You are on page 1of 3

NAMA : I MADE DWI PURNAMANTARA

NIM : 1671022007/PS ILMU BEDAH

JELASKAN PROSES KONDUKSI JANTUNG


Jantung manusia memiliki sistem spesial yang mengalami eksitasi ritmik dan kontraksi
berulang 100.000 kali per hari. Hal ini terjadi karena 1) jantung mampu menghasilkan impuls listrik
ritmik yang menyebabkan kontraksi ritmik dari otot jantung, 2) mengkonduksikan impuls secara
cepat keseluruh bagian jantung. Saat sistem jantung berfungsi normal, atrium berkontraksi 1/6 kali
lebih awal daripada vetrikel, yang memungkinkan pengisian ventrikel sebelum darah dipompa
keseluruh tubuh. Selain itu juga kemampuan ventrikel berkontraksi secara bersamaan yang
memungkinkan adanya tekanan yang efektif pada ventrikel.
Sistem konduksi jantung terdiri dari SA node dimana terbentuk impuls normal yang ritmis,
diteruskan ke internodal pathway yang meneruskan impuls dari SA node ke AV node, diteruskan ke
AV bundle kemudian ke serabut Purkinje yang dikonsuksikan ke semua ventikel.
1. SA node
SA node merupakan otot jantung spesial yang kecil pipih berbentuk elips dengan
lebar 3 mm, panjang 15 mm dan tebal 1 mm. Terletak pada dinding superior posterolateral
atrium kanan, dibawah dan sedikit lateral dari vena cava superior. SA node mampu
mengalami self-excitation yang menimbulkan impuls ritmik otomatis yang menyebabkan
kontraksi otot jantung.
Mekanisme perangsangan sendiri pada SA node terjadi karena tingginya konsentrasi
ion natrium didalam cairan ekstraseluler, dengan muatan negatif pada serat-serat nodus
sinus yang beristirahat, dan adanya sodium channel yang terbuka menyebabkan masuknya
ion natrium yang positif meningkatkan membran potensial kearah positif secara perlahan-
lahan. Saat mencapai ambang batas voltase -40 mvolt, saluran kalsium dan natrium menjadi
aktif yang meningkatkan masuknya ion tersebut dengan cepat yang menimbulkan potensial
aksi disebut fase depolarisasi. 100-150 milidetik setelah terbuka, saluran kalsium natrium
menjadi tidak aktif, dilanjutkan dengan terbukanya saluran kalium yang menyebabkan
keluarnya kalium yang bermuatan positif yang kemudian mengakhiri potensial aksi. Saluran
kalium tetap terbuka selama beberapa saat sehingga menimbulkan tekanan negatif
intaseluler yang disebut fase hiperpolarisasi. Setelah beberapa saat saluran kalium perlahan
tertutup sehingga membuka saluran natrium kembali.
2. Internodal Pathway(jalur internodus)
Ujung serat-serat SA node bersatu dengan serat-serat atrium disekelilingnya,
sehingga potensil aksi menjalar ke serat-serat atrium tersebut. Kecepatan konduksi di dalam
otot atrium kira-kira 0.3 m/detik, walaupun demikian konduksi pada serat yang lebih kecil
dapat berlangsung lebih cepat. Jalur ini terdiri dari anterior interatrial band yang berjalan
pada dinding anterior atrium dan mejalankan impuls ke atrum kiri, dan 3 jalur lain yang
menyalurkan impuls ke AV node (jalur internodus anterior, media, posterior).
3. AV node (nodus AV)
Nodus AV terletak pada dinding posterior septum atrium kanan, tepa dibelakang
katup trikuspidalis, dan berdekatan dengan pembukaan sinus koronarius. Setelah melalui
jalur internodus impuls akan mencapai nodus AV 0.03 detik setelahimpuls keluar dari nodus
sinus. Kemudian terjadi penundaan impuls selama 0.09 detik pada nodus AV sebelum impuls
tersebut diteruskan. Penundaan akhir selama 0.04 detik terjadi pada bagian penembusan AV
ini, yang terdiri dari fasikulus kecil yang melewati jaringan fibrosa yang memisahkan atrium
dengan ventrikel. Total penundaan dalam nodus AV diperkirakan 0.13 detik ditambahkan
adanya penundaan awal 0.03 detik sehingga total penundaan impuls kira-kira 0.16 detik.
Penundaan impuls ini disebabkan oleh 1) semua serat-serat memiliki potensial istirahat yang
jauh lebih negatif daripada potensial istirahat normal dari otot jantung lain. Adanya gap
junction yang menghubungkan sel-sel otot selanjutnya pada jalur konduksi, sehingga
terdapat resistensi yang cukup besar terhadap konduksi ion-ion yang berlebihan dari satu sel
ke sel berikutnya.
4. Serat Purkinje
Serat Purkinje berjalan dari nodus AV dan masuk kedalam ventrikel, kecuali pada
bagan awal dimana serat ini menembus sawar fibrosa AV, serat Purkinje memiliki
karakteristik fungsional yang berlawanan dengan fungsi serat nodus AV. Serat Purkinje
merupakan serat yang sangat besar, bahkan lebih besar daripada serat otot ventrikel. Serat
ini menyalurkan impuls dengan kecepatan 1.5 sampai 4.0 m/detik, yang 6 kali lebih cepat
pada otot jatung yang umum, dan 150 kali kecepatan dalam serat transisional AV. Keadaan
ini memungkinkan perjalaran impuls yang cepat keseluruh sistem ventrikel.

HUBUNGAN PROSES KONDUKSI JANTUNG DENGAN EKG


Elektrokardiogram (EKG) normal terdiri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS,
dan sebuah gelombang T. Gelombang P disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu
atrium berdepolarisasi sebelum berkontraksi dengan nilai normal 0.12 detik. Kompleks QRS
disebabkan oleh potensial listrik yang dibangkitkan sewaktu ventrikel mengalami depolarisasi
sebelum berkontraksi, yaitu sewaktu gelombang depolarisasi menyebar melewati ventrikel dengan
lama 0.07-0.10 detik. Oleh karena tu, gelombang P maupun kompleks QRS disebut gelombang
depolarisasi. Gelombang T disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel pulih
dari keadaan depolarisasi. Didalam otot ventrikel proses ini terjadi selama 0.25 sampai 0.35 detik
sesudah depolarisasi, yang dikenal dengan gelomang repolarisasi.
Interval PQ atau interval PR adalah lama waktu antara permulaan gelombang P dan
permulaan gelombang QRS yang merupakan interval waktu antara permulaan kontraksi atrium dan
permulaan kontraksi ventrikel. Normal interval PR adalah 0.16 detik. Interval QT merupakan
kontraksi yang berlangsung dari permulaan gelombang Q sampai gelombang T dengan normal
interval adalah 0.35 detik.

You might also like