You are on page 1of 42

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

Y DENGAN MASALAH
CKD DI RUANG AYYUB 2 RS ROEMANI MUHAMMADIYAH
SEMARANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y


DENGAN MASALAH CKD DI RUANG AYYUB 2 RS
ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

DI SUSUN OLEH :
Kelompok 3
1. Diastya Putri H. (11.0658.S)
2. Ika Aulia Afifah (11.0680.S)
3. M. Tondi Prasetyo (11.0716.S)
4. Roni Agus Irfansah (11.0741.S)
5. Wahdatun Nisa (11.0750.S)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN PEKALONGAN
2014-2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Chronic Kidney Disease (CKD), merupakan gangguan fungsi renal
yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga terjadi uremia. Diperkirakan hingga tahun 2015 Data WHO
dengan kenaikan dan tingkat persentase dari tahun 2009 sampai sekarang
2011 sebanyak 36 juta orang warga dunia meninggal dunia akibat penyakit
Cronic Kidney Disease (CKD). (Data survey, 2011)
Indonesia termasuk tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi.
Menurut data dari Penetri (Persatuan Nefrologi Indonesia) sampai 2 Januari
2011 di perkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal di Indonesia yang
membutuhkan cangkok ginjal.
Di Provinnsi Sulawesi Utara sendiri kenaikannya mencapai 32% dari
tahun 2009 lalu akibat banyaknya jumlah wisatawan baik dalam maupun
luar negeri yang datang berwisata, wisatawan-wasatawan tersebut banyak
mengidap penyakit penyakit Cronic Kidney Disease (CKD) itu yang menjadi
salah satu faktor banyaknya penderita gagal ginjal akut di Kota Pariwisata
itu (Manado Kidney Care center, 2011).
Pelayanan asuhan keperawatan di tujukan untuk mempertahankan,
meningkatkan kesehatan dan menolong individu untuk mengatasi secara
tepat masalah kesehatan sehari-hari, penyakit, kecelakaan, atau ketidak
mampuan bahkan kematian (Depkes 2004).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan
Cronic Kidney Disease (CKD).

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu meningkatkan pengertian mengenai masalah yang
berhubungan dengan Cronic Kidney Disease (CKD).
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan Cronic
Kidney Disease (CKD).
c. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada klien dengan
Cronic Kidney Disease (CKD).
d. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada klien dengan Cronic
Kidney Disease (CKD).
e. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan
Cronic Kidney Disease (CKD).
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang dilakukan pada klien
dengan Cronic Kidney Disease (CKD).
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode
deskriptif yaitu dengan penjabaran masalah-masalah yang ada dan
menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang ada, baik di buku,
jurnal maupun di internet.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari empat bab yang disusun dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
a. BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
b. BAB II : Tinjauan teoritis terdiri dari : pengertian, klasifikasi, etiologi,
patofisiologi dan pathway, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi
dan pemeriksaan penunjang.
c. BAB III : Laporan kasus terdiri dari : pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
d. BAB IV : Pembahasan tentang kasus seminar
e. BAB IV : Penutup terdiri dari : kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Gagal ginjal yaitu ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan
asupan makanan normal . Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori
yaitu gagal ginjal kronik dan akut . Gagal kronik merupakan perkembangan
gagal ginjal yang progresif dan lambat ( biasanya berlangsung beberapa
tahun ) , sebaliknya gagal ginjal akut terjadi dalam beberapa hari atau
minggu .
( Price & Wilson , 2006 )
B. Etiologi
Klasifikasi penyebab gagal ginjal kronik
Klasifikasi penyakit Penyakit
Penyakit infeksi tuberkulosis Pielonefritis kronik / refluks nefropati
Penyakit vaskuler hipertensi Glomerulonefrotis
Gangguan jaringan ikat Nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna,
stenosis arteria renalis
Gangguan kongenital dan Penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal
herediter
Penyakit metabolik Diabetes millitus, goat, hiperparatiroidisme,
amiloidosis.
Nefropati toksik Penyalahgunaan analgesik, nefropati timah
Nefropati obstruktif Traktus urinarius bagian atas, batu neoplasma,
nefrosis retroperitoneal, traktus urinarius bagian
bawah : hipertrofi prostat, struktur uretra,
anomaly congenital, leher vesika urinaria dan
uretra.

Penyebab lazim gagal ginjal akut


Azotemia prarenal ( penurunan perfusi ginjal )
1. Depiesi volume cairan ekstrasel ( ECF ) absolute
Perdarahan : operasi besar, trauma, trauma pascapartum
Diuresis berlebihan
Kehilangan cairan dari gastrointestinal yang berarti muntah, diare.
Kehilangan cairan dari ruang ketiga : luka bakar, peritonitis, pankreatitis
2. Penurunan volume sirkulasi arteri yang efektif
Penurunan curah jantung : infark miokardium, distritmia, gagal jantung.
Vasodilatasi perifer : Sepsis anafilaksis, obat anestesi, antihipertensi nitrat
Hipoalbuminemia : sindrom nefrotik , gagal hati ( sirosis )
3. Perubahan hemodinamika ginjal primer
Penghambat prostaglandin, aspirin dan obat NSAID lain
Vasodilatasi arteriol eferen : penghambat enzim pengkonversi angiotensin,
misalnya kaptopril
Obat vasokonstriksi : obat alfa adrenergik ( misal : norepinefrin)
angiotensin II
Sindrom hepatorenal
4. Obstruksi vascular ginjal bilateral
Stenosis ginjal , emboli , thrombosis
Thrombosis vena renalis bilateral
Azotemi Pascarenal ( Obstruksi saluran kemih )
1. Obstruksi uretra : katup uretra striktir uretra
2. Obstruksi cairan keluar kandng kemih : hipertrofi prostat karsinoma
3. Obstruksi bilateral ( unilateral jika saat ginjal berfungsi )
Intraureter : Batu, bekuan darah
Ekstraureter ( kompresi ) : fibrosis retroperitoneal, neoplasma kandung
kemih, prostat atau serviks ligasi bedah yang tidak disengaja atau cedera.
4. Kandung kemih neurogenik
Gagal ginjal akut intrinsik
1. Nekrosis tubular akut
a. Paskaiskemik, syok, sepsis, bedah jantung terbuka, bedah aorta ( semua
penyebab azotemia prarenal berat )
b. Nefrotoksis
Nefrotosis eksogen
a) Antibody : aminoglikosida, amfoterisisn B
b) Media kontras teriodinasi (terutama pada penderita diabetes)
c) Logam berat : sisplatinbiklorida merkuri arsen
d) Siklosporin : takrolimus
e) Pelarut : karbon tetraklorida , etilene glikol , methanol.
Nefrotoksis endogen
a) Pigmen intratubular : hemoglobin , mioglobin
b) Protein intratubular : myeloma multiple
c) Kristal intratubular : asam urat
2. Penyakit vascular atau glomerulus ginjal primer
Glomerulonefritis progresif cepat atau pascatreptokokus akut.
Hipertensi maligna
Serangan akut pada gagal ginjal, kronis yang terkait pembatasan garam atau
air.
3. Nefritis tubulointerstisial akut
Alergi : beta laktam (penisilim, sefalosporin, sulfonamide)
Infeksi (misal, pielonefritis akut)
(patofisiologi vol 2 hal 993)
C. Manifestasi klinis
1. Gagal ginjal kronik
a. Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes mellitus, ibfeksi
saluran traktus urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi , hiperurikemia,
lupus eritomatosus sistemik
b. Sindrom uremia, yang terdiri dari : lemah, letargi, anoreksia, mual muntah,
nokturia, kelebihan volume cairan (volume overload) neuropati perifer,
pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma.
c. Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, anemia, osteodistrofi renal,
payah jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan
elektrolit(sodium, kalium, khlorida)
2. Gagal ginjal akut
Perjalanan klinis gagal ginjal akut biasanya dibagi menjadi 3 stadium :
oliguria, dieresis dan pemulihan. Pembagian ini dipakai pada penjelasan
dibawah ini, tetapi harus diingat bahwa gagal ginjal akut azotemia dapat
saja terjadi saat keluaran urine lebih dari 400ml/24 jam
a. Stadium oliguria
Oliguria timbul 24 48 jam sesudah trauma dan disertai azotemia.
b. Stadium deuresis
Stadium GGA dimulai bila keluaran urine lebih dari 400ml/hari
Berlangsung 2-3 minggu
Pengeluaran urin harian jarang melebihi4 liter , asalkan pasien tidak
mengalami hidrasi yang berlebih
Tingginya kadar urea darah
Kemungkinan menderita kekurangan kalium , natrium , dan air
Selama stadium dini dieresis kadar BUN mungkin meningkat terus
c. Stadium penyembuhan
Stadium penyembuhan GGA berlangsung sampai atau tahun , dan
selama itu anemia dan kemampuan pemekatan ginjal sedikit demi sedikit
membaik .
(Long, B C.,1996)
D. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume
filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan
penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal
untuk berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan yang
harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat
diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron
yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa.
Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan
muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah
hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai
kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.
( Barbara C Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga
stadium yaitu:
Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
Ditandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN)
normal dan penderita asimtomatik.
Stadium 2 (insufisiensi ginjal)
Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration
Rate besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen
mulai meningkat diatas normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat
melabihi kadar normal, azotemia ringan, timbul nokturia dan poliuri.
Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia)
Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration
rate 10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada
tahap ini kreatinin serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat
mencolok dan timbul oliguri. (Price, 1992: 813-814)
E. Pathways

F. Komplikasi
1. Penolakan cairan oleh tubuh, cairan tidak dapat keluar dari tubuh. Kondisi
ini menyebabkan pembengkakan lengan, kaki, tekanan darah tinggi, atau
penumpukan cairan di paru-paru (pulmonary edema).
2. Peningkatan kadar kalium di dalam darah, yang dapat menimbulkan
kerusakan fungsi jantung dan dapat berakibat fatal.
3. Penyakit kardiovaskuler.
4. Kerapuhan tulang dan meningkatnya risiko patah tulang.
5. Anemia.
6. Berkurangnya gairah seksual atau impotensi.
7. Kerusakan sistem syaraf.
8. Menurunnya respon sistem kekebalan tubuh.
9. Peradangan pada lapisan yang melingkupi jantung (pericarditis).
10. Komplikasi kehamilan.
11. Kerusakan ginjal yang tidak dapat diperbaiki.
(Smeltzer, Suzanne C & Brenda 2001)

G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD
dapat dilakukan cara sebagai berikut:
1. Pemeriksaan laboratorium
Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem dan
membantu menetapkan etiologi.
2. Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk
mengetahui beberapa pembesaran ginjal.
3. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit
H. Penatalaksanaan Medik
1. Dialisis (cuci darah)
2. Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen
kalsium, furosemid (membantu berkemih)
3. Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat
4. Transfusi darah
5. Transplantasi ginjal. (Long, B C.,1996)
I. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas
b. Keluhan utama
c. Riwayat Kesehatan Sekarang ( PQRST )
d. Riwayat Penyakit Dahulu
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
f. Riwayat Psikososial
g. Lingkungan dan tempat tinggal
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan TTV
b. Sistem Pernafasan
c. Sistem Hematologi
d. System Neuromuskular
e. Sistem Kardiovaskuler
f. Sistem Endokrin
g. Sistem Perkemihan
h. Sistem Muskuloskeletal
J. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine, diet berlebih dan
retensi cairan serta natrium
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh b.d anoreksia, mual dan
muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut
3. Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi, produk sampah
4. Gangguan pertukaran gas
5. Kerusakan integritas kulit.

K. Intervensi Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine , diet berlebih dan
retensi cairan serta natrium
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan kelebihan volume cairan
teratasi dengan kriteria:
Terbebas dari edema, efusi, anaskara
Intervensi :
a. Kaji adanya oedema
Rasional : Oedema menunjukan adanya kelebihan volume cairan
b. Ukur denyut jantung dan awasi TD
Rasional : Perawatan invasif diperlukan untuk mengkaji volume
intravaskuler khususnya pada pasien dengan fungsi jantung buruk
c. Monitor pemasukan cairan.
Rasional : Untuk menentukan fungsi ginjal
d. Ukur balance cairan
Rasional : Untuk menentukan output dan input
e. Kolaborasi pemberian obat diuritika dengan dokter
Rasional : Untuk mempercepat pengeluaran urine
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh b.d anoreksia, mual dan
muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 14 jam pasien diharapkan
mempertahankan/meningkatkan berat badan dan selera untuk makan.
Dengan kriteria hasil : tidak ada penurunan berat badan
Intervensi :
a. kaji/catat pemasukan diet.
Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet.
b. Tawarkan perawatan mulut / sering cuci mulut.
Rasional : memberi kesegaran pada mulut dan miningkatkan selera makan.
c. Ajurkan / berikan makan sedikit tapi sering.
Rasional : meminimalkan anoreksia dan mual.\
d. Kolborasi dengan ahli gizi untuk diit rendah protein dan rendah garam
Rasional : diit untuk pasien gagal ginjal
3. Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi, produk sampah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 X 14 jam pasien mampu
activity toleran
Dengan KH :
- Mampu melakukan aktivitas sehari - hari ( ADLs) secara mandiri
Intervensi :
a. Monitor intake nutrisi untuk memastikan kecukupan sember energi.
Rasional : Nutrisi yang cukup memberikan sumber energi.
b. Beri bantuan dalam aktifitas dan ambulasi.
Rasional : Memberikan keamanan pada pasien
c. Ajarkan teknik mengontrol pernafasan saat aktifitas
Rasional : Menghemat energi dalam tubuh.
d. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
Rasional : Memulihkan kembali otot yang mengalami kekakuan
4. Gangguan pertukaran gas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
Gangguan pertukaran pasien teratasi dengan kriteria hasi:
- Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
Intervensi :
a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Rasional : memperlancar ventilasi
b. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Rasional : fisioterapi dada dapat melancarkan pernapasan
c. Auskultasi suara nafas, catat adanya
Rasional : mengetahui adanya kelainan
d. Berikan bronkodilator ;
Rasional : melancarkan pernapasan
5. Kerusakan integritas kulit.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
kerusakan integritas kulit pasien teratasi dengan kriteria hasil:
- Integritas kulit yang baik bias dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi)
Intervensi :
a. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Rasional : agar tidak panas
b. Hindari kerutan pada tempat tidur
Rasional : Kerutan dapat menyebabkan lecet
c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan lembab
Rasional : kebersihan menghindari infeksi
d. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
Rasional : menghindari dicubitus
e. Monitor kulit akan adanya kemerahan
Rasional : kemerahan tanda ada infeksi
f. Kolaborasi pemberian obat topikal
Rasional : untuk membunuh bakteri

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y


DENGAN MASALAH CKD DI RUANG AYYUB 2 RS
ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG
I. PROSES KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk RS : 1 September 2014
Jam masuk : 20.40 WIB
No. Registrasi : 267334
Ruang / Kamar : Ayyub 2 / 341
Tanggal pengkajian : 8 September 2014
Jam pengkajian : 09.00 WIB
Diagnosa Medis :CKD

1. BIODATA :
a. Biodata Klien
Nama : Ny . Y
Umur : 55 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Komunikasi yang di pakai : Bahasa Jawa
Alamat : Singosari
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn . A
Usia : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wirausaha
Komunikasi yang di pakai : Bahasa Indonesia
Alamat : Singosari
Hubungan dengan klien : Anak pasien
c. Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya
Pasien mengatakan sebagai ibu rumah tangga dan tidak bekerja sehingga
dia tidak mempunyai penghasilan sendiri.
Ny Y memiliki anggapan tidak boleh pulang dari rumah sakit dipagi atau
siang hari
Pasien mengatakan sering meminum jamu jika kesehatannya kurang baik
karena anggapan ny. Y tentang jamu adalah minuman tradisional yang baik
karena tanpa bahan pengawet .
d. Faktor Lingkungan
Ny . Y bertempat tinggal di dekat jalan yang kecil , memiliki fasilitas WC
sendiri di rumahnya dan rumahnya memiliki ventilasi yang baik untuk
pertukaran udara . dan setiap pagi Ny . Y mengatakan selalu membuka
ventilasinya agar terkena sinar matahari .

2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum masuk RS kira kira 5 hari sebelumnya pasien mengatakan
BAK sedikit dan sakit untuk BAK , dan 2 hari kemudian pasien mengatakan
demam dan pusing serta mual muntah dan pada malam hari sampai
menggigil pada saat masuk RS pada tanggal 1 9 2014 di RSI Roemani
saat pengkajian tanggal 8 9 2014 pasien mengalami mual muntah saat
makan , pasien mengatakan nafsu makan berkurang , makan sedikit terasa
penuh . pasien mengatakan selama sakit BAK berkurang hanya sedikit
sedikit volume BAK sehari mencapai 200 ml. pasien mengatakan tidak bisa
melakukan aktivitas, perawatan personal hygine selama sakit dibantu oleh
keluarganya, 2x sehari dan dibantu perawat. Pasien mengatakan lemas.
Pasien mengatakan gatal gatal pada tubuh apalagi bila berkeringat
Saat pengkajian ditemukan :
Pasien terlihat ada pruritus di tubuhnya, pasien terlihat lemas, asites
dibagian perut dengan lingkar perut 88 cm.
TD : 130 / 90 mmHg Suhu : 36,6 C
RR : 22 x / mnt Nadi : 84x/mnt
b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan susah kencing.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit dahulu adalah amandel dan pasien sudah
terkena penyakit thypoid 2x
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan dan keluarganya
tidak ada yang memiliki penyakit sama dengan pasien .
GENOGRAM

``

Ny. Y
Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal

: Klien : Garis pernikahan

: Perempuan : garis keturunan

: tinggal satu rumah

3. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL GORDON


a. Pola penatalaksanaan kesehatan / persepsi sehat
Pasien mengatakan bahwa ketika sehat pasien mampu melakukan aktivitas
seperti biasanya, seperti mangurusi suami dan cucu-cucunya. Ketika pasien
sakit, dia memeriksakannya ke pukesmas.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Pola makan
Sebelum sakit Selama Sakit
Frekuensi : 3x sehari Frekuensi : 3x sehari
Jenis : nasi, sayur, lauk Jenis : nasi, sayur, lauk
Porsi : 1 porsi habis Porsi : porsi habis
Pantangan : tidak ada Pantangan : tidak ada
Makanan yang disukai : tahu , Diit khusus : rendah garam
tempe rendah protein
Nafsu makan di RS : Klien mengatakan jika makan
mengalami mual dan kadang muntah
Kesulitan menelan : tidak ada
Gigi palsu : tidak ada
NG tube : tidak ada
Penggunaan obat obatan sebelum makan : tidak ada
A : lingkar perut : 88 cm
Lingkar kepala : 57 cm
Lingkar lengan : 25 cm
Tinggibadan : 160 kg
IMT : 20,7 (berat badan normal)
B : ureum : 243 mg/dl
Kreatinin : 12,2 mg/dl
Clearen creatinin : 4,35%
Hemoglobin : 10,2 mg/dl
C : demam, pusing serta mual muntah
D : diit rendah garam rendah protein
Pola minum
Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi : 6 8 gelas/ hari Frekuensi : 2 gelas/ hari
Jenis : air putih Jenis : air putih
Jumlah : 1600 cc Jumlah : 300
Pantangan : tidak ada
Minuman yang disukai :

c. Pola eliminasi
Buang air besar
Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi : sehari sekali Frekuensi : 2 hari sekali
Konsistensi : lunak berbentuk Konsistensi : lembek
Warna : kuning kecoklatan Warna : coklat
Waktu : pagi hari Waktu : pagi hari
Keluhan : tidak ada Keluhan : sulit BAB

Buang air kecil


DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
Frekuensi : 3x/hari Frekuensi : -
Warna : kuning Warna : kuning pekat
Produksi : segelas /hari Produksi : 200 cc/hari
Pancaran : lemah Pancaran : -
Perasaan setelah BAK : tidak Perasaan setelah BAK : -
lega
Keluhan : - Keluhan : Sebelum terpasang
DC BAK susah keluar
Penggunaan kateter : tidak ada Penggunaan kateter : iya

Balance cairan :
Hari / sift Pagi Siang
Senin +366 +291
Selasa +239 +266
Rabu +314 +296

d. Pola aktivitas dan latihan


Sebelum Sakit Selama Sakit
AKTIVITAS
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Bernafas
Berpakaian
Toilet
Berjalan
Makan / minum

Skor : 0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = di bantu orang lain
3 = di bantu orang lain dan alat
4 = tergantung / tidak mampu
- Keluhan dalam beraktivitas : Klien mengatakan masih lemas untuk
beraktivitas .
e. Pola tidur dan istirahat
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT
Jumlah jam tidur siang 1 - 2 jam 1 jam
Jumlah jam tidur malam 6 - 7 jam 3 - 4 jam
Gangguan tidur Tidak ada Sering terbangun
karena sering
kencing sedikit
sedikit dan badan
terasa gatal jika
berkeringat

f. Pola kognitif, perseptual, keadekuatan alat sensori


Sebelum sakit : klien mampu berkomunikasi dengan baik dan suara jelas
dan klien tidak mengalami gangguan pengecapan, pendengaran, perubahan
penciuman dan penglihatan.
Setelah sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan pancaindra
semua masih berfungsi dengan baik, orientasi waktu dan tempat baik.
g. Pola Persepsi - konsep diri
Sebelum sakit
- Citra tubuh : pasien merasa dirinya sehat dan tidak mengalami cacat fisik.
- Identitas diri : klien seorang perempuan usia lanjut
- Ideal diri : klien tidak mengalami masalah dengan anggota tubuhnya.
- Harga diri : klien tidak mengalami gangguan rendah diri
Saat sakit
- Citra tubuh : klien merasa minder dengan sakit yang dideritanya sekarang.
- Identitas diri : klien seorang perempuan usia lanjut
- Ideal diri : klien ingin dapat menjalani kewajibannya sebagai ibu rumah
tangga
- Harga diri : klien ingin segera sembuh agar bisa beraktivitas seperti sedia
kala tanpa harus terus menerus bergantung pada orang lain.
h. Pola peran dan Tanggung Jawab
Ny. S berperan sebagai ibu rumah tangga, mengurusi pekerjaan rumah dan
keuangannya, tetapi selama dirumah sakit peran dan tanggung jawabnya di
berikan kepada anaknya.

i. Pola reproduksi dan seksual :


klien mengatakan masih haid, klien menikah dan mempunyai 5 orang anak.
j. Pola koping dan toleransi stress
- Masalah utama selama di RS :
Klien hanya mengeluh saat ini kondisinya belum stabil seperti saat sebelum
sakit, untuk memenuhi kebutuhannya klien masih membutuhkan bantuan
orang lain atau keluarganya.
- Upaya klien dalam menghadapi masalahnya sekarang :
Klien berkonsultasi dengan keluarga dan tim kesehatan dalam mengatasi
penyakitnya.
k. Pola nilai dan keyakinan
Klien beragama islam
Sebelum sakit : klien beribadah sesuai dengan agamanya seperti sholat,
mengaji, puasa, dsb.
Saat sakit : klien sedikit terganggu dengan penyakitnya karena harus tirah
baring dan klien hanya bisa berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis, GCS 15 E: 4, M: 6, V: 5
b. Tanda-tanda Vital :
TD : 130/90 mmhg
Suhu : 36,6 C
Nadi : 84 x / menit
RR : 22 x/menit

c. Pemeriksaan Head to toe


1. Kepala dan Leher
Kepala :
Inspeksi : rambut hitam, panjang , tidak mudah rontok, kulit kepala
kotor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Leher :
Inspeksi : tidak ada pembesaran tiroid
Palpasi : tidak ada nyeri telan
2. Mata dan Telinga
Mata :
Inspeksi : konjungtiva tampak anemis , kelopak mata tampak sayu
Palpasi : tidak ada nyeri tekan ,
Telinga :
Inspeksi : simetris , bersih , tidak ada cairan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Hidung
Inspeksi : septum simetris, tidak ada polip
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
penciuman : baik
4. Mulut dan Tenggorokan
Mulut
Inspeks i : mukosa kering , ada stomachtitis
Tenggorokan
Inspeksi : tidak ada tonsilitis
5. Kulit
Inspeksi : kulit kering , terasa gatal gatal di seluruh tubuh apalagi bila
berkeringat dan muncul bintik bintik pada daerah ekstremitas atas
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

6. Dada ( Jantung , paru paru )


Jantung :
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Tidak ada nnyeri tekan , ictus cordis tak
tampak di ics 5 midclavicula
Perkusi : pekak
Auskultasi : terdengar BJ I dan BJ II , tidak terdengar BJ 3
Paru-paru :
Inspeksi : simetris, warna kulit rata, taktil fremitus teraba sama,
pengembangan dada sama antara kanan dan kiri.
Palpasi : tidak ada nyri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : terdengar ronchi
7. Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi tampak cembung mengkilat , asites
Auskultasi : terdengar bising usus 18 x/menit
Perkusi : Tympani
Palpasi : nyeri tekan pada uluhati
P : asites
Q : seperti tertekan
R : abdomen atas
S:3
T : saat di tekan
8. Genetalia
Terpasang DC , DC bersih setiap pagi dibersihkan .
9. Ekstremitas
Atas : terpasang infus di tangan sebelah kiri, rentang gerak aktif , akral
hangat
Bawah: rentang gerak aktif, akral hangat, oedema(- )

10. Persyarafan
Kesadaran umum : composmetis
Nilai GCS : E : 4 , V : 5 , M : 6
Ke-12 saraf normal
5. Prosedur Diagnostik dan Laboratorium
Indikasi
Prosedur Nilai
Tgl dan Hasil Analisa
Diagnostik Normal
Tujuan
USG 04/09/ Untuk Hepar : tak Tidak Abnormal
Abdomen 2014 mengetah membesar,permuka ada
ui an rata chonstructur pembes
kelainan normal, aran
Kesan :
di maupu
Tampak bayangan
abdomen. n
anhecoid
Pankreas : normal. kerusak
Lien : tak
an
membesar
homogen.
Ren sin
:membesar,ureter
melebar.
Vu : tak tampak
masa \,batu 1,52
cm di
ureterovesical
juntion sin, mucosa
,menebal
Abnormal
Ureum 07/09/ -choleysistitis
-G.N.C duplex
2014
Untuk
hydronefrosis,
mengukur
hidroureter sin. 10-5
kadar -chystitis
abnormal
Kreatinin
08/09/ ureum uretrolitiasis
243 mg/dl
2014 dalam
darah. abnormal
Hb 0,45-
Untuk
08/09/
0,75
mengukur
2014
kadar 12,2 mg/dl abnormal
Clearean
11,7-
kreatinin
creatinin 08/09/
Untuk 15,5
2014
mengukur 10,2 mg/dl
hemoglob
in.
Untuk
4,44%
mengetah
ui fungsi
ginjal.

B. Analisa Data
No
Dat Data Etiologi Masalah
a
1 DS : pasien mengatakan Kelebihan Penurunan
selama sakit BAK berkurang volume haluaran urin ,
hanya sedikit sedikit cairan retensi cairan
DO : ureum : 243 mg/dl
dan natrium
Kreatinin 12,2 mg/dl
Clearean creatinin : 4,44% sekunder
Balane cairan : +336
terhadap
USG : Renin : membesar
Ureter : melebar penurunan
Mukosa Vu menebal
fungsi ginjal
2 DS : pasien mengatakan nafsu Resiko Katabolisme
makan berkurang , makan tinggi protein ,
sedikit terasa penuh mual , perubahan pembatasan
kadang muntah nutrisi diet ,
DO : pasien hanya makan
kurang dari peningkatan
porsi dari menu yang disajikan
kebutuhan metabolisme
A : lingkar perut : 88 cm
tubuh . anoreksia,
Lingkar kepala : 57 cm
mual dan
Lingkar lengan : 25 cm
muntah
Tinggibadan : 160 kg
IMT : 20,7 (berat badan
normal)
B : ureum : 243 mg/d
Kreatinine : 12,2 mg/dl
A Selama Sakit
0 1 2 3 4
K
TI
VI
TA
Clearen creatinin : 4,44%
S
Bernafas Hemoglobin
: 10,2 mg/dl
Berpakaian C : demam, pusing serta mual
Toilet
Berjalan muntah
Makan / D : diit rendah
garam rendah
minum protein

3 DS : selama sakit dimandikan Intoleransi Penurunan


oleh keluarga 2x perhari aktivitas produksi
dibantu oleh keluarga dan energi
perawat , pasien mengatakan metabolik ,
lemas anemia ,
DO : pasien terlihat lemas
retensi produk
HB : 10,3
Skala aktif sampah

4 DS : pasien mengatakan gatal Resiko Gangguan


gatal pada tubuh apalagi bila tinggi sistem
berkeringat kerusakan metabolik dan
integritas pruritus.
DO : kulit pasien terlihat
kulit
kering
Pasien terlihat ada pruritus di
tubuhnya bagian tangan
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urin , retensi urin dan
natrium sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal
2. Intoleransi aktivitas b.d penurunan produksi energi dari anemia
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah
4. Resiko tinggi kerusakan inegritas b.d gangguan status metabolic dan kulit
kering.
D. Perencanaan
No Dx. Penjelasan Intervensi
Tujuan Rasional
Data Kep Keilmuan Keperawatan
1 Keleb Peningkatan Setelah - Kaji adanya - Oedema menunjukan
ihan retensi dilakukan oedema adanya kelebihan
volum cairan tindakan volume cairan
- Perawatan invasif
e isotonik keperawa
diperlukan untuk
cairan tan 3 x - Ukur denyut
mengkaji volume
14 jam jantung dan awasi
intravaskuler
pasien TD
khususnya pada
mampu
pasien dengan fungsi
electrolit
jantung buruk
and acid
- Untuk menentukan
base
fungsi ginjal
balance
Dengan - Untuk menentukan
Monitor
KH : output dan input
pemasukan cairan.
Bunyi - Sedikit minum untuk
Ukur balance
nafas menyeimbangkan
cairan
bersih , Beri informasi cairan
- Untuk mempercepat
terbebas untuk sedikit
pengeluaran urine
dari minum
edema
Kolaborasi
pemberian obat
diuritika dengan
dokter

2 Intole Ketidakcuk Setelah Monitor intake - Nutrisi yang cukup


ransi upan energi dilakukan nutrisi untuk memberikan sumber
aktivit psikologis tindakan memastikan energi.
as atau keperawa kecukupan sember
fisiologi tan 3 X energi.
Beri bantuan
untuk 14 jam -Memberikan
dalam aktifitas dan
melanjutkan pasien keamanan pada pasien
ambulasi.
atau mampu
Ajarkan teknik
menyelesai activity Menghemat energi
mengontrol
kan toleran dalam tubuh.
pernafasan saat
Dengan
aktivitas
aktifitas
KH :
kehidupan Kolaborasi dengan
Mampu
sehari hari ahli fisioterapi Memulihkan kembali
melakuka
yang harus otot yang mengalami
n
atau yang kekakuan
aktivitas
ingin
sehari -
dilakukan
hari
( ADLs)
secara
mandiri
3 Resik Setelah kaji/catat Membantu dalam
o dilakukan pemasukan diet. mengidentifikasi
tinggi tindakan defisiensi dan
Tawarkan
perub selama 3 kebutuhan diet.
perawatan mulut /
memberi kesegaran
ahan x 14 jam
sering cuci mulut.
pada mulut dan
nutrisi pasien
miningkatkan selera
kuran diharapka
Ajurkan / berikan
makan
g dari n
makan sedikit tapi Meminimalkan
kebut mempert
sering. anoreksia dan mual.
uhan ahankan/
Kolborasi dengan
meningka
diit untuk pasien
ahli gizi untuk diit
tkan
gagal ginjal
rendah protein dan
berat
rendah garam .
badan
dan
selera
untuk
makan.
4 Resik Resiko Setelah Kaji keluhan Mengetahui tingkat
o terpajannya dilakukan pasien. perkembangan
tinggi agen infeksi tindakan kesehatan pasien
- Menandakan area
kerusa keperawa
sirkulasi buruk.
ka tan Inspeksi kulit
integri selama 3 terhadap warna
tas x 14 jam turgor,vaskuler
kulit pasien perhatikan
Menurunkan tekanan
tidak kemerahan.
Ubah posisi pasien pada edema jaringan
mengal
dengan sering dan dengan perfusi
ami
gerakan pasien buruk.untuk
infeksi
dengan perlahan. menurunkan iskemia.
dengan Meningkatkan
kriteria evaporasi lembab
Ajurkan pasien
hasil: pada kulit.
untuk
-Klien
menggunakan
bebas
pakain yang
dari Menurunkan resiko
longgar
tanda Pertahankan linen iritasi dan kerusakan
dan kering dan bebas kulit.
gejala Untuk mengurangi
keriput.
infeksi Kolaborasi obat topikal.

-Jumlah pemberian obat

leukosit topikal.

dalam
batas
normal
E. Implementasi
5. Implementasi Keperawatan
No .
Tgl / Tindakan
Dx Respon Klien Paraf
Hari / Jam Keperawatan
Kep
Senin , 8 1 Mengobservasi KU S : pasien mengatakan masih
september pasien lemas
O : hanya bedress
2014
Mengatur infus RL S : -
09.00 wib
O : infus (+) , 20tpm
2 dan tetesan 20tpm
S : pasien mengatakan senang
10.30 wib Memobilisasi
spreinya diganti
pasien ( tirah baring
O : miring kekanan
11.00 ) S : pasien mengeluh nyeri
perut
Mengkaji keluhan
O : nampak gelisah.
pasien P : nyeri perut
Q : seperti tertekan
R : abdomen
S:3
3
T : saat ditekan.
11.30
S: Pasien mengatakan merasa
lebih nyaman setelah
menawarkan
melakukan perawatan mulut.
perawatan mulut
O: Pasien terlihat melakukan
1
sebelum makan.
12.00 perawatn mulut dibantu
dengan perawat.
S: Pasien mengatakan masih
mengukur tanda- lemas.
1,2,3, O:TD : 130/90
tanda vital.
12.15 RR :22x/mnt
4
Suhu :36,6C
Nadi :84x/mnt
S: pasien mau meminumnya
12.00 O: tidak ada tanda alergi
3
Memberikan PO
metaneuron, caco3, S: Pasein mengatakan masih
13.00 mengkaji/catat merasa mual jika makan.
1,2,3, O: Pasien terlihat
pemasukan diet.
4 menghabiskan 1/3 porsi
mkanan yang diberikan.
14.30 S: -
O: tidak ada tanda alergi
1 Memberikan
15.00 injeksi ceftriaxon 1
S: Pasien mengatakan BAK
gam dan ranitidin 1
4 Sedikit.
amp
O: Urine : 75 ml
15.45 Mengukur urine
Warna: keruh
S: Pasien mengatakan gatal-
4
16.15 gatal berkurang.
Membantu O: Tubuh terlihat kering dan
3 personal hygine kuku panjang.
S: Pesien mengatakan lebih
pasien
nyaman.
17.30 Melakukan O: Kuku telah dipotong.
S: Pasien mengatakan masih
perawatan kuku
1,2,3, mual.
Mengukur tanda O: TD:130/80
4
RR:20x/mnt
tanda vital.
Nadi:84x/mnt
Suhu : 36,8C
18.30
S: Pesien mengatakan masih
sedikit mencoba untuk
makan.
1,2,3,
O: Pasien telihat lemas dan
Memotivasi pasien
4
19.00 bibir kering.
1 untuk mulai makan
sedikit demi
S: -
sedikit.Menanyakan
20.30 O: tidak ada tanda alergi
keluhan pasien
3
Membagikan PO
malam, metaneuron
Selasa, , caco3, omeprazole S: pasien mengatakan sudah
1
9/9/2014
1 gram merasa tidak mual lagi.
07.00 Menanyakan O: Menghabiskan lebih
08.00 tentang makannya porsi.
S:-
1,2,3,
Membuang dan O: Volume :100 ml
4 Warna :keruh.
mengkaji urine.
09.00
4 S: pasien mengatakan masih
pusing
Menanyakan O: pasien terlihat lemas
09.30 2
S: pasien mengatakan masih
keluhan pasien
lemas
1,2,3, Memobilisasi tirah O: pasien terlihat lemas
S: pasien mengatakan lebih
4 baring
rileks dan nyaman
10.00
Mengajarkan O: pasien nampak rileks
S: pasien mengatakan
relaksasi napas
3
mualnya kambuh lagi
dalam
O: pasien masih makan
10.30 Menanyakan
2 sedikit sedikit
keluhan pasien
S: pasien mengatakan perut
masih sedikit mual
Menayakan tentang O: makan habis porsi
4
S: pasien mengatakan pusing
11.00 makan pasen.
O: pasien terlihat lemas
Menganjurkan
pasien untuk
2
S; pasien mengatakan
istirahat posisi semi
nyaman ketika di bantu oral
fowler
1,2,3,
Membantu oral hygine
4 O : mulut dan gusi bersih
hygiene
S: pasien mengatakan waktu
bangun tidur keluar keringat
12.00
Menanyaan tentang O: -
S:-
1,2,3, tidur pasien
TD: 120/90 mmHg
Mengukur TTV
4 RR: 21x permenit
Nadi : 82x permenit
Suhu : 36,4 C
1,2,3, S: -
12.15 O: tidak ada tanda alergi
4
S: -
13.00 Memberikan PO
O: tidak ada tanda alergi
metaneuron dan
3
caco3 1 mg
Memberikan obat
S : pasien mengatakan mau
injeksi ranitidin dan
melakaukan oral hygiene
3
ceftriaxon 1 gram O: pasien terlihat melakukan
Menganjurkan
oral hygiene
13.30
4 perawatan mulut S: Pasien mengatakan sudah
sebelum makan tidak mual lagi
Memonitor O: menghabiskan 1 porsi
S: pasien mengatakan akan
pemasukan nutrisi
1,2,3, Menganjurkan mengganti pakaiannya
13.45
O: pasien nampak nyaman
4 pasien untuk
menggunakan
S: pasien mengatakan
4 pakaian yang
15.30
menghabiskan 1 porsi penuh
longgar.
O: 1 porsi habis
Memonitor
1,2,3, S : pasien mengatakan masih
pemasukan nutrisi
4 gatal
Mengkaji kondisi
O: pruritus
kulit pasien S; -
Mengukur tanda- O; TD: 120/90 mmHg
16.15
RR: 21x permenit
tanda vital
1,2,3, Nadi : 82x permenit
Suhu : 36,4 c
4
S:-
17.00 O: tidak ada tanda alergi
Memberikan PO S: -
O : RL masuk 20 tpm
1 metaneuron, caco3,
S:-
omeprazole O: 20 tpm
17.30
Mengukur
2
S: tidak nafsu makan
pemasukan cairan
O: makanan habis porsi
Memotivasi untuk
2
makan dikit-dikit S: pasien mengatakan
Memotivasi untuk
ngantuk
1,2,3, tidur O: nampak ngantuk
18.00
S: -
4 Memberikan obat O: tidak ada tanda alergi
injeksi ranitidin
S : pasien mengatakan masih
1,2,3,
18.30 Membantu lemas
4 O: Pasien terlihat lemas
memobilisasi pasien
(tirah baring ) S: pasien mengatakan masih
Mengkaji keluhan
19.00 lemes
1,2,3,
pasien dan O : TD 120/80mmHg
4 RR :20 x permenit
mengukur TTV
Suhu 36,2 c
Nadi 81 x permenit
20.00
S : pasien mengatakan belum
nafsu makan
Memotivasi untuk
O:-
3
makanan rendah
21.00
garam dan dikit
S: pasien mengatakan makan
minum
habis porsi
Mengobservasi
3 O : 1 porsi makanan habis
pemasukan nutrisi. S : pasien mengatakan masih
Rabu/10 Mengevaluasi
lemes
1,2,3,
sep 2014 keluhan umum O:-
4 S : pasien mengatakan sudah
07.00 pasien
Melakukan aff tidak ada keluhan mual
08.00
O : infus sudah tidak
1,2,3, infus
terpasang
4

09.00
10.00

11.00

11.30

6. Medical Management
a. IVF , O2 Therapy
Medical Penjelasan Indikasi
Tanggal
Managemen secara dan Respon Klien
Terapi
t Umum Tujuan
Ringer laktat O8-09- Cairan Memenuh S: -
O: 20 tpm
2014 elektrolit i
sampai kebutuhan
tanggal cairan
10 - 09 pasien
2014

b. Obat obatan
Cara kerja obat ,
Tgl Cara , Dosis
Nama Obat fungsi dan Respon klien
Terapi , Frekuensi
klasifikasi
Paracetamo 08-09- Oral jam Menurunkan S : pasien
l 2014 06.00, panas , golongan mengatakan
diberikan antipiretik sering panas
O : suhu : 36,6
ketika
10-09-
panas.
2014 jam 12.00
08-09- Memblokir S: pasien
Metaneuron
Oral 3x1
2014 peradangan , mengatakan nyeri
( antalgin +
(pagi, siang
mengobati nyeri berkurang setelah
diazepam ) 09-09-
dan sore),
, golongan minum obat.
2014 pagi, siang
10-09- OAINS Skala 2
dan sore.
O: pasien nampak
2014 pagi, siang
CaCO3 08-09- tenang
Sebagai buffer
oral, 3X1 S; -
2014
dalam darah O: tidak ada
(pagi, siang
09-09- reaksi alergi
dan sore)
2014 pagi, siang
10-09-
dan sore
Omeprazol
2014 pagi, siang
Mengatasi ulkus
08-09- S: pasien
oral, 2x1. duodenum ,
2014 mengatakan nyeri
09-09- pagi, sore gaster, golongan
perut berkurang
pagi, sore
2014 antasid O: pasien nampak
Ceftriaxon
10-09-
siang rileks
2014
Antibiotika,
08-09- injeksi, S: pasien
membunuh
2014 siang, mangatakan nyeri
bakteri atau
malam ketika di suntikan
09-09-
Ranitidin siang, virus. O: tidak ada
2014
malam reaksi alergi
10-09-
siang
2014
Mengatasi tukak
08-09- injeksi, S: pasien
usus, golongan
2014 siang dan mengatakan nyeri
antasid
sore berkurang ketika
09-09-
siang dan
di suntikan
2014 sore O: pasien nampak
10-09- sore
rileks
2014

c. Diet
Makana
Jenis Penjelasan Indikasi dan Respon
Tanggal n
diet Umum Tujuan klien
spesifik
Renda 08-09- Makanan Menghindar tim S: pasien
h 2014 dengan i terjadinya mengataka
protein rendah oedema n tidak
rendah garam, dan nafsu
garam mengandun makan
O;
g rendah
makanan
protein
habis
porsi

d. Aktivitas dan Latihan


Jenis
Tgl Penjelasan Indikasi dan
aktivitas / Respon Klien
terapi Umum Tujuan
latihan
Tirah 08-09- Latihan Menghindara S : pasien
baring 2014 yang di i adanya mengatakan
sampai tunjukan dicubitus nyaman ketika di
tanggal untuk mobilisasi
O: tidak ada
10- 09 - pasien yang
dicubitus
2014 bedres total

F. Catatan perkembangan pasien


Evaluasi keperawatan
Tgl/hari/ja No Catatan perkembangan pasien Paraf
m diagnosa
8/9/2014 1 S: pasien mengatakan masih sulit
Senin
keluar kencingnya
14.00 WIB
O: masih terpasang DC, asites
A: Kelebihan volume cairan belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi :
pantau kelebihan cairan
hitung balance cairan
2 catat keluaran urine
S: pasien mengatakan masih lemas
O: pasien nampak lemas
A: intoleransi aktifitas belum
teratasi
P:lanjutkan intervensi :
anjurkan untuk istirahat
3
bantu tirah baring pasien
S: pasien mengatakan masih mual
muntah
O: makanan habis porsi
A: Resiko tinggi perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi
4 P: lanjutkan intervensi :
berikan makanan selagi hangat
S: pasien mengatakan masih gatel
O: masih terdapat pruritus
A: resiko infeksi belum teratasi
P: lanjutkan intervensi :
kolaborasi pemberian analgetik
21.00 WIB 1 penuhi personal hygine
S: pasien mengatakan masih sulit
keluar kencingnya
O: masih terpasang DC, asites
A: Kelebihan volume cairan belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
pantau kelebihan cairan
hitung balance cairan
2 catat keluaran urine
lakukan perawatan kateter
S: pasien mengatakan masih lemas
O: pasien nampak lemas
A: intoleransi aktifitas belum
teratasi
P:lanjutkan intervensi
3
bantu mobilisasi pasien
lakukan tirah baring
S: pasien mengatakan masih mual
muntah
O: makanan habis porsi
A: Resiko tinggi perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
4 berikan makan sesuai program
berikan makanan selagi hangat
S: pasien mengatakan masih gatel
O: masih terdapat pruritus
A: resiko infeksi belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
09-09-2014 1 gunakan teknik aseptik ketika
Selasa
melakukan tindakan
14.00 WIB
S: pasien mengatakan masih sulit
keluar kencingnya
O: masih terpasang DC, asites
A: Kelebihan volume cairan belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
2
pantau kelebihan cairan
hitung balance cairan
catat keluaran urine
S: pasien mengatakan masih lemas
O: pasien nampak lemas
A: masalah belum teratasi
3
P:lanjutkan intervensi
bantu mobilisasi pasien
lakukan tirah baring
S: pasien mengatakan masih mual
muntah
O: makanan habis porsi
A: Resiko tinggi perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh belum
4
teratasi
P: lanjutkan intervensi
berikan makan sesuai program
berikan makan selagi hangat
S: pasien mengatakan masih gatel
O: masih terdapat pruritus
21.00 WIB 1 A: resiko infeksi belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
kolaborasi pemberian obat
analgetik
S: pasien mengatakan masih sulit
keluar kencingnya
O: masih terpasang DC, asites
A: Kelebihan volume cairan belum
teratasi
2
P: lanjutkan intervensi
pantau kelebihan cairan
hitung balance cairan
catat keluaran urine
lakukan perawatan kateter
S: pasien mengatakan masih lemas
O: pasien nampak lemas
3
A: intoleransi aktifitas belum
teratasi
P:lanjutkan intervensi
bantu mobilisasi pasien
lakukan tirah baring
S: pasien mengatakan masih mual
muntah
O: makanan habis porsi
4
A: Resiko tinggi perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
berikan makanan sesuai program
10-09-2014 1
S: pasien mengatakan masih gatel
Rabu
O: masih terdapat pruritus
14.00 WIB
A: resiko infeksi belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
kolaborasi pemberian analgetik
S: pasien mengatakan masih sulit
keluar kencingnya
O: masih terpasang DC, asites
A: Kelebihan volume cairan belum
2 teratasi
P: lanjutkan intervensi
pantau kelebihan cairan
hitung balance cairan
catat keluaran urine
lakukan perawatan kateter
S: pasien mengatakan masih lemas
3 O: pasien nampak lemas
A: intoleransi aktifitas belum
teratasi
P:lanjutkan intervensi
bantu mobilisasi pasien
lakukan tirah baring
S: pasien mengatakan mual muntah
berkurang
O: makanan habis porsi
A: Resiko tinggi perubahan nutrisi
4
kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
berikan makanan sesuai program
ajarkan mengenai diit gagal ginjal
S: pasien mengatakan gatel
20.00 WIB 1
berkurang
O: terdapat kemerahan di tangan
A: resiko infeksi belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
kolaborasi pemberian analgetik
S: pasien mengatakan masih sulit
2 keluar kencingnya
O: DC sudah di lepas
A: Kelebihan volume cairan belum
teratasi
P: hentikan intervensi, lanjut untuk
3 perawatan mandiri di rumah
S: pasien mengatakan masih lemas
O: pasien nampak lemas
A: intoleransi aktifitas belum
teratasi
P: hentikan intervensi, lanjut untuk
perawatan mandiri di rumah
4 S: pasien mengatakan mual sudah
tidak ada
O: makanan habis porsi
A: Resiko tinggi perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh sudah
teratasi
P: hentikan intervensi, lanjut untuk
perawatan mandiri di rumah
S: pasien mengatakan gatel tidak
ada
O: kemerahan tidak ada
A: resiko infeksi teratasi
P: hentikan intervensi, lanjut untuk
perawatan mandiri di rumah

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
Pasien bernama Ny . Y di rawat di RSI Roemani Semarang, pasien masuk
pada t tanggal 1 september 2014, pukul 20.40 WIB. Sebelum masuk RS pasien
mengeluh BAK sedikit, mual dan muntah, pasien juga mengeluh pusing pada
malam hari pasien mengatakan sampai menggigil. pasien sebelumnya memiliki
riwayat penyakit amandel sampai di operasi dan sudah pernah sakit thypoid dua
kali. Pasien mengatakan dalam budayanya pasien suka minum jamu karena jamu
bagi pasien merupakan obat tradisional yang bagus dan tanpa bahan pengawet.
Pasien juga bercerita kalau pulang dari RS tidak boleh pulang siang atau malam
hari . Pasien mengatakan beliau adalah ibu rumah tangga yang memiliki anak 5
dan tidak memiliki penghasilan. Pasien mengatakan selama sakit pasien
merasakan gatal gatal pada badannya, dan terlihat ada pruritus. Pasien juga
BAKnya berkurang selama sakit. pasien mengatakan tidak nafsu makan perut
terasa penuh dan mulut pasien ada stomatitisnya. Pasien mengatakan hanya habis
porsi dari porsi yang diberikan dari rumah sakit.
Dari data pengkajian yang ada, masalah keperawatan yang muncul adalah
Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urin, retensi urin dan natrium
sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal, Intoleransi aktivitas b.d penurunan
produksi energi dari anemia, Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d mual muntah, Resiko tinggi kerusakan inegritas b.d gangguan
status metabolic dan kulit kering.
Selama dalam masa perawatan, pasien mendapatkan terapi obat
Paracetamol, Metaneuron ( antalgin + diazepam ), CaCO3, Omeprazol, Ranitidin.
Pasien mendapat terapi infus RL 20tpm dari tanggal 1 september 10 september
2014 . Pasien mendapatkan terapi diet rendah protein rendah garam . Dari
pemeriksaan fisik yang abnormal ditemukan pada inspeksi mata ditemukan
konjungtiva anemis mukosa mulut terlihat kering . Pada kulit terlihat kering dan
terasa gatal gatal . Pada auskultasi paru ditemukan ronchi dan pada
pemeriksaan abdomen tidak ada lesi tampak cembung mengkilat , asites . dengan
lingkar perut 88 cm setelah makan dan sebelum makan . Genetalia pasien
terpasang DC kondisi DC bersih.
Dalam pemeriksaan diagnostiknya didapat ureum 243 mg/dl , kreatinin
12,2 mg /dl , HB 10,2 ml/dl , clearen kreatinin 4,44 % . Pasien juga melakukan
USG abdomen hasil yang didapat Hepar : tak membesar,permukaan rata
chonstructur normal, Pankreas : normal. Lien : tak membesar homogen. Ren
sin :membesar,ureter melebar. Vu : tak tampak masa \,batu 1,52 cm di
ureterovesical juntion sin, mucosa ,menebal.
B. Penemuan
Dari analisa kasus yang sudah dijelaskan diatas dapat ditemukan masalah
keperawatan :
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urin , retensi urin dan natrium
sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal ditandai dengan pasien mengatakan
selama sakit BAK berkurang hanya sedikit sedikit ,ureum : 243 mg/dl ,Kreatinin
12,2 mg/dl,USG : Renin : membesar ,Ureter : melebar ,Mukosa menebal
2. Intoleransi aktivitas b.d penurunan produksi energi dari anemia ditandai dengan
pasien mengatakan nafsu makan berkurang , makan sedikit terasa penuh mual ,
kadang ,pasien hanya makan porsi dari menu yang disajikan.
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah ditandai
dengan selama sakit dimandikan oleh keluarga 2x perhari dibantu oleh keluarga
dan perawat , pasien mengatakan lemas ,pasien terlihat lemas , HB : 10,3
4. Resiko tinggi kerusakan inegritas b.d gangguan status metabolic dan kulit kering
ditandai dengan pasien mengatakan gatal gatal pada tubuh apalagi bila
berkeringat kulit pasien terlihat kering

C. Kesimpulan
Ny . Y mengalami gagal ginjal kronik ditandai dengan uream 243 mg/dl ,
kreatinin 12,2 mg/dl, CCT : 4 , 44%
USG : Renin : membesar ,Ureter : melebar ,Mukosa menebal . Tanda dan gejala
yang dialami oleh Ny . Y sesuai dengan tinjauan teori yang telah dipaparkan yaitu
mual , muntah , terjadi asites , ureum lebih dari normal , kadar kreatinin lebih dari
normal dan hasil CCT kurang dari normal .

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ny . Y mengalami gagal ginjal kronik ditandai dengan uream 243 mg/dl ,
kreatinin 12,2 mg/dl, CCT : 4 , 44%
USG : Renin : membesar ,Ureter : melebar ,Mukosa menebal . Tanda dan gejala
yang dialami oleh Ny . Y sesuai dengan tinjauan teori yang telah dipaparkan yaitu
mual , muntah , terjadi asites , ureum lebih dari normal, kadar kreatinin lebih dari
normal dan hasil CCT kurang dari normal .
B. Saran
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien Chronic
kidney Disease ( CKD ),penulis akan memberikan usulan dan masukan yang
positif yang khususnya dibidang kesehatan antara lain :
1. Bagi institusi pelayanan kesehatan ( rumah sakit )
Hal ini diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan dan
mempertahankan hubungan kerja sama baik antara tim kesehatan maupun klien
serta mampu menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang dapat mendukung
kesembuhan pasien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan yang optimal umumnya pada pasien Chronic Kidney Disase ( CKD )
khususnya.
2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
Diharpan selalu berkoodinasi dengan team kesehatan lainya dalam
memberikan asuhan keperawatan serta memberikan pelayanan profesional dan
komprehensif pada klien agar lebih maksimal, khususnya pada klien dengan
Chronic Kidney Disase ( CKD ).
3. Bagi institusi pendidikan
Dapat ,eningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas dan
profesional sehingga dapat tercipta perawat profesional,terampil,inovatif dan
bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh
berdasarkan kode etik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 8.


Jakarta;EGC
Diagnosa Keperawatan. (2012). NANDA International Diagnosa
Keperawatan 2012-2014. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC
Judith M. Wilkinson. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi
8. Jakarta : EGC
Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep
Kllinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Supartondo. ( 2001 ). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : Balai
Penerbit FKUI

You might also like