Professional Documents
Culture Documents
Pertanyaan penting
Ablasio Retina
Terdapat tiga jenis utama : ablasio regmatogenosa, ablasio traksi dan
ablasio serosa atau hemoragik.
Ablasio Retina Regmatogenosa
Merupakan bentuk tersering dari ablasio retina. Pada ablasio retina
regmatogenosa dimana ablasi terjadi akibat adanya robekan di retina
sehingga cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan
retina. Terjadi pendorongan retina oleh badan kaca cair (fluid vitreous)
yang masuk melalui robekan atau lubang pada retina ke rongga subretina
sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari lapis epitel pigmen
koroid.
Mata yang berisiko untuk terjadinya ablasi retina adalah mata dengan
myopia tinggi, pascaretinitis, dan retina yang memperlihatkan degenerasi
di bagian perifer, 50% ablasi yang timbul pada afakia.
Ablasio retina akan memberikan gejala terdapatnya gangguan
penglihatan yang kadang-kadang terlihat sebagai tirai yang menutup,
terdapatnya ada riwayat pijaran api (fotopsia) pada lapangan
penglihatan.
Letak pemutusan retina bervariasi sesuai dengan jenis : Robekan tapal
kuda sering terjadi pada kuadran superotemporal, lubang atrofi di
kuadran temporal,dan dialysis retina di kuadran inferotemporal. Apabila
terdapat robekan retina multipel maka defek biasanya terletak 90 satu
sama lain.
Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang terangkat
berwarna pucat dengan pembuluh darah diatasnya dan terlihat adanya
robekan retina berwarna merah.
Ablasio Retina Traksi
Merupakan jenis tersering kedua, dan terutama disebabkan oleh
retinopati diabetes proliferatif, vitreoretinopati proliferatif, retinopati pada
prematuritas, atau trauma mata. Ablasio retina karena traksi khas
memiliki permukaan yang lebih konkaf dan cenderung lebih lokal,
biasanya tidak meluas ke ora seratta. Pada ablasi ini lepasnya jaringan
retina akibat tarikan jaringan parut pada badan kaca yang akan
mengakibatkan ablasi retina, dan penglihatan turun tanpa rasa sakit.
Ablasio Retina Serosa Atau Hemoragik
Ablasio ini adalah hasil dari penimbunan cairan dibawah retina sensorik,
dan terutama disebabkan oleh penyakit epitel pigmen retina dan koroid.
Penyakit degenerative, inflamasi, dan infeksi yang terbatas pada macula
termasuk neovaskularisasi subretina yang disebabkan oleh berbagai
macam hal, mungkin berkaitan dengan ablasio retina jenis ini.( Tamsuri,
A. S. (2010). Klien Gangguan Mata & Penglihatan. Jakarta: EGC.)
4. Pemeriksaan penunjang pada kasus : Pemeriksaan visus atau tajam
penglihatan diukur menggunakan optotip snellen. Seseorang yang masih
memiliki visus yang normal bisa melihat pada jarak 6 meter tanpa alat
bantuan. Berarti kondisi visus pasien tersebut adalah 6/6 (orang normal bisa
melihat optotip snellen pada jarak 6 meter, pasien juga bisa melihat optotip
snellen pada jarak 6 meter) atau emetrop (istilah medis). Seseorang yang
mengalami penurunan tajam penglihatan bisa dicurigai karena kelainan
refraksi seperti miopi (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat) atau kelainan
pada organ mata (kelainan media refraksi) seperti katarak dsb.( Lang GK. A
short textbook : Opthalmology. New York : Thieme.2000.)
5. Komplikasi pada kasus :
Penglihatan menurun
Kebutaan
Keterbatasan aktivitas
Resiko cedera
(Bacigalupi, M , Internet Jurnal Sekutu Ilmu Kesehatan dan Praktek,
Review Amaurosis fugax-Sebuah Tinjauan Klinis 2006 Available
from :http://ijahsp.nova.edu http://ijahsp.nova.edu)
6. Pencegahan yang dilakukan pada kasus :
Latihan fokus mata
Penyakit mata plus dan minus biasanya terjadi karena seseorang terlalu
sering melihat atau benda dari jarak terlalu dekat atau jauh dalam rentang
waktu yang cukup lama. Jadi untuk mengurangi potensi terjadinya gangguan
tajam penglihatan mata lakukan latihan fokus mata.
Cukup cahaya
Seringkali kita mengabaikan adanya pencahayaan yang memadai baik saat
membaca buku menonton TV. Mata kita bisa melihat karena benda atau objek
terpapar oleh sinar apabila tidak tentu saja tidak akan terlihat alias gelap.
Apabila situasi itu terjadi terlalu lama maka akan meningkatkan beban kerja
dari otot lensa mata yang disebut dengan otot siliaris. Lambat laun otot ini
bisa mengalami penurunan fungsi sehingga lensa tidak bisa mengembang
dengan baik maka potensi yang bisa terjadi adalah penurunan ketajaman
penglihatan mata bisa mata plus atau minus.
Posisi membaca
Membaca buku koran maupun tulisan ataupun gambar sebaiknya Jangan
dilakukan dalam posisi tidur. Karena hal tersebut bisa membebani mata lebih
berat khususnya area lensa dan otot siliaris sehingga jika terjadi dalam
rentang waktu lama bisa mengurangi kemampuan lensa mata dalam
mengatur sinar dari objek atau benda agar tepat jatuh di retina. Apabila
China tersebut tidak tepat jatuh pada retina maka yang terjadi adalah
penyakit mata plus dan minus.
Gizi dan nutrisi
Organ mata merupakan salah satu organ yang cukup unik dimana separuh
dari bagian belakang mata membutuhkan asupan atau suplai oksigen melalui
pembuluh darah sedangkan sebagian kecil di bagian depan tidak memiliki
pembuluh darah salah satunya adalah kornea. Jadi penting sekali untuk
menjaga nutrisi bagi mata pertama melalui makanan dengan mengkonsumsi
lebih banyak vitamin A yang secara ilmiah mampu membantu meningkatkan
kinerja retina mata.
Rutin cek kesehatan
Seperti halnya dengan organ pencernaan khususnya gigi dan mulut yang
dianjurkan untuk rutin dicek 6 bulan sekali begitu juga dengan kesehatan
mata. Meskipun tidak ada gangguan penglihatan Hal ini penting dilakukan
sebagai pencegahan.( Sidarta I. Anatomi dan Fisiologi Mata. Dalam : Ilmu
Penyakit Mata Edisi kedua. Jakarta : BP-FKUI. 2007)
7. Penyakit yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan :
Katarak Venil
Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa
atau kapsul lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi
pada semua orang lebih dari 65 tahun (Marilynn Doengoes, dkk. 2000).
Glaukoma
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata
meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan
menyebabkan penurunan fungsi penglihatan. Nilai normal dari tekanan
bola mata adalah 11 21 mmhg.
Retinopathy Diabetikum
Diabetic retinopathy adalah suatu mikroorganisme progresif yang
ditandai oleh kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembuluh halus
meliputi arteriol prekapiler retina, kapiler-kapiler dan vena.
Ablasio Retina
Ablasio retina adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan
batang retina dari sel epitel pigmen retina. Pada keadaan ini sel epitel
pigmen masih melekat erat dengan membrane Bruch.( Ming ALS,
Constable IJ. Color Atlas of Opthalmology. 3rd edition. World Science.
2000.)
8. Tanda dan gejala penuruanan tajam penglihatan :
Katarak Venil
Glaukoma
Kesulitan membaca
Penglihatan kabur
Penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata
Melihat lingkaran-lingkaran cahaya
Kesulitan membaca
Penglihatan kabur
Penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata
Melihat lingkaran-lingkaran cahaya
Melihat bintik gelap dan cahaya kelap-kelip
Melihat bintik gelap dan cahaya kelap-kelip
Ablasio Retina
terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dengan pembuluh darah
diatasnya dan terlihat adanya robekan retina berwarna merah.
ablasi retina, dan penglihatan turun tanpa rasa sakit. (Siregar, NH ,
2003 , Papilitis Available from : www. usu.ac.id/usu/
digitallibrary/papilitis)
Penglihatan buram,
kontur bayang kurang
jelas
Kehilangan penglihatan
Data Etiologi Masalah
Ds : Pertambahan usia Resiko injuri
Pasien mengeluh
penurunan tajam Degradasi lensa
penglihatan
Pasien tidak ada Koagulasi serat protein
kelainan refraksi
Pasien tidak ada Noda pada lensa (lensa
riwayat mata merah keruh)
Pasien tidak ada
Mengaburkan
riwayat trauma
pandangan
pada mata
Do : -
Jalan cahaya keretina
terhambat
Sensitivitas dan
ketajaman mata
menurun
3. Diagnose keperawatan
Penurunan persepsi sensorik : penglihatan yang berhubungan dengan
penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan.
Resiko cedera berhubungan dengan penurunan visus, umur, atau
berada pada lingkungan yang tidak dikenal.
4. Intervensi
Penurunan persepsi sensorik : penglihatan yang berhubungan dengan
penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan.