Nama Mahasiswa : 1. Nuvies Dwi Kurniaty 2314 030 107
2. Lita Laraswati 2314 030 113 Program Studi : DIII Teknik Kimia FTI-ITS Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Lily Pudjiastuti, MT. Co-Dosen Pembimbing : Achmad Ferdiansyah P. P., S.T., M.T.
ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan industri di Indonesia saat ini
mengalami peningkatan di segala bidang. Peningkatan yang pesat baik secara kualitatif dan kuantitatif juga terjadi dalam industri kimia, dikarenakan kebutuhan akan bahan-bahan kimia di Indonesia akan semakin besar. Namun, kebutuhan berbagai bahan kimia masih sering mengandalkan impor dari luar negeri. Berdasarkan data statistik industri dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2016, kebutuhan Amil Alkohol di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahunnya. Kebutuhan rata-rata terhadap Amil Alkohol per tahunnya yaitu sekitar 7.496 ton dari tahun 2011-2015. Proses produksi amil alkohol dapat dilakukan dengan beberapa cara. Secara komersial, proses yang biasa digunakan dapat berupa fraksinasi dari minyak fusel, proses oxo alkohol, dan proses klorinasi. Secara konvensional, metode yang paling banyak digunakan dalam pembuatan amil alkohol adalah dengan proses klorinasi-hidrolisis. Beberapa keunggulan dalam pemilihan proses klorinasi-hidrolisis dalam pembuatan amil alkohol yaitu kemurnian Amil alkohol yang dihasilkan cukup tinggi. Biaya produktif relatif murah maka dapat memberikan prospek keuntungan yang besar. Sifat dari proses klorinasi yang memiliki tingkat korosifitas yang rendah sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal untuk perawatan alat- alat industri. Proses klorinasi berlangsung dalam operasi temperatur dan tekanan yang cukup dan tidak terlalu tinggi. Dalam klorinasi Pentana, pentana dikeringkan menggunakan uap HCl dan dicampur dengan klorin dalam rasio 15: 1. Gas memasuki furnace pada 1200C, kemudian bereaksi dan keluar pada 2600C. Setelah itu didinginkan kemudian difraksinasi, untuk pentana yang tidak bereaksi didaur ulang, hal ini penting untuk mengontrol konsentrasi klorin guna menghindari produksi produk yang tidak diinginkan seperti di-chloropentane, kemudian di destilasi sehingga menghasilkan amil klorida. Amil Klorida yang selanjutnya dikirim ke digester dengan NaOH yang dikaltalis oleh Natrium Oleate digunakan untuk membantu agar reaksi berjalan baik serta reaksi bersifat eksotermis. Selain reaksi utama, terjadi reaksi samping berupa pembentukan amilene (C5H10). Dari digester, setelah melewati kondensor dan pemisah campuran dikirim ke kolom distilasi di mana dari hasil distilasi mendapatkan yield 70-90% amil alkohol.
Kata kunci: Klorinasi, Pentana, Klorin, Amil Alkohol