Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
mulainya peradaban Nusantara. Demikian pula era kolonial kenyataanya, banyak lembaga pendidikan
formal maupun non formal yang secara swadaya diusahakan oleh pribumi. Ini membuktikan, bahwa
sesungguhnya semangat bangsa indonesia untuk menjadi warga negara dunia yang terpelajar dan
Sampai saat ini, isu pendidikan masih mendapat porsi wacana yang cukup besar
diperbincangkan oleh warga bangsa. Hal ini tentu adalah merupakan implikasi dari keinginan yang
dinamis seluruh warga bangsa untuk senantiasa menginginkan pelaksanaan pendidikan dapat terwujud
Isu-isu pendidikan yang terkait dengan : pengajaran agama, akses untuk untuk mendapatkan
manajemen satuan pendidikan, infrastruktur pendidikan, prestasi atas profesional pendidikan, maupun
Meninjau apa yang terjadi dalam sisitem pendidikan nasional, tentu tidak dapat terlepas dari
politik hukum pendidikan yang diberlakukan. Oleh karenanya menjadi relavan apabila potret
pendidikan kita harus dilihat dalam bentuk das sein dan das sollen. Bagaimana teori, bagaimana pula
1
kenyataanya. Secara yuridis ( sebagai landasan kebijakan ), sistem pendidikan nasional telah diatur
dalam berbagai ketentuan kontitusional. Baik dalam UUD 1945 maupun dalam berbagai produk
peraturan perundang- undangan. Didalam pembukaan UUD 1945, telah disebutkan mengenai cita-cita
negara di bidang pendidikan yakni, melindungi sgenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang beerdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Oleh karena itu, penyusunan makalah ini ditujukan agar pembaca dapat memahami apa itu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan beberapa pertanyaan
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi pendidikan.
Pembelajaran Bahasa.
2
BAB 11
PEMBAHASAN
A. ARTI TUJUAN
Pendidikan sangat berkaitan erat dengan pengajran, karena pendidikan dan pengajaran adalah
suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan
suatu peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
Dalam pendidikan dan pengajaran, tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk
memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari siswa atau subyek belajar, setelah menyelesaikan atau
memperoleh pengalaman belajar. Winarno Surakhmad memberikan keterangan bahwa rumusan dan
taraf pencapaian tujuan pengajaran adalah merupakan petunjuk praktis tentang sejauh manakah
interaksi edukatif adalah harus dibawa untuk mencapai tujuan akhir. Dengan demikian, tujuan adalah
sesuatu yang diharapkan atau diinginkan dari subyek belajar, sehingga memberi arah, ke mana kegiatan
Ada tiga alasan mengapa tujuan pendidikan dan pengajaran itu perlu dirumuskan.
1. Jika sesuatu pekerjaan atau tugas tidak disertai tujuan yang jelas dan benar, maka akan sulitlah untuk
2. Rumusan tujuan yang baik dan terinci akan mempermudah pengawasan dan penilaian hasil belajar
3
3. Perumusan tujuan yang benar akan memberikan pedoman bagi siswa belajar dalam menyelesaikan
Di Indonesia telah diterapkan dasar, tujuan dan sisitem pendidikan nasional secara umum, yakni
Pendidikan Nasional Pancasila. Dari undang-undang atau kebijakan, dalam pendidikan, akan
pendidikan tinggi, lembaga pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, pendidikan angkatan
bersenjata, kejuruan dan sebagainya. Maksud dari itu semua adalah untuk memberikan gambaran
secara umum tentang kualitas manusia yang dicita-citakan, sebagai hasil pengalaman edukatifnya pada
lembaga itu.
Pada Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran RIS No.4/1950 yang kemudian menjadi UU
Pendidikan dan Pengajaran RI No.12/1954, pada Bab 11 Pasal 3, menyebutkan tentang tujuan
pendidikan dan pengajaran : Tujuan Pendidikan dan Pengajaran ialah membentuk manusia susila yan
cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat
Dalam TAP MPR Tahun 1973, dalam GBHN : Pembangunan di bidang di bidang pendidikan
didasarkan atas falsafah Negara Pancasiala dan diarahkan untuk manusia-manusia pembangunan yang
bepancasila dan untuk membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan bertanggung jawab, dapat
menyuburkan sikap demokrasi dan penh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi
4
dan disertai budi luhur, mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam UUD
1945 .
Dalam GBHN 1983 dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan
budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan, dan cinta tanah air, agar
dapat menumbuhkan manusia-manusia pembanguna yang mampu membangun dirinya serta bersama-
Di samping itu banyak juga disebut- sebut bahwa tujuan pendidikan itu pada hakikatnya
memanusiakan manusia, atau mengantarkan anak didik untuk menemukan jati dirinya. Memanusiakan
manusia berarti ingin menempatkan manusia-manusia Indonesia sesuai dengan proporsi dan hakikat
kemanusiaanya. Agar manusia menemukan jati dirinya,maksudnya agar setiap individu manusia itu
menyadari dan memahami siapa dia,mengapa dia diadakan di dunia ini, dan harus ke mana
nantinya. Manusia seperti itulah yang diharapkan oleh seluruh bangsa Indonesia sebagaimana
tercantum dalam GBHN, yang merupakan manifestasi dari amanat Pembukaan UUD 1945. Dalam
konteks tujuan pendidikan dan pengajaran, terwujudnya manusia-manusia pembangunan itu merupakan
tujuan akhir.
Untuk mencapai tujuan, yakni terbentuknya manusia-manusia yang mampu menemukan jati
dirinya,memerlukan kerja serius, efisien, sistematis dan materi atau komponen-komponen yang
relevan. Dengan demikian, diharapkan tujuan yang bersifat normatif, sangat umum dan luas itu
mendapat bentuk nyata. Pemikiran mengenai cara tersebut akan menghasilkan satu bentuk organisasi
beserta pengaturanya, yang secara umum disebut kurikulum. Kurikulum ini menjadi pedoman praktis
5
dalam upaya melaksanakan tercapainya tujuan pengajaran. Berdasarkan kurikulum itu kemudian dibuat
menjadi pedoman khusus, misalnya silabus, rencana pelajaran terurai, dan lain lain. Namun demikian
harus juga diingat bahwa petunjuk atau pedoman-pedoman khusus tersebut tidak ungkin dibuat
sedemikian khusus dan terincinya sehingga meliputi setiap kemungkinan situasi yang dihadapi oleh
Dalam kaitan ini, maka dituntut adanya keaktifan guru untuk dapat menerjemahkan sendiri
jiwa yang terkandung dalam tujuan yang dirumuskan secara luas itu, kedalam bentuk-bentuk yang
lebih khusus. Guru harus dapat menafsirkan dengan tepat tujuan-tujuan itu ke dalam bahasa kejuruan.
Cara untuk menggolongkan dari berbagai tujuan-tujuan yang lebih khusus dan konkret dengan
taksonomi artinya : suatu cara klasifikasi yang logis dan fungsional. Dikatakan logis dan fungsional
Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan berbagai perangkat atau komponen, seperti
misalnya materi (bahan), cara (metode), alat (sarana) dan untuk membuktikan tercapai tidakna suatu
kegiatan belajar-mengajar dibutuhkan kegitan evaluasi. Kerangka berpikir dan mekanisme kerja seperti
inilah sebagai dasar opersional dalam kegiatan belajar-mengajar. Sehubungan dengan uraian tersebut,
jelas bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran itu sebenarnya bertingkat atau berjenjang.
a. Tujuan Pendidikan Nasional, adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat nasional.
Hasil pencapaianya akan berwujud : warga negara yang berkepribadian nasional dan bertakwa
6
kepada TYME, bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat, bangsa dan tanah air. Inilah yang
b. Tujuan institusional, yakni merupakan tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat lembaga
pendidikan. Hasil pencapaian dari tujun ini berwujud tamatan sekolah yang mampu melaksanakan
bidang pekerjaan tertentu dan atau mampu dididik lebih lanjut menjadi tenaga profesional dalam
bidang tertentu dan pada jenjang tertentu pula ( misalnya pendidikan SD,SMP,SMTA, pendidikan
tinggi).
Pada Sekolah Dasar, pendidikan berfungsi memberikan bekal dasar pengembangan kehidupan,
baik kehidupan pribadi maupun masyarakat. Di samping itu juga berfungsi mempersiapkan anak didik
untuk mengikuti pendidikan di tingkat menegah pertama serta membekali sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dasar.
Kemudian sekolah menengah, dapat dibagi menjadi : sekolah menengah umum dan sekolah
menengah kejuruan. Sekolah menengah umum berfungsi mempersiapkan untuk mengikuti pendidikan
tahap berikutnya ( kalau menengah umum pertama, akan memasuki menengah atas, sedang untuk
menengah atas akan memasuki perguruan tinggi/ pendidikan tinggi). Mengenai menengah kejuruan,
mendidik anak untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan pendidikan kejuruan yang diikuti atau
Selanjutnya tentang tujuan pendidikan tinggi sifatnya majemuk. Dikatakan bahwa pendidikan
tinggi bertujuan untuk meneruskan, mengembangkan, dan melestarikan peradaban, ilmu, teknologi, dan
seni serta harus ikut dalam pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya. Jadi pendidikan tinggi itu
bertugas meneruskan, mengembangkan, melestarikan, dan mengolah peradaban, ilmu, teknologi, dan
seni dalam rangka pembangunan individu, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia. Dalam hal
7
ini terkenal adanya tri darma perguruan tinggi, yakni kegiatan pendidikan/ pengajaran, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat, juga berperan sebagai jembatan antara perkembangan nasional dan dunia
internasional.
c. Tujuan Kurikuler, adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat mata pelajaran atau
bidang studi- bidang studi. Hasil pencapaianya akan berujud siswa yang menguasai disiplin mata
pelajaran atau bidang studi yang dipelajarinya. ( Misalnya bidang studi : Geografi, Sejarah,
d. Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, yakni tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada
tingkat pengajaran. Hasil pencapaiannya berujud siswa yang secara bertahap terbentuk wataknya,
Melihat empat macam jenjang tujuan pendidikan seperti diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan
instruksional atau tujuan pengajaran akan senantiasa merupakan tujuan paling awal dan sekaligus
merupakan dasar untuk mencapai jenjang tujuanberikutnya. Melalui pencapaian tujuan pengajaran
yang begitu banyak jumlah dan sejenisnya, siswa sebagai subyek belajar diharapkan dapat mencapai
tujuan kurikuler. Kemudian terpenuhinya tujuan kurikuler yang juga banyak dan bervariasi itu,
Tercapainya tujuan institusional dari segenap lembaga pendidikan (baik formal maupun nonformal)
akhirnya akan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sebagai tujuan akhir yang bersifat abstrak dan
normatif.
8
Oleh karena itu pendidikan harus dibangun dengan melibatkan empat pilar, yaitu learning to
know, learning to do, learning to live together, dan learning to be. Empat pilar pendidikan ini
dijabarkan dalam praktik-praktik pendidikan di kelas dengan tujuan memberikan ruang bagi para siswa
untuk bertumbuh dan berkembang, kreatif, mandiri, bertanggung jawab, dan berkarakter.
Dalam konteks ini maka, proses mengedukasikan pendidikan diperlukan media ajar yang
mampu berfluktuasi sesuai dengan kebutuhannya. Media ajar tersebut harus mampu memainkan
peranya sebagai stimulus dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif dan konstruktif.
Berorientasi pada hal tersebut maka, siswa siap diajak untuk memasuki wacana pembelajaran
yang sistematis dan inovatif sehingga dapat memaksimalkan potensi dirinya, sehingga siswa diarahkan
menjadi manusi Indonesia yang berkarakter, religius, toleran, kreatif, mandiri, demokratis, dan
Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan menjadi dasar dan sangat penting dalam
mengembangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa, dalam menghadapi laju peradaban manusia.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan nasional bangsa Indonesia telah termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 yakni untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sedangkan tujuan
pendidikan nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Maka
kesimpulan dari pembahasan di atas adalah bahwa tujuan pendidikan nasional dan tujuan nasional tidak
terlepas dan saling berkaitan erat satu sama lain. Karena pendidikan nasional di Indonesia mengarah
B. Saran
Kita sebagai calon pendidik, kita juga dapat berperan aktif dalam mewujudkan tujuan nasional
bangsa Indonesia. Tidak hanya sebagai pendidik, akan tetapi sebagai pengajar, pembimbing, pelatih,
penasehat, pembaharu dan teladan bagi peserta didiknya guna meningkatkan sumber daya manusia
yang cerdas dan mandiri. Karena dengan begitu Negara Indonesia akan terus berdiri kokoh sampai
KATA PENGANTAR
10
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul, Tujuan Pendidikan
untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah Interaksi Pembelajaran Bahasa, Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia ( Program Strata 1 ), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Terimah kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi
berupa : dukungan dan dorongan kepada penulis. Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat diperlukan penulis sebagai bahan masukan untuk makalah
selanjutnya.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak sebagai
Penulis,
11
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................2
A. Pengertian Tujuan...........................................................................................................3
12