Anakku engkau ingin mencari wanita yang seperti apa untuk menjadi istrimu ? adakah ia seperti khadijah Ra, wanita yang shaleha yang dicintai Allah serta bermartabat salam Khusus dari-Nya? Adakah ia seperti Aisyah Ra yang dinyatakan lebih mulia dibanding wanita sejagad oleh nabi Muhammad sallahu alaihi wasalam? Ujar perempuan yagn melahirkanku dari rahimnya. Ialah ibu, penuntunku dalam kebijaksanaan, kesantunan dan kebeneran. Tidak, Bu. Celakanlah diriku apabila menyejajarkan diri dengan Nabi sehingga berhak mendapatkan wanita-wanita yang demikian muliannya di sisi Allah. Apa mungkin dirimu ingin mencari istri yang seperti ibu ? Mengasuh dan membesarkanmu dengan kasih sayang tanpa batas waktu ? Tidak,Bu. Celakah diriku apabila menyejajarkan calin istriku seperti ibu. Bagiku tak ada yang bisa melampaui kasih sayang ibu, sebab limpahan doa-doamu serta belalaian abdi tulusmu ialah karomah terbaik dalam hidupku. Lalu, wanita seperti apa yang dirimu cari anakku? Wanita yang menjadi diriny sendiri. Memuliakan Allah dengan kemandirian hati, tidak terikut pengaruh lembaga ataupun organisasi, tetapi mengikuti Al-Quran dan Hadits Shahih sesuai pemahaman para Salafus Shalih dengan sepenuh nurani. Wanita yang mencintaiku dengan hati setelah kami menikah nanti , tidak karena pengaruh hasrat birahi sebelum direstui, tetapi berpedoman pada kesadaran cinta itu penyempurna separuh agama sehingga mesti disyiarkan secara syari. Apakah untuk menjadi wanita yang memiliki kemandirian hati dalam beriman serta mencintai suaminya dengan hati setelkah pernikahan itu perkerjaan yang sulit,Bu ? Bekerja memandirikan hati dalam beriman pada Illahi seharusnya tidak sulit, sebab setiap manusia beragama pasti mengimani adanya Allah dalam hatinya. Hanya saja banyak di antara mereka yang meyulitkan diri sendiri dengan memasukkan hal-hal uang dapat menpengaruhi kadar keimanan kepada Allah dalam hatinya, misalnnya masih suka berhias untuk dipuji lelaki yang bukan suaminya, lalu pujian itu dimasukkan dalam hatinya. Pujian itu musibah yang paling melamahkan, banhyak orang berlomba-lomba menharap dipuji orang lain sehingga kerap menyalahi aturan, kalaulah wanita dipuji karena kemahirannya menghias dirioleh orang lain, padahal lelaki yang memujinya itu bukan suaminya, tentu jangan sampai dimasukkan ke hati, sebab kekaguman itu timbul atas dasar birahi, sehingga dengan memasukkan unsur pujian yang mengandung birahi ke dalam hati tentu sebuah kesalahan. Lalu, bagaimana caranua seorang wanita dalam menanggapi pujian demikian ? Baiknya segera istigfar, dan cobalah pandangi diri sendiri. Adakah dirinya sudah berdandansecara berlebihan sehingga menimbulkan zina mata bagi yang memandangnya sampai-sampai lelaki itu memuji untuk sesuatu yang belum halal. Agar lain kali dapat mengubah penampilannya dengan hiasan yang biasa saja untuk menghindarkan potensi birahi para lelaki yang memandangnya. Untuk wanita yang mencintai seorang lelaki setelah menikah apalah itu sulit? Seharusnya tidak sulit, jika wanita itu mengerti bahwa rasa cinta terindah itu bukan kekaguman tetapi pengabdian yang dilandasi ikhtiar kesanggupan memuliakan kasih, sayang, dan setia dalam ikatan pernikahan. Namun sayangnya, banyak wanita yang ingin menguji kesetiaan, kasih sayang dan cinta dari lelaki yang mengaguminya sebelaum adanya pernikahan dengan alasan agar tidak salah pilih, padahal dengan tindakan yang demikian justru dirinya sudah merendahkan dirinya sudah merendahkan derajatnya pada kadar terendah sebuah hubungan, yaitu dengan pacaran. Terimakasih atas nasehatnya, Bu. InsyaAllah apa yang Ibu sampaikan akan menjadi penguatan bagiku dalam menemu jodoh terbaik.