You are on page 1of 5

8

1.

Peristiwa,
yaitu kegiatan-kegiatan manusia atau alam yang dipandang
memilikikonsekwensi pada kehidupan sosial.
2.

Masalah,
yaitu kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan manusia yang
harusdiatasi atau dipecahkan.
3.

Masalah umum,
yaitu kebutuhan manusia yang tidak dapat dipecahkan secara pribadi.
4.

Issu,
yaitu masalah umum yang bertentangan satu sama lain atau masalah umum
yangdiperdebatkan.
5.

Area issu,
yaitu sekelompok masalah-masalah umum yang saling bertentangan.

Masalah pendidikan adalah salah satu masalah yang bersifat universal.


Semuamanusia tanpa kecuali sangat berkepentingan terhadap pendidikan.
Bagi anak dan remaja,pendidikan merupakan suatu hak yang harus diterima
baik melalui sekolah
(schooleducation)
maupun luar sekolah
(out of school education).
Bagi orang tua anak, pendidikanmerupakan kewajiban yang harus diberikan
kepada anaknya dalam wujud pelayanan,bimbingan, dan hal-hal lain yang
mendukungpemuasan hak anak. Bagi orang dewasa,pendidikan juga merupakan
hak, dalam arti hak untuk menjalani pendidikan sepanjang hayat.Dengan
demikian, masalah-masalah kehidupan yang menyangkut dunia
pendidikanmerupakan masalah yang bersifat publik.Bagi masyarakat
sekelompok marginal seperti orang miskin maupun kaumpedalaman akan
mengalami kesuliatan dalam memperoleh kesempatan pendidikan
secaramemadahi. Mereka memiliki keterbatasan dalam mencari layanan
pendidikan yang bermutudan mudah dijangkau secara gografis. Sehingga
yang terjadi, kelompok miskin dan kaumpedalaman ini hanya memperoleh
layanan pendidikan yang kurang bermutu dan kurangterjangkau dari segi
geografis.Dalam konteks ini, termasuk dalam kelompok masyarakat marginal
adalahkelompok perempuan. Banyak perempuan di banyak daerah,
mengalami pembatasan-pembatasan. Tidak hanya pada jaman Kartini
perempuan sering hanya diindentikkan denganmasalah
dapur, sumur,
dan
kasur
(hanya menenak nasi, mencuci, dan sebagai teman tidur).Pada jaman modern
sekalipun, perempuan sering dilecehkan dan dikekang dalam banyak segitermasuk
dalam memperoleh kesetaraan pendidikan.Sedangkan masyarakat yang
masuk dalam lapisan menengah dan lapisan atas,banyak diuntungkan untuk
memperoleh dan memilih layanan pendidikan yang disukai.

9
Mereka bisa membeli lembaga pendidikan yang disuka
i untuk dimasuki, termasuk padalembaga-
lembaga pendidikan (sekolah dan universitas) yang dikenal
favorite.

Fenomena dualistik di atas menunjukkan adanya masalah berkaitan


dengankesenjangan pendidikan antara kelas dan kelompok sosial atas
dengan kelompok sosialbawah, antara desa denga kota, antara laki-laki
dengan perempuan, antara pusat dan daerah.Pada satu pihak ada kelompok
masyarakat diuntungkan, sedangkan di pihak lain adagolongan yang kurang
diuntungkan.Persoalan lain dalam dunia pendidikan adalah menyangkut
kendala pluralism yangamat kompleks dari masyarakat Indonesia. Sehingga,
sejak tanggal 1 Januari 2001 Indonesiatelahmelakukan terobosan dengan
melaksanakan otonomi daerah untuk masing-masingDaerah Tingkat II.
Konsekwensi dari terobosan tersebut adalab beberapa segi daripengelolaan
pendidikan juga mengalami otonomi daerah. Hal ini secara positif
bisamendekatkan problem pendidikan terhadap kondisi multikultural bangsa
Indonesia.Semua persoalan yang telah disebut di atas merupakan persoalan
yang bersifatpublik. Sehingga dalam sebuah perumusan kebijakan yang
ditujukan untuk memecahkanmasalah-masalah krusial seperti pendidikan
bagaimana disebut di atas, maka tergolongsebagai kebijakan publik. Yakni
kebijakan yang pada dasarnya mengatur hak dan kewajibananggota
masyarakat, mengatur hubungan kelompok dan organisasi dalam
masyarakat,termasuk di dalamnya mengatur cara kerja pejabat pemerintah
(negara) dalam bidangpendidikan. Kebijakan semacam ini bersifat mengikat
sasaran yang terkena kebijakan ini.
RINGKASAN
Proses politik mencangkup banyak segi salah satu diantaranya adalah segi
prosesperumusan dan pelaksanaan keputusan politik. Setiap kegiatan politik
selalu berkaitan denganbagaimana proses perumusan dan pelaksanaan
keputusan politik. Kata lain dari keputusanpolitik adalah kebijakan politik
sebagai wujud dari tindakan politik. Dalam konteks negara,wujud keputusan
politik penyelenggara negara berupa peraturan dan perundang-
undanganyang merupakan bentuk dari
kebijakan publik.
Sehingga untuk sampai kepada lahirnyasebuah kebijakan publik membutuhkan
prosedur yang disebut
proses politik.
Mulai dari
pemunculan issu,
kemudian berkembang menjadi
debat publik
dalam berbagai forum yangselanjutnya diartikulasikan dalam lembaga
legislative dan dan diproses menjadi
kebijakan publik
. Kebijakan publik dapat juga berawal dari munculnya
issu
dan berkembang menjadi

10
wacana publik
kemudian ditangkap aspirasinya oleh pemerintah yang dituangkan
dalamsebuah peraturan pemerintah. Dalam hal ini salah satu wujud dari
kebijakan publik adalahperaturan dan perundang-undangan yang
menyangkut pendidikan (Kebijakan Pendidikan).Ada tiga proses politik dalam
perumusan kebijakan publik: (a)
akuntabilitas
, (b)
artikulasi
, dan (c)
akomodasi
. Namun, tidak semua tuntutan bisa diakomodasi. Hanyabeberapa aspirasi
dan tuntutan dari kelompok tertentuyang bisa terakomodasi di
dalamnya.Namun dalam pembuatan kebijakan umumnya, lima hal yang
perlu diperhatikan adalah:
goal, plans, program, decision, dan effects.
Ada banyak kebijakan publik dalam setiap praktek penyelenggaraan
negara.Kesemuanya kebijakan publik tersebut dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga macam tipe: (a)Kebijakan dalam hal alokasi dan distribusi
sumber-sumber, (b) Kebijakan dalam halpenyerapan sumber-sumber
material dan manusiawi (ekstraktif), dan (c) Kebijakan Politik dalam hal
pengaturan perilaku.
BAB IIIPENUTUPDAFTAR PUSTAKA
Almond, Gabriel A. (ed). 1974.
Comparative Politics Todays: A World View.
Boston:Crown and Company.Hagopian, Mark N. Regimes.
1978.
Regimes, Movement, and Ideologies.
New York &London: Longman Inc.Oberlin Silalahi. 1989.
Beberapa Aspek Kebijakan Negara.
Yogyakarta: Liberty.Ramlan Surbakti. 1992.
Memahami Ilmu Politik.
Jakarta: Gramedia Mediasarana

Indonesia.Ramlan Surbakti. 1984.


Perbandingan Sistem Politik
. Surabaya: Mecphisho Grafika.Rohdewohld, Reiner. 1995.
Publik Administration in Indonesia.
Melbourne: Montech PtyLtd.Solichin Abdul Wahab. 1997.
analis Kebijakan: dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara.
Jakarta: Bumi Aksara.
Arif Rohman. 2009.
Politik Ideologi Pendidikan.
Yogyakarta: LaksBank Mediatama. Hal.

You might also like