You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga
organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler)
maupun bersel banyak (multiseluler) Namun, beberapa protista bersel tunggal masih
terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak
terlihat matatelanjang. Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak
bersifat seluler.

Mikroorganisme yang diisolasi dari alam memperlihatkan pertumbuhan sel


seperti komponen fisiologi utamanya, sedangkan mikroorganisme industri merupakan
organisme yang dipilih secara hati-hati sehingga dapat membuat satu atau banyak
produk khusus. Bahkan jika mikroorganisme industri merupakan salah satu yang
sudah diisolasi dengan teknik tradisional, mikroorganisme tersebut menjadi
organisme yang sangat termodifikasi sebelum memasuki industri berskala-besar
(Suriawiria, 1995). Penentuan produk industri menggunakan jasa mikroorganisme
sangat tergantung dari sifat-sifat mikroorganisme yang dipilih. Mikroorganisme yang
dipilih harus memenuhi kriteria-kriteria, antara lain: memiliki sifat-sifat yang stabil,
mampu tumbuh pesat, tidak patogenik, memiliki sifat potensial menjamin proses
biotransformasi berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Mikroorganisme
yang terpilih ini berupa galur-galur unggul. Sedangkan penentuan media dan bagian
pengendali proses lainnya disesuaikan dengan spesifikasi sifat mikroorganisme serta
enzim-enzimnya (Haffandi, 2011). Berdasarkan latar belakang diatas, dalam makalah
ini akan dibahas mengenai mikrobiologi industri yang meliputi mikroorganisme yang
berperan dalam mikrobiologi industri, faktor-faktor dan syarat-syarat yang harus

1
dipenuhi serta bagaimana peranan mikroba sebagai penghasil produk dalam bidang
industri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mikroorganisme apa saja yang berperan dalam industri?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mikroorganisme dalam industri?
3. Apakah syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam proses mikrobiologi industri?
4. Bagaimana peranan mikroba dalam mikrobiologi industri?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mikroorganisme apa saja yang berperan dalam industri.
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mikroorganisme
dalam industri.
3. Untuk mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam proses mikrobiologi
industri.
4. Untuk mengetahui bagaimana peranan mikroba dalam mikrobiologi industri.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mikroorganisme yang Berperan dalam Industri


a. Bakteri
Ada berbagai macam bakteri yang berperan penting dalam industri khususnya
proses fermentasi, antara lain sebagai berikut (Anonim, 2010):
1. Acetobacter acetii
Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat yang mengoksidasi alkohol
sehingga menjadi asam asetat. Banyak terdapat pada ragi tapai, yang
menyebabkan tapai yang melewati 2 hari fermentasi akan menjadi berasa asam.
2. Acetobacter xylinum
Bakteri ini digunakan dalam pembuatan nata de coco. Acetobacter
xylinum mampu mensintesis selulosa dari gula yang dikonsumsi. Nata yang
dihasilkan berupa pelikel yang mengambang di permukaan substrat. Bakteri ini
juga terdapat produk kombucha yaitu fermentasi dari teh.
3. Bacillus sp.
Bacillus sp. merupakan genus dengan kemampuan yang paling luas. Pada
mulanya hanya digunakan untuk menghasilkan enzim amilase. Namun kini
berkembang untuk bioinsektisida yang diwakili Bacillus thuringiensis maupun
untuk penanganan limbah Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium. Melalui
rekayasa genetika, kini bakteri ini juga digunakan untuk produksi bahan baku
plastik ramah lingkungan.
4. Bividobacterium sp.
Bakteri ini bersifat anaerob dan digunakan sebagai mikroba probiotik.
Produk probiotik dari bakteri ini biasanya berbentuk padat.
5. Lactobacillus sp.
Bakteri ini cukup populer karena selain dapat digunakan dalam produksi
asam lakat juga berperan dalam fermentasi pangan seperti yogurt, saurkeraut dan

3
juga produk probiotik yang saat ini banyak diminati masyarakat. Probiotik
merupakan mikrobia yang dikonsumsi untuk mengatur flora usus. Asam laktat
dari bakteri ini dapat dibuat poli asam laktat sebagai bahan baku plastik ramah
lingkungan.

b. Khamir
Khamir ada yang yang bermanfaat dan ada pula yang membahayakan manusia.
Khamir banyak dimanfaatkan dalam bidang industri yaitu proses fermentasi pada
pembuatan roti, bir, wine, vinegar dan sebagainya. Khamir yang tidak diinginkan
adalah yang ada pada makanan dan menyebabkan kerusakan pada saurkraut, jus buah,
sirup, molase, madu, jelly, daging dan sebagainya.
Khamir yang memiliki peranan yang menguntungkan diantaranya sebagai berikut
(Black, 2002):
1. Saccharomyces cerevisiae, merupakan khamir yang paling populer dalam pengolahan
makanan. Khamir ini telah lama digunakan dalam industri wine dan bir. Dalam
industri pangan, khamir digunakan dalam pengembang adonan roti dan dikenal
sebagai ragi roti.
2. Saccharomyces roxii, adalah khamir yang digunakan dalam pembuatan kecap dan
berkontribusi pada pembentukan aroma.

4
c. Jamur
Jamur yang memiliki peranan yang menguntungkan diantaranya sebagai berikut
(Pelczar, 1988):
1. Aspergillus niger. Jamur ini digunakan dalam pembuatan asam sitrat. Asam sitrat
merupakan salah satu asam organik yang banyak digunakan dalam bidang industri
pangan misalnya pada pembuatan permen dan minuman kemasan. Jamur ini sering
mengontaminasi makanan misalnya roti tawar.
2. Rhizopus oryzae. Jamur ini penting pada pembuatan tempe. Aktivitas jamur Rhizopus
oryzae menjadikan nutrisi pada tempe siap dikonsumsi manusia. Aktivitas enzim
yang dihasilkan menjadikan protein terlarut meningkat. Produk tempe kini juga telah
dikembngkan menjadi isoflavon yang penting bagi kesehatan.
3. Neurospora sitophila. Jamur ini merupakan sumber beta karoten pada fermentasi
tradisional. Produk oncom yang dikenal di Jawa Barat adalah hasil fermentasi yang
dilakukan Neurospora sitophila. Produksi spora untuk sumber beta karoten yang
dapat disubstitusikan pada makanan juga telah diteliti. Selain mampu memberikan
asupan, beta karoten juga merupakan sumber warna yang cukup menarik.
4. Monascus purpureus. Jamur ini dikalangan mikrobiolog jarang dikenal karena
produk yang dihasilkan. Mula pertama jamur ini ditemukan di Jawa namun menjadi
produk utama Cina dengan nama angkak. Angkak adalah fermentasi pada beras.
Jamur ini menghasilkan pewarna alami yang umumnya digunakan pada masakan
Cina. Saat ini telah ditemukan adanya zat aktif pada ngkak yang dapat membantu
kesehatan dan telah dikemas dalam bentuk kapsul.
5. Penicillium sp. Jamur ini paling terkenal karena kemampuannya menghasilkan
antibiotika yang disebut pensilin. Sejak pertama kali dikenal terus digunakan sampai
sekarang. Jamur pengasil antibiotika saat ini telah banyak diketahui sehingga ragam
antibiotik pun semakin banyak. Selain itu pembuatan antibiotika, spesies yang lain
juga digunakan dalam pembuatan keju khusus.

5
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mikroorganisme dalam Industri
a) Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan mikroba. Beberapa
mikroba mampu hidup dalam kisaran suhu yang luas. Terkait dengan suhu
pertumbuhan maka dikenal suhu minimum, maksimum dan optimum. Suhu minimum
adalah suhu yang paling rendah dimana kegiatan mikroba masih berlangsung. Suhu
optimum adalah suhu yang paling baik untuk kehidupan mikroba. Sedangkan suhu
maksimum adalah suhu tertinggi yang masih dapat menumbuhkan mikroba tetapi
pada tingkat kegiatan fisisologi yang paling rendah.
Atas dasar suhu perkembangannya mikroba dapat dibedakan menjadi 3
golongan, yaitu psikofil, mesofil dan termofil.
Mikroba psikofil/kriofil dapat tumbuh pada suhu antara 0 o C-30o C, dengan suhu
optimum 15OC. Kebanyakan tumbuh ditempat-tempat dingin, baik di daratan
maupun dilautan.
Mikroba mesofil mempunyai suhu optimum antara 25-37 oC, dengan suhu
minimum 15oC dan suhu maksimum antara 45-55 oC. Mikroba ini biasa hidup
pada tanah dan perairan.
Mikroba termofil mempunyai suhu pertumbuhan antara 40-75 oC, dengan suhu
optimum 55-60oC.
b) Kelembaban
Tiap jenis mikroba mempunyai kelembaban optimum tertentu. Pada umumnya
khamir dan bakteri membutuhkan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan jamur.
Banyak mikroba yang tahan tahan hidup dalam keadaan kering untuk waktu yang
lama. Misalnya mikroba yang membentuk spora dan mentuk-bentuk Krista.
c) pH
Berdasarkan pH yang ada, mikroba dikenal dengan asidofil, neurofil, dan
alkalifil. Asidofil adalah mikroba yang dapat tumbuh pada pH antara 2,0-5,0.
Mikroba neutrofil adalah mikroba yang mampu tumbuh pada kisaran pH 5,5-8,0

6
sedangkan mikroba alkalifil dapat tumbuh pada kisaran pH 8,4-9,5. Bakteri
memerlukan pH 6,5-7,5, khamir memerlukan pH 4,0-4,5, sedangkan jamur
mempunyai kisaran pH yang luas.
d) Ion-ion logam
Ion-ion logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au dan Pb pada kadar yang sangat
rendah dapat bersifat toksik. Daya bunuh logam berat pada kadar rendah disebut
oligodinamik. Ion-ion logam dapat mengganggu sistem enzim sel. Misalnya Hg ++
akan bergabung dengan gugus sulfidril (-SH) dalam enzim sehingga aktivitas enzim
dengan gugus aktif sulfidril akan terhambat aktivitasnya. Ion-ion Li ++ dan Zn++
bersifat toksik bagi Lactobacillus dan Leuconostoc, namun demikian jika Ph
diturunkan maka peracunan Li++ dan Zn++ dapat dikurangi.
e) Iradiasi
Radiasi pengion dicirikan oleh energi yang sangat tinggi dan kemampuan
penetrasi yang besar. Demikian juga sifat letalnya. Penggunaan radiasi pengion
terutama pada bidang farmasi, kedokteran,proses industri, serta digunakan dalam
bidang mikrobiologi, misalnya menggunakan sinar ultraviolet dan sinar gamma.
Sinar UV yang paling efektif dalam membunuh mikroorganisme adalah yang
memiliki panjang gelombang yang dekat dengan 260 nm, dengan energi kuantum
sekitar 4,9 Ev. Sinar dengan panjang gelombang dibawah 200 nm tidak efektif karena
mudah diserap oleh oksigen atmosfir. Sinar dengan panjang gelombang 360-450 nm
umumnya disebut UV gelombang panjang dan biasa digunakan untuk menstimulasi
flourisensi, misalnya untuk menunjukkan adanya pigmen pseudomonas pada telur.
Penggunaan lain UV pada bidang industri bahan makanan adalah pada ruang
pendingin yang dipergunakan untuk menyimpan daging. Tujuannya dalah untuk
menunda pertumbuhan mikroba permukaan. Iradiasi ultraviolet dengan internsitas 2
mW/cm2 terhadap pseudomonas pada daging dapat mengurangi kecepatan
pertumbuhannnya menjadi 85% bila dibandingkan dengan kontrol, dan akan menjadi
75% bila intensitas pada permukaan 24 mW/cm2.

7
Sinar gamma, iradiasi gamma telah digunakan sebagai metode dalam
pengawetan pangan di beberapa Negara seperti Belgia, Perancis, Jepang dan Belanda.
Di Indonesia sendiri baru dilakukan dalam skala laboratorium. Proses dilakukan
dengan penyinaran pangan dengan menggunakan kobalt radioisotope (60oC). Iradiasi
akan mempengaruhi fungsi metabolisme dan fragmentasi DNA yang dapat
mengakibatkan kematian sel mikroba sehingga memperbaiki kualitas mikrobiologis
pangan dengan mengurangi jumlah jasad perusak dan pathogen.
Selain faktor di atas, mikroba juga melakukan interaksi, sebab di alam jarang
dijumpai mikroba yang hidup sebagai biakan murni, tetapi selalu berada dalam
asosiasi dengan jasad lain. Interaksi antar mikroba dapat terjadi antara dua mikroba
yang sama ukuran selnya (dua sel bakteri, dua sel protozoa) atau antara dua sel yang
berbeda ukurannya (sel bakteri dengan sel protozoa). Dua sel yang ukurannya sama
memiliki kebutuhan nutrisi yang kurang lebih sama, sebab susunan molekul suatu sel
pada umumnya relatif sama. Berbeda halnya jika ukuran sel berbeda, kebutuhan
ruang berbeda. Protozoa membutuhkan ruang ribuan kali lebih besar daripada bakteri.
Begitu juga dengan kebutuhan nutrisinya. Contohnya interaksi antar Pseudomonas
synoyanea dengan Sterptococcus lactis yang menyebabkan terjadinya warna biru
pada susu.

2.3 Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi dalam Proses Mikrobiologi Industri


Dari segi perindustrian, mikroba merupakan pabrik zat kimia yang mampu
melakukan perubahan yang dikehendaki. Mikroba merombak bahan mentah dan
mengubah bahan mentah menjadi suatu produk baru. Beberapa prasyarat yang harus
dipenuhi dalam proses mikrobiologi industri, antara lain (Waluyo, 2005):
a. Organisme
Organisme yang akan digunakan harus dapat menghasilkan produk dalam jumlah
yang cukup banyak. Karakteristik penting yang harus dimiliki mikroorganisme
industri yaitu harus tumbuh cepat dan menghasilkan produk yang diharapkan dalam

8
waktu yang relatif singkat, memiliki sifat-sifat genetik yang stabil, mampu
menghasilkan substansi yang menarik, serta dapat dipelihara dalam periode waktu
yang sangat panjang di laboratorium. Mikroba yang digunakan dalam industri adalah
kapang, khamir, bakteri, dan virus.
b. Medium
Substrat yang digunakan oleh organisme untuk membuat produk baru harus murah
dan tersedia dalam jumlah yang banyak. Misalnya, limbah yang banyak mengandung
nutrisi dari industri persusuan dan industri kertas untuk menghasilkan bahan-bahan
yang bernilai tinggi.
c. Hasil
Fermentasi industri dilakukan dalam tangki-tangki yang besar kapasitasnya dapat
mencapai 200.000 liter. Produk metabolisme mikroba biasanya merupakan campuran
heterogen yang terdiri dari sel-sel mikroorganisme dalam jumlah yang sangat banyak,
komponen-komponen medium yang tidak terpakai, dan produk-produk metabolisme
yang tidak dikehendaki. Karena itu, harus dikembangkan metode-metode yang mudah
dilaksanakan dalam skala besar untuk memisahkan dan memurnikan produk akhir
yang diinginkan.
d. Tidak berbahaya bagi manusia, dan secara ekonomik penting bagi hewan dan
tumbuhan.
e. Bersifat non-patogen dan bebas toksin, atau jika menghasilkan toksin harus cepat di-
inaktifkan.
f. Mudah dipindahkan dari medium biakan. Di laboratorium, sel mikroorganisme
pertama kali dipindahkan dengan sentrifugasi, tetapi sentrifugasi bersifat sulit dan
mahal untuk industri skala-besar.
g. Mikroorganisme lebih disukai jika berukuran besar, karena sel lebih mudah
dipindahkan dari biakan dengan penyaringan (dengan bahan penyaring yang relatif
murah). Sehingga, fungi, ragi, dan bakteri berfilamen lebih disukai. Bakteri unisel,
berukuran kecil sehingga sulit dipisahkan dari biakan cair.

9
h. Mikroorganisme industri harus dapat direkayasa secara genetik. Rekayasa genetika
pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja mikroba tersebut
(misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan
kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak,
mikroba prebiotik untuk makanan olahan), untuk menghasilkan bahan obat-obatan
dan kosmetika, serta Pembuatan insulin manusia dari bakteri (Sel pankreas yang
mempu mensekresi Insulin digunting, potongan DNA itu disisipkan ke dalam Plasmid
bakteri) DNA rekombinan yang terbentuk menyatu dengan Plasmid diinjeksikan lagi
ke vektor, jika hidup segera dikembangbiakkan.

2.4 Peranan Mikroba dalam Mikrobiologi Industri


A. Produksi Bahan Kimia Farmasi yang Bernilai Komersil
1. Antibiotika
Antibiotika merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme,
dan dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lain. Perkembangan
antibiotika sebagai zat untuk pengobatan penyakit infeksi lebih banyak
mempengaruhi penggunaan obat dibandingkan dengan perkembangan antibiotik itu
sendiri. Antibiotika merupakan produk metabolisme sekunder. Meskipun hasilnya
relatif rendah dalam sebagian besar industri fermentasi, tetapi karena aktivitas
terapetiknya tinggi maka menjadi memiliki nilai ekonomik tinggi, oleh karena itu
antibiotika dibuat secara komersial melalui fermentasi mikroba. Beberapa antibiotika
dapat disintesis secara kimia, tetapi karena kompleksitas bahan kimia antibiotika dan
cenderung menjadi mahal, maka tidak memungkinkan sintesis secara kimia dapat
bersaing dengan fermentasi mikroorganisme.
Penggunaan antibiotika secara komersial, pertamakali dihasilkan oleh fungi
berfilamen dan oleh bakteri kelompok Actinomycetes. Seringkali, sejumlah senyawa
kimia berhubungan dengan keberadaan antibiotika, sehingga dikenal famili antibiotik.
Antibiotika dapat dikelompokkan berdasarkan struktur kimianya. Sebagian besar
antibiotika digunakan secara medis untuk mengobati penyakit bakteri, meskipun

10
sebagian diketahui efektif menyerang penyakit fungi. Secara ekonomi dihasilkan
lebih dari 100.000 ton antibiotika per tahun, dengan nilai penjualan hampir mendekati
$ 5 milyar.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada berbagai macam bakteri yang berperan penting dalam industri khususnya
proses fermentasi, antara lain sebagai berikut:
1. Acetobacter acetii
2. Acetobacter xylinum
3. Bacillus sp.
4. Bividobacterium sp.
5. Lactobacillus sp.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mikroorganisme dalam Industri
a) Suhu
b) Kelembaban
c) pH
d) Ion-ion logam
e) Iradiasi
Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi dalam proses mikrobiologi industri,
antara lain :
a. Organisme
b. Medium
c. Hasil
d. Tidak berbahaya bagi manusia, dan secara ekonomik penting bagi hewan dan
tumbuhan.
e. Bersifat non-patogen dan bebas toksin, atau jika menghasilkan toksin harus cepat
di-inaktifkan.
f. Mudah dipindahkan dari medium biakan.

12
g. Mikroorganisme lebih disukai jika berukuran besar, karena sel lebih mudah
dipindahkan dari biakan dengan penyaringan (dengan bahan penyaring yang relatif
murah).
h. Mikroorganisme industri harus dapat direkayasa secara genetik.

3.2 Saran
Semakin berkembangnya dunia teknologi saat ini membuat mutu pendidikan
dan pengetahuan kita semakin bervariasi, terutama dengan adanya pemanfaatan
mikrobiologi lingkungan ekstrim ini akan lebih memudahkan kita untuk menegatahui
bagaimana mikroba itu dapat tetap melangsungkan kehidupannya walaupun dalam
keadaan yang ekstrim serta mengetahui manfaat mikroorganisme bagi lingkungan.

13
Daftar Pustaka

Atlas RM dan Bartha R. 1981. Microbial Ecology Fundamental and Applications.


Addison-Wesley, London.

Hasanah, Uswatun. 2015. Mikrobiologi. Unimed Press : Medan

Kusnadi,dkk. 2003. Common textbook Mikrobiologi. JICA UPI : Bandung

Malik, Amalia dan Kusmiati. 2002. Makara, Kesehatan,Vol.6, No.1.Aktivitas


Bakteriosin dari Bakteri Leuconostoc Mesenteroides Pbac1 Pada Berbagai
Media. Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI : Cibinong

Nurwahyuni, Isnaini.,dkk. 2015. Pemanfaatan Bakteri Kitinolitik dalam Menghambat


Pertumbuhan Curvularia Sp. Penyebab Penyakit Bercak Daun Pada Tanaman
Mentimun. Departemen Biologi USU : Medan

Salaki, Christina, dkk. 2012. Pemanfaatan Bakteri Bacillus cereus terhadap hama

Spodoptera litura Pada Tanaman Kubis .Vol. 18 No. 2. Unsrat : Manado

14
LAMPIRAN
SOAL & JAWABAN
1. Apa saja contoh jamur yang berperan dalam bidang Industri dan fermentasi ?
Jawaban :
Rhizopus oryzae. Jamur ini penting pada pembuatan tempe. Aktivitas jamur
Rhizopus oryzae menjadikan nutrisi pada tempe siap dikonsumsi manusia.
Aktivitas enzim yang dihasilkan menjadikan protein terlarut meningkat. Produk
tempe kini juga telah dikembngkan menjadi isoflavon yang penting bagi
kesehatan.

2. Apa peranan bakteri Lactobacillus sp. dalam bidang industry dan fermentasi!
Jawaban :
Bakteri ini cukup populer karena selain dapat digunakan dalam produksi asam
lakat juga berperan dalam fermentasi pangan seperti yogurt, saurkeraut dan juga
produk probiotik yang saat ini banyak diminati masyarakat. Probiotik merupakan
mikrobia yang dikonsumsi untuk mengatur flora usus. Asam laktat dari bakteri ini
dapat dibuat poli asam laktat sebagai bahan baku plastik ramah lingkungan.

3. Apa peranan jamur Neurospora sitophila. Dalam bidang industry dan fermentasi
Jawaban:
Jamur ini merupakan sumber beta karoten pada fermentasi tradisional. Produk
oncom yang dikenal di Jawa Barat adalah hasil fermentasi yang dilakukan
Neurospora sitophila. Produksi spora untuk sumber beta karoten yang dapat
disubstitusikan pada makanan juga telah diteliti. Selain mampu memberikan
asupan, beta karoten juga merupakan sumber warna yang cukup menarik.

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dari mikroba!


Jawaban :

15
Faktor-faktor lingkungan yang sering mempengaruhi pertumbuhan mikroba
antara lain
Suhu
Kelembaban
pH
Ion-ion logam
Iradiasi

5. Bagaimana Peranan Mikroba dalam Mikrobiologi Industri ?


Jawaban :
Peranan mikroba dalam mikrobiologi industry dapat dilihat dalam Produksi
Bahan Kimia Farmasi yang Bernilai Komersil contihnya Antibiotika yang mana
Antibiotika merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme,
dan dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lain. Perkembangan
antibiotika sebagai zat untuk pengobatan penyakit infeksi lebih banyak
mempengaruhi penggunaan obat dibandingkan dengan perkembangan antibiotik
itu sendiri.

16

You might also like