You are on page 1of 7

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA LANSIA DENGAN KANKER

1. Konsep Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas adalah suatu sintesis ilmu dan praktek kesehatan masyarakat,
yang diimplementasikan melalui penggunaan proses keperawatan yang sistematis,
dirancang untuk mempromosikan kesehatan dan mencegah penyakit pada kelompok
populasi (Clark, 1999). Di mana sebagai pelayanan keperawatan profesional diberikan
komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
dipengaruhi oleh lingkungan (bio, psiko, sosio, mental dan spiritual) mempengaruhi status
kesehatan masyarakat.

Pada praktek keperawatan komunitas itu sendiri rangkaian prosesnya dimulai dari awal
tahap pengkajian sampai evaluasi, di mana diharapkan terjadi alih peran sehingga peran
perawat yang lebih banyak berangsur-angsur berkurang digantikan meningkatnya
kemandirian masyarakat sebagai klien seperti terlihat pada gambar.

Peran perawat

Peran masyarakat

Gambar: 1 Lingkaran dinamis proses keperawatan (Depkes RI, 1992, h.20)

Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan dapat


dicapai dengan pengorganisasian masyarakat karena peran serta masyarakat di dalamnya
akan meningkat oleh karena itu, dalam proses keperawatan komunitas ada tahap-tahap
yang perlu dilaksanakan perawat (Depkes RI, 1993)
2. Model Keperawatan Komunitas

Teori keperawatan berkaitan dengan kesehatan masyarakat menjadi acuan dalam


mengembangkan model keperawatan komunitas adalah teori Betty Neuman (1972) dan Model
Keperawatan Comunity as Partner (2000). Model Neuman memandang klien sebagai sistem
yang terdiri dari berbagai elemen meliputi sebuah struktur dasar, garis kekebalan, garis
pertahanan normal dan garis pertahanan fleksibel (Neuman, 1994).

Model intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh Betty Neuman melibatkan


kemampuan masyarakat untuk bertahan atau beradaptasi terhadap stressor yang masuk ke
dalam garis pertahanan diri masyarakat. Kondisi kesehatan masyarakat ditentukan oleh
kemampuan masyarakat dalam menghadapi stressor. Intervensi keperawatan dilakukan bila
masyarakat tidak mampu beradaptasi terhadap stressor yang masuk ke dalam garis
pertahanan (Clark, 1999).
Garis Pertahanan

Struktur Dasar

kegaris pertahananPenetrasi stresorPenetrasi sensor kegarisSensor Tidak berpenetrasi

Garis pertahanan normal Garis pertahanan fleksibel Pertahanan fleksibel

Dasar pemikiran dalam keperawatan komunitas adalah komunitas adalah sebuah


sistem. Pada awalnya Anderson dan Mc Farlane(1996) menggunakan model comunity as
client. Pada tahun 2000 model disempurnakan menjadi community as partner. Model
comunity as partner mempunyai makna sesuai dengan filosofi PHC, yaitu fokus pada
pemberdayaan masyarakat. Model tersebut membuktikan ada hubungan yang sinergi dan
setara antara perawat dan klien. Pengkajian komunitas mempunyai 2 bagian utama yaitu core
dan 8 subsistem.

Pengkajian core/inti adalah: komunitas, sejarah/riwayat, data demografi, jenis rumah


tangga, vital statistik, value, belief, religion dan status pernikahan. Pengkajian 8 subsistem
komunitas adalah pengkajian fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Wahit Iqbal
Mubarak, 2009).
Model comunity as partner menekankan pada terjadinya stressor yang dapat mengganggu
keseimbangan sistem: pertahanan fleksibel, normal dan resisten. Teknik pengumpulan data
dalam model tersebut adalah melalui winshield survey (pengamatan langsung ke masyarakat
dengan berkeliling wilayah dan menggunakan semua panca indra), hasil wawancara,
kuesioner dan data sekunder (data statistik, laporan puskesmas, laporan kelurahan dan lain-
lain)

3. Asuhan Keperawatan Komunitas

Terwujudnya kemandirian masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan dapat


dicapai dengan pengorganisasian masyarakat karena peran serta masyarakat di dalamnya
akan meningkat oleh karena itu, dalam proses keperawatan komunitas ada tahap-tahap yang
perlu dilaksanakan perawat (Depkes RI, 1993), yaitu:
Tahap persiapan
Yaitu memilih area atau daerah yang menjadi prioritas, menentukan cara untuk
berhubungan dengan masyarakat, mempelajari serta bekerja sama dengan
masyarakat.
Tahap pengorganisasian
Yaitu persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian pola dalam masyarakat
dilanjutkan dengan pemilihan ketua kelompok dan pengurus inti.
Tahap pendidikan dan pelatihan kelompok masyarakat
Yaitu kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat, melakukan
pengkajian, membuat program berdasarkan masalah atau diagnosa keperawatan,
melatih kader kesehatan yang akan membina masyarakat di lingkungannya dan
pelayanan keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
Tahap formasi kepemimpinan
Yaitu memberi dukungan latihan dan pengembangan keterampilan kepemimpinan
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan
kegiatan pemeliharaan kesehatan.
Tahap koordinasi intersektoral
Yaitu kerja sama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan masyarakat.
Tahap akhir
Yaitu Supervise bertahap, evaluasi serta umpan balik untuk perbaikan kegiatan
kelompok kerja berikutnya.

Pelayanan dalam asuhan keperawatan komunitas sifatnya berkelanjutan dengan


pendekatan proses keperawatan sebagai pedoman dalam upaya menyelesaikan masalah
kesehatan komunitas. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, analisa dan
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi:

4. Pengkajian

Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif dan negatif) yang
berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun strategi untuk promosi
kesehatan. Di mana menurut model Betty Neuman (Anderson dan McFarlane, 2000)
yang dikaji meliputi demografi, populasi, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan
individu yang dipengaruhi oleh sub sistem komunitas yang terdiri dari lingkungan
fisik, perumahan, pendidikan, keselamatan dan transportasi, politik pemerintahan,
kesehatan, pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Aspek-aspek
tersebut dikaji melalui pengamatan langsung, data statistik, angket dan wawancara.

a. Demografi dan Populasi

Desa Pramuka terbagi menjadi 10 RT, terdata dan terdapat 110 kepala keluarga
dengan jumlah penduduk 460 jiwa yang kesemuanya merupakan warga dan
penduduk asli desa Pramuka.

Berdasar metode pengkajian windshield data demografi desa Pramuka diperoleh


data sebagai berikut:

(1). Luas desa Pramuka : 2,7 Km x 2,1 Km

(2). Batas wilayah sebelah utara : Batu pembatas wilayah

(3). Batas wilayah sebelah selatan : Mesjid An-Nur

(4). Batas wilayah sebelah timur : Pasar Tradisional

(5). Batas wilayah sebelah barat : Batu pembatas wilayah


Fasilitas umum desa terdiri dari Mesjid bernama An-Nur terletak di RT 01 dan Al-
Muiminun terletak di RT 06. Terdapat 1 kelompok remaja masjid, ibu-ibu arisan, dan
kelompok grup musik tradisional.

Hasil data yang diperoleh dari angket, wawancara dan observasi yang dilakukan
oleh mahasiswa dapat disajikan sebagai berikut:

i. Distribusi warga berdasar jenis kelamin


70
62
60
48 50
50
40
40

30 Laki-laki Presentase
20
20 15 13.4
10.4 10.8
10 7
3 4
0
0-5 6-Dec 13-18 19-35 36-54 >55

100 90
90
80 70
70
60
50
38
Perempuan Presentase
40
30 22 20 22 19.6
20 15.2
8.2 4.8
10 4.7 4.3
0
0-5 6-Dec 13-18 19-35 36-54 >55

Dari diagram batang di atas, umur penduduk laki-laki > 55 tahun yaitu 62
orang (13,4%). Sedangkan untuk perempuan terbanyak pada umur > 55 yaitu
sebanyak 90 orang (19,6%).

ii. Distribusi warga berdasar pekerjaan


200 185

150
100
100
50 45 44 40.2
50 33
Jumlah Presentase 21.7
10.8 7.2 9.7 3 0.7 9.5
0

iii. Distribusi warga berdasarkan Agama


500
440
450
400
350
300
250
Jumlan Presentase
200
150
96
100
50 10 2.1 10 2.1
0
Islam Kristen 0 0
Hindu 0 0
Budha Konghuchu

iv. Riwayat Kesehatan Individu


300 276

250

200 184

150
Jumlah Presentase
100
60
40
50

0
Merokok Tidak merokok

v. Pelayanan Kesehatan
140

120 115

100 90 90 89
76
80

60 Jumlah presentase

40
25
19 16 19 19
20

0
Rumah sakit puskesmas puskesdes mantri dukun

You might also like