Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran histopatologis paru anjing yang menderita antrakosis. Sampel yang digunakan adalah 30 ekor
anjing berumur dua tahun yang dibunuh dengan menggunakan striknin kemudian dinekropsi untuk diambil paru-parunya. Paru-paru diperiksa
secara patologi anatomis dan diamati adanya partikel debu. Kemudian paru dibuat sediaan histopatologis dengan menggunakan metode baku
mikroteknik dan pewarnaan hematoksilin eosin. Data penelitian dianalisis secara deskriptif. Dari hasil penelitian diperoleh 10 sampel paru positif
menderita antrakosis yang dibuktikan dengan ditemukannya akumulasi pigmen karbon pada septa alveoli, sedangkan 20 sampel paru negatif
menderita antrakosis. Selain ditemukan pigmen karbon pada septa alveoli, perubahan lain yang tampak adalah emfisema, kongesti, edema,
hemoragi, hiperemi, serta fibrosis. Anjing yang menderita antrakosis di wilayah Kota Banda Aceh dan Aceh Besar memiliki persentase 33,33%.
____________________________________________________________________________________________________________________
Kata kunci: histopatologis paru, anjing lokal, antrakosis
ABSTRACT
This study aims to determine the histopathology of lung of local dog (Canis lupus familiaris) with anthracosis. The study used 30 dogs with the
ages of 2 years sacrificed by strychnine and necropsied to collect the lungs. The anatomycal pathology method was used to examine the presence of
dust particles in lungs. The samples then proceed to histopathology using standard microtechnic method and stained with hematoxylin-eosin. Data
were analyzed descriptively. The result showed that 10 out of 30 samples were positive pulmonary anthracosis proven by carbon pigment found in
septae of alveolar, whereas 20 samples negative anthracosis. Other changes observed were emphysema, congestion, edema, hemorrhage, hyperemia,
and fibrosis. In conclusion the percentage of dogs with anthracosis in Banda Aceh City and Aceh Besar is 33.33%.
____________________________________________________________________________________________________________________
Key words: lung histopathology, local dog, anthracosis
105
Jurnal Medika Veterinaria Vol. 10 No. 2, Mei 2016
Antrakosis disebabkan oleh pengendapan karbon, silika, terutama yaitu adanya akumulasi pigmen karbon (CO 2)
dan partikel kuarsa dalam makrofag, mukosa, dan yang berasal dari debu dan polusi udara yang terlihat
submukosa. Eksposur pekerjaan untuk partikel-partikel sebagai flek-flek hitam.
ini merupakan faktor predisposisi untuk antrakosis
bronkial. Dalam pandangan bronkoskopis, secara
patologis yang terlihat adalah bronkus sangat rapuh. Hal
ini disebabkan oleh pigmen warna hitam pada bronkus,
yang dapat menyebabkan kerusakan bronkus dan
terjadinya kelainan bentuk dari bronkus tersebut. Dalam
beberapa kasus, antrakosis mungkin berhubungan
dengan mycobacterium TBC (Ghanei et al., 2011).
Studi tentang perubahan histopatologis paru anjing
lokal (Canis lupus familiaris) yang menderita
antrakosis di Aceh belum pernah dilaporkan. Gambaran
histopatologis paru anjing dapat diketahui dengan
adanya perubahan yang terjadi pada tingkat jaringan
atau sel dari organ paru anjing lokal yang menderita
antrakosis. Sedikit atau banyaknya akumulasi pigmen
karbon yang terdapat pada paru anjing juga dapat
menggambarkan tingkat pencemaran udara. Gambar 1. Patologi anatomi paru-paru anjing. ( )= Memperlihatkan
adanya flek hitam pada permukaan paru-paru
MATERI DAN METODE
Paru anjing yang mengalami antrakosis yaitu
Dalam penelitian ini dipergunakan 30 sampel paru- dengan adanya pigmen karbon pada septa alveoli juga
paru yang berasal dari anjing lokal yang berumur dua diikuti atau bersamaan dengan perubahan pada paru
tahun dari Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. lainnya. Perubahan lain yang tampak adalah adanya
Penelitian ini menggunakan 30 sampel paru-paru anjing emfisema paru (Gambar 2), kongesti pada paru
lokal, kemudian dibuat sediaan histopatologis dengan (Gambar 3), fibrosis disertai peradangan (Gambar 4),
metode baku mikroteknik dan pewarnaan hematoksilin hiperemi, hemoragi, serta edema (Gambar 5). Hal ini
dan eosin. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif sesuai dengan pernyataan Sholihah dan Widodo (2008),
terhadap perubahan patologi anatomis serta keberadaan partikel debu halus dapat mencapai daerah alveolar dan
flek hitam di paru anjing. menyebabkan inflamasi dan proses fibrogenesis.
Anjing liar dibunuh dengan striknin yang dicampur
dalam makanan lalu dibawa ke Laboratorium Patologi
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala,
Banda Aceh. Kemudian anjing dinekropsi sesuai
dengan prosedur nekropsi, paru-paru diambil untuk
pemeriksaan patologi anatomis dan diamati untuk
melihat adanya flek hitam (partikel debu) pada
permukaan pleura. Anjing positif menderita antrakosis
apabila terdapat akumulasi pigmen karbon dan debu
(flek hitam) pada dinding alveolar dan peribronkial.
106
Jurnal Medika Veterinaria Safara Malullana Ulfah, dkk
107
Jurnal Medika Veterinaria Vol. 10 No. 2, Mei 2016
Ghanei, M., J. Asfani, M. Peyman, M.A. Asl, and O. Pirnazar. 2011. Raharjo. 2000. Pencemaran Udara. Universitas Gadjah Mada Press,
Bronchial anthracosis: A poten clue for diagnosis of pulmonary Yogyakarta
tuberculosis. Oman Med. J. 26(1):19-22. Ressang, A.A. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Edisi 2. Team
Huang, C., J. Li, Q. Zhang, and X. Huan. 2002. Role of bioavailable Leader IFAD Project. Bali Cattle Disease Investigation Unit
iron in coal dust-induced activation of activator protein-1 and Denpasar, Bali.
nuclear factor of activated T cells. Am. J. Respir. Crit. Care Samareh, M.F., M.R. Lashkarizadeh, A.H. Kardoost, and M. Shokoohi.
Med. 27:568-574. 2010. Bronchial anthracosis and pulmonary tuberculosis. National
Jalaluddin. 2013. Polusi di Banda Aceh di Ambang Bahaya. Serambi Research Institute of Tuberculosis and Lung Disease. 9(2):21-25.
Indonesia. Terbit 12 Juni 2013. Sholihah, Q. dan M.A. Widodo. 2008. Pembentukan radikal bebas
Lubis, I. 1991. Pengaruh lingkungan terhadap penyakit infeksi saluran akibat gangguan ritme sirkadian dan paparan debu batubara. J.
pernafasan akut (ISPA). Cermin Unit Kedokteran. 70:15-17. Kesehatan Lingkungan. 4(2): 89-100.
McGavin, M.P. and J.F. Zachary. 2001. Pathologic Basis of Wardhana, W.A. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi,
Veterinary Disease. 4th ed. Mosby Inc, Missouri. Yogyakarta.
Olishifski, J.B. and F.E. McElroy. 1971. Fundamental of Industrial Yunus, F. 1997. Dampak debu industri pada paru dan
Hygiene. National Safety Council, Chicago. pengembaliannya. J. Respirologi Indonesia. 17:4-7.
108