Professional Documents
Culture Documents
PUSKESMAS GADINGREJO
DISUSUN OLEH:
penyakit rematik tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada
mobilitas dan aktivitas hidup sehari- hari juga efek sistemis yang tidak jelas,
perubahan citra diri, serta gangguan tidur (zairin noor helmi 2012)
Menurut Arthritis Foundation2006, jumlah penderitaarthritis atau
gangguan sendi. Sebanyak 42, 7 juta diantara nya telah terdiagnosis sebagai
arthritis dan23, 2 juta sisanya adalah penderita dengan keluhan nyeri sendi
dan bervariasi pada setiap provinsi dengan prevalensi terendah 17, 6% dan
yang tertinggi 41, 7%. Angka prevalensi rematiknasional adalah sebesar 32,
provinsi Jawa Barat sebanyak22, 3%, Jawa Tengah sebanyak I7, 2% dan
Provinsi Jawa Timur sebanyak 17, 1%. Adapun distribusi proporsi rematik
dengan rematik
1.4 Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan dengan resiko jatuh pada anggota
Gadingrejo
b. Menetapkan diagnosis keperawatan dengan resiko jatuh pada
Gadingrejo
c. Menyusun perancanaan keperawatan dengan resiko jatuh pada
Gadingrejo
d. Melaksanakan tindakan keperawatan dengan resiko jatuh pada
Gadingrejo
e. Melakukan evaluasi pada klien dengan resiko jatuh pada anggota
1.5 Manfaat
1. Bagi institusi pendidikan Dlll keperawatan
Sebagai pengembangan bagi mahasiswa lain yang akan melakukan
TINJAUAN PUSTAKA
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari , brjalan
sebagai gejala gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai mengendur
ilmu dan kiat atau tehnik keperawatan yang berbentuk bio, psiko, sosial,
spiritual dan kultural yang holistik yang ditujukan pada klien usia lanjut,
baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan
msyarakat. Ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia(wahit
28%dan padatahun 2020 menjadi sebesar 11, 34%.bahkan data biro sensus
warga lanjut usia terbesar di seluruh dunia pada tahun 1990-2025, yaitu
lanjut usia pada bab 1 pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berahir dengan
kematian.
Diindonesia batasan lanjut usia adalah 60 tahun keatas. Hal ini di pertegas
usia pada bab 1 pasal 1 ayat 2.yang disebut lanjut usia adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 tahun keatas baik pria maupun wanita.
2. Macam-Macam Klasifikasi Pada Lansia
1. Pralansia(prasenilis)
Seorang yang berusia antara 45-59 tahun
2. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
3. Lansia resiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih / seseorang yang berusia
3. Karakteristik lansia
tentang kesehatan).
mudah jatuh
Jatuh pada lanjut usia merupakan masalah yang sering terjadi, penyebab
maupun dari dalam diri lanjut usia. Misalnya gangguan gaya berjalan,
pusing.
mudah lelah
Gangguan kardiovaskuler
a. nyeri dada
dapat disebabkan:
1. penyakit jantung koroner yang dapat menyebabkan iskemia
sesak nafas pada kerja fisik dapat disebabkan oleh kelemahan jantung,
Palpitasi
Edema kaki
Keluhan Pusing
pikiran, dll
dapat disebabkan:
disebabkan oleh:
terganggu
4. faktor sosio-ekonomis
Gangguan Eliminasi
disebabkan oleh:
terlalu banyak
4. radang kandung kemih
5. radang saluran kemih
6. kelainan kontrol pada kandung kemih
7. kelainan persyarafan pada kandung kemih
8. akibat adanya hipertrofi prostat
9. faktor psikologis
disebabkan oleh:
1. presbiopi
2. kelainN lensa mata
3. kekeruhan pada lensa
4. iris;mengalami proses degenerasi , menjadi kurang cemerlang dan
putih
5. pupil kontriksi , refleks direk lemah
6. tekanan dalam mata ( intra-okuler) meninggi, lapang pandang
dapat disebabkan :
1. kelainan degeneratif(otosklerosis)
2. ketulian pada lanjut usia sering kali dapat menyebabkan kekacauan
mental
3. tinitus( bising yang bersifat mendengung bisa bernada tinggi/ rendah
4. vertigo (perasaan tidak setabil yang terasa seperti bergoyang /
berputar)
Gangguan Tidur
disebabkan oleh:
tidak tersalurkan
Mudah Gatal
disebabkan:
santai
6. Mempersiapkan diri untuk kematianya dan kematian pasangan.
yaitu bagian tubuh yang berhubungan antara yang satu dengan yang lain
(nainggolan 2009).
2. Etiologi
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang
sendi penderita.
adalah:
a. otot: terjadi miopati
b. nodul subkutan
c. pembuluh darah perifer: terjadi prolifersi tunika intima, lesi pada
splenomegali
e. saraf: terjadi nekrosis fokal, reaksi epiteloid serta infiltrasi leukosit
f. Visera
2. Manifestasi Klinis
1. Stadium awal
Malaise, penurunan bb, rasaa capek, sedikit demam dan anemiaa. Gejal
sendi matakorpofalangeal
Pemeriksaan fisik: tenosinofitas pada daerah ekstensor pergelangan
tangan dan fleksor jari jari. Pada sendi besar (misalnya sendi lutut)
gejala peradangan lokal berupa pembengkakan nyeri serta tanda tanda
efusi sendi
2. Stadium lanjut
Kerusakan sendi dan deformitas yang bersifat permanen, selanjutnya
minggu.
3. Pemeriksaan penunjang
1. Faktor rematik, fiksasi lateks, reaksi-reaksi aglutinasi
2. Laju endap darah: umumnya meningkat pesat(80-100 mm/ h) mungkin
perkembangan panas.
4. Patofisiologi
Fungsi persendian sinovia adalah gerakan. Setiap sendi sinovia memiliki
kisaran gerak yang sama pada sendi-sendi yang dapat digerakan. Pada
pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin, serta ulet untuk
Sendi merupakan bagian tubuh yang paling sering terkena inflamasi dan
keanekaragaman mulai dari kelainan yang terbatas pada satu sendi hingga
inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu yang bisa terjadi sekaligus.
respon imun.
5. Penatalaksanaan
yang merawatnya.
ketaatan pasien
b. Oains diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat
400mg/h.
b. Sulfasalazin dalam bentuk tablet bersalut enterik digunakan dalam
obat ini dihentikan dan diganti dengan yang lain, atau di kombinasi.
c. D-penisilamin, kurang disukai karena bekerja sangat
tercapai.
e. Obat imunosupresif atau imunoregulator;metotreksat sangat mudah
penelitian.
f. kortikosteroid hanya dipakai untuk pengobatan rematik dengan
therapy (DCART).
4. Rehabilitasi
kepercayaan diri
e. Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung kepada
orang lain.
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Rematik
1. Pengkajian
a. Definisi
b. Aspek Pengkajian
1. Fisik
a) Wawancara
pendengaran.
4. Kebiasaan makan, minum, istirahaat/ tidur, buang air
besar/ kcil.
5. Kebiasaan gerak badan / olahraga/ senam lanjut usia.
6. Perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
7. Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan
sistem tubuh.
2. Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik
penyelesaian masalah.
3. Sosial-Ekonomi
a) Sumber keuangan lanjut usia.
b) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang
c) Dengan siapa ia tinggal.
d) Kegiatan organisasi apa saja yang diikuti lanjut usia
e) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap linkunganya.
f) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar
rumah.
g) Siapa saja yang biasa mengunjungi.
h) Seberapa besar ketergantunganya.
i) Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginanya dengan
4. Spiritual
a) Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan
keyakinan agamanya.
b) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam
kegiatan keagamaan.
c) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah
dengan berdoa.
d) Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal.
5. Analisa data
a. Definisi analisa data
1. Analisa data merupakan kegiatan pemilihan data dalam
yang akurat.
2. Review data yang dapat menghubungkan antara penyebab
b. Diagnosis
a. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan
tutubuh
2. Nyeri akut b.d perubahan patologis oleh rematik
3. Resiko cidera b.d hilangnya kekuatan otot
4. Hambatan mobilitas fisik b.d kekakuan sendi
5. Defisit perawatan diri b.d gangguan muskoloskeletal
6. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi
7. Ansietas b.d kurangnya informasi tentang penyakit
2. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
psikologis, dan sosial dengan tidak bergantung pada orang lain, sehingga