You are on page 1of 14

PERUBAHAN FISIOLOGI

PADA MASA NIFAS

Oleh:
1. Laurentina Tandi
2. Novia Dwi Lestari
3. Endah Wahyu
4. Pradnya
5. Ratna Widayanti
6. Reni Sri Wahyuni
7. Selvi Nuviana
8. Septianik
9. Sri Wahyuni
10. Syarifa

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS KADIRI
2009
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya yang
telah dilimpahkan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang
Manajemen Bayi Baru Lahir tanpa suatu halanganan apapun.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Asuhan Neonatus,
bayi dan balita, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen atas
dukungan dan saran yang diberikan.kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya dorongan serta bimbingan
dari beberapa pihak.

Demikian makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca umumnya.kritik dan saran sangat kami harapkan
karena untuk kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 22 OKTOBER 2009

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Bab I (Pendahuluan)
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
Bab II (Pembahasan)
2.1 Pengertian masa nifas
2.2 Tujuan perawatan nifas
2.3 Perubahan fisiologis pada masa nifas
Bab III(Penutup)
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran dan Kritik
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
1. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-
kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
2. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary
cunningham,Mac Donald,1995:281).
3. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998: ).

1. 2.2 Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
2. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary
cunningham,Mac Donald,1995:281).
3. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998: ).

Dalam masa nifas ini penderita memerlukan perawatan dan pengawasan yang
dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari
rumah sakit.
Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologi.
2. Melaksanakan skrining yang komprehrnsif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan
perawatan bayi sehat.
4. Untuk mendapatkan kesehatan emosi. (Bari Abdul,2000:121)
2.3 Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Selama menjalani masa nifas, ibu mengalami perubahan yang bersifat fisiologis
yang meliputi perubahan fisik dan psikologik, yaitu:

1. Perubahan fisik
A. Involusi Uterus

Involusi Uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram.Proses involusio
uterus adalah sebagai berikut :

Autolysis

Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterine.
Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga
panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum
hamil yang terjadi selama kehamilan.

Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages di dalam system vascular


dan system limphatik
Efek oksitosin (cara bekerjanya oksitosin)

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga


akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke
uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi
plasenta serta mengurangi perdarahan.

Waktu Bobot Diameter Palpasi Serviks


Uterus Uterus
Pada akhir 900 gram 12,5 cm Lembut/lunak
persalinan
Akhir 450 gram 7,5 cm 2 cm
minggu ke-1
Akhir 200 gram 5,0 cm 1 cm
minggu ke-2
Akhir 60 gram 2,5 cm Menyempit
minggu ke-6
B. Lokia

Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi
situs plasenta akan menjadi necrotic (layu/mati). Desidua yang mati akan keluar
bersama dengan sisa cairan. Campuran antara darah dan desidua tersebut
dinamakan lokia, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat.

Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada
kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokia mempunyai bau yang amis
(anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada
setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran
lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, seperti pada tabel berikut ini:

Lokia Waktu Warna Ciri-ciri


Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari sel
kehitaman desidua, verniks
caseosa, rambut
lanugo, sisa
mekoneum dan sisa
darah
Sanginolenta 3-7 hari Putih Sisa darah
bercampur bercampur lendir
merah
Serosa 7-14 hari Kekuningan/ Lebih sedikit darah
kecoklatan dan lebih banyak
serum, juga terdiri
dari leukosit dan
robekan laserasi
plasenta
Alba >14 hari Putih Mengandung
leukosit, selaput
lendir serviks dan
serabut jaringan
yang mati.
C. Laktasi

Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI),
yang merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi
setiap ibu yang melahirkan akan tesedia makanan bagi bayinya, dan bagi si anak
akan merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa aman, tenteram, hangat akan
kasih sayang ibunya. Hal ini merupakan faktor yang penting bagi perkembangan
anak selanjutnya.

Produksi ASI masih sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu
dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai ketegangan
emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak terjadi produksi ASI. Ibu
yang sedang menyusui juga jangan terlalu banyak dibebani urusan pekerjaan
rumah tangga, urusan kantor dan lainnya karena hal ini juga dapat mempengaruhi
produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang.

D. Perubahan sistem pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena
pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan
kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan
(dehidrasi), kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar
kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan
pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3
hari dapat ditolong dengan pemberian huknah atau glyserin spuit atau diberikan
obat yang lain.

E. Perubahan sistem perkemihan

Dinding kandung kencing memperlihatkan oedem dan hyperemia. Kadang-kadang


oedema trigonum, menimbulkan abstraksi dari uretra sehingga terjadi retensio
urine. Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya
bertambah, sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih
tertinggal urine residual (normal + 15 cc). Sisa urine dan trauma pada kandung
kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi.

Dilatasi ureter dan pyolum normal dalam waktu 2 minggu. Urine biasanya
berlebihan (poliurie) antara hari kedua dan kelima, hal ini disebabkan karena
kelebihan cairan sebagai akibat retensi air dalam kehamilan dan sekarang
dikeluarkan. Kadang-kadang hematuri akibat proses katalitik involusi. Acetonurie
terutama setelah partus yang sulit dan lama yang disebabkan pemecahan
karbohidrat yang banyak, karena kegiatan otot-otot rahim dan karena kelaparan.
Proteinurine akibat dari autolisis sel-sel otot.

F. Perubahan sistem muskuloskeletal

Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali
sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena
ligamen rotundum menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8
minggu setelah persalinan.

Sebagai akibat putusnya serat-serat elastik kulit dan distensi yang berlangsung
lama akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan
kendur untuk sementara waktu. Pemulihan dibantu dengan latihan.

G. Perubahan sistem endokrin

Hormon plasenta

Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human Chorionic


Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3
jam hingga hari ke-7 postpartum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari
ke-3 postpartum

Hormon pituitary

Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun
dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler
pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

Hipotalamik Pituitary Ovarium

Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia
mendapatkan menstruasi. Seringkali menstruasi pertama itu bersifat anovulasi
yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Diantara wanita
laktasi sekitar 15% memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 45% setelah 12
minggu. Diantara wanita yang tidak laktasi 40% menstruasi setelah 6 minggu,
65% setelah 12 minggu dan 90% setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80%
menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 50% siklus
pertama anovulasi.

H. Perubahan tanda-tanda vital

Suhu Badan

Satu hari (24jam) postprtum suhu badan akan naik sedikit (37,5C 38C)
sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.
Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga
suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi
bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun
kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus genitalis atau
sistem lain.

Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan
biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.

Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu
melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat
menandakan terjadinya preeklampsi postpartum.

Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi.
Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila
ada gangguan khusus pada saluran nafas.

Tabel perubahan Tanda-tanda Vital

Parameter Penemuan normal Penemuan abnormal

Tanda-tanda vital Tekanan darah < 140 / 90Tekanan darah > 140 / 90
mmHg, mungkin bisa naik darimmHg
tingkat disaat persalinan 1 3
hari post partum.
Suhu tubuh < 38 0 C
Suhu > 380 C
Denyut nadi: 60-100 X / menit
Denyut nadi: > 100 X / menit

I. Perubahan sistem kardiovaskuler

Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran


darah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin.
Penarikan kembali esterogen menyebabkan diuresis terjadi, yang secara cepat
mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi
dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini ibu mengeluarkan
banyak sekali jumlah urin. Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi
cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskuler pada jaringan tersebut selama
kehamilan bersama-sama dengan trauma selama persalinan.
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300 400 cc. Bila kelahiran
melalui seksio sesarea, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan
terdiri dari volume darah (blood volume) dan hematokrit (haemoconcentration).
Bila persalinan pervaginam, hematokrit akan naik dan pada seksio sesaria,
hematokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.

Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu relatif
akan bertambah. Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat
menimbulkan decompensation cordia pada penderita vitum cordia. Keadaan ini
dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya haemokonsentrasi
sehingga volume darah kembali seperti sediakala, umumnya hal ini terjadi pada
hari 3-5 postpartum.

J. Perubahan sistem hematologi

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta


faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar
fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan
peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih dapat mencapai
15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa
postpartum. Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25000
atau 30000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami
persalinan lama. Jumlah hemoglobine, hematokrit dan erytrosyt akan sangat
bervariasi pada awal-awal masa postpartum sebagai akibat dari volume darah,
volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Semua tingkatan
ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut. Kira-kira selama
kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan darah sekitar 200-500 ml.
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan
dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobine pada hari ke 3-7 postpartum dan
akan kembali normal dalam 4-5 minggu postpartum.

2. Perubahan Psikologi

Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam 3
tahap yaitu:
a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini
terjadi interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini
dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-
hal yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan
menciptakan hubungan yang baru.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air
besar.
c. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi.( Persis Mary H, 1995: )
Sedangkan stres emosional pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan
kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka
sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut
dengan post partum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5 post partum.
( Ibrahim C S, 1993: 50)
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-
kira 6 minggu
Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah:
5. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologi.
6. Melaksanakan skrining yang komprehrnsif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
7. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan
perawatan bayi sehat.
Untuk mendapatkan kesehatan emosi.
Selama menjalani masa nifas, ibu mengalami perubahan yang bersifat
fisiologis yang meliputi perubahan fisik dan psikologik

3.2 Saran dan kritik

Demikian makalah yang kami buat, apabila ada salah dalam penulisan atau
kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata


Niaga Media Jakarta
Manuaba, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Pengurus Ikatan Bidan Indonesia,
Jakarta
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta
Sastrawinata Sullaiman, 1983, Obstetri Fisiologi, Offset, Bandung
Sastra, Sulaiman, 1983, Obstetri Patologi, Elemen Banddung
Wiknyosastro, H, 1991, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiro Hardjo, Jakarta
http://midwivesari.blogspot.com/
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata
Puer yang artinya bayi dan Parous yang berarti melahirkan. Masa nifas
dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42
hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.

Selama hamil, terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi
perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem
musculoskeletal, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem hematologi, dan
perubahan pada tanda-tanda vital. Pada masa postpartum perubahan-perubahan
tersebut akan kembali menjadi seperti saat sebelum hamil.

1.2 Tujuan Masalah


1.3 Rumusan Masalah

You might also like