Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada banyak negara
tropis dan subtropis, oleh karena peningkatan jumlah penderita, menyebarluasnya daerah
yang terkena wabah dan manifestasi klinis berat yang merupakan keadaan darurat yaitu
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dan Dengue Shock Syndrome (DSS). Antara tahun 1975
dan 1995, DD/DBD terdeteksi keberadaannya di 102 negara di dari lima wilayah WHO
yaitu : 20 negara di Afrika, 42 negara di Amerika, 7 negara di Asia Tenggara, 4 negara di
Mediterania Timur dan 29 negara di Pasifik Barat (WHO,2005).
Seluruh wilayah tropis di dunia saat ini telah menjadi hiperendemis dengan ke-empat
serotipe virus secara bersama-sama diwilayah Amerika, Asia Pasifik dan Afrika. Indonesia,
Myanmar, Thailand masuk kategori A yaitu : KLB/wabah siklis terulang pada jangka waktu
antara 3 sampai 5 tahun. Menyebar sampai daerah pedesaan, sirkulasi serotipe virus beragam
(WHO, 2000).
Pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika
Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di
Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab
kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.(WHO 2005)
Di Indonesia, jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) dari 1 Januari-10
Agustus 2005 di seluruh Indonesia mencapai 38.635 orang, sebanyak 539 penderita
diantaranya meninggal dunia. Menurut catatan Dinas Kesehatan Binjai, jumlah kasus DBD di
Binjai sebanyak 286 kasus pada Januari, dan 159 kasus pada awal sampai pertengahan
Februari 2005. Jumlah penderita sejak Januari 2005 mencapai 445 kasus. Binjai merupakan
kota dengan jumlah penderita DBD terbanyak, yaitu 192 orang pada Januari, dan 57 orang
pada Februari dan 28 orang pada Maret 2005.Di Puskesmas Jati Makmur didapatkan angka
kejadian DBD pada tahun 2004 sebanyak 47 kasus, tahun 2005 sebanyak 57 kasus dan tahun
2006 sebanyak 57 kasus.Menurut Data Depkes SUMUT Tahun 2005-2006 Sebanyak 482
kasus.Oleh karena itu, perlu tindak lanjut untuk menangani permasalahan ini sehingga angka
penderita DBD dapat dikurangi.(Sunarso,2002)
Penyakit demam berdarah ini sangat penting untuk di bahas, karena banyak warga di
Indonesia yang masih menganggap penyakit ini, penyakit yang biasa. Apa lagi dilihat dari
kondisi masyarakat saat ini masih banyak yang terkena demam berdarah dengue.
Berdasarkan uraian di atas kami tertarik dengan penelitian DBD, karena DBD
merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia pada umumnya dan
khususnya di Propinsi Sumatra Utara. Terutama di daerah penelitian kami di Kelurahan
Cengkeh Turi, Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai.
Kami menyadari bahwa upaya penurunan Angka Kesakitan DBD bukan hanya dari
peran serta masyarakat saja tetapi masih banyak faktor lain yang mempengaruhi angka
kesakitan DBD.Mengingat keterbatasan waktu, kami hanya menjabarkan mengenai Peran
Serta masyarakat dalam upaya penurunan angka kesakitan DBD.
Untuk mengetahui bagaimana peran serta masyarakat dalam upaya penurunan angka
kesakitan DBD di kelurahan Cengkeh Turi, kecamatan Binjai Utara Kota Binjai.
3 Untuk mengetahui sikap masyarakat dalam upaya penurunan angka kesakitan DBD
6 Untuk mengetahui keterkaitan antara umur dan tingkat pendidikan terhadap sikap
masyarakat dalam upaya penurunan angka kesakitan DBD.
7 Untuk mengetahui keterkaitan antara umur dan tingkat pendidikan terhadap tindakan
masyarakat dalam upaya penurunan angka kesakitan DBD.
a Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan bagi peserta Kepaniteraan Klinik Senior
serta pengalaman langsung dalam pelaksanaan penelitian dan sekaligus
mengaktualisasikan ilmu yang telah diterima di bangku kuliah dengan penelitian di
lapangan dalam bentuk karya tulis ilmiah.
TINJAUAN PUSTAKA
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam
akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan
malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus
Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-
silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi.
Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil,
Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih
dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti
Bidan dan Pak Mantri seringkali salah dalam penegakkan diagnosa, karena kecenderungan
gejala awal yang menyerupai penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).
Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina
lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia.
Selama nyamuk aides aigypti tidak terkontaminasi virus dengue maka gigitan nyamuk
tersebut tidak berbahaya. Jika nyamuk tersebut menghisap darah penderita DBD maka
nyamuk menjadi berbahaya karena bisa menularkan virus dengue yang mematikan. Untuk itu
perlu pengendalian nyamuk jenis aedes aegypti agar virus dengue tidak menular dari orang
yang satu ke orang yang lain.
2.2 Epidemiologi
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit menular yang
berbahaya dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan sering menimbulkan
wabah. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Filipina pada tahun 1953 dan selanjutnya
menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun
1968 di Surabaya dengan jumlah penderita 58 orang dengan kematian 24 orang (41,3%).
Selanjutnya sejak saat itu penyakit Demam Berdarah Dengue cenderung menyebar ke seluruh
tanah air Indonesia dan mencapai puncaknya pada tahun 1988 dengan insidens rate mencapai
13,45 % per 100.000 penduduk. Keadaan ini erat kaitannya dengan meningkatnya mobilitas
penduduk dan sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi. ( Sherped,2007)
Pada saat ini seluruh provinsi di Indonesia sudah terjangkit penyakit ini baik di kota
maupun desa terutama yang padat penduduknya dan arus transportasinya lancar. Menurut
laporan Ditjen PPM dan PLP penyakit ini telah tersebar di 27 provinsi di Indonesia. Dari 300
kabupaten di 27 provinsi pada tahun 1989 (awal Pelita V) tercatat angka kejadian sebesar 6,9
% dan pada akhir Pelita V meningkat menjadi 9,2 %. Pada kurun waktu yang sama angka
kematian tercatat sebesar 4,5 %. ( Halsted SB,2007)
KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) = 35,19 per
100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%,
namun tahun-tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66
(tahun 2001); 19,24 (tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003). ( Hadinegoro,2001)
2.3 Etiologi
Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue dengan tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan
DEN 4. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne viruses (arboviruses).
Keempat type virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain
Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue
dengan tipe satu dan tiga. ( Mansyoer A,1999)
Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata
nyamuk lain. Nyamuk ini mempunyai dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian
badan, kaki, dan sayapnya. Nyamuk Aedes aegypti jantan mengisap cairan tumbuhan atau
sari bunga untuk keperluan hidupnya.( Halsted,2007)
Sedangkan yang betina mengisap darah. Nyamuk betina ini lebih menyukai darah
manusia dari pada binatang. Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada siang hari.
Aktivitas menggigit biasanya pagi (pukul 9.00-10.00) sampai petang hari (16.00-17.00).
Aedes aegypti mempunyai kebiasan mengisap darah berulang kali untuk memenuhi
lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk ini sangat infektif sebagai penular
penyakit. Setelah mengisap darah, nyamuk ini hinggap (beristirahat) di dalam atau diluar
rumah. Tempat hinggap yang disenangi adalah benda-benda yang tergantung dan biasanya
ditempat yang agak gelap dan lembab. ( Updates pediatric,2002)
Disini nyamuk menunggu proses pematangan telurnya. Selanjutnya nyamuk betina akan
meletakkan telurnya didinding tempat perkembangbiakan, sedikit diatas permukaan air. Pada
umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu 2 hari setelah terendam air. Jentik
kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi nyamuk dewasa. (Hendarwanto,1996)
Penyakit Demam Berdarah Dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk
ini mendapat virus Dengue sewaktu mengigit, mengisap darah orang yang sakit Demam
Berdarah Dengue atau tidak sakit tetapi didalam darahnya terdapat virus dengue. Seseorang
yang didalam darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber penularan penyakit
Demam Berdarah Dengue. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari
sebelum demam. ( Amin P, 2007)
Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut
terisap masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan
tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk didalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1
minggu setelah mengisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada
orang lain ( masa inkubasi ekstrinsik ). ( Sunarso,2002)
Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu
nyamuk Aedes aegypti yang telah mengisap virus dengue itu menjadi penular (infektif)
sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk/mengigit,
sebelum mengisap darah akan mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya (proboscis) agar
darah yang diisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari
nyamuk ke orang lain. ( M. Husin, 1999)
Nyamuk ini biasanya menghisap darah seiap 2-3 hari sekali, biasanya pada pagi hari
antara pukul 08.00 12.00 dan sore hari antara pukul 16.00 17.00 mereka perlu
menghisap banyak darah untuk menyuburkan telurnya.
Setelah kenyang nyamuk betina perlu istirahat, mereka suka santai-santai si tempat
lembab, diruangan remang-remang, digerumbul tanaman hias, ditirai rumah, bahkan
di baju-baju yang di gelantung.
Nyamuk Aedes Aegypti biasa bertelur di dinding tempat air yang tidak mengalir
Rata-rata umur nyamuk betina 2-3 bulan, sedangkan yang jantan hanya 14 hari.
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam tinggi terus menerus, disertai
adanya tanda perdarahan, contohnya ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri
merah terang. Selain itu tanda dan gejala lainnya adalah sakit perut, rasa mual,
trombositopenia, hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit pada sendi (artralgia), sakit pada
otot (mialgia). Sejumlah kecil kasus bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang
mempunyai tingkat kematian tinggi. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan
yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila
pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau
keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala
tersebut. Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 15 hari orang yang tertular dapat
mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 7 hari, nyeri-nyeri pada
tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di
bawah kulit.
Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok /
presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka
kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Demam
Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit,
mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam
yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh
hingga pasien dianggap afebril.
3. Terdapat bercak bintik merah di kulit yang tidak hilang walau ditekan, ditarik,
diregangkan dan lain sebagainya.
4. Bisa mengeluarkan darah dari hidung (mimisan), muntah darah, dan melalui buang air
besar.
5. Penderita bisa pucat, gelisah, ujung kaki dan ujung tangan dingin.
1 Demam.
Penyakit DBD didahului oleh demam tinggi yang mendadak terus-menerus berlangsung
2-7 hari, kemudian turun secara cepat. Demam secara mendadak disertai gejala klinis yang
tidak spesifik seperti: anorexia, lemas, nyeri pada tulang, sendi, punggung dan kepala.
Jelas demam ini bukan seperti demam yang ada pada artikel ku sebelumnya yang
disebabkan oleh infeksi-radang, tetapi oleh virus DBD yang ada pada nyamuk. Jadi kenali
dengan baik demam pada DBD ini agar tepat penanganannya.Demam pada DBD mempunyai
siklus demam yang khas disebut Siklus Pelana Kuda.
Demam mendadak tinggi, dan disertai sakit kepala hebat, sakit di belakang mata, badan ngilu
dan nyeri, serta mual/muntah, kadang disertai bercak merah di kulit.
Fase demam turun drastic dan sering mengecoh seolah terjadi kesembuhan.
Namun inilah fase kritis kemungkinan terjadinya Dengue Shock Syndrome
Fase demam kembali tinggi sebagai bagian dari reaksi tahap penyembuhan.
TANGANI DENGAN TEPAT
2 Manifestasi Pendarahan.
Perdarahan terjadi pada semua organ umumnya timbul pada hari 2-3 setelah demam.
Sebab perdarahan adalah trombositopenia.
Ptechiae
Purpura
Echymosis
Perdarahan cunjunctiva
Perdarahan dari hidung ( mimisan atau epistaxis )
Perdarahan gusi
Muntah darah ( Hematemesis )
Buang air besar berdarah ( melena )
Kencing berdarah ( Hematuri )
Gejala ini tidak semua harus muncul pada setiap penderita, untuk itu
diperlukan torniquet test dan biasanya positif pada sebagian besar penderita Demam
Berdarah Dengue.
4 Renjatan (Syok).
Renjatan dapat terjadi pada saat demam tinggi yaitu antara hari 3-7 mulai sakit.
Renjatan terjadi karena perdarahan atau kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler
melalui kapilar yang rusak. Adapun tanda-tanda perdarahan:
2.9 Diagnosa
Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama
2-7 hari.
Manifestasi perdarahan.
Trombositopenia yaitu jumlah trombosit dibawah 150.000/mm3, biasanya ditemukan
antara hari ke 3-7 sakit.
Monokonsentrasi yaitu meningkatnya hematokrit, merupakan indikator yang peka
terhadap terjadinya renjatan sehingga perlu dilaksanakan penekanan berulang secara
periodik. Kenaikan Ht 20% menunjang diagnosa klinis Demam Berdarah Dengue.
( Hendarwanto, 1996)
Mengingat derajat berat ringan penyakit berbeda-beda, maka diagnosa secara klinis dapat
dibagi atas:
1 Derajat I (ringan).
Demam mendadak 27 hari disertai gejala klinis lain, dengan manifestasi
perdarahan dengan uji torniquet positif.
2 Derajat II (sedang).
Penderita dengan gejala sama, sedikit lebih berat karena ditemukan perdarahan
spontan kulit dan perdarahan lain.
3 Derajat III (berat).
Penderita dengan gejala syok / kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menyempit (< 20 mmhg) atau hipotensi disertai kulit dingin, lembab
dan penderita menjadi gelisah.
4 Derajat IV (berat).
Penderita syok berat dengan tensi yang tak dapat diukur dan nadi yang tak dapat
diraba. ( Berhman RE, 1989)
2.10 Pengobatan
Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan
untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat
dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah
dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah
platelet menurun drastis. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum
ekstrak daun jambu biji. Merujuk hasil kerja sama penelitian Fakultas Kedokteran Unair dan
BPOM, ekstrak daun jambu biji bisa menghambat pertumbuhan virus dengue. Bahan itu juga
meningkatkan trombosit tanpa efek samping. Masyarakat mesti memperhatikan informasi
penting ini. Berdasarkan hasil kerja sama dalam uji pre klinis Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur dan Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) yang dilansir di Jakarta, Rabu (10/3) siang, ekstrak daun jambu biji dipastikan bisa
menghambat pertumbuhan virus dengue penyebab demam berdarah dengue (DBD). Bahan
itu juga mampu meningkatkan jumlah trombosit hingga 100 ribu milimeter per kubik tanpa
efek samping. Peningkatan tersebut diperkirakan dapat tercapai dalam tempo delapan hingga
48 jam setelah ekstrak daun jambu biji dikonsumsi.
Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok. Bahkan
beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan
alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun
khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat
mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah.
Ada cara yang bisa ditempuh tanpa harus diopname di rumah sakit, tapi butuh kemauan yang
kuat untuk melakukannya. Cara itu adalah sebagai berikut :
1. Minumlah air putih minimal 20 gelas berukuran sedang setiap hari (lebih banyak lebih
baik)
3. Beberapa teman dan dokter menyarankan untuk minum minuman ion tambahan (tapi
banyak juga yang tidak menganjurkannya)
4. Minuman lain yang disarankan: Jus jambu merah untuk meningkatkan trombosit (ada
juga yang menyarankan: daun angkak, daun jambu, dsb)
5. Makanlah makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang banyak
(meskipun biasanya minat makan akan menurun drastis).
Sebenarnya, semua usaha di atas bertujuan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap
serangan demam berdarah, karena pada dasarnya demam berdarah tidak perlu obat tertentu
(dan memang tidak ada obat untuk itu). Ketahanan tubuh dapat dilihat dari jumlah leukosit
dalam darah. Ketika leukosit mulai meningkat (membaik), maka biasanya trombosit yang
kemudian akan bertambah.
2.11 PENCEGAHAN
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam
berdarah.Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi
vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak
berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang
disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal hal
yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam
berdarah, sebagai berikut:
1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan
istirahat yang cukup;
3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk
abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan
rantai perkembangbiakan nyamuk;
4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami
demam atau panas tinggi
5. Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore,
karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan
berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada
penderita DBD nya.
Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode
pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :
2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan
bakteri (Bt.H-14).
Perilaku adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan
lingkungannya. Dengan perkataan lain perilaku baru terjadi bila ada sesuatu yang
diperlukan untuk menimbulkan reaksi, sesuatu tersebut disebut dengan rangsangan.
Berdasarkan batasan perilaku tersebut maka perilaku kesehatan adalah suatu respon
seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, minuman serta lingkungan.
2 Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau
disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior)
Perilaku ini adalah upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau
kecelakaan, dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari
pengobatan.
Seorang ahli lain (Becker 1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan.
Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
1 Awareness (kesadaran)
Orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus terlebih dahulu.
2 Interest (tertarik)
Orang mulai tertarik pada stimulus.
1 Tahu (know).
2 Memahami (comprehension).
3 Aplikasi (application).
4 Analisis (analysis).
5 Sintesis (sintesys).
6 Evaluasi (evaluation). ( Hadinegoro SR, 2001)
Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Necomb, salah seorang ahli psikologi
sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang
terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu
sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude).
Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi
memegang peranan penting
1 Menerima (receiving)
Orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2 Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3 Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau
suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adanya fasilitas. Selain itu diperlukan
juga faktor dukungan (support) dari pihak lain.
o Persepsi (perception).
o Respon terpimpin (guided respons).
o Mekanisme (mechanism).
o Adopsi (adoption). ( Hendarwanto, 1996)
Tindakan (Practice)
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan kemudian
mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya
diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau
disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktek (practice) kesehatan, atau dapat
juga dikatakan perilaku kesehatan (overt behavior). Oleh sebab itu indikator praktek
kesehatan ini juga mencakup hal-hal :
Secara teori memang perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku yang mengikuti
tahap-tahap tersebut, yakni melalui proses perubahan pengetahuan (knowledge),
sikap (attitude), praktek (practice) atau KAP.
Cara mengukur indikator perilaku atau memperoleh data informasi tentang indikator-
indikator perilaku tersebut, untuk pengetahuan, sikap dan praktek agak berbeda.
Untuk memperoleh data tentang pengetahuan dan sikap cukup dengan wawancara
dan Fokus Grup Diskusi (FGD) khusus untuk penelitian kualitatif. Sedangkan untuk
memperoleh data tentang praktek atau perilaku akurat melalui pengamatan
(observasi) namun bisa juga dengan pendekatan recall atau mengingat kembali
perilaku yang telah dilakukan responden beberapa waktu yang lalu.( M. Husin,1999)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini di lakukan dengan metode yang bersifat survey deskriptif. Pelaksanaan
pengumpulan data dilakukan dengan metode quesioner dan observasi dengan mengumpulkan
pada saat dilakukan penyuluhan tentang Gambaran Karakteristik Pengetahuan,Perilaku, Sikap
dan Tindakan Masyarakat terhadap Peran serta masyarakat dalam upaya penurunan angka
kesakitan DBD.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai.
Masyarakat dan Lingkungan di Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara Kota
Binjai.
3.2.1 Populasi
Populasi adalah seluruh kepala keluarga yang berdomisili di Kelurahan Cengkeh Turi
Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai, yaitu kepala keluarga atau yang mewakili (istri atau
anak usia di atas 17 tahun) yang bertempat tinggal di Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan
Binjai Utara Kota Binjai yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi
tersebut. Dari populasi tersebut akan diambil sampel sebanyak 20 orang dan dengan
metode pengambilan sampel yaitu quota sampling. Sampel diambil dari kepala keluarga
atau yang mewakili (istri atau anak usia di atas 17 tahun) dari seluruh jumlah kepala
keluarga di Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai yang hadir pada
waktu penelitian dilakukan.
KARAKTERISTIK
Bahwa umur dan tingkat pendidikan berkaitan dengan Pengetahuan, Sikap dan Tidakan
Masyarakat terhadap peran serta masyarakat dalam upaya penurunan angka kesakitan DBD.
2. Sikap responden sebanyak 50 orang yang mengikuti quisioner untuk yakin dan
bertindak dalam upaya penurunan angka kesakitan DBD.
Data di peroleh dari Puskesmas Pembantu Cengkeh Turi dan Kelurahan Cengkeh Turi
Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai.
Pengukuran pengetahuan, sikap dan tindakan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan
pada responden, menggunakan skala pengukuran Hadi Pratomo dan Sudarti (1986) dengan
definisi sebagai berikut :
1 Sangat Baik, apabila jawaban responden benar antara 90-100%.
2 Baik, apabila jawaban respondenbenar antara 70-80%.
3 Sedang, apabila jawaban responden benar antara 50-60%
4 Kurang Baik, apabila jawaban responden benar 30-40%
5 Sangat Kurang Baik, apabila jawaban responden 10-20%
Pengetahuan
Sangat Baik, jika jawaban benar 9-10 (90-100% dari nilai yang tertinggi).
Baik, jika jawaban benar 7-8 (70-80% dari nilai yang tertinggi)
Sedang, jika jawaban benar antara 5-6 (50-60% dari nilai yang tertinggi).
Kurang Baik, jika jawaban benar 3-4 (30-40% dari nilai yang tertinggi).
Sangat Kurang Baik, jika jawaban benar 1-2 (10-20% dari nilai yang tertinggi)
Sikap
Sangat Baik, jika jawaban benar 9-10 (90-100% dari nilai yang tertinggi).
Baik, jika jawaban benar 7-8 (70-80% dari nilai yang tertinggi)
Sedang, jika jawaban benar antara 5-6 (50-60% dari nilai yang tertinggi).
Kurang Baik, jika jawaban benar 3-4 (30-40% dari nilai yang tertinggi).
Sangat Kurang Baik, jika jawaban benar 1-2 (10-20% dari nilai yang tertinggi)
Tindakan
Sangat Baik, jika jawaban benar 9-10 (90-100% dari nilai yang tertinggi).
Baik, jika jawaban benar 7-8 (70-80% dari nilai yang tertinggi)
Sedang, jika jawaban benar antara 5-6 (50-60% dari nilai yang tertinggi).
Kurang Baik, jika jawaban benar 3-4 (30-40% dari nilai yang tertinggi).
Sangat Kurang Baik, jika jawaban benar 1-2 (10-20% dari nilai yang tertinggi)
Pengetahuan
Apabila responden menjawab benar diberi nilai 1 dan apabila responden menjawab
salah diberi nilai 0.
Skor pengetahuan :
Sikap
Apabila responden menjawab setuju diberi nilai 1 dan apabila responden menjawab
tidak setuju diberi nilai 0.
Skor sikap:
Tindakan
Apabila responden menjawab sudah diberi nilai 1 dan apabila responden menjawab
belum diberi nilai 0.
Skor tindakan:
BAB IV
Keterangan Tabel
1. Jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Lingkungan X, yaitu sebanyak 1.206 (15 %)
jiwa.
2.Jumlah penduduk terkecil terdapat pada Lingkungan IV, yaitu sebanyak 489 (5 %) jiwa.
Tabel 4.3 Distribusi Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Pembantu Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai
Utara Tahun 2011
No Pendidikan Jumlah
1 TK/PG 10
2 SD 4
3 PESANTREN 2
Jumlah 16
Sumber : Kantor Kelurahan Cengkeh Turi 2013
Keterangan Tabel :
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa sarana pendidikan yang paling banyak adalah TK/PG
sebanyak 10 sekolah, SD sebanyak 4 sekolah dan paling sedikit adalah PESANTREN
sebanyak 2.
PUSKESMAS JATI
No. JENIS PENYAKIT
MAKMUR
1. Gastritis 12.3 %
2. Hipertensi 12.1 %
3. ISPA 11.9 %
4. Diare 11.8 %
7. Reumatik 8.2 %
8. Tonsilitis 7.9 %
9. Disentri 6.8 %
Hyperemesis
10. 5.1 %
Grauidarum
Lain-lain 3.5 %
Dari tabel di atas penyakit terbanyak pada pasien umum yang mengenai
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Cengkeh Turi adalah
penyakit Gastritis.
Tabel 4.5 Data Tahunan Penderita DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu
Cengkeh Turi Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara
Kota Binjai
Keterangan Tabel :
4.2 HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan
Binjai Utara Kota Binjai dengan 50 responden, data dikumpul dan disajikan dalam bentuk
tabel dan grafik sebagai berikut :
Tahun 2013
2 24-27 6 30
3 28-31 3 15
4 32-35 6 30
Jumlah 20 100
30% 25%
15% 30%
Tahun 2012
1 SD 6 30
2 SMP 2 10
3 SMU 11 55
Jumlah 20 100
SD SMP SMU
32%
58%
11%
Jumlah 20 100
Sales
Menguras tempat
penampungan air,
mengubur barang bekas,
menutup tempat air.
10% 10% Menutup, menguras, dan
mengubur
30% Mengubur barang
bekas,menguras bak
50% mandi, menutup tempat
penampungan air.
Membakar barang bekas,
menguras, menutup
jendela.
Keterangan: Dari tabel dan grafik di atas di dapat kan bahwa 50%
responden menjawab menutup, menguras, dan mengubur
Tahun 2013
2 Penyakit yang 0 0% -
ditularkan melalui
gigitan nyamuk
dengan gejala yang
muncul seperti flu
5%
25%
70%
Tahun 2013
30%
Nyamuk Aedes Aegepty
Nyamuk Anopheles
70% Nyamuk Culex
Semua jenis nyamuk
Tahun 2013
Tahun 2013
4 Demam yang suhunya naik pada sore hari 2 10% Sangat kurang
dan baik
disertai keringat malam
Jumlah 20 100
demam yang
mendadak tinggi
10% 25% demam yang suhunya
naik terus menerus
15%
50% demam yang suhunya
naik turun
demam yang suhunya
naik pada sore hari dan
disertai keringat malam
Tahun 2013
Keterangan: Dari tabel dan grafik di atas didapatkan bahwa hanya (60%)
Responden yang mengetahui bahwa ciri-ciri penyakit DBD adalah semua
dari poin yang disebutkan.
Tahun 2013
15%
25%
10%
50%
Keterangan: Dari tabel dan grafik di atas didapatkan bahwa hanya
(15%) Responden yang melakukan pemberian makanan dan minuman
yang cukup serta pemberian obat-obatan.
Tahun 2013
40%
45%
15%
Tahun 2013
Jumlah 20 100
Jumlah 20 100
10%
25%
15%
50%
Keterangan: Dari tabel dan grafik di atas dapat di lihat bahwa (50%)
Responden melakukan tindakan yang bukan termasuk kegiatan 3M
memakai obat nyamuk bakar.
3 Menggunakan 0 0% -
kelambu ketika
tidur
Jumlah 20 100
Melaksanakan kegiatan
20% 3M
Menggunakan obat
10%
nyamuk bakar
70% Menggunakan kelambu
ketika tidur
membersihkan
lingkungan sekitar
Keterangan: Dari tabel dan grafik di atas dapat di lihat bahwa sebagian
besar (70%) Responden yang sudah melaksanakan kegiatan 3 M.
3 Pindah rumah 0 0% -
untuk sementara
waktu
Jumlah 20 100
Keterangan: Dari tabel dan grafik di atas dapat di lihat bahwa sebagian
besar (50%) Responden yang sudah melakukan pencegahan terjadinya
DBD dengan melakukan 3M, menabur bubuk abate dan melakukan foging.
3 Nyamuk dewasa 0 0% -
jantan
Jumlah 20 100
15% 25%
Telur nyamuk
Jentik nyamuk
Nyamuk dewasa jantan
60%
Nyamuk dewasa betina
Keterangan: Dari tabel dan grafik di atas dapat di lihat bahwa sebagian
besar (60%) Responden yang sudahmenaburkan bubuk abate untuk
membunuh jentik nyamuk.
3 1x dalam sebulan 0 0% -
Jumlah 20 100
10%
15%
3x seminggu
1x dalam seminggu
75% 1x dalam sebulan
Setiap hari
Keterangan Dari tabel dan grafik di atas dapat di lihat bahwa sebagian
besar (15%) Responden yang sudah melakukan pengurasan bak mandi 3x
dalam seminggu.
Tabel dan Grafik G. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Masyarakat
Dalam memberikan pertolongan pertama pada saat anggota
keluarga yang demam tinggi
Tahun 2013
Jumlah 20 100
Sales
Di Kompres
10% 20% Memberi obat
penurun panas
30% Di bawa berobat ke
puskesmas
40% Di beri jamu
Keterangan: dari tabel dan grafik di atas di dapatkan bahwa 40%
responden memberi obat penurun panas jika ada anggota
keluarga mereka yang demam.
Tahun 2013
Jumlah 20 100
Sales
10%
25% Memberi air putih
15%
Memberikan susu
Memberi jamu
Memberi oralit
50%
Jumlah 20 100
Sales
Tahun 2013
Jumlah 20 100
Sales
No Pengetahuan Persentase
1. Baik 41%
Jumlah 100%
1. Baik 23%
Jumlah 100 %
n
tindakan persentase
o
1. Baik 47%
Jumlah 100 %
4.3.1 Permasalahan
Masalah Pengetahuan
Dari hasil penelitian melalui kuisioner dengan responden 50 orang yang
diberikan kepada warga Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara
Kota Binjai dijumpai adanya masalah:
1 Masih terdapat 70% responden yang tidak mengetahui bahwa penyakit DBD
ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegpty.
2 Terdapat 75% responden yang tidak mengetahui bahwa penyakit DBD ditularkan
melalui gigitan nyamuk.
3 Masih terdapat 90% responden yang tidak mengetahui ciri-ciri demam pada DBD
adalah demam yang suhunya naik pada sore dan berkeringat pada malam hari.
Masalah Sikap
1 Ditemukan 85% responden tidak memberikan makanan dan minuman yang cukup
serta pemberian obat-obatan pada penderita DBD yang dirawat dirumah.
2 Ditemukan hanya 15% responden yang sadar kenapa penderita dibawa kerumah
sakit karena DBD dapat menyebabkan perdarahan sehingga dapat menyebabkan
kematian.
Masalah Tindakan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan :
DAFTAR PUSTAKA
4 Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, dkk. Buku Ajar Infeksi & Pediatri
Tropis, Edisi II. 2008. Ikatan Dokter Anak Indonesia
5 Halstead SB. Dengue Fever and Dengue Haemorrhagic Fever. In : Behrman
RE, Kliegman RM, Jenson HB, editors Nelson textbook of Pediatrics. 18 th
ed.Philadelphia : Sanders. 2007. p.1412-1414
Hari/Tanggal :
Pukul :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiratan Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya
laporan kegiatan ini dapat diselesaikan dalam rangka melaksanakan Kepaniteraan Klinik
Senior (KKS) pada bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati dan
Universitas Abulyatama yang dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 08 September 2012.
Laporan ini berdasarkan informasi dan data yang diperoleh selama berada`di Dinas
Kesehatan Kota Binjai, Puskesmas Jati Makmur Kelurahan Jati Makmur Kecamatan Binjai
Utara Kota Binjai.
Pada Kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membimbing kami selama KKS (Ilmu Kesehatan Masyarakat) dan membantu dalam
penyusunan laporan ini, yaitu :
Demikianlah Laporan Kegiatan ini kami laksanakan selama menjalani KKs pada
bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati dan Universitas Abulyatama.
Walaupun kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dari segi bahasa, isi
maupun sistematika penulisanpada Laporan Kegiatan ini, namun itu semua semata-mata
karena keterbatasan pengetahuan yang ada pada kami.
Oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Hormat Kami,
Penyusun
Diketahui Oleh :
Kota Binjai
(Dr.Harlina Harahap) (Dr.Melyani Bangun)
NIP.196812302006042004 NIP.107206102006042013
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN
MAKALAH OBSTETRI
SOLUSIO PLASENTA
Disusun Sebagai Tugas Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior (KKS)
Obstetri Ginekologi Pada Rumah Sakit Haji Medan
Provinsi Sumatera Utara Medan
Pembimbing
Disusun oleh :