Professional Documents
Culture Documents
BAB II
PERANCANGAN POLA DAN SISTEM SALURAN TUANG
2.1 Tujuan
1. Mengetahui cara perhitungan untuk membuat sistem saluran tuang
(gatting system).
2. Mengetahui perancangan sistem saluran tuang (gatting system) dari suatu
pola.
3. Memahami proses pembuatan pola dan sistem saluran tuang (gatting
system).
4. Memahami bagian-bagian dari suatu sistem saluran tuang (gatting system).
yang nantinya akan dibentuk pada cetakan pasir dalam bentuk rongga atau
yang disebut mold jika model ini dikeluarkan yang kedalamnya akan
dituangkan logam cair. Ada pun jenis-jenis pola:
Digunakan untuk jumlah produksi yang lebih banyak. Pada pola ini,
dua bagian pola belah masing-masing diletakan pada sisi yang berlawanan
dari sebuah papan kayu atau pelat besi.
2) Penyusutan Pola
Pada setiap pola yang akan dibuat harus diketahui dahulu material
yang akan digunakan untuk pembuatan produk. Ukuran pola harus
ditambahkan dengan ukuran penyusutannya, setiap logam memiliki nilai
penyusutan berbeda, antara lain besi cor memiliki nilai penyusutan
(shrinkage) sebesar 1%, alluminium 1,5% dan baja 2%.
3) Kemiringan Pola
Setiap pola yang akan dibuat harus memiliki kemiringan tertentu,
yaitu degnan tujuan agar pada waktu pencabutan model dari cetakannya,
pola tersebut tidak mengalami kerusakan dan memudahkan pada saat
proses pencabutan pola dari cetakannya.
B. Inti
Pola menentukan bentuk luar dari benda cor, sedangkan inti
digunakan bila benda cor tersebut memiliki permukaan dalam. Inti
merupakan model dengan skala penuh dari permukaan, dalam benda cor,
yang diletakan dalam rongga cetak sebelum permukaan logam cair
dilakukan, sehingga logam cair akan mengalir membeku diantara rongga
cetak dan inti, untuk membentuk permukaan bagian luar dan dalam dari
benda cor. Inti biasanya dibuat dari pasir yang dipadatkan sesuai dengan
bentuk yang diinginkan. Seperti pada pola, ukuran inti harus
mempertimbangkan penyusutan dan pemesinan.
Dalam merencanakan pembuatan inti tidak dapat dilupakan dengan
apa yang dinamakan telapak inti. Dimana yang dimaksud dengan telapak
Inti adalah :
1. Untuk menempatkan inti, membawa dan menentukan letak dari inti.
Pada dasarnya dibuat dengan menyisipkan bagian dari inti.
2. Untuk menyalurkan udara dan gas-gas dari cetakan yang keluar
melalui inti. Kalau cetakan telah terisi penuh oleh logam, gas-gas
dari inti dibawa keluar melalui telapak inti.
3. Untuk memegang inti. Kalau cetakan telah terisi penuh oleh logam,
ia mencegah bergesernya inti dan memegang inti terhadap daya
apung dari logam cair. Penentuan bentuk dan ukuran dari telapak
inti harus direncanakan dengan teliti untuk menyederhanakan
cetakan, dan agar didapat coran yang baik serta menaikkan
produktivitas.
Gam
bar
Tujuan dari gatting
2.3 system ini adalah untuk mengatur kecepatan
Pola
aliran logam cair ke dalam
Cora rongga cetakan, sehingga rongga cetakan terisi
secara sempurna. Dannjuga agar slag logam cair tidak ikut masuk kedalam
rongga cetakan. Selain pola benda coran dan pola gatting system kita juga
memerlukan pola riser atau pola penambah. Riser atau penambah juga
diperlukan untuk mengimbangi penyusutan (Shrinkage) pada saat logam
cair tersebut membeku. Karena setiap logam mempunyai nilai penyusutan
tersendiri
Istilah-istilah dan fungsi dari sistim saluran.
Sistim saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang dituangkan
ke dalam rongga cetakan. Tiap bagian diberi nama, dari mulai cawan tuang
dimana logam cair dituangkan dari ladel, sampai saluran masuk ke dalam
rongga cetakan. Nama-nama itu ialah: cawan tuang, saluran turun, pengalir
dan saluran masuk, seperti dijelaskan dalam (Gambar 2.4).
Gam
bar
2.4
Cont
oh-
Cont
LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN
oh POLA DAN SISTEM SALURAN TUANG 11
Mac
am
Salur
an
BAB II PERANCANGAN POLA DAN SISTEM SALURAN TUANG
Pengalir (Runner)
Pengalir biasanya mempunyai irisan seperti trapesium atau
setengah lingkaran sebab irisan demikian mudah dibuat pada permukaan
pisah, lagi pula pengalir mempunyai luas permukaan yang terkecil untuk
satu luas irisan tertentu, sehingga lebih efektif untuk pendinginan yang
lambat. Pengalir lebih baik sebesar mungkin untuk melambatkan
pendinginan logam cair. Tetapi kalau terlalu besar tidak ekonomis. Karena
itu ukuran yang cocok harus dipilih sesuai dengan panjangnya.
Pembuatan Sprue
Pembuatan Well
Pembuatan Runner
Pembuatan Ingate
Pembuatan Pola Produk
Kesimpulan
Gambar 2.10 Skema Proses Perancangan Pola dan Sistem Saluran Tuang
Pendempulan Pengecatan
Gambar 2.11 Proses Praktikum
2.4 Alat dan Bahan
2.4.1 Alat
1. Penggaris siku : 1 buah
2. Gergaji kayu : 1 buah
3. Gergaji besi : 1 buah
4. Mesin gerinda : 1 buah
5. Ragum : 1 buah
6. Palu : 2 buah
7. Tang : 1 buah
8. Kuas cat : 1 buah
9. Kikir bulat : 1 buah
10. Kikir setengah lingkaran : 1 buah
11. Kikir rata : 1 buah
12. Masker : 1 buah
13. Sarung tangan : 1 buah
14. Jangka sudut : 1 buah
15. Meteran : 1 buah
16. Kacamata : 1 buah
17. Obeng : 1 buah
2.4.2 Bahan
1. Kayu : Secukupnya
2. Triplek : Secukupnya
3. Lem kayu : Secukupnya
4. Dempul : Secukupnya
5. Hardener : Secukupnya
6. Cat : Secukupnya
7. Thinner : Secukupnya
8. Paku : secukupnya
9. Ampelas 60, 120, 600 mesh : 1 lembar
2.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data
2.5.1 Pengumpulan Data
2
2 hc- p2 ( 2 x 10 cm x 4,41cm ) - (2,205 cm)
= = =9,448 cm
2c 2 x 4,41 cm
13. Pouring rate (R) for Al (kg/sec)
R = 0.698 x W
= 0.698 0,385
= 0,433 kg/sec
14. Pouring time, tp (sec)
W 0.385
tp = R = 0.433 =0.889 s ec
0.385 kg
= 0.0027 kg/ cm3 x 0.889 x 0.88 2 x 980,7 x 10
= 1,302 cm2
Jari jari, r (cm)
r= As
=
1.302
3.14
=0.644 cm
1,288 cm x 9,448 cm
Diamter atas sprue = 2 cm
= 1,979 cm
Gating ratio
Sprue : Runner : Ingate
1 : 0.9 : 0.8
16. Gating ratio yang digunakan
1 : 0.9 : 0.8
1,302 : 1,172 : 1,402
17. Jumlah Runner
Jumlah runner = 1
18. Calculate runner area
Ar = 1,172 cm2
Kedalaman/ tinggi runner = 1,5 cm (diasumsikan)
2
Ar 1,172 cm
Lebar runner = t = =0,781 cm
1,5
19. Calculate well dimension
r =
As
=
1,302 cm2
3.14 = 0,644 cm
Ab = 2 x r
= 2 x 0,644 cm
Ab = 1,288 cm
Well area = 5 x Ab
= 5 x 1,288 = 6,441 cm
r =
Lwell
=
6.441 cm
3,14
=1,432 cm
2
Luas Area Ingate 1,042 cm
Luas area ingate 1 = = =
Jumlah Ingate 2
0,521 cm2
Luas Area Ingate 1,042 cm 2
Luas area ingate 2 = Jumlah Ingate = 2 =
0,521 cm2
Asumsi kedalaman/tinggi ingate = 0,75 cm
L 1,042 cm 2
Lebar ingate, l = t = 0,75 = 1,389 cm
cm3
Flowing volume sec )
(
V 142,857
cm3
Q= tp 0,889
= = 80,277 sec
n 2
cm
21. Velocity ( sec )
Velocity at runner
3
cm
80,277 ()
Vr = Q = sec
= 68,468
cm
2
Ar 1,172 cm sec
Velocity at ingate
3
cm
80,277 ( )
Vg = Q sec cm
= = 77,027
Ag 1,172cm 2 sec
cm2
22. Reynold number kg )
(
V x Ab
Nr = R
Jika,
Nr < 2300 = aliran laminar
2300 < Nr < 13800 = aliran non turbulen
Nr > 13800 = Aliran turbulen
Nr Sprue =
cm
61,621 x 1,288 cm
Vs x Ab sec cm2
= =183,122
R kg kg
0.433
sec
(Aliran laminar)
Nr Runner =
cm
68,468 x 1,288 cm
V x Ab sec cm2
= =203,469
R kg kg
0.433
sec
(Aliran laminar)
Nr Ingate =
cm
77,027 x 1,288 cm 2
V x Ab sec cm
= =228,903
R kg kg
0.433
sec
(Aliran laminar)
Tabel
No 2.2 TabelNOTASI
Perhitungan Sistem Saluran Tuang (gattingInput
& RUMUS system) Output
Casting Product Weight, Wo
1 0.27
(kg)
2 Density, (kg/cm3) 0.0027
Yield Ratio, y (%) = (Wo/W) x
3 70
100%
Pouring Weight, W (kg) = Wo x
4 0.385714286
100/y
Pouring Volume, V/Qp (cm3) =
142.8571429
W/
5 Wall Thickness, p (cm) 2.205
6 Casting Height, c (cm) 4.41
7 Sprue Height, h (cm) (asumsi) 10
8 Jenis Gatting System Parting Line
9 Tipe Sprue Tapered Round Sprue
10 Jumlah Runner 1
11 Jumlah Ingate 2
Effective Sprue Height (ESH),
12 9.44875
H = 2hc - p2 /2c)
Pouring Rate (R) for
13 Aluminium, (kg/sec) = 0.698 x 0.433499184
W
Pouring Time (Tp) (second) =
14 0.889769346
W/R
20 Calculate Ingate
Jumlah Ingate,n (asumsi) 2
Luas Area Ingate, Ag (L)
1.042194435
(cm2)
Luas Area Ingate 1 (cm2) 0.521097218
2
Luas Area Ingate 2 (cm ) 0.521097218
Asumsi Kedalaman Ingate,
0.75
t (cm)
Lebar Ingate,l (cm) = L/t 1.38959258
Flowing Volume, Q
80.27762674
(cm3/sec) = (V/Tp)/n
21 Velocity (cm/sec)
Velocity at Sprue, Vs =
61.62199607
Q/As
Velocity at Runner, Vr =
68.46888453
Q/Ar
Velocity at Ingate, Vg =
77.02749509
Q/Ag
22 Reynold Number, Nr (cm2/kg)
Sprue Runner Ingate
183.122635 203.469595
Nr Sprue = Vs x Ab /R 228.9032945
6 1
Nr Runner = Vr x Ab /R Ket Ket Ket
Aliran Aliran Aliran
Nr Ingate = Vg x Ab / R
Laminar Laminar Laminar
2. Tabel Perhitungan Sistem Saluran Tuang (Gatting System) Pada Saat Praktikum
Tabel 2.3 Tabel Perhitungan Sistem Saluran Tuang (Gating System) Pada Saat Praktikum
N
NOTASI & RUMUS Input Output
o
1 Casting Product Weight, Wo (kg) 0.27
2.6
praktikan mendapat gambaran bagaimana bentuk dari produk yang akan dicor
dan bentuk dari sistem saluran tuang yang telah dirancang. Perencanaan
pembuatan sistem saluran tuang dalam sangat diperlukan karena untuk
menghasilkan suatu produk cor yang baik diawali dari proses desain sistem
saluran tuang yang baik agar cacat pada produk cor dapat berkurang atau
bahkan menjadi tidak ada cacat sama sekali.
Pada saat pembuatan pola, hal yang harus diperhatikan adalah saat
pemotongan kayu harus sepresisi mungkin dan harus sesuai dengan hasil
pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya karena jika salah
atau pada proses pemotongan terlalu jauh dari toleransi yang telah diberikan
maka akan berpengaruh terhadap bahan yang digunakan dan memboroskan
penggunaan kayu. Proses pemotongan kayu ini juga akan sangat berpengaruh
pada proses pemakuan atau assembling pada parting line nantinya, karena jika
pemotongannya salah maka pola dari sistem saluran tuang yang akan dipasang
pada parting line akan menjadi tidak simetris dan akan membuat cetakan yang
akan dibuat nanti menjadi tidak baik dan menyebabkan cacat pada saat
penuangan logam cair. Pada saat pembuatan pola ini hal yang perlu
diperhatikan adalah kemiringan dari pola. Pola harus dibuat sedikit miring kira-
kira sekitar 1o atau berbentuk sedikit radius dann tidak boleh berbentuk siku
agar pada saat pola diangkat dari cetakannya menjadi lebih mudah dan pasir
cetaknya tidak hancur.
Pembuatan pola ini terdiri dari bagian-bagian system saluran tuang dan
produk palu daging. Produk palu daging terdiri dari kepala palu dan handle
palu, sedangkan sistem saluran tuang terdiri dari pouring basin, sprue, well,
runner, dan ingate. Pouring basin berbentuk seperti gayung air dan merupakan
tempat penuangan logam cair, selanjutnya logam cair akan diteruskan kedalam
sprue yang berbentuk silinder dengan diameter atas dan bawah yang berbeda
(bentuk seperti corong). Selanjutnya logam cair akan disaring dan ditampung
didalam well yang berbentuk silinder, logam cair yang memiliki massa jenis
yang lebih berat akan mengendap dibawah well. Selanjutnya logam cair akan
Jenis gatting system yang dipakai yaitu parting line karena memiliki
keunggulan diantaranya logam cair akan mengalir secara merata dengan kata
lain pada bagian cope dan drag akan terisi logam cair secara merata.
Proses pengacatan dilakukan untuk menutup pori-pori pola gatting system
bekas pendempulan dan pengamplasan, selain itu untuk mencegah pola gatting
system mengalami kelembapan yang akan mengakibatkan timbulnya jamur
yang akan merusak pola gatting system.
Berdasarkan hasil perhitungan awal Reynold Number gatting system
2
cm
didapatkan hasil Nr sprue sebesar 183.122 kg , Nr runner sebesar
cm2 cm 2
203,469 228,903
kg , dan Nr ingate kg dari data tersebut dapat
kita ketahui bahwa aliran yang terjadi adalah aliran laminar karena nilai Nr <
2300. Pada saat praktikum berlangsung ukuran awal yang diperkirakan
diberikan penambahan ukuran sehingga Reynold Numbernya menjadi Nr sprue
Dengan adanya penambahan ukuran tidak mengubah aliran yang terjadi yaitu
aliran laminar karena hasil Reynold Number < 2300. Penambahan ukuran ini
bertujuan juga untuk memperkirakan terjadinya penyusutan logam cair pada
saat penuangan.