You are on page 1of 2

Rahim #85

Kau ingin mencari wanita yang seperti apa?


Anakku engkau ingin mencari wanita yang seperti apa untuk
menjadi istrimu ? adakah ia seperti khadijah Ra, wanita yang shaleha
yang dicintai Allah serta bermartabat salam Khusus dari-Nya? Adakah ia
seperti Aisyah Ra yang dinyatakan lebih mulia dibanding wanita sejagad
oleh nabi Muhammad sallahu alaihi wasalam? Ujar perempuan yagn
melahirkanku dari rahimnya. Ialah ibu, penuntunku dalam kebijaksanaan,
kesantunan dan kebeneran.
Tidak, Bu. Celakanlah diriku apabila menyejajarkan diri dengan
Nabi sehingga berhak mendapatkan wanita-wanita yang demikian
muliannya di sisi Allah.
Apa mungkin dirimu ingin mencari istri yang seperti ibu ?
Mengasuh dan membesarkanmu dengan kasih sayang tanpa batas
waktu ?
Tidak,Bu. Celakah diriku apabila menyejajarkan calin istriku seperti
ibu. Bagiku tak ada yang bisa melampaui kasih sayang ibu, sebab
limpahan doa-doamu serta belalaian abdi tulusmu ialah karomah terbaik
dalam hidupku.
Lalu, wanita seperti apa yang dirimu cari anakku?
Wanita yang menjadi diriny sendiri. Memuliakan Allah dengan
kemandirian hati, tidak terikut pengaruh lembaga ataupun organisasi,
tetapi mengikuti Al-Quran dan Hadits Shahih sesuai pemahaman para
Salafus Shalih dengan sepenuh nurani. Wanita yang mencintaiku dengan
hati setelah kami menikah nanti , tidak karena pengaruh hasrat birahi
sebelum direstui, tetapi berpedoman pada kesadaran cinta itu
penyempurna separuh agama sehingga mesti disyiarkan secara syari.
Apakah untuk menjadi wanita yang memiliki kemandirian hati
dalam beriman serta mencintai suaminya dengan hati setelkah
pernikahan itu perkerjaan yang sulit,Bu ?
Bekerja memandirikan hati dalam beriman pada Illahi seharusnya
tidak sulit, sebab setiap manusia beragama pasti mengimani adanya Allah
dalam hatinya. Hanya saja banyak di antara mereka yang meyulitkan diri
sendiri dengan memasukkan hal-hal uang dapat menpengaruhi kadar
keimanan kepada Allah dalam hatinya, misalnnya masih suka berhias
untuk dipuji lelaki yang bukan suaminya, lalu pujian itu dimasukkan dalam
hatinya.
Pujian itu musibah yang paling melamahkan, banhyak orang
berlomba-lomba menharap dipuji orang lain sehingga kerap menyalahi
aturan, kalaulah wanita dipuji karena kemahirannya menghias dirioleh
orang lain, padahal lelaki yang memujinya itu bukan suaminya, tentu
jangan sampai dimasukkan ke hati, sebab kekaguman itu timbul atas
dasar birahi, sehingga dengan memasukkan unsur pujian yang
mengandung birahi ke dalam hati tentu sebuah kesalahan.
Lalu, bagaimana caranua seorang wanita dalam menanggapi
pujian demikian ?
Baiknya segera istigfar, dan cobalah pandangi diri sendiri. Adakah
dirinya sudah berdandansecara berlebihan sehingga menimbulkan zina
mata bagi yang memandangnya sampai-sampai lelaki itu memuji untuk
sesuatu yang belum halal. Agar lain kali dapat mengubah penampilannya
dengan hiasan yang biasa saja untuk menghindarkan potensi birahi para
lelaki yang memandangnya.
Untuk wanita yang mencintai seorang lelaki setelah menikah
apalah itu sulit?
Seharusnya tidak sulit, jika wanita itu mengerti bahwa rasa cinta
terindah itu bukan kekaguman tetapi pengabdian yang dilandasi ikhtiar
kesanggupan memuliakan kasih, sayang, dan setia dalam ikatan
pernikahan. Namun sayangnya, banyak wanita yang ingin menguji
kesetiaan, kasih sayang dan cinta dari lelaki yang mengaguminya
sebelaum adanya pernikahan dengan alasan agar tidak salah pilih,
padahal dengan tindakan yang demikian justru dirinya sudah
merendahkan dirinya sudah merendahkan derajatnya pada kadar
terendah sebuah hubungan, yaitu dengan pacaran.
Terimakasih atas nasehatnya, Bu. InsyaAllah apa yang Ibu
sampaikan akan menjadi penguatan bagiku dalam menemu jodoh
terbaik.

You might also like