Professional Documents
Culture Documents
F AK U LTAS K E D O K T E R AN
Disusun Oleh :
CHAIRUNA NOOR
110.2008.278
FAK U LTAS K E D O K T E R AN
UNIVERSITAS YARSI JAKARTA
MARET 2017
1
ABSTRAK
Uveitis merupakan inflamasi di uvea yaitu iris, badan siliar dan koroid yang menimbulkan
kebutaan. Di negara maju, 10% kebutaan pada populasi usia produktif adalah akibat uveitis.
Insiden uveitis di Amerika Serikat dan di seluruh dunia diperkirakan sebesar 15 kasus per
100.000 penduduk dengan perbandingan yang sama antara laki-laki dan perempuan.
Menurut ilmu kedokteran, uveitis non infeksi adalah inflamasi uvea yang disebabkan
penyakit autoimun atau neoplasma di organ lain. Mediator inflamasi sitokin tumor necrosis
factor- (TNF-) diduga berperan penting sebagai penyebab peradangan uveitis. Pada pasien
uveitis didapatkan peningkatan kadar serum TNF-. Adalimumab adalah agen imunoglobulin
yang dapat mengikat TNF- sehingga mencegah interaksi TNF- dengan reseptornya pada
sel inflamasi dan menetralkan aktivitas sitokin.
Berdasarkan perspektif Islam, kebolehan berobat dianggap sebagai sesuatu yang bermanfaat
untuk mengurangi atau menghilangkan sakit, mengembalikan ke keadaan normal sehingga
dapat menunaikan kewajiban dan tugas agama, karena tidak ada dalil yang melarangnya.
Hukum asal berobat adalah ibahah, bahkan dalam kondisi tertentu sangat dituntut sehingga
hukumnya dapat menjadi sunnah atau wajib. Terbukti bahwa berobat sangat bermanfaat maka
hukumnya diperbolehkan.
Kedokteran dan Islam sependapat bahwa katarak senilis merupakan suatu kondisi penyakit
fisik. Karena penggunaan adalimumab pada pasien uveitis non infeksi terbukti sangat
bermanfaat maka hukumnya diperbolehkan dalam Islam.
Berbagai penelitian dilakukan untuk menilai efektivitas dan keamanan adalimumab pada
pasien uveitis non infeksi. Kesimpulan penelitian tersebut menyebutkan adalimumab secara
signifikan menurunkan risiko flare uveitis atau perburukan BCVA (best-corrected visual
acuity).
2
PERNYATAAN PERSETUJUAN
(Dr. Lilian Batubara, M.Kes) (Dra. Hj. Siti Nur Riani, M.Ag)
3
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan telah dipertahankan di hadapan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
(Dr. Lilian Batubara, M.Kes) (Dra. Hj. Siti Nur Riani, M.Ag)
4
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yangbersifat
membangun sehingga penyusunan ini dapat lebih baik sesuai dengan hasil yang
diharapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya.
Penulis
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. i
ABSTRAK... ii
LEMBAR PENGESAHAN........ iii
KATA PENGANTAR... v
DAFTAR ISI. vii
DAFTAR GAMBAR......... ix
DAFTAR TABEL. x
DAFTAR SINGKATAN... xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang.. 1
1.2 Permasalahan. 5
1.3 Tujuan 5
1.3.1 Tujuan Umum. 5
1.3.2 Tujuan Khusus 5
1.4 Manfaat.. 6
7
2.4.2 Farmakokinetika................................................................. 18
2.4.3 Farmakodinamika............................................................... 18
2.4 Efektivitas Penggunaan Adalimumab pada Uveitis Non
Infeksi............................................................................................. 18
43
8
DAFTAR GAMBAR
9
DAFTAR TABEL
10
DAFTAR SINGKATAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Acharya, N.R., Tham, V.M., Esterberg, E., Borkar, D.S., Parker, J.V., Vinoya,
A.C. (2013). Incidence and Prealence of Uveitis. JAMA Opthalmol.;
131(11): 1405-12.
El-Asrar, A.M.A., Struyf, S., and Van den Broeck, C. (2007). Expression of
Chemokines and Gelatinase B in Sympathetic Ophtalmia. Diunduh
dari http://www.nature.com/figtab/6702342fl.html, pada 7 April 2017.
Glenn, J.J., Thorne, J.E., Scales, D., Franco, P., Samir, R.T., Camez, A., Song,
A.P., Kron, M., and Barisani-Asenbauer, T. (2016). Adalimumab in
Patients with Active, Non-Infectious Uveitis Requiring High-Dose
Corticosteroids: The Visual-1 Trial. Investigative Opthalmology &
Visual Science; Vol.56: 3115-9.
12
Ilyas, S. (2006). Buku Ajar Mata: Kelainan Refraksi dan Kacamata. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Levy-Clarke, G., Jabs, D.A., Read, R.W., Rosenbaum, J.T., Vitale, A., Van
Gelder, R.N. (2014). Expert Panel Recommendations for the Use of
Anti-Tumor Necrosis Factor Biologic Agents in Patients with Ocular
Inflammatory Disorder. Opthalmology; 1221(3): 785-96.
Lynne, M., Ban, G., dan Keating, G. (2004). Adalimumab. BioDrugs; 18(2):
121-39.
Mack, A., Neely, J., dan Lynne, M. (2016). Adalimumab: The First Entirely
Human Monoclonal Antibody for Uveitis. Drug Forecast; Vol.28(8):
507-12.
Miserocchi, E., Fogliato, G., Modorati, G., Bandello, F. (2013). Review on the
Wrldwide Epidemiology of Uveitis. Eur J. Opththalmology; 23(5):
705-17.
MUI Bogor (2011, 11 Juli). Obat dan Pengobatan dalam Perspektif Hukum
Islam. Diunduh dari http://www.mui-bogor.org pada tanggal 02 Maret
2017.
MUI (2000). Fatwa MUI tentang Penggunaan Plasenta Manusia untuk Obat
dan Kosmetika. Diunduh dari http://www.mui.org, pada tanggal 02
April 2017.
Risto, S., Cvetkovic, S., Scott, L.J. (2006). Adalimumab. Pennsylvania, USA:
BioDrugs; 20(5): 239-311.
Schlaegel, T.F (2000). Uveal Tract: Iris, Ciliary Body and Choroid In: Pavan-
Langston D., editors. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy 2 nd.Ed.
Boston: Little, Bron and Company; 143-4.
13
Sheppard, J.D., Joshi, A., Mittal, M., Betts, K., Samir, R.T., Bao, Y., Dick,
A.D. (2015). Effect of Adalimumab on Visual Functioning (VFQ-25)
in Visual-1 Trial Patients with Non-Anterior Non-Infectious Uveitis.
Investigative Opthalmology & Visual Science; Vol.56: 1723-7.
Zuhroni, Riani, Nazaruddin (2003). Islam untuk Disiplin Ilmu Kesehatan dan
Kedokteran 2. Jakarta : Departemen Agama RI.
14