You are on page 1of 28

LAPORAN

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI


DI WISMA DRUPADI RSJ GRHASIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa


Semester VI D-IV Keperawatan
Dosen Pembimbing: Sarka Ade Susana, SIP.,S.Kep.,MA

Disusun oleh :
1. Farida Sosiawati (P07120213018)
2. Imsakul Fatimah (P07120213021)
3. Jessi Indriasari (P07120213023)
4. Karunia Indriyati Saputri (P07120213025)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2014
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI


DI WISMA DRUPADI RSJ GRHASIA

Laporan ini disahkan pada,


Hari, tanggal :
Tempat :

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Pendidikan

Mufit Dewi W, S.ST Sarka Ade Susana, SIP.,S.Kep.,MA


A. LATAR BELAKANG
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien
gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan
salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien
gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana
pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi
yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai
teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu
dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk
mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di Wisma Drupadi RSJ
Grhasia sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh karena itu, perlu
diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi.

B. LANDASAN TEORI
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan
berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi
dalam 5 sesi, yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara
melakukan aktivitas terjadwal
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap.
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal.
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
D. PENGORGANISASIAN
1. Leader :
Bertugas :
a. Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
b. Merencanakan, mengatur, mengontrol, dan mengembangkan
jalannya terapi aktivitas kelompok
c. Membuka acara terapi aktivitas kelompok
d. Memimpin diskusi kelompok
e. Memberikan informasi
f. Menutup acara
2. Co Leader :
Bertugas :
a. Mendampingi leader
b. Mengambil posisi leader jika pasif
c. Mengarahkan kembali posisi peminpin kepada leader
d. Menjadi motivator
3. Observer :
Bertugas :
a. Mengobservasi persiapan pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok
b. Mencatat semua aktivitas terapi aktivitas kelompok
c. Mengevaluasi hasil kegiatan terapi aktivitas kelompok

4. Fasilitator
Bertugas
a. Membantu dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan klien
sebagai anggota kelompok
b. Membantu mempersiapkan klien dan sarana yang menunjang ketika
kegiatan kelompok berlangsung
c. Memberikan motivasi kepada klien untuk tetap aktif dalam
melaksanakan terapi aktivitas kelompok
5. Pasien
a. Kriteria Pasien dalam terapi aktivitas kelompok:
1) Klien dengan gangguan sensori persepsi ; halusinasi
2) Klien yang mengalami perubahan persepsi
b. Proses seleksi
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok
dan aturan main dalam kelompok
c. Uraian Seleksi Kelompok :
1) Hari : Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat
2) Tanggal : 2, 3, 4, 5 dan 6 Mei 2016
3) Tempat pertemuan : Ruang TAK Drupadi
4) Waktu : 08.00 WIB s/d selesai
5) Lamanya : 30 menit
6) Kegiatan : Terapi Aktivitas Kelompok
7) Peserta :

8) Jenis TAK : Gangguan persepsi sensori; halusinasi


E. SESI YANG DIGUNAKAN
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana
mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat
atau klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang
telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini
H. Setting
Keterangan :

: leader : fasilitator

: co leader : pasien

: observer
SESI I : Mengenal Halusinasi
A. Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Senin, 2 Mei 2016
2. Waktu : 08.00 WIB
3. Alokasi waktu :
a. Perkenalan dan pengarahan (10 menit)
b. Terapi kelompok (15 menit)
c. Penutup (5 menit)
4. Tempat : Wisma Drupadi
5. Jumlah klien : orang

B. Tim Terapi
1. Leader : Imsakul Fatimah
2. Co-leader : Karunia Indriyati Saputri
3. Observer : Jessi Indriasari
4. Fasilitator : Farida Sosiawati

C. Tujuan
1. Klien dapat mengenal halusinasi.
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi.
3. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi.
4. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadinya halusinasi

D. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

E. Alat
1. Spidol
2. Papan tulis/ whiteboard

F. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/stimulasi
G. Media
Lembar observer
H. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi: halusinasi.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dengan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis.
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien.
b. Evaluasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
mengenal suara-suara yang didengar.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut :
a) Masing-masing klien memperkenalkan diri, nama dan nama
panggilan
b) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
c) Lama kegiatan 30 menit.
d) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu masing
masing klien akan membagi pengalaman tentang halusinasi yang
mereka alami dengan menceritakan isinya, waktu terjadinya, dan
perasaan klien pada saat terjadi.
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya,
situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi
halusinasi. Mulai dari klien yang sebelah kanan, secara berurutan
sampai semua klien mendapat giliran. Hasilnya ditulis di whiteboard.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari
suara yang biasa didengar.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannnya jika terjadi halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol
halusinasi.
2) Menyepakati waktu dan tempat.

I. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan
yang diharapkan adalah mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya
halusinasi, situasi terjadinya halusinasi, dan perasaan saat terjadinya
halusinasi.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi : halusinasi sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi
(menyuruh memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi (jika sedang
sendiri), perasaan (kesal dan geram). Anjurkan klien mengidentifikasi
halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
Lembar Observasi

SESI 1 TAK
MENGENAL HALUSINASI

Lembar Observasi 1
Menyebut
Menyebut Menyebut waktu Menyebut
situasi
No Nama Klien isi terjadinya perasaan saat
terjadinya
halusinasi halusinasi halusinasi
halusinasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Petunjuk :
1. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu,
situasi, dan perasaan. Beri tanda jika klien mampu dan x jika klien tidak
mampu.
2. Berikan nilai untuk pasien setiap , nilainya 1

Lembar Observasi 2

Aspek yang dinilai


Kontak mata Duduk tegak Menggunakan Mengikuti kegiatan
No Nama Klien
bahasa tubuh dari awal sampai
yang sesuai akhir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Petunjuk :
1. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu,
situasi, dan perasaan. Beri tanda () jika klien mampu dan (X) jika klien tidak
mampu.
2. Berikan nilai untuk pasien setiap () , nilainya 1

SESI II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik


A. Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Senin, 2 Mei 2016
2. Waktu : 08.00 WIB
3. Alokasi waktu :
a. Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
b. Terapi kelompok (15 menit)
c. Penutup (5 menit)
4. Tempat : Wisma Drupadi
5. Jumlah klien : orang

B. Tim Terapi
1. Leader : Karunia Indriyati S.
2. Co-leader : Jessi Indriasari
3. Observer : Farida Sosiawati
4. Fasilitator : Imsakul Fatimah

C. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

D. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

E. Alat
1. Pulpen
2. Whiteboard, spidol, penghapus

F. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/ simulasi dan latihan
G. Media
Lembar observasi

H. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Berdoa
3) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1) Terapis menyakan keadaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi,
waktu, situasi, dan perasaan.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terjadinya halusinasi
dengan melakukan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main berikut
a) Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin
kepada terapis
b) Lama kegiatan 25 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja
a. Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c. Ulangi kegiatan 1-3 sampai semua menceritakan cara
menghardiknya.
d. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
pada saat halusinasi muncul
e. Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: Pergi,
pergi jangan ganggu saya, kamu suara palsu...
f. Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara
menghardik halusinasi dimulai dari klien di sebelah kanan leader
berurutan berlawanan arah jarum jam hingga semua klien mendapat
giliran
g. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk
tangan setiap klien memperagakan menghardik halusinasi

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Perawat mengeksplorasi perasaan setiap peserta setelah
mengikuti kegiatan hari ini
2) Perawat memberikan reinforcement semua peserta
b. Tindak lanjut
Perawat meminta klien untuk menyimpulkan manfaat yang bisa diambil
dari cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati terapi aktivitas kelompok yang akan datang yaitu
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
2) Bersama klien menyepakati waktu dan tempat TAK yang lain pada
waktu yang akan datang

I. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi sensori (halusinasi) sesi 2,
kemampuan yang diharapkan adalah Klien mampu memperagakan cara
menghardik halusinasi, anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi
muncul.
2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi sensori. Klien mampu memperagakan cara menghardik
halusinasi, anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul.
Lembar Observasi

SESI 2 TAK
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)
Kemampuan Menghardik Halusinasi
ASPEK YANG DINILAI
Menyebutkan
NAMA Menyebutkan Menyebutkan Memperagakan
NO cara
KLIEN efektivitas cara cara menghardik
mengatasi
cara menghardik halusinasi
halusinasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang
biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang
digunakan, cara mengatasi halusinasi dengan menghardik dan
memperagakan cara menghardik halusinasi. Beri tanda () jika klien
mampu dan berikan tanda (X) jika klien tidak mampu.

SESI III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap


A. Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Rabu, 4 Mei 2016
2. Waktu : 08.00 WIB
3. Alokasi waktu :
a. Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
b. Terapi kelompok (15 menit)
c. Penutup (5 menit)
4. Tempat : Wisma Drupadi
5. Jumlah klien : orang

B. Tim Terapi
1. Leader : Jesi Indriasari
2. Co-leader : Farida Sosiawati
3. Observer : Imsakul Fatimah
4. Fasilitator : Karunia Indriyati Saputri

C. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah
halusinasi

D. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

E. Alat
1. Jadwal kegiatan harian
2. Pulpen
3. Spidol dan papan tulis /whiteboard
4. Musik

F. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/ simulasi dan latihan

G. Media
Lembar observer

H. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 3
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1) Terapis menyakan keadaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang telah di
pelajari
3) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
menghardik halusinasi
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terjadinya halisinasi
dengan melakukan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main berikut:
a) Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta ijin kepada terapis
b) Lama kegiatan 25 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
untuk mengontrol dan mencegah halusinasi
b. Terapis meminta tiap-tiap klien untuk menyebutkan orang yang biasa
dan bisa diajak bercakap-cakap.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang
biasa dan bisa dilakukan
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi itu
muncul suster ada suara di telinga saya pengen ngobrol sama suster
saja
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan
orang di sebelahnya
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien
g. Ulangi 5 dan 6 sampai semua klien giliran.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah
dilatih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan 3 cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik, bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,
yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan cara minum obat.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

A. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi sensori (halusinasi) sesi 3,
kemampuan yang diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan
bercakap-cakap.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan
proses keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi: halusinasi sesi III. Klien mampu memperagakan kegitan harian
dan menyusun jadwal. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan untuk
mencegah halusinasi.

Lembar Observasi

SESI 3 TAK
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)
Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap
No Nama Aspek yang dinilai
Klien Menyebutkan Memperaga Menyusun Menyebutkan
teman bicara kan jadwal dua cara
percakapan percakapan mengontrol
halusinasi
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang
biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal
percakapan, menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi. Beri tanda ()
jika klien mampu, dan tanda (X) jika klien tidak mampu.

SESI IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal


A. Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Kamis, 5 Mei 2016
2. Waktu : 08.00 WIB
3. Alokasi waktu :
a. Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
b. Terapi kelompok (20 menit)
c. Penutup (5 menit)
4. Tempat : Wisma Drupadi
5. Jumlah klien : orang
B. Tim Terapi
1. Leader : Farida Sosiawati
2. Co-leader : Imsakul Fatimah
3. Observer : Karunia Indriyati S.
4. Fasilitator : Jessi Indriasari

C. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi

D. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

E. Alat
1. Format jadwal kegiatan harian
2. Pulpen
3. White board, spidol, penghapus

F. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/stimulasi dan senam otak

G. Media
Lembar observer

H. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
b. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 3
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1) Terapis menyakan keadaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang telah di
pelajari
3) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
menghadrik halusinasi dan bercakap-cakap
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terjadinya halisinasi
dengan melakukan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main berikut:
a) Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
ijin kepada terapis
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. klien diajak untuk melakukan senam otak untuk meningkatkan
konsentrasi
b. klien diajak permainan angka, bagi peserta yang kalah ia akan
mendapatkan hukuman untuk menceritakan pengalaman cara
mengontrol halusinasi yang sudah diajarkan
c. Terapis menjelaskan cara ketiga yaitu melakukan kegiatan sehari-
hari. Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan
mencegah munculnya halusinasi
d. Terapis meminta tiap-tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa
dilakukan sehari-hari dan tulis di whiteboard
e. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan
f. Terapis membimbinng satu persatu klien untuk membuat jadwal
kegiatan, dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan
formulir dan terapis menggunakan whiteboard
g. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah di susun.
h. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang
sudah selesai membuat jadwal kegiatan dan memperagakannya.
i. Lakukan permainan lagi, jika peserta ada yang kalah maka ia
diharuskan untuk menceritakan pengalamanya setelah mengikuti
terapi akitivitas kelompok
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun
jadwal kegiatan dan memperagakanya
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan 3 cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik, bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,
yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan cara minum obat.
2. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

I. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi sensori (halusinasi) sesi 3,
kemampuan yang diharapkan adalah klien melakukan kegiatan harian
untuk mencegah timbulmya halusinasi.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan
proses keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi: halusinasi sesi IV. Klien mampu memperagakan kegitan harian
dan menyusun jadwal. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan untuk
mencegah halusinasi.
Lembar Observasi

SESI 4 TAK
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)
Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan

ASPEK YANG DINILAI


Menyebutkan Menyusun
NAMA Memperagakan Menyebutkan 2
NO kegiatan jadwal
KLIEN kegiatan yang cara mengontrol
yang biasa kegiatan
biasa dilakukan halusinasi
dilakukan harian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan
harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah stau kegiatan,
menyusun jadwal kegiatan harian dan menyebutkan 2 cara mencegah
halusinasi, beri tanda () jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak
mampu.

Sesi 5: Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat


A. Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Jumat, 6 Mei 2016
2. Waktu : 08.00 WIB
3. Alokasi waktu :
a. Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
b. Terapi kelompok (15 menit)
c. Penutup (10 menit)
4. Tempat : Wisma Drupadi
5. Jumlah klien : orang

B. Tim Terapi
1. Leader : Jessi Indriasari
2. Co-leader : Karunia Indriyati S.
3. Observer : Imsakul Fatimah
4. Fasilitator : Farida Sosiawati

C. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya patuh minum obat.
2. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat.
3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

D. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.

E. Alat
1. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart
2. Jadwal kegiatan harian.
3. Beberapa contoh obat.

F. Metode
1. Diskusi dan Tanya jawab.
2. Melengkapi jadwal harian.
G. Media
Lembar Observer

H. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti Sesi 4.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Leader dan klien memakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Leader menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan kegiatan, dan bercakap-cakap).
c. Kontrak
1) Leader menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
patuh minum obat.
2) Menjelaskan aturan main berikut :
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 30 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Leader menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaan tenang, dan memperlambat
kambuh.
b. Leader menjelaskan kerugian tidak patuh obat, yaitu penyebab
kambuh.
c. Leader meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan
waktu memakannya. Buat daftar di whiteboard.
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaiu benar obat, benar waktu
minum obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat,
benar dosis obat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara
bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di
whiteboard).
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi/kambuh.
j. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat.
k. Memberi pujian tiap kali klien benar.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang
sudah dipelajari.
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap dan
patuh minum obat.
c. Kontrak yang akan dating
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
halusinasi.
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan
indikasi klien.

I. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan halusinasi Sesi 5,
kemampuan klien yang diharapkan adalah menyebutkan 5 benar cara
minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.
Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 5: TAK
Stimulasi persepsi: Halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi
No. Nama Klien Menyebutkan 5 Menyebutkan Menyebutkan
benar cara keuntungan akibat tidak
minum obat minum obat patuh minum
obat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Petunjuk :
a. Tulis nama paggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
b. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan 5 benar
cara minum obat, keuntungan minum obat dan akibat tidak patuh minum
obat. Berti tanda () jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak
mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien pada catatatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : Klien mengikuti sesi 5, TAK stimulasi
persepsi halusinasi. Klien mampu menyebutkan 5 benar cara minum
obat, manfaat minum obat dan akibat tidak patuh minum obat (kambuh).
Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Dr. Budi Anna, S.Kp, M.App.Sc, & Akemat S.Kp, M.Kep.
(2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Stuar, Gail W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5 . Jakarta: EGC.
Yosep, Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

You might also like