You are on page 1of 8

VII.

MICROCUTTING

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Microcutting merupakan salah satu pembiakan vegetatif pada bawang
merah yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan tunasnya. Dalam
pembiakan ini diberikan penambahan berbagai macam zat pengatur tumbuh
untuk mendukung pertumbuhan tunas bawang merah. Keberhasilan
microcutting pada bawang merah ditandai dengan munculnya tunas dan akar
pada potongan umbi bawang merah yang disemaikan.
Zat pengatur tumbuh dibuat agar tanaman memacu pembentukan
fitohormon (hormon tumbuhan) yang sudah ada di dalam tanaman atau
menggantikan fungsi dan peran hormone bila tanaman kurang dapat
memproduksi hormon dengan baik. Hormon mempunyai arti yang sangat
penting karena hormone dapat merangsang, membangkitkan atau
mendorong timbulnya aktivitas biokimia sehingga fitohormon tanaman
dapat didefinisikan sebagai senyawa organic tanaman yang bekerja aktif
dalam jumlah sedikit, ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga
dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologi tanaman.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum Produksi dan Penyimpanan Benih acara VII, Microcutting,
bertujuan untuk mempelajari zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan
bahan Astek mikro umbi bawang merah.
B. Tinjauan Pustaka
Bawang merah merupakan tanaman semusim yang memiliki umbi yang
berlapis, berakar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi
bawang merah terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk
batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi.
Umbi terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu.
Tanaman ini dapat ditanam di daratan rendah sampai daratan tinggi yang tidak
lebih dari 1200 m dpl. Di daratan tinggi umbinya lebih kecil dibanding daratan
rendah (Sihotang 2010).
Microcutting merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara
kultur in vitro. Keberhasilannya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
kandungan mineral dan komposisi hormon tanaman dalam media kultur, serta
umur eksplan yang digunakan. Eksplan yang digunakan berupa batang tanaman
yang masih muda dan memiliki mata tunas aksiler sebagai titik tumbuhnya
(Martiansyah 2010).
Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan stek pucuk.
Perbanyakan melalui stek pucuk dihadapi pada kendala sulitnya membentuk
akar. Alternatif yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan pemberian zat
pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik bukan
nutrisi pada konsentrasi yang rendah dapat mendorong, menghambat atau
secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Zat
pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk perakaran adalah auksin, namun
relatif mahal dan sulit diperoleh (Muswita, 2011).
Asam indol asetat (AIA) merupakan bentuk aktif dari hormon auksin
yang dijumpai pada tanaman dan berperan meningkatkan kualitas dan hasil
panen. Fungsi hormon AIA bagi tanaman antara lain meningkatkan
perkembangan sel, merangsang pembentukan akar baru, memacu pertumbuhan,
merangsang pembungaan, meningkatkan aktivitas enzim. Umumnya tanaman
tidak mampu menghasilkan AIA dalam jumlah cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Tergantung konsentrasinya, senyawa aktif ini dapat
meningkatkan maupun menghambat pertumbuhan tanaman (Husen et al, 2008).
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Produksi dan Penyimpanan Benih acara VII, Microcutting,
dilakukan pada hari Rabu, 16 Oktober 2013 jam 15.30 WIB, bertempat di
Laboratorium Ekologi Dan Manajemen Produksi Tanaman, Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Polibag
2) Beker glass
3) Pinset
b. Bahan
1) Umbi bawang merah (Allium ascalonicum)
2) ZPT (IAA, NAA, dan IBA)
3) Tanah
3. Cara Kerja
a. Membuat larutan ZPT dari golongan IAA, IBA, NAA, dan GA3 dengan
konsentrasi yang telah ditentukan (0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 1500
ppm)
b. Memotong umbi bawang merah sekecil mungkin
c. Merendam potongan umbi yang akan ditanam
d. Menanam setek mikro yang telah direndam
4. Pengamatan yang Dilakukan
Hal-hal yang diamati pada praktikum ini adalah:
a. Proses perkecambahan umbi bawang
b. Waktu muncul daun
c. Tinggi tanaman
d. Jumlah daun yang muncul
C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 7.1 Data Rekapan Pengamatan Microcutting Umbi Bawang Merah
(Allium ascalonicum)
Saat Panjang
Perlakuan Muncul Tunas
No Kel. ZPT Ulangan Keterangan
(ppm) Tunas Tunas Tertinggi
(HST) (cm)
Muncul akar
0 1 5 1 0,5
1 1 IAA & tunas
0 2 - - - -
500 1 - - - -
2 2 IAA
500 2 - - - -
1000 1 - - - Muncul akar
3 3 IAA
1000 2 - - - -
1500 1 - - - Muncul akar
4 4 IAA
1500 2 - - - Muncul akar
0 1 - - - -
5 19 NAA
0 2 - - - -
Muncul akar
500 1 6 3 0,4
& tunas
6 5 NAA
Muncul
500 2 6 3 0,3
tunas
Muncul akar
1000 1 5 1 0,3
& tunas
7 6 NAA
Muncul
1000 2 5 1 0,1
tunas
Muncul
1500 1 5 1 0,3
8 7 NAA tunas
1500 2 5 2 0,2 Muncul akar
Muncul akar
0 1 7 1 0,2
& tunas
9 8 IBA
Muncul
0 2 7 1 0,1
tunas
500 1 - - - Muncul akar
10 9 IBA Muncul
500 2 6 1 0,1
tunas
Muncul akar
1000 1 6 3 0,3
& tunas
11 10 IBA
Muncul akar
1000 2 5 3 0,3
& tunas
Muncul akar
1500 1 6 2 0,5
& tunas
12 11 IBA
Muncul akar
1500 2 6 1 0,1
& tunas
Muncul akar
0 1 6 1 0,2
& tunas
13 12 GA3
Muncul akar
0 2 6 2 0,3
& tunas
500 1 - - - -
14 13 GA3
500 2 - - - -
15 14 GA3 1000 1 7 2 0,4 Muncul akar
& tunas
Muncul akar
1000 2 7 3 0,4
& tunas
Muncul akar
1500 1 4 1 0,3
& tunas
16 15 GA3
Muncul
1500 2 4 1 0,2
tunas
0 1 - - - -
17 16 IAA
0 2 - - - -
Muncul
500 1 5 1 0,2
tunas
18 17 IAA
Muncul
500 2 5 1 0,3
tunas
Muncul akar
1000 1 4 2 0,7
& tunas
19 18 IAA
Muncul akar
1000 2 6 2 0,1
& tunas
Sumber: Data Rekapan
2. Pembahasan
Menurut Perwitasari (2006) microcutting adalah perbanyakan bahan
tanaman secara vegetatif yang berasal dari cabang ini secara ex vitro.
Bawang merah yang digunakan sebagai bahan tanam dipotong pada bagian
umbinya sekecil mungkin. Hal ini bertujuan untuk mempercepat
pertumbuhan tunas.
Penggunaan stek pucuk atau micro cutting merupakan metode
perbanyak yang relatif murah, sederhana, dan cepat. Penggunaan stek pucuk
akan menghasilkan anakan yang seragam dalam umurnya, tinggi tanaman,
ketahanan terhadap hama penyakit, serta sifat-sifat unggul lainnya terhadap
tanaman induknya (Haska dalam Sutisna 2008). Selain itu, penggunaan stek
pucuk juga memudahkan penanaman, sebab dapat langsung ditanam di
lapang dengan aplikasi perangsang stek dan akar (Chalid et al dalam Sutisna
2008). Tunas yang diambil dalam stek pucuk adalah dari tunas ortotrop
(tunas vertikal) bukan plagiotrop (tunas ke samping). Tunas otrotop ini
diharapkan dapat membentuk satu cabang pokok ke atas.
Watimena (1987) mengatakan bahwa hormon tanaman adalah
senyawa organik bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil yang
disintesakan pada bagian tertentu dari tanaman dan pada umumnya diangkut
ke bagian lain tanaman dimana zat tersebut menimbulkan tanggapan secara
biokimia, fisiologis dan morfologis. Zat pengatur tumbuh sebagai zat
penggerak atau pemicu terdiri dari auksin, giberelin, sitokinin, etilena, dan
asam absisat atau inhibitor.
Cara celup atau perendaman pada larutan kimia ZPT merupakan salah
satu metode pemberian zat pengatur tumbuh. Cara ini biasanya digunakan
untuk hormon yang berupa cair atau hormon tablet yang dilarutkan dalam
air. Metode ini dianggap lebih praktis dan efisien. Saat perendaman stek
atau bahan tanam yang digunakan akan efektif menyerap hormon dalam
bentuk cair.
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil microcutting dengan perlakuan 0
ppm sebagian besar tidak menunjukkan adanya pertumbuhan. Pertumbuhan
tertinggi ada pada umbi bawang merah dengan perlakuan IAA 1000 ppm,
setinggi 0,7 cm. Beberapa perlakuan yang dilakukan saat praktikum tidak
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap beberapa
perlakuan sehingga sulit untuk dilakukan perbandingan dari masing-masing
perlakuan. Bahkan, 10 dari 38 umbi bawang merah yang di microcutting
tidak menunjukkan pertumbuhan.

D. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum acara VII, Microcutting, dapat ditarik
beberapa kesimpulan, yaitu:
a. Microcutting adalah perbanyakan bahan tanaman secara vegetatif yang
berasal dari cabang ini secara ex vitro
b. Microcutting bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan tunas
c. Zat pengatur tumbuh sebagai zat penggerak atau pemicu terdiri dari
auksin, giberelin, sitokinin, etilena, dan asam absisat atau inhibitor
d. Perendaman pada larutan ZPT bertujuan agar ZPT yang diberikan dapat
diserap tanaman
e. Pertumbuhan tertinggi ada pada umbi bawang merah dengan perlakuan
IAA 1000 ppm, setinggi 0,7 cm
f. 10 dari 38 umbi bawang merah yang di microcutting tidak menunjukkan
pertumbuhan
DAFTAR PUSTAKA

Perwitasari T 2006. Teknik Seleksi Stek untuk Bibit Jarak yang Baik. Workshop
Pendirian Kebun Bibit Sumber, Dempiot dan Feasibility Study untuk
Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas linn.)
Sihotang B 2010. Bawang Merah. http://www.ideelok.com/budidaya-
tanaman/bawang-merah diakses pada tanggal 25 Oktober 2013
Martiansyah I 2010. Pengadaan bahan tanam karet untuk seleksi batang bawah
dan teknik in vitro microcutting pada tanaman karet. Laporan Masa
Orientasi Kerja dan penelitian. Bogor: Balai Penelitian Bioteknologi
Perkebunan Indonesia
Muswita 2011. Pengaruh Konsentrasi Bawang Merah (Alium cepa L.) Terhadap
Pertumbuhan Setek Gaharu (Aquilaria Malaccencis Oken). Jurnal
Penelitian Universitas Jambi Seri Sains 13(1): 15-20.
Husen E, Saraswati R, dan Hastuti RD 2008. Rizobakteri Pemacu Tumbuh
Tanaman. Kanisius. Yogyakarta

You might also like