Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Hal : 2
BAB II
LANDASAN TEORI
Hal : 3
pahat bekerja sendiri-sendiri. Sementara itu proses
pengaturan (setting) pahatnya tetap dilakukan satu persatu.
Gerakan putar dari benda kerj disebut gerak potong
relatif dan gerakan translasi dari pahat disebut gerakan
umpan dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi
benda kerja dan kecepatan tranlasi pahat maka diperoleh
bermacam-macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda.
Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi
tranlasi yang menghubungkan proses spindel dengan poros
uli.
Hal : 4
untuk menampung panjang stok yang berbeda beda
pergerakannya di atur dengan penyetel roda dan dilengkapi
dengan ulir pengencang. Pada dasarnya untuk menyetel
kelurusan dan untuk membubut tirus kecepatan yang
dihasilkan sampai 27 variasi.
Ukuran mesin bubut dinyatakan dalam diameter
benda kerja yang dapat berputar sehingga mesin bubut 400
m mempunyai arti dapat mengerjakan benda kerja hingga
pada diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan pada
sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja.
Pembubutan kecepatan adalah mesin bubut yang
mempunyai kontruksi sederhana dan terdiri dari bangku,
kepala tetap, ekor tetap, dan peluncur yang dapat disetel.
Hal : 5
2.2. Operasi pada mesin bubut
Hal : 6
1. Tirus Morse, banyak digunakan untuk tangkai gurdi
leher dan pusat pembubutan. Ketirusan adalah 0,0502
mm (5,02%).
2. Tirus Brown dan sharp. Terutama digunakan memfrais
spindel mesin, 0,0417 mm ( 0,166 %).
3. Tirus Sarno dan Reed. Digunakan oleh beberapa pabrik
pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil. Semua
sistem mempunyai ketirusan (0,05 mm/mm) ( 5.00 %)
tetapi diameter benda.
4. Pena tirus. Pena tirus digunakan sebagai pengunci
ketirusan 0,0208 mm ( 2,083 %).
Ketirusan luar yang diteliti dapat dipotong pada
sebuah pembubut dalam beberapa cara:
1. Mesin kendali numeris yang dapat memotong kerucut
sbagai hal yang biasa.
2. Dalam perlengkapan membubut tirus , perlengkapan
yang diperhatikan pada gambar disebelah. Dibuatkan
pada punggung mesin bubut dan mempunyai batang
pemandu yang dapat dikunci pada sudut maupun
ketirusan yang diinginkan. Ketika kereta luncur
bergerak masuk dan keluar, sesuai dengan penguncian
pada batang.
3. Peletakan majemum pada kereta luncur mempunyai
dasar bulat dan dapat diputar ke sembarang sudut
yang diinginkan pada benda kerja.
Hal : 8
Gambar 2.4. Pemotong ulir
Hal : 9
Gamabr 2.6. Pemotong Ulir
Hal : 10
Gambar 2.7. Pembubutan dengan pahat
Hal : 12
Gambar 2.8. Mesin Bubut Universal.
Hal : 13
Mesin bubut turet dimiliki ciri khusus yang terutama
disesuaikan untuk kebutuhan mesin produksi. Karakteristik
kelompok mesin ini adalah bahwa pahat atau perkakas bisa
disetel untuk operasi beraturan. Tenaga atau skill yang
terlatih diperlukan untuk menyetel perkakas dengan keluar,
namun setelah itu untuk mengoperasikan bisa dilakukan
oleh tenaga tidak terlatih, mesin bobot turet terbagi menjadi
3 yaitu:
1. Turet Harizontal
2. Turet Vertikal
3. Turet Otomatis
Hal : 15
Gambar 2.11. Mesin Bubut Vertikal
Untuk mengadakan pemotongan bersudut baik ram
maupun turet dapat diputar 300 ke kiri maupun ke kanan
dari pusat. Ram menyediakan stasiun perkakas lain pada
mesin yang biasa dioperasikan terpisah atau bersama-
sama dengan yang lain. Mesin dilengkapi dengan
pengendali yang akan menghasilkan operasi otomatis
pada setiap kepala, laju dan arah hantaran dan
perubahan kecepatan spindel.
Hal : 16
Gambar 2.12. Mesin Bubut Otomatis
Hal : 17
BAB III
GAMBAR ALAT DAN FUNGSINYA
3.1.Gambar Alat
3.1.1. Mesin Bubut
Hal : 18
Mata bor ini berfungsi untuk membuat lubang pada
benda kerja yang berbentuk besi bulat pada proses
pembubutan
Hal : 19
Gamba 3.3. Kunci Pas
Hal : 20
Gambar 3.5. Pengunci Ekor Tetap
Hal : 22
Gambar 3.8. Benda Kerja
Hal : 23
BAB IV
GAMBAR SPECIMEN DAN LANGKAH KERJA
Hal : 24
4.2. Langkah Kerja
4.2.1. Sebelum Praktikum
1. Manyediakan peralatan dan benda kerja
2. Mempelajari bagaimana proses pengerjaan dan
fungsi bagian dari peralatan tersebut.
3. Memahami tahapan pengerjaan
4. Memahami cara kerja pembubutan
5. Melakukan pengukuran pada benda kerja yang
akan dibubut.
Hal : 25
untuk mata pahat agar melakukan penyayatan
benda saat berputar.
7. Penyayatan dilakukan perlahan-lahan agar tidak
merusak pada bagian mata pahat, dan hasilnya
lebih baik.
Hal : 26
BAB V
ANALISA HASIL
Hal : 27
Gambar 5.2. Hasil Pengerjaan
Pada saat pemotongan benda kerja terjadi benda kerja
yang tidak rata, hal tersebut terjadi karena kesalahan pada
saat pemotongan pada benda kerja. Untuk itulah dilakukan
pengikiran terhadap benda kerja. Setelah itu barulah benda
kerja diproses lebih lanjut dengan menggunakan mesin
bubut untuk mendapatkan ukuran-ukuran dan bentuk
yang diinginkan.
Hasil yang dapat mempunyai ukuran
Panjang 80 mm dan 40 mm dengan diameter 15 mm.
Hal : 28
BAB VI
SUMBER KESALAHAN DALAM PENGERJAAN
Hal : 29
BAB VII
APLIKASI TEKNIK
Hal : 30
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan beberapa hal :
1. Prosesa bubut merupakan proses permesinan untuk
menghasilkan bagian /bentuk benda kerja yang
diinginkan dengan menggunakan mesin bobot.
2. Hasil pembubutan tergantung ketelitian kita dalam
melakukan eretan pahat.
8.2. Saran
1. Percobaan yang dilakukan hendaknya dilakukan dengan
bentuk pembubutan yang berbeda.
2. Letak ataupun susunan posisi mesin yang tidak leluasa
sehingga mengakibatkan para praktikan tidak leluasa
bergerak.
3. Utamakan keselamatan kerja.
Hal : 31
DAFTAR PUSTAKA
Hal : 32
TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM
Hal : 33
3. Yang dimaksud dengan gerak makan pada proses
bubut adalah perpindahan alat pokok (pahat)
mendekati benda kerja untuk menghasilkan
pemahatan yang berbentuk silindris ataupun
permukaan rata.
Hal : 34
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
Jawaban
1. Urutan Proses bubut
1. Mengikat dan menyetel benda kerja pada chuck
terlebih dahulu.
2. Pastikan mesin bubut sudah terhubung dengan
sumber listrik
3. Atur putaran sumbu utama /spindle mesin bubut
(berlawanan arah jarum jam)
4. Pasang pahat dan stel hingga pahat aman untuk
digunakan.
5. Hidupkan tombol mesin bubut
6. Mengatur posisi pahat untuk pembubutan facing
7. Lakukan eretan dengan pelan pelan sehingga pada
urutan yang ditentukan.
8. Mengatur posisi pahat untuk champer (pahat
dipasang miring 450 terhadap benda kerja
9. Lakukan pembubutan hingga mencapai ukuran
Hal : 35
10. Atur posisi pahat untuk champer (pahat dipasang
miring 450 terhadpa benda kerja
11. Mengubah arah putaran (searah jarum jam)
12. Matikan mesin
13. Ubah arah benda (dibalik)
14. Lakukan facing kembali sesuai ukuran yang
ditentukan
15. Matikan mesin bubut
16. Agar lebih tepat dilakukan pembubutan manual
apabila hampir mencapai garis ukuran.
Hal : 36
4. Sekrup pengarah , merupakan poros panjang berulir
untuk pembuatan ulir dan dapat dilepas bila tidak
dipakai
5. Batang hantaran untuk mengerakkan mekanisme
apren, dalam arah melintang atau memanjang pada
saat pembubutan.
6. Kepala lepas merupakan pendukung benda kerja yang
akan dipasang pada kedua center.
Hal : 37
4. Sistem keselamatan keja (K3) pada proses bubut.
1. Sebelum menjalankan mesin dan memulai bekerja ,
terlebih dahulu kepala lepas (paha dan benda kerja.
Apakah sudah berada di tempat semestinya.
2. Jangan sekali-sekali meninggalkan kunci chuck pada
chuck.
3. Jangan mengukur dan memegang pekerjaan yang
sedang berputar.
4. Jangan memindahkan tuas-tuas dan memindahkan
gigi selagi mesin berjalan.
5. Jangan mencoba memberhentikan chuck dengan
tangan.
6. Jangan menghilangkan tatalan dengan jari, terutama
diwaktu mesin sedang berkerja
7. Periksa minyak mesin sebelum bekerja
8. Jangan menaruh kunci dan alat lain pada bed
9. Jangan meninggalkan mesin dalam keadaan hidup
10.Bersihkan mesin dan minyak setelah selesai bekerja.
11.Pertanyakanlah jika ada hal yang meragukan
Hal : 38