You are on page 1of 13

BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Latar belakang


Hipertiroid dalam kehamilan, pada umumnya disebabkan oleh penyakit Grave (strauma
difus toksika). Kelainan ini merupakan penyakit otoimun di mana sejenis imunoglobin
yang terikat dengan reseptor hormom pemicu tiroid akan menyebabkan biosintesis dan
sekresi tiroid secara berlebihan. Insiden penyakit Grave dalam kehamilan diatas 20
minggu adalah 2%. Penyebab terbanyak lainnya adalah strauma multinodosa, tapi
kelainan ini terjadi pada golongan usia diatas 40 tahun. Kelainan tiroid merupakan
kelainan endokrin tersering kedua yang ditemukan selama kehamilan. Berbagai
perubahan hormonal dan metabolik terjadi selama kehamilan, menyebabkan perubahan
kompleks pada fungsi tiroid maternal. Hipertiroid adalah kelainan yang terjadi ketika
kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dari kebutuhan tubuh. Wanita
hamil dengan eutiroid memunculkan beberapa tanda tidak spesifik yang mirip dengan
disfungsi tiroid sehingga diagnosis klinis sulit ditegakkan. Sebagai contoh, wanita hamil
dengan eutiroid dapat menunjukkan keadaan hiperdinamik seperti peningkatan curah
jantung, takikardi ringan, dan tekanan nadi yang melebar, suatu tanda-tanda yang dapat
dihubungkan dengan keadaan hipertiroid. Disfungsi tiroid autoimun umumnya
menyebabkan hipertiroidisme dan hipotiroidisme pada wanita hamil. Kelainan endokrin
ini sering terjadi pada wanita muda dan dapat mempersulit kehamilan, demikian pula
sebaliknya. Penyakit Graves terjadi sekitar lebih dari 85 % dari semua kasus hipertiroid,
dimana Tiroiditis Hashimoto adalah yang paling sering untuk kasus hipotiroidisme.
Tiroiditis postpartum adalah penyakit tiroid autoimun yang terjadi selama tahun pertama
setelah melahirkan. Penyakit ini memberikan gejala tirotoksikosis transien yang diikuti
dengan hipotiroidisme yang biasanya terjadi pada 8-10% wanita setelah bersalin.

1.2 Rumusan masalah


a) Bagaimana definisi hipertyroid pada kehamilan ?
b) Bagaimana etiologi hipertyroid?
c) Bagaimana manifestasi klinis?
d) Bagaimana patofisiologi hypertyroid ?

1
e) Bagaimana patoflow diagram hypertyroid?
f) Apa pemeriksaan penunjang pada hipertyroid?
g) Apa komplikasi hipertyroid?
h) Bagaimana penatalaksanaan medis pada hypertyroid?
i) Bagaimana Asuhan keperawatan pada hipertyroid?
1.3 Tujuan penulisan
a) Untuk mengetahui definisi hipertyroid pada kehamilan ?
b) Untuk mengetahui etiologi hipertyroid?
c) Untuk mengetahui manifestasi klinis?
d) Untuk mengetahui patofisiologi hypertyroid ?
e) Untuk mengetahui patoflow diagram hypertyroid?
f) Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada hipertyroid?
g) Untuk mengetahui komplikasi hipertyroid?
h) Untuk mengetahui penatalaksanaan medis pada hypertyroid?
i) Untuk mengetahui Asuhan keperawatan pada hipertyroid?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hipertirodisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid
yang berlebihan oleh kelenjar tyroid yang terlalu aktif. (Nanda Nic-Noc 2015)
Hipertiriroid pada adalah kehamilan dengan penyakit graves, merupakan penyakit
autoimun dimana sejenis immunoglobulin yang terikat dengan reseptor hormone tiroid
akan menyebabkan biositesis dan sekresi tiroid secara berlebihan
2.2 Etiologi
a. Lebih dari 90% hipertirodisme disebabkan penyakit graves dan nodul tiroid toksik.
b. Struma multonodusa, tetapi kelainan ini hanya terjadi pada golongan usia diatas 40
tahun

2
c. Penyebab lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah :
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan
keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH
yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating.Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies
(TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres,
merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap
sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double
vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi
rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah,
kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak
terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke
dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang
yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek
samping.
4. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian
keluar gejala hpotiroid.

3
6. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya
timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
2.3 Manifestasi klinis
a. Takikardi yang melebihi peningkatan yang biasa terjadi pada kehamilan
b. Peningkatan frekuensi denyut jantung
c. Penurunan berat badan
d. Eksoftalamus ( mata melotot)
e. Keringat berlebihan
f. Tremor ( gerakan otot diluar kemauan yang dapat terjadi akibat keletihan, emosi
dan penyakit
g. Tidak tahan panas
h. Keletihan (cepat letih)
i. Aneroksia ( kurang nafsu makan
j. Kesulitan dalam menelan
k. Gangguan reproduksi
l. Konstipasi
m. Peningkatan frekuensi buang air besar
2.4 Patofisiologi
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga
kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyaknya hiperplasia dan lipatan-lipatan
sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat berapa
kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Setiap sel meningkatkan kecepatan
sekresinya beberapa kali lipat. Muncul masalah gangguan body image. Perubahan
pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat kelebihan TSH. Pada beberapa
penderita ditemukan adaya beberapa bahan yang mempunyai kerja mirip dengan TSH
yang ada di dalam darah. Biasanya bahan-bahan ini adalah antibodi imunoglobulin
yang berikatan dengan reseptor membran yang sama degan reseptor membran yang
mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi terus-menerus dari sistem
cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Dimana ada
peningkatan produksi T3 dan T4 mengakibatkan peningkatan pembentukan limfosit
oleh karena efek dari auto imun yang akan mengilfiltrasi kejaringan orbita dan otot
mata sehingga terjadi edema jaringan retro orbita mengakibatkan eksoftalmus. Pada
beberapa keadaan dapat menjadi sangat parah sehingga protusi bola mata dapat
menarik saraf optik sehingga mengganggu penglihatan penderita. Yang lebih sering
yaitu kerusakan pada kelopak mata yang menjadi sulit menutup sempurna pada
waktu penderita berkedip atau tidur akibatnya permukaan epitel mata menjadi kering
dan mudah mengalami iritasi dan seringkali terinfeksi sehingga timbul luka pada
kornea penderita. Disini muncul masalah resti terhadap kerusakan integritas jaringan

4
kornea dan gangguan persepsi sensori : visual. Peningkatan produksi T3 dan T4 juga
mengakibatkan aktivitas simpatis berlebih adanya peningkatan aktivitas medula
spinalis yang akan menyebabkan gangguan pengeluaran tonus otot sehingga
menimbulkan tremor halus. Disini muncul diagnosa kemungkinan cedera.
Peningkatan kecepatan serebrasi mengakibatkan gelisah, apatis, paranoid, ansietas
muncul masalah ansietas. SSP terangsang berlebih menjadi kesulitan tidur muncul
masalah gangguan pola tidur dan resti terhadap perubahan proses pikir. Selain itu
dapat mengakibatkan hipermetabolisme yang berpengaruh pada peningkatan sekresi
getah pencernaan dan peningkatan peristaltik saluran cerna dimana salah satunya akan
ada peningkatan nafsu makan dan juga timbulnya diare. Dari sana dapat muncul
masalah diare. Bila terjadi peningkatan metabolisme KH dan lemak mengakibatkan
proses oksidasi dalam tubuh meningkat yang akan meningkatkan produksi panas
ditandai dengan berkeringat dan tidak tahan panas dan penurunan cadangan energi
mengakibatkan kelelahan dan penurunan BB. Muncul masalah perubahan
kenyamanan, resti terhadap kerusakan integritas kulit, intoleransi aktivitas, perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Karena hipermetabolisme sehingga penggunaan
O2 lebih cepat dari normal dan adanya peningkatan CO2 menyebabkan peningkatan
kecepatan nafas sehingga terjadi sesak nafas. Muncul masalah pola nafas tak efektif.
Peningkatan pengluaran hasil metabolisme dari jaringan sehingga terjadi vasodilatasi
sebagian besar jaringan tubuh yang meningkatkan aliran darah keseluruh tubuh yang
nantinya akan meningkatkan aliran darah pada pembuluh darah dikulit dan
peningkatan pembuangan panas melalui kulit ditandai dengan eritema, kulit lembab,
pruritus. Peningkatan curah jantung akan meningkatkan tekanan arteri yang
mengakibatkan terjadi palpitasi dan takikardia sehingga terjadi kegagalan jantung
untuk berkompensasi. Muncul masalah penurunan curah jantung.

5
2.5 Patoflow diagram

Tiroditis Penyakit graves (antibody Nodul tyroid


reseptor TSH (merangsang toksik
aktivitas tiroid

Sekresi hormon tiroid


meningkat

Hipertirodisme

Hipermetabolisme meningkat Aktivitas simpatik Gerakan kelopak


berlebihan mata relative
Penurunan BB lambat terhadap
Perubahan listrik
bola mata
kondisi jantung Infiltrasi limfosit
sel mast ke
Perubahan Ketidakseim Beban kerja
jaringan orbital &
nutrisi bangan jantung menurun
otot mata
kurang energi Eksoftalmus
dari dengan - Takikardi &
kebutuhan kebutuhan aritmia Kelopak mata sulit
tubuh tubuh - TD, Nadi
menutup
meningkat
- Angina
Kelelahan Penurunan curah Resiko kerusakan
jantung integritas
jaringan mata

2.6 Pemeriksaan penunjang


a. EKG : melihat takikardi,mungkin fibrilasi atrium
b. Scaning : memperlihatkan konsentrasi yodium radioaktif yang ditahan tiroid
bertambah
c. Tes darah hormon tiroid
d. TSH serum (biasanya menurun)

6
e. T3,T4 (biasanya meningkat
2.7 Komplikasi
a) Abortus
b) janin mati dalam kandungan
c) Premature
d) BBLR
e) Penurunan libido
f) Hiperkalsemi
g) Hipokalsemi
2.8 Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormone tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan
tiroid ( yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal)
1. Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap,
pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang atau tirotoksikosis.
b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan atau
sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia.
e. Pasien dengan krisis tiroid
f. Obat diberikan dalam dosis besar pada permulaan sampai eutiroidisme lalu
diberikan dosis rendah untuk mempertahankan eutiroidisme.
g. Jenis obat antiroid yang sering digunakan yaitu :
Karbimazol dosis awal 30-60 mg/hari, metimazol 30-60 mg.hari
propililtiourasil 300-600 mg/ hari
Ketiga obat ini mempunyai kerja imunosupresif dan dapat menurunkan
konsentrasi thyroid stimulating antibody ( TSAb) yang bekerja pada sel tiroid.
Obat- obat ini umumnya diberikan sekitar 18- 24 bulan. Pemakaian obat- obat
ini dapat menimbulkan efek samping berupa hipersensitifitas dan
agranulositosis. Apabila timbul hipersensitivitas maka obat diganti, tetapi bila
timbul agranulositosis maka obat dihentikan.
Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah
mungkin yaitu 200 mg/ hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh
spontan pada kehamilan tua sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat- obat
tambahan sebaiknya tidak diberikan karena T4 yang dapat melewati plasenta
hanya sedikit sekali dan tidak dapat mencegah hipertiroidisme pada bayi yang
baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya
sedikit sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis yang dipakai 100-150 mg
tiap 8 jam. Setelah pasien eutiroid, secara klinis dan laboratorium, dosis

7
diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar T4
dipertahankan pada batas atas normal dengan dosis propiltiourasil < 100
mg/hari. Apabila tirotoksikosis timbul lagi, biasanya pascapersalinan,
propiltiourasil dinaikkan sampai 300 mg/hari.
2. Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif diberikan pada:
a. Pasien umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroidisme yang kambuh sesudah dioperasi
c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d. Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
e. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
f. Digunakan Y131 dengan dosis 5-12 mCi peroral. Dosis ini dapat
mengendalikan tirodotoksikosis dalam 3 bulan, namun pasien menjadi
hipotiroid pada tahun pertama. Efek samping pengobatan dengan yodium
radioaktif adalah hipotiroidisme, eksaserbasi hipotiroidisme dan tiroiditis.
3. Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroidisme. Indikasi operasi
adalah :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap
obat antitiroid
b. Pada wanita hamil ( trimester kedua ) yang memerlukan obat anti tiroid
dosis besar
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium
radioaktif
d. Adenoma toksik atau struma multinodular toksik
e. Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu lebih nodul

2.9 Konsep dasar asuhan keperawatan


a) Pengkajian
Pengkajian di mulai dari pengumpulan data meliputi :
1) Biodata klien : Nama, usia, jenis kelamin,agama,alamat,pendidikan
terakhir, suku, status perkawinan, dan pekerjaan
2) Riwayat kesehatan
3) Keluhan utama
4) Riwayat penyakit keluarga
5) Riwayat kesehatan dahulu
6) Pemeriksaan fisik
7) Pola aktivitas sehari-hari:
- Sirkulasi
Palpitasi, nyeri dada, distrimia, peningkatan tekanan darah, takikardi saat
istirahat
- Aktivitas dan istirahat
Insomnia, sensitive meningkat, otot lemah, kelelahan berat,letih, malaise
- Makanan / cairan

8
Kehilangan BB yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak,
kehausan, mual dan muntah.
- Eliminasi
Urin jumlah banyak, perubahan dalam feses, diare.
- Keamanan
Tidak toleran terhadap panas, keringat yang berlebihan, suhu meningakat
diatas 37,4C,lesi eritema iritasi pada konjungtiva
- Neurosensori
Bicara cepat dan parau, gelisah, tremor, disorientasi, hiperaktif reflek
tendon dalam
- Pernafasan
Frekuensi pernafasan meningkat, takipneu, edema
- Seksualitas
Penurunan libido,hipomenore, amenore, impotensi
- Integritas ego
Mengalami stres yang sangat berat baik fisik maupun emosional
b) Diagnosa keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,peningkatan beban
kerja jantung
2) Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan
dengan penurunan berat badan)
3) Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi
4) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus
c) Rencana keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,peningkatan beban
kerja jantung
Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai
dengan KH :
o Nadi perifer dapat teraba normal
o Vital sign dalam batas normal.
o Pengisian kapiler normal
o Tidak ada disritmia
Intervensi :
a. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika
memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi

9
Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai
akibat dari vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan
volume sirkulasi
b. Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang
dikeluhkan pasien.
Rasional : Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan
oksigen oleh otot jantung atau iskemia
c. Monitor status pernapasan yang menandakan gagal jantung
d. Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal
(seperti krekels)
Rasional : Mur mur yang menonjol berhubungan dengan curah

jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik


e. Observasi tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa membran
kering, nadi lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan
menurunkan volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung
f. Catat masukan dan keluaran cairan
Rasional : Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat
menimbulkan dehidrasi berat
2) Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan
dengan penurunan berat badan)
Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria hasil:
o Nafsu makan baik
o Berat badan normal
o Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
a. Kaji adanya alergi makanan
b. Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap
hari
Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan
masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan
terhadap terapi antitiroid
c. Berikan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : Makanan porsi kecil tapi sering akan mengurangi
adanya mual, muntah dan mengurangi kerja lambung secara
maksimal
d. Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat
dan vitamim

10
Rasional: Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin
pemasukan zat-zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi
makanan pengganti yang sesuai.
3) Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan
tingkat energi
Intervensi :
a. Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat
aktivitas.
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat,
takikardia mungkin ditemukan
b. Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat
menimbulkan agitasi, hiperaktif dan insomnia
c. Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan
metabolisme
d. Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti
massase
Rasional : Meningkatkan relaksasi
4) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus
Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata,
terbebas dari ulkus
Intervensi :
a. Observasi adanya edema periorbital
Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang
berlebihan
b. Evaluasi ketajaman mata
Rasional : Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan
jaringan retroorbital
c. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
Rasional : Melindungi kerusakan kornea
d. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan
Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi

11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hipertirodisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi
hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tyroid yang terlalu aktif. Hipertiriroid
pada adalah kehamilan dengan penyakit graves, merupakan penyakit autoimun
dimana sejenis immunoglobulin yang terikat dengan reseptor hormone tiroid akan
menyebabkan biositesis dan sekresi tiroid secara berlebihan. Dan Lebih dari 90%
hipertirodisme disebabkan penyakit graves dan nodul tiroid toksik, Struma
multonodusa, tetapi kelainan ini hanya terjadi pada golongan usia diatas 40 tahun.
Dan beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu : Penyakit
graves,Toxic Nodular Goiter,minum obat Hormon Tiroid berlebihan, Produksi
TSH yang abnormal.
3.2 SARAN
Dengan di susunnya makalah ini kami mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat mengetahui dan memahami tentang Asuhan keperawatan pada kehamilan
dengan Hipertyroid. Kritik dan sarannya dari pembaca kami sangat harapkan agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya

12
DAFTAR PUSTAKA
Amin & Hardhi, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda Nic-Noc, Edisi Revisi, Penerbit Mediaction Jogja, Jogjakarta

Prawirohardjo. Sarwono. 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka


Semiardji, Gatut. 2003. Penyakit Kelenjar Tiroid. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

13

You might also like