Professional Documents
Culture Documents
16/397545/GE/08424
Pembangunan Wilayah
FAKULTAS GEOGRAFI
Indonesia mendapatkan sumber udara lembab yang sangat banyak. Sumber udar yang
banyak tersebut mendatangkan hujan bagi wilayah Indonesia. Udara lembab yang banyak
tersebut berasal dari dua samudra besar, yaitu Samudra Pasifik yang ada di sebelah timur dan
Samudra Indonesia yang ada di sebelah barat. Kedua samudra tersebut menghasilkan air yang
banyak yang menjadi bahan untuk evaporasi yang menjadi awal mula hujan.
Selain diapit oleh dua samudra, Indonesia juga diapit oleh dua benua, yaitu : Benua Asia
dan Benua Australia. Kedua benua tersebut akan mempengaruhi pola pergerakan angin di
wilayah Indonesia. Arah angin sangat penting dalam mempengaruhi curah hujan. Angin akan
membawa udara lembab ke wilayah Indonesia apabila angin tersebut berhembus dari arah
Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia. Hal ini menyebabkan curah hujan yang tinggi.
Sebaliknya jika angin berhembus dari dari daratan Benua Asia dan Australia curah hujan
menjadi rendah. Hal ini disebabkan oleh kandungan uap air yang dibawa angina tersebut dimana
angina tersebut hanya membawa sedikit uap air dan tidak banyak menimbulkan hujan di wilayah
Indonesia.
Indonesia memiliki 3 tipe curah hujan, yaitu tipe ekuatorial, tipe monsun, dan tipe local.
Pembagian ini didasarkan atas pola umum terjadinya. Dijelaskan oleh Tukidi (2010,137) :
Tipe lokal lebih banyak terjadi di Kalimantan, contohnya adalah yang terjadi
di Pontianak, Kota Mobagu, Sidikalang dan Bengkalis. Sedangkan tipe monsun lebih
banyak terjadi di di ujung Pulau Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara
dan Maluku selatan. Contoh curah hujan tipe monsun adalah yang terjadi di Serang,
Jakarta dan Pasuruhan. Sedangkan tipe ekuator lebih banyak terjadi di daerah dekat
ekuator. Kota Padang sendiri berada di dekat ekuator sehingga tip curah hujan nya
adalah ekuator. Tipe ekuator dijelaskan oleh Tukidi
Pola ini berhubungan dengan pergerakan zona konvergensi ke arah
utara dan selatan mengikuti pergerakan semu matahari. Zone konvergensi
merupakan pertemuan dua massa udara (angin) yang berasal dari dua
belahan bumi, kemudian udaranya bergerak ke atas. Angin yang bergerak
menuju satu titik dan kemudian bergerak ke atas disebut konvergensi, dan
tempat terjadinya konvergensi disebut daerah konvergensi. Posisinya relatif
sempit dan berada pada lintang rendah dan dikenal dengan nama Inter-
tropical Convergence Zone (ITCZ) atau Daerah Konvergensi Antar Tropik
(DKAT). ITCZ juga dikenal dengan nama ekuator panas (heat equator) atau
front ekuator (equatorial front) (Subarna, 2002: 45)
Di atas lautan Atlantik dan Pasifik posisi ITCZ sangat dekat
terhubung dengan doldrums (daerah 5LU-5LS), maka ITCZ merupakan
batas antara angin pasat utara-timuran dengan angin pasat selatan-timuran,
sedangkan di atas benua pergeseran posisi ITCZ tampak lebih tegas.
Sirkulasi monsun terhubung dengan pergeseran utara-selatan dari ITCZ,
dan juga tergantung pada kontras musiman dalam pemanasan daratan dan
lautan sebagai suatu sistem yang kompleks (Prawirowardoyo, 1996: 75).
ITCZ bergerak ke arah utara pada musim panas di belahan bumi
utara (bulan Juli) dan bergerak ke arah selatan pada musim panas di
belahan bumi selatan (bulan Januari) mengikuti lokasi pemanasan matahari
maksimum, sehingga pada bulan Juli, yaitu saat terjadinya maksimum
musim panas di belahan bumi utara, posisi ITCZ berada di sekitar 25 LU
di atas benua Asia dan antara 5 s/d 10 LU di atas lautan. Pada bulan
Januari, saat terjadinya maksimum musim panas di belahan bumi selatan,
ITCZ berada di sekitar 15 LS di atas daratan (benua) dan dekat katulistiwa
di atas lautan.
Curah hujan di Kota Padang dijelaskan dengan table data sebagai berikut :
Dalam tulisannya SRI FIRDAYANTI menjelaskan bahwa curah hujan yang tinggi ini
menjadi salah satu sebab banjir di Kelurahan Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
Hal tersebut dijelaskan oleh Sri Firdayati (2014,2-3):