Professional Documents
Culture Documents
(S1-2A)
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan atas karunia dan
rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Penyusun
1 | Page
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
4.1 Kesimpulan..........................................................................................17
4.2 Saran...................................................................................................17
Daftar Pustaka...........................................................................................18
2 | Page
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan yang harus
diberikan kepada pasien dengan pemasangan WSD (Water Seal
Drainage).
1 | Page
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui apa definisi WSD (Water Seal
Drainase)
2. Mahasiswa mampu mengetahui dimana lokasi pemasangan WSD
3. Mahasiswa mampu mengetahui apa indikasi pemasangan WSD
4. Mahasiswa mampu mengetahui apa kontraindikasi pemasangan
WSD
5. Mahasiswa mampu mengetahui apa komplikasi dari pemasangan
WSD
6. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana monitoring klien yang
terpasang WSD
7. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana asuhan keperawatan
pada klien yang terpasang WSD
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami
asuhan keperawatan pada pasien dengan pemasangan WSD (Water Seal
Drainage) serta mampu mengimplementasikannya dalam proses
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2 | Page
Kavum pleura kemudian harus di aspirasi atau didrenase. Jika diperlukan
adanya drainase maka digunakan WSD. seal mencegah masuknya udah
melalui susunan drainase dan memungkinkan paru-paru mengembang.
Udara, darah, atau eksudat lainnya akan di drainase. (Tim Penulis Poltekes
Kemenkes Maluku. 2011)
WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan
udara, cairan (darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan
mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut. Dalam keadaan normal
rongga pleura memiliki tekanan negatif dan hanya terisi sedikit cairan pleura /
lubrican. (Hudak & Gallo, 1996.
3 | Page
mengontrol tekanan. Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan.
Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-
3. Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang
tertanam dalam air botol WSD. Drainage tergantung gravitasi dan
jumlah hisapan yang ditambahkan.
Botol ke-3 mempunyai 3 selang : Tube pendek diatas batas air
dihubungkan dengan tube pada botol ke dua. Tube pendek lain
dihubungkan dengan suction. Tube di tengah yang panjang sampai di
batas permukaan air dan terbuka ke atmosfer
4 | Page
1.7.2 Yakinkan apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi system
drainase, amati tanda-tanda kesulitan bernafas.
1.7.3 Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang
keluar
1.7.4 Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas
yang telah ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada 2cm di bawah
air.
1.7.5 Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk
mengetahui jumlah cairan yg keluar.
1.7.6 Observasi pernafasan, nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertama
1.7.7 Perhatikan balutan pada insisi, apakah ada perdarahan
1.7.8 Anjurkan pasien memilih posisi yg nyaman dengan memperhatikan
jangan sampai slang terlipat
1.7.9 Anjurkan pasien untuk memegang slang apabila akan merubah posisi
1.7.10 Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu
1.7.11 Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh. Catat jumlah
cairan yang dibuang
1.7.12 Lakukan pemijatan pada slang untuk melancarkan aliran
1.7.13 Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, sianosis,
emphysema subkutan
1.7.14 Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan ystem cara batuk
efektif
1.7.15 Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh
1.7.16 Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSD
1.7.17 Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan
latihan gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD.
5 | Page
mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah lengan atas
yang cedera.
3. Mendorong berkembangnya paru-paru
a. Dengan WSD/Bullow drainage diharapkan paru mengembang.
b. Latihan napas dalam.
c. Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk, jangan
batuk waktu slang diklem.
d. Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi.
e. Perhatikan keadaan dan banyaknya cairan suction.
Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500 - 800 cc.
Jika perdarahan dalam 1 jam melebihi 3 cc/kg/jam, harus dilakukan
torakotomi. Jika banyaknya hisapan bertambah/berkurang,
perhatikan juga secara bersamaan keadaan pernapasan.
6 | Page
BAB III
3.1 Pengkajian
3.1.1 Anamnesa
1. Identitas Klien
7 | Page
Terdiri dari nama, umur, suku bangsa, agama, pendidikan, dan
pekerjaan.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan keluhan yang paling utama dirasakan
pasien. Biasanya pada pasien dengan efusi pleura didapatkan
keluhan berupa : sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik
akibat iritasi pleura yang bersifat tajam dan terlokasilir terutama
pada saat batuk dan bernafas serta batuk non produktif,
sedangkan pada pneumothorak
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit yang dulu pernah diderita klien yang
berhubungan dengan penyakit yang diderita pasien sekarang.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat yang menceritakan perjalanan penyakit pasien hingga
pasien dibawa ke rumah sakit.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit yang mungkin diderita oleh anggota keluarga
pasien yang disinyalir sebagai penyebab penyakit pasien sekarang.
Contohnya: Ca paru, TBC, dll.
6. Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana respon pasien terhadap tindakan
pengobatan yang dilakukan terhadap dirinya.
8 | Page
c. Hipertensi / hipotensi
d. CRT untuk mengetahui tingkat perfusi perifer, normalnya <
3 detik
e. Akral : hangat, panas, dingin, kering atau basah
3. B3 (Brain)
a. Tentukan GCS pasien
b. Tentukan adanya keluhan pusing,
c. Lamanya istirahat/tidur, normal kebutuhan istirahat tiap hari
adalah sekitar 6-7 jam.
d. ada tidaknya gangguan pada nerves pendengaran,
penglihatan, penciuman.
e. Kaji adanya nyeri, tentukan skala nyeri pasien, lokasi nyeri
misallnya nyeri dada sebelah kanan, frekuensi nyeri
(serangan datang secara tiba-tiba), nyeri bertambah saat
bernapas, nyeri menyebar ke dada, badan dan perut dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan nyeri yang dirasakan
pasien
4. B4 (Bladder)
Kaji beberapa hal yang berhubungan dengan system perkemihan,
meliputi:
a. Keluhan kencing : nocturia, poliuria, disuria, oliguria, anuria,
retensi, inkontinensia.
b. Produksi urine tiap hari, warna, dan bau. Produksi urine
normal adalah sekitar 500cc/hari dan berwarna kuning
bening.
c. Keadaan kandung kemih : membesar atau tidak, adanya
nyeri tekan.
d. Intake cairan tiap hari, pemberiannya melalui oral atau
parenteral. Intake cairan yang normal setiap hari adalah
sekitar 1 liter air.
e. Kaji ada tidaknya penggunaan alat bantu kateter.
5. B5 (Bowel)
a. Kaji keadaan mulut pasien: bersih, kotor atau berbau
b. Keadaan mukosa: lembab, kerig, stomatitis
c. Tenggorokan : adanya nyeri menelan, pembesaran tonsil,
nyeri tekan
d. Keadaan abdomen: tegang, kembung atau ascites
e. Adanya nyeri tekan, ada tidaknya luka bekas operasi
f. Peristaltic usus tiap menitnya
g. Frekuensi BAB tiap hari da konsistensinya (keras, lunak,
cair atau berdarah)
h. Nafsu makan, adanya diet makanan dan porsi makan tiap
hari
6. B6 (Bone)
9 | Page
a. Tentukan pergerakan sendi pasien (bebas, terbatas)
b. Kaji adanya kelainan ekstermitas, kelainan tualang
belakang dan fraktur
c. Keadaan kulit: ikteri, siaonis, kemerahan atau hiperglikemi
d. Keadaan turgor kulit
3.2 Diagnosa
3.2.1 Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan
immobilitas, tekanan dan nyeri.
3.2.2 Nyeri dada berhubungan dengan faktor-faktor biologis (trauma
jaringan) dan faktor-faktor fisik (pemasangan selang dada)
3.2.3 Resiko infeksi berhubungan dengan terpasangnya benda asing dalam
tubuh
3.2.4 Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan
berhubungan dengan kurang terpajan informasi.
10 | P a g e
3.3 Intervensi
11 | P a g e
perbaikan kondisi/terjadinya
komplikasi atau perdarahan yang
memerlukan upaya intervensi
7. Alat dalam menurunkan kerja napas;
meningkatkan penghilangan distress
respirasi dan sianosis b.d
hipoksemia.
8. Agar pasien tercukupi oksigennya
dan pola napasnya efektif, serta
untuk mencegah terjadinya
komplikasi yang bias memperparah
kondisi klien
2 Nyeri dada b.d Setelah dilakukan asuhan 1. Berikan teknik relaksasi distraksi 1. Mengalihkan perhatian apsien
2. Jika nyeri tidak
faktor-faktor keperawatan selama terhadap rasa nyerinya sehingga
berkurang,kolaborasikan dengan
biologis (trauma diharapkan kenyamanan pasien nyeri pasien berkurang
dokter untuk pemberian obat 2. Mengurangi tingakt nyeri yang
jaringan) dan terpenuhi dengan kriteria hasil :
analgesik dirasakan pasien
faktor-faktor fisik - nyeri berkurang bahkan hilang
3. Observasi skala nyeri setelah 3. Sebagai evaluasi terhadap interensi
(pemasangan - RR dan nadi kembali normal
intervensi yang telah dilakukan yang telah dilakukan dan untuk
selang dada) yaitu 16-20x/menit dan 60-
merencanakan intervensi selanjutnya
100x/menit
3 Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan 1. Rawat daerah yang terpasang 1. Untuk menjaga kebersihan daerah
12 | P a g e
berhubungan keperawatan selama... WSD secara teratur yang terpasang WSD sehingga
2. Ajarkan kepada keluarga untuk
dengan diharapkan tidak terjadi infalamsi dapat meminimalisir peluang
merawat daerah WSD dan
terpasangnya pada daerah yang terpasang terjadinya infeksi
instruksikan untuk merawatnya 2. Untuk melindungi tubuh dari resiko
benda asing dalam WSD dengan kriteria hasil :
secara teratur infeksi
tubuh - Tidak timbul rasa nyeri
3. Ajarkan pasien teknik mencuci 3. Mencegah kontaminasi lingkungan
- Suhu tubuh normal (36,5-37,5)
tangan yang benar terhadap pasien yang dapat memicu
4. Ajarkan kepada pengunjung untuk
terjadinya infeksi
mencuci tangan sewaktu masuk 4. Mendeteksi adanya infeksi sedini
dan meninggalkan ruang pasien mungkin sehingga dapa segera
serta ajarkan kepada pasien dan dilakukan tindakan agar infeksi tidak
keluarga tanda/gejala infeksi dan semakin parah
5. Mengendalikan factor pemicu infeksi
kapan harus melaporkan ke pusat
6. Meminimalkan pemicu infeksi
kesehatan
5. Kolaborasikan untuk member
antibiotik jika diperlukan
6. Batasi jumlah pengunjung jika
diperlukan
4 Setelah dilakukan asuhan 1. Berikan peran aktif pasien/ orang 1. Belajar ditingkatkan bila individu
Kurang keperawatan selama... terdekat dalam proses belajar, secara aktif berperan
pengetahuan 2. Membantu pasien dan orang
diharapkan pengetahuan pasien misalnya: diskusi, partisipasi
mengenai kondisi, terdekat membuat pilihan
dapat terpenuhi dengan kriteria kelompok
aturan pengobatan 2. Berikan informasi tertulis dan berdasarkan informasi tentang masa
hasil :
13 | P a g e
- pasien mengungkapkan verbal sesuai indikasi. Masukkan depan.
berhubungan 3. Mengurangi ras cemas pasien
pemahaman tentang kondisi/ daftar artikel dan buku yang
dengan kurang akibat terpasangnya alat di
proses penyakit dan rencana berhubungan dengan kebutuhan
terpajan informasi. tubuhnya
pengobatan pasien/ keluarga dan dorong
4. Mengetahui keefektifan intervensi
- Pasien berpartisipasi dalam membaca dan memdiskusikan apa
yang telah dilakukan
program pengobatan yang mereka pelajari
3. Informasikan kepada pasien
tentang efek-efek pemasangan
WSD
4. Tinjau ulang pengetahuan pasien
akan penyakit dan proses
pengobatannya
14 | P a g e
3.4 Evaluasi
3.4.1 Produksi cairan <50 cc/hari
3.4.2 Bubling sudah tidak ditemukan
3.4.3 Pernafasan pasien normal
3.4.4 1-3 hari post cardiac surgery
3.4.5 2-6 hari post thoracic surgery
3.4.6 Pada thorax foto menunjukkan pengembangan paru yang adekuat atau
tidak adanya cairan atau udara pada rongga intra pleura
BAB IV
PENUTUP
15 | P a g e
4.1 Kesimpulan
WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan
udara, cairan (darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan
mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut. Dalam keadaan normal
rongga pleura memiliki tekanan negatif dan hanya terisi sedikit cairan
pleura / lubrican.
4.2 Saran
Diharapkan bagi pembaca setelah membaca makalah ini khususnya
perawat dapat memahami dan mengerti serta dapat mengaplikasikan
tindakan yang harus dilakukan apabila mendapati klien yang terpasang WSD
DAFTAR PUSTAKA
16 | P a g e
Tim Penulis Poltekes Kemenkes Maluku. 2011. Penuntun Praktikum
Keterampilan Kritis III untuk Mahasiswa D3 Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
17 | P a g e