You are on page 1of 14

BAB IV GALVANIC CORROSION 18

BAB IV
GALVANIC CORROSION
4.1. Tujuan :
1. Mengetahui dan memahami prosese terjadinya korosi galvanik
2. Mengetahui reaksi reaksi yang terjadi pada korosi galvanik
3. Mengetahui dan memahami prinsip korosi galvanik
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi korosi galvanik
5. Memahami cara pengukuran pH meter dan potensiometer pada korosi
galvanik

4.2. Dasar Teori :


Korosi galvanik atau Galvanic Corrosion adalah jenis korosi yang
terjadi ketika dua buah logam atau paduan yang berbeda, saling kontak atau
bersentuhan dalam suatu larutan elektrolit. Elektrolit dapat berupa larutan air
garam, asam atau basa. Proses korosi ini melibatkan reaksi elektrokimia oksidasi-
reduksi (redoks). Kedua logam yang berada dalam larutan elektrolit akan
membentuk sebuah sel galvanik. Logam yang memiliki nilai potensial elektroda
yang lebih rendah yaitu logam dengan posisi lebih tinggi dalam daftar seri
Elektrokimia akan menghasilkan reaksi anodik atau oksidasi, sedangkan logam
yang memiliki nilai potensial elektroda lebih tinggi atau lebih mulia akan
menghasilkan reaksi katodik atau reduksi pada permukaannya.Perbedaan
potensial elektroda antara kedua logam yang membentuk sel gavanik merupakan
penentu daya dorong untuk terjadinya korosi.
Sifat korosi galvanik telah di lakukan secara luas untuk melindungi
struktur logam. Sebagai contoh struktur baja di hubungkan dengan logam seng
yang berfungsi sebagai anoda yang di korbankan (anoda tumbal). Laju korosi baja
sangat menurun karena potensial antar muka baja terpolarisasi katodik sehingga
mendekati daerah immunnya. Sebagaimana halnya korosi galvanik, potensial
antar muka setempat pada permukaan struktur yang di lindungi oleh terdistribusi
secara tidak merata. Semakin jauh jarak lokasi pada permukaan struktur yang di
lindungi dari anoda tumbal, semakin rendah arus proteksi yang dapat menjangkau
lokasi tersebut. Oleh karena itu sebaran potensial antar muka akan menentukan
letak anoda-anoda korban yang harus di pasang.
Tingkatan korosi galvanik tergantung pada keagresifan dari lingkungannya. Pada
umumnya logam dengan ketahanan korosi yang lebih rendah dalam suatu

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 51


BAB IV GALVANIC CORROSION 18

lingkungan berfungsi sebagai anoda. Biasanya baja dan seng keduanya akan
terkorosi akan tetapi jika keduanya dihubungkan maka Zn akan terrkorosi.
Pada kondisi khusus, sebagai contoh dalam lingkungan air dengan
temperature 180 oF, terjadi hal sebaliknya yaitu baja mengalami korosi sedangkan
Zn terlindungi. Rupanya dalam kasus ini produk korosi pada Zn bertindak sebagai
permukaan yang lebih mulia terhadap baja. Menurut Haney, Zn menjadi kurang
aktif dan potensialnya menjadi kebalikannya jika ada ion-ion penghalang seperti
nitrat, bikarbonat atau karbonat dalam air.Berdasarkan dibeberapa macam kondisi
lingkungan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Zn bersifat anodik terhadap baja pada semua kondisi
2. Al sifatnya bervariasi
3. Sn selalu bersifat sebagai katodik
4. Ni selalu bersifat sebagai katodik

Korosi galvanik tidak terjadi jika kedua logam benar-benar kering karena
tidak ada elektrolit yang memindahkan arus dintara anoda dan katoda.
Masalah korosi galvanik di mulai pada saat perencanaan. Kadang-kadang
penggabungan dua logam yang berbeda terpaksa tidak dapat di hindari. Untuk
mendapatkan gambaran logam-logam atau paduan-paduan yang dapat di
gabungkan untuk meminimumkan terjadinya serangan korosi galvanik, sebagai
langkah awal biasanya di perhatikan deret galvanik.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi korosi galvanik
yaitu diantaranya:

1. Lingkungan, tingkatan korosi galvanik tergantung pada keagresifan dari


lingkungannya. Pada umumnya logam dengan ketahanan korosi yang lebih rendah
dalam suatu lingkungan berfungsi sebagai anoda.
2. Jarak, laju korosi pada umumnya paling besar pada daerah dekat pertemuan
kedua logam. Laju korosi berkurang dengan makin bertambahnya jarak dari
pertemuan kedua logam tersebut. Pengaruh jarak ini tergantung pada
konduktivitas larutan dan korosi galvanik dapat diketahui dengan adanya serangan
korosi lokal pada daerah dekat pertemuan logam.
3. Luas penampang, yang dimaksud dengan luas penampang elektroda terhadap
korosi galvanik adalah pengaruh perbandingan luas penampang katodik terhadap
anodik. Jika luas penampang katodik jauh lebih besar dari pada katoda. Makin

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 52


BAB IV GALVANIC CORROSION 18

besar rapat arus pada daerah anoda mengakibatkan laju korosi makin cepat pula.
Korosi di daerah anodik akan menjadi 100-1000 kali lebih besar jika
dibandingkan dengan keseimbangan luas penampang anodik dan katodik.
Adapun cara penanggulangan korosi galvanik yaitu:

a. Menghindari kontak antar logam yang berbeda (logamnya harus sama)


b. Mencegah kontak listrik antara 2 komponen logam
c. Penggunaan pengaruh luas permukaan
d. Menghindari daerah yang basah pada logam
e. Menghindarkan terjadinya hubungan galvanik logam, hal ini dapat dilakukan
dengan cara memilih material yang memiliki potensial yang ridak jauh berbeda
(berdekatan pada galvanik) pada saat perencanaan.
f. Mengotrol anoda, apabila hubungan galvanik tidak dapat dihindarkan maka logam
yang menjadi daerah anoda hendaknya diperluas/dibuat lebih tebal. Secara
ekonomi akan lebih baik lagi melakukan dengan membuat anoda menjadi bagian
yang mudah diganti.
g. Menghindarkan terjadinya cacat lapisan, pada pelapisan logam hubungan galvanik
akan terjadi apabila lapisannya pecah, oleh karena itu pada saat proses pelapisan
dilakukan harus dihindarkan terjadinya cacat pelapisan yang dapat menjadi anoda
yang sangat kecil.
Korosi galvanik disebut juga sebagai korosi logam tak sejenis atau korosi
dwilogam. Korosi ini terjadi jika 2 buah logam atau logam paduan yang berbeda
dalam suatu lingkungan yang sama dan saling berhubungan.
Prinsip korosi galvanik sama dengan prinsip elektrokimia yaitu terdapat elektroda

Gambar 4.1 Proses terjadinya korosi galvanic

Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial


lebih rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki
potensial yang lebih tinggi. Contoh korosi galvanik misalnya pada seng terjadi

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 53


BAB IV GALVANIC CORROSION 18

akibat perbedaan potensial lokal yang dimilikinya. Perbedaan potensial tersebut


dapat berasal dari fasa fasa, batas batas butir, impurity dan bagian bagian
lain. Dengan demikian akan terbentuk suatu anoda dan katoda lokal pada
permukaan logam tersebut. Selanjutnya terjadi aliran elektron dari anoda ke
katoda yan dimiliki oleh oksidasi dari anoda lokal. Pada keadaan tertentu,
misalnya seng tercelup dalam larutan asam klorida pekat, Zn akan terkorosi maka
terus sampai habis. Korosi galvanic corrosion dipengaruhi oleh, lingkungan, jarak,
area/luas
Masalah korosi galvanik di mulai pada saat perencanaan. Kadang-kadang
penggabungan dua logam yang berbeda terpaksa tidak dapat di hindari. Untuk
mendapatkan gambaran logam-logam atau paduan-paduan yang dapat di
gabungkan untuk meminimumkan terjadinya serangan korosi galvanik, sebagai
langkah awal biasanya di perhatikan deret galvanik.
Deret galvanik adalah daftar potensial korosi dari berbagai logam dan
paduan yang terekspose ke dalam lingkungan yang spesifik. Potensial korosi
dapat di ukur ddengan bantuan elektroda standar (acuan). tabel I menunjukkan
deret galvanik dari logam dan paduan di dalam air laut. Logam dengan potensial
yang lebih positif biasanya di sebut lebih nobel dan akan bersifat lebih katodik
bila di hubungkan dengan logam yang potensial korosinya lebih negatif yang di
sebut lebih aktif. Logam atau paduan yang paling aktif selalu akan bersifat anodik
bila kontak listrik dengan logam atau paduan lainnya. Pemilihan paduan dengan
perbedaan potensial korosi yang minimum akan meminimumkan korosi galvanik.
Sebagai contoh korosi galvanik akan nyata (significant) bila beda potensial korosi
antara dua logam yang di hubungkan adalah sebesar 250 mV atau lebih. Deret
galvanik hanya memberikan informasi kecenderungan korosi galvanik dan tidak
memberikan informasi tenyang laju serangannya. Hal yang menarik dari deret
galvanik adalah tanda kurung (bracket) yang mengelompokkan logam atau
paduan. Material dalam kelompok ini mempunyai ketahanan yang hampir
sama khususnya karena kompossi dasar materialnya sama, misalnya tembaga dan
paduan tembaga. Pengelompokkan tersebut menunjukkan pada penerapan
praktisnya, bahaya korosi galvanik kecil bila logam atau paduan dalam satu
kelompok di hubungkan satu dengan lainnya.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 54


BAB IV GALVANIC CORROSION 18

4.3. Metodologi Praktikum


4.3.1. Skema Proses

Persiapan alat dan bahan

Spesimen dibersihkan dengan menggunakan amplas

Kaitkan kawat tembaga pada spesimen

Ukur dimensi dan timbang berat awal

Buat larutan NaCl 0,1 M

Celupkan spesimen pada masing masing larutan

Amati secara visual, ukur pH dan Potensial spesimen setiap 1x


24 jam selama 5 hari

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 55


BAB IV GALVANIC CORROSION 18

Bersihkan dan keringkan

Ukur dimensi dan timbang berat spesimen akhir

Plot hasil pengamatan ke diagram pourbaix

Analisa dan pembahasan

kesimpulan

Gambar 4.2 Skema Proses Galvanic Corrosion

4.3.2 Penjelasan Skema Proses


1. Persiapan alat dan bahan
2. Spesimen dibersihkan dengan menggunakan amplas 240,600, dan 800
mesh
3. Spesimen diukur dimensinya dan ditimbang berat awal dengan
menggunakan neraca digital dan jangka sorong
4. Lilitkan kawat tembaga pada spesimen
5. Buat larutan NaCl 0,1 M
6. Celupkan spesimen ke dalam masing masing larutan sebelumnya
disemprot dengan alkohol untuk menghilangkan kotoran
7. Amati secara visual, ukur pH larutan dengan menggunakan pH meter
dan ukur potensial spesimen menggunakan potensiometer setiap 1x24
jam selama 5 hari
8. Bersihkan spesimen dengan Aqua DM dan keringkan mengunakan tisu
9. Ukur dimensi spesimen dengan jangka sorong dan timbang berat akhir
spesimen
10. Plotkan hasil pengamatan ke diagram pourbaix
11. Analisa hasil percobaan
12. Hasil analisa disimpulkan

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 56


BAB IV GALVANIC CORROSION 18

4.3.2. Gambar Proses

Spesiem dibersihkan terlebih dahulu


dengan menggunakan amplas
340,600,800 mesh

Lilitkan kawat tembaga pada


spesimen

Spesimen diukur dimensi dan


ditimbang berat awal, dengan
menggunakan neraca digital dan
jangka sorong

Buat larutan NaCl 0,1 M


NaCl

Celupkan spesimen ke
larutan

NaCl

Ukur pH larutan dan


potensial spesimen serta
Spesimen
Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017amatidibersihkan
perubahan secara 57
dengan aqua dmselama
visual 1x24 dan 5 hari
dikeringkan dengan
menggunakan tisu
BAB IV GALVANIC CORROSION 18

Spesimen diukur dimensi


dan timbang berat akhir
dengan menggunakan
jangka sorong dan neraca
digital

Gambar 4.3. Galvanic Corrosion

4.4. Alat Dan Bahan


4.4.1. Alat
1. Neraca digital (1buah)
2. Potensiometer (1 buah)
3. pH meter (1buah)
4. Refference electrode
(1buah)
5. Gelas kimia (1 buah 600 mL)
6. Batang pengaduk (1buah)
7. Kaca arloji (1buah)

4.4.2. Bahan
1. HCl 0,1 M
2. Kawat tembaga (1buah)
3. Alkohol 96% (secukupnya)
4. Amplas (240,600,800 mesh) (1 lembar)
5. Spesimen logam baja ST-37 (1buah)

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 58


BAB IV GALVANIC CORROSION 18

4.5. Pengumpulan dan Pengolahan Data


4.5.1. Pengumpulan Data

Tabel 4.1. Data Awal Pengujian


Panjang
Lebar (mm) Tebal (mm) Berat
No (mm)
larutan
W0 W1 W
P0 P1 L0 L1 T0 T1
(gr) (gr) (mg)
1,2
1 NaCl 59,8 59,6 40,20 40,35 1,20 21,24 21,18 60
4
1,2
2 HCl 59,20 59,10 40,70 40,55 1,10 21,24 20,74 500
2
1,1
3 NaOH 59,50 59,85 39,74 39,8 1,20 21,28 21,28 0
0
1,2
4 K2CrO4 60,90 60,75 40,04 40,2 1,30 22,38 22,37 10
2
Aqua 1,1
5 58,90 59,20 40,92 40,95 1,10 21,41 21,31 100
DM 4

Tabel 4.2. Data Pengamatan Secara Visual, potensial, dan pH


Gambar intensitas dalam larutan Pengamatan
No Tanggal Potensial pH
Depan Belakang secara visual
1 28-11-16 -0,61 8,3 Terdapat
1 endapan
Larutan
masih
berwarna
bening

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 59


BAB IV GALVANIC CORROSION 18

Spesimen
belum
terindikasi
akan korosi

Terdapat
endapan
Larutan
menjadi
7,2 keruh
2 29-11-16 -0,62 Sepseimen
6
terkorosi
pada bagian
depan saja

Terdapat
endapan
Larutan
berwarna
7,1
3 30-11-16 -0,60 kuning keruh
2 Spesimen
terkorosi
pada bagian
tertentu
Terdapat
endapan
Larutan
berwarna
7,3
4 1-12-16 -0,56 kuning keruh
2 Spesimen
terkorosi
pada bagian
depan saja
5 2-12-16 -0,59 7,5 Terdapat
0 endapan
Larutan
berwarna
kuning keruh
Spesimen
terkorosi
pada bagian

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 60


BAB IV GALVANIC CORROSION 18

depan saja

4.5.2. Pengolahan Data


- Diagram pourbaix

Gambar 4.3 Diagram Pourbaix pada Larutan NaCl (korosi galvanik)

Hari pertama

Hari kedua
Hari ketiga
Hari keempat
Hari kelima
Hari ketujuh

Perhitungan larutan NaCl (Korosi Galvanik)


Luas penampang awal

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 61


BAB IV GALVANIC CORROSION 18

Dik : P = 60,4 mm
L = 39,72 mm
T =1,20 mm
Dit : A0 ?
Jawab :
A0 = 2 (P x L) + 2 (P x T) + 2 (T x L)
= 2 (60,4 x 39,72) + 2 (60,4 x 1,20) +2 (39,72 x 1,20)
= 5133,79 mm2
Luas penampang akhir
Dik : P = 60,4 mm
L = 39,65 mm
T =1,2 mm
Dit : A1 ?
Jawab :
A1 = 2 (P x L) + 2 (P x T) + 2 (T x L)
= 2 (60,4 x 39,65) + 2 (60,4 x 1,2) +2 (1,2 x 39,65)
= 5038,46 mm2
Laju korosi
Dik : = 7,8 gr/cm3
A = 7,8 in2
t = 120 jam
w = 10 mg
Dit : laju korosi ?
Jawab :
534 x 10
Laju korosi = 7,8 x 7,8 x 120

5340
= 7300,8
= 0,73 MPY
Persamaan Reaksi
Fe + Cu2+ Fe2+ + Cu
4.6. Analisa Dan Pembahasan
Pada praktikum kali ini Spesimen terlebih dahulu dibersihkan dengan
menggunakan amplas dengan tujuan membersihkan kotoran berupa debu, minyak,
karat dan lainnya, sedangkan penambahan alkohol pada saat sebelum spesimen
dimasukkan kedalam larutan bertujuan untuk menghilangkan pengotor seperti
minyak dan lemak dan mempercepat reaksi. Penggunaan kawat tembaga sebagai
penghantar listrik yang baik juga mempermudah pada saat pengukuran potensial,
Serta penambahan kutek untuk mencegah terjadinya korosi galvanik antara
tembaga dan spesimen.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 62


BAB IV GALVANIC CORROSION 18

Mekanisme praktikum kali ini menggunakan spesimen ST-37 yang


dililitkan kawat tembaga. Prinsip dari korosi galvanik sendiri yaitu 2 logam yang
berbeda bersentuhan dan memiliki potensial yang berbeda dalam suatu larutan
elektrolit.

Li,K,Ba,Ca,Sr,Ca,Na,Mg,Al,Mn,Zn,Cr,Fe,Cd,Co,Ni,Pb,H,Cu,Hg,Ag,Pt,Au dalam
deret volta semakin kekanan maka potensialnya semakin tinggi dan susah untuk
bereaksi dan bagian sebelah kiri sangat reaktif, apabila dilihat dari deret volta
yang akan terbentuk adalah Fe karena Fe berada di sebelah kiri Cu. Fe akan
menjadi anoda atau akan bereaksi oksidasi dan Cu sebagai katoda yang bereaksi
reduksi.
Selama pengamatan 5 hari, awal spesimen berwarna perak tetapi hari ke
hari warna berubah menjadi coklat, pada hari ke-2 terdapat endapan berwarna
coklat pada spesimen, begitu juga dengan larutan pada hari ke-2 larutan mulai
berubah dari warna awal bening berubah menjadi kuning keruh. Hasil yang
didapat berat awal 22,05 dan didapat berat akhir 22,04, dapat disimpulkan bahwa
spesimen mengalami degradasi.
Hasil perhitungan laju korosi didapat sebesar 0,731 MPY, jika di
bandingkan dengan laju korosi pada larutan NaCl modul 1, disimpulkan bahwa
laju korosi pada larutan NaCl modul 1 lebih korosif. Faktor yang mempengaruhi
yaitu lingkungan yang lebih korosif pada larutan NaCl modul 1.
Pencegahan korosi galvanik diantaranya :
Menghindari kontak logam yang berbeda (logam harus sama)
Mencegah kontak listrik antara 2 komponen logam
Menghindari daerah yang basah pada logam
4.7. Kesimpulan dan Saran
4.7.1. Kesimpulan
1. Pencegahan korosi galvanik diantaranya :
Menghindari kontak logam yang berbeda (logam harus sama)
Mencegah kontak listrik antara 2 komponen logam
Menghindari daerah yang basah pada logam
2. Berat awal = 22,05 gram

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 63


BAB IV GALVANIC CORROSION 18

Berat akhir = 22,04 gram, disimpulkan bahwa spesimen terkorosi


3. Korosi galvanik terjadi pada logam yang kurang mulia (spesimen)
dibandingkan dengan logam yang lebih mulia (tembaga)
4. Laju korosi = 0,731 MPY

4.7.2. Saran
1. Sebaiknya, sebelum praktikum praktikan terlebih dahulu diberikan
penjelesan mengenai mekanisme dan penggunaan alat ukur

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A. 2016/2017 64

You might also like

  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document11 pages
    Bab Iv
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document18 pages
    Bab Ii
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Bab V Data Dan Analisa Fix
    Bab V Data Dan Analisa Fix
    Document13 pages
    Bab V Data Dan Analisa Fix
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Tugas Coating
    Tugas Coating
    Document3 pages
    Tugas Coating
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Tensioner Mobil
    Tensioner Mobil
    Document11 pages
    Tensioner Mobil
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Bab II Landasan Teori
    Bab II Landasan Teori
    Document28 pages
    Bab II Landasan Teori
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document15 pages
    Bab Iv
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document16 pages
    Bab Iii
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • LARUTAN
    LARUTAN
    Document36 pages
    LARUTAN
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Bab II Tinjauan Umum
    Bab II Tinjauan Umum
    Document5 pages
    Bab II Tinjauan Umum
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document3 pages
    Cover
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • DT Bab 3
    DT Bab 3
    Document13 pages
    DT Bab 3
    WahyouEkaSaputra
    No ratings yet
  • LARUTAN
    LARUTAN
    Document36 pages
    LARUTAN
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Bab 3 SCC
    Bab 3 SCC
    Document14 pages
    Bab 3 SCC
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Bab 5 Anoda Korban
    Bab 5 Anoda Korban
    Document16 pages
    Bab 5 Anoda Korban
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • BAB 4 Galvanic Corrosion
    BAB 4 Galvanic Corrosion
    Document16 pages
    BAB 4 Galvanic Corrosion
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Bab II Pengelasan Smaw
    Bab II Pengelasan Smaw
    Document23 pages
    Bab II Pengelasan Smaw
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Mengendalikan Korosi Alami
    Mengendalikan Korosi Alami
    Document20 pages
    Mengendalikan Korosi Alami
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document2 pages
    Bab Iii
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Bab III Wire Drawing
    Bab III Wire Drawing
    Document13 pages
    Bab III Wire Drawing
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Embuh Kiee
    Embuh Kiee
    Document20 pages
    Embuh Kiee
    Faishal Lukmana
    No ratings yet
  • Oxy-Acetylene Welding
    Oxy-Acetylene Welding
    Document18 pages
    Oxy-Acetylene Welding
    Jamal Nurdiansyah
    100% (1)
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document23 pages
    Bab Ii
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • SMAW Proses
    SMAW Proses
    Document20 pages
    SMAW Proses
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document28 pages
    Bab Ii
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document1 page
    Bab Iii
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • BAB I Pengujian
    BAB I Pengujian
    Document4 pages
    BAB I Pengujian
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet
  • BAB V Pengujian
    BAB V Pengujian
    Document12 pages
    BAB V Pengujian
    Jamal Nurdiansyah
    No ratings yet