari penyakit.
2. Berikan makanan bertahap dan formula mudahdicerna, pekat protein.
Rasioanl : Karena intoleransi terhadap makanan dan susu maka harus diberikan secara bertahap.
3. Berikan Modisco , 1, atau 2, atau 3 sesuai kebutuhan
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan akan kalori, protein, lemak dan karbohidrat.
4. Observasi berat badan setiap hari.
Rasional : Deteksi pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Berikan vitamin A 1x 100.000 IU IM dan vitamin BC + C 3x1 tablet oral.
Rasional : Vitamin tersebut diperlukan untuk berbagai enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan makanan dan
membantu penyerapan makanan.
2.2.4.2. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan s/d diare, muntah, tidak adekuatnya masukan
makanan dan cairan.
Tujuan :
Mempertahankan keseimbangan elektrolit dan volume cairan.
Kriteria hasil:
- Pasien tidak diare.
- Muntah teratasi.
- Tanda-tanda dehidrasi tidak nampak.
- Turgor kulit baik.
Rencana :
1. Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Deteksi dini adanya tanda-tanda kelainan.
2. Kaji status hidrasi (turgor kulit).
Rasional : Untuk mengetahui dehidrasi dilihat dari buruknya turgor dan
kekeringan kulit.
3. Observasi jumlah dan tipe masukan cairan.
Rasional : Mengetahui asupan cairan yang masuk dan keluar sehingga
dehidrasi teratasi.
4. Observasi diare.
Rasional : Bila diare masih terus berlangsung dapat diberikan obat untuk
diare.
5. Atur pola diit untuk mengatasi muntah dengan cara makan sedikit-sedikit tapi sering, bila masih
muntah, pasang sonde.
Rasional : Pada anak terjadi toleransi terhadap makanan yang rendah maka
pemberian makananya harus bertahap.
2.2.4.3. Resiko terjadinya komplikasi s/d daya tahan tubuh turun
Tujuan :
Tidak terjadi komplikasi.
Kriteria Hasil :
- Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi sehingga meningkatkan daya tahan tubuh.
- Anak dalam keadaan baik.
Rencana :
1. Ajarkan pada keluarga cara menjaga kebersihan mulut dan kulit.
Rasional : Mencegah terjadinya noma dan decubitus.
2. Awasi pemberian diit bila perlu pasang sonde.
Rasional : Kecukupan kalori dan protein terpenuhi dan meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Deteksi dini adanya kelainan.
2.2.4.4. Gangguan integritas kulit s/d gangguan nutrisi, odema, dehidrasi.
Tujuan:
Integritas kulit kembali normal.
Kriteria hasil:
- Gatal hilang/berkurang.
- Kulit kembali halus, kenyal dan utuh.
Rencana:
1. Anjurkan pada keluarga tentang pentingnya merubah posisi sesering mungkin.
Rasional : Mencegah ulcus decubitus.
2. Anjurkan keluarga lebih sering mengganti pakaian anak bila basah atau kotor dan kulit anak tetap
kering.
Rasional : Mencegah iritasi kulit dan mengurangi gatal.
3. Kolaborasi dengan dokter kulit untuk pengobatan lebih lanjut.
Rasional : Tindakan interdependent bidan/perawat dengan dokter.
2.2.4.5. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosi dan kebutuhan nutrisi.
Tujuan:
Pengetahuan keluarga bertambah.
Kriteria hasil:
- Keluarga mengerti dan memahami isi penyuluhan.
- Dapat mengulangi isi penyuluhan.
- Mampu menerapkan isi penyuluhan di rumah sakit dan nanti sampai di rumah.
Rencana:
1. Tentukan tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar.
Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kebenaran informasi yang di dapat dan kesiapan untuk
belajar.
2. Jelaskan tentang:
- Nama penyakit anak.
- Penyebab penyakit.
- Akibat yang ditimbulkan.
- Pengobatan yang dilakukan.
Rasional : Keluarga mengerti dan memahami penyakit anak dan menambah pengetahuan keluarga.
3. Jelaskan tentang:
- Pengertian nutrisi dan pentingnya.
- Pola makan yang betul untuk anak sesuai umurnya.
- Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin terutama banyak mengandung protein.
Rasional : Keluarga mengerti dan memahami serta menambah pengetahuan tentang nutrisi.
4. Beri kesempatan keluarga untuk mengulangi isi penyuluhan.
Rasional :Mengetahui sejauh mana isi penyuluhan dipahami oleh keluarga.
5. Anjurkan keluarga untuk membawa anak kontrol di poli gizi setelah pulang dari rumah sakit.
Rasional : Pemantauan tumbuh kembang anak selanjutnya
2.3.5 Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan yang diberikan kepada
pasien/klien, yang meliputi pelaksanaan rencana pelayanan keperawatan. (Pusdiknakes, 1985).
Pada kasus kwashiorkor ini pelaksanaan keperawatan dilaksanakan sesuai rencana.
2.3.6 Evaluasi.
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data obyektif dan
subyektif yang akan menunjukan apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah dicapai atau belum,
masalah apa yang sudah dipecahkan dan apa yang perlu dikaji, direncanakan, dilaksanakan dan
dinilai kembali. Evaluasi yang diharapkan dari kasus ini adalah:
2.3.6.1 Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2.3.6.2 Diare dan muntah teratasi serta adekuatnya masukan makanan dan cairan sehingga tidak terjadi
kekurangan volume cairan tubuh.
2.3.6.3 Kulit kembali halus dan utuh serta terbebas dari kerusakan integrasi kulit.
2.3.6.4 Pengetahuan keluarga bertambah tentang kebutuhan nutrisi
2.3.6.5 Tubuh tidak terjadi komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ester Monica dkk, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 3, Jakarta EGC
Kariasa I Made dkk, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi Ke 3, Jakarta, EGC.
Depkes RI, 1993, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Jakarta , Depkes RI.
Matondang Corry, S, 2000, Diagnosis Fisik Pada Anak Edisi Ke II, Jakarta PT. Sagung Seto.
RSUD Dr. Soetomo, 1994, Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Lab. / UPF Ilmu kesehatan anak
Surabaya FK Unair.