Professional Documents
Culture Documents
Sistem Pertandingan
Sistem pertandingan menggunakan sistem setengah kompetisi yang terdiri dari 8 tim dan akan
disitribusikan ke dalam 2 (dua) group, masing-masing group terdiri dari 4 (empat) tim.
Setiap tim terdiri dari 10 pemain meliputi 6 pemain inti yang bermain di lapangan dan 4
pemain cadangan.
Pergantian pemain inti dan cadangan pada saat pertandingan berlangsung tidak dibatasi.
Pertandingan tidak akan ditunda apabila salah satu atau lebih dari satu anggota tim sedang
bermain untuk cabang olahraga yang lain.
Jumlah pemain minimum yang boleh bermain di lapangan adalah 4 orang.
Apabila di lapangan terdapat kurang dari 4 orang, maka tim yang bersangkutan akan dianggap
kalah.
Setiap pertandingan berlangsung 3 babak (best of three), kecuali pada 2 babak sudah di
pastikan pemenangnya maka babak ke tiga tidak perlu dilaksanakan.
Sistem hitungan yang digunakan adalah 25 rally point. Bila poin peserta seri (24-24) maka
pertandingan akan ditambah 2 poin. Peserta yg pertama kali unggul dengan selisih 2 poin akan
memenangi pertandingan.
Kemenangan dalam pertandingan penyisihan mendapat nilai 1. Apabila ada dua tim atau lebih
mendapat nilai sama, maka penentuan juara group dan runner-up akan dilihat dari kualitas angka
pada tiap-tiap set yang dimainkan.
Kesalahan meliputi:Setiap team diwajibkan bertukar sisi lapangan pada saat setiap babak
berakhir. Dan apabila dilakukan babak penetuan (set ke 3) maka tim yang memiliki nilai terendah
boleh meminta bertukar lapangan sesaat setelah tim lawan mencapai angka 13.
o Pemain menyentuh net atau melewati garis batas tengah lapangan lawan.
o Tidak boleh melempar ataupun menangkap bola. Bola voli harus di pantulkan tanpa
mengenai dasar lapangan.
o Bola yang dipantulkan keluar dari lapangan belum dihitung sebagai out sebelum
menyentuh permukaan lapangan.
o Pada saat servis bola yang melewati lapangan dihitung sebagai poin bagi lawan,
begitu juga sebaliknya penerima servis lawan yang membuat bola keluar dihitung sebagai poin
bagi lawan.
o Seluruh pemain harus berada di dalam lapangan pada saat serve dilakukan.
o Pemain melakukan spike di atas lapangan lawan.
o Seluruh bagian tubuh legal untuk memantulkan bola kecuali dengan cara menendang.
o Para pemain dan lawan mengenai net 2 kali pada saat memainkan bola dihitung
sebagai double faults.
Time out dilakukan hanya 1 kali dalam setiap babak dan berlangsung hanya 1 menit.
Diluar dari aturan yang tertera disini, peraturan permainan mengikuti peraturan internasional.
AMERICAN GRIP?
- Macam Lob :
Deep Lob /Clear: memukul tinggi
shuttlecock hingga jatuh ke
lapangan bagian belakang (Backout)
Kebugaran jasmani juga dapat diartikan, kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan penyamaan
atau penyesuaian pada pemberian beban fisik yang diberikan untuknya tanpa mengalami kelelahan
atau kecapekan berlebih.
Kemampuan fisik seseorang dalam melaksanakan tugas sehari-hari ditentukan oleh .(Derajat
kebugaran jasmani)
2 Kecepatan (Speed) Kemampuan untuk Lari jarak pendek, lari 50-200 meter
menempuh suatu jarak atau yang utama, lari dengan mengubah-
melakukan gerakan ubah kecepatan, lari naik bukit, lari
berkesinambungan dalam menuruni bukit, lari menaiki tangga.
waktu yang sesingkat-
singkatnya.
3 Kelincahan (Agility) Kemampuan seseorang dalam Lari zig-zag dan naik-turun anak
menyesuaikan diri dengan tangga.
posisi-posisi tubuh seperti
dari depan ke belakang, atau
dari kiri ke kanan.
Kemampuan persendian+otot
dalam melakukan gerakan
secara maksimal tanpa
menimbulkan gangguan pada
bagian-bagian tersebut
5 Kekuatan (Strength) Kemampuan otot untuk Push-up, Sit-up, Squat-jump,
melakukan kontraksi guna Backup, berjalan dengan tangan,
membangkitkan ketegangan angkat beban
terhadap suatu tahanan,
Kombinasi komponen
kekuatan dan kecepatan
NOMOR LARI
Cara start lari :
- Start berdiri (standing start)
- Start jongkok (crouching start)
- Start melayang (flying start) dilakukan hanya untuk pelari ke II, III dan IV dalam lari estafet
1
Lari Sprint Kelangsungan gerak pada sprint secara teknik
sama, kalau ada perbedaan hanyalah terletak pada
50m, 100 m, 200 m, 400m. penghematan penggunaan tenaga karena
perbedaan jarak yang harus ditempuh.
3
Lari Jarak Menengah Peserta akan menempelkan telapak tangannya ke
tanah. mata memandang ke depan. mengayunkan
a. putra: 800 m, 1500 m, dan 3000 m lengan seperlunya. menyondongkan badan ke
(special chosse) depan secara vertikal. Poin penting pada lari jarak
b. putri: 800 m, 1500 m, dan 3000 m menengah ini adalah berlari seadannya. jangan
terlalu memaksakan. Saat mendekati finish,
pastikan kecepatan lari dipercepat.
4
Lari Jarak Jauh (Marathon) Perlombaan lari ini dilakukan di luar, biasannya
menggunakan jalan umum.
3000 meter, 5.000 meter, 10.000
meter, dan 42.195 meter (marathon).
5
Lari estafet Lari yang dilakukan secara bersambung oleh satu
team. Setiap team terdiri dari 4 orang dan
a. putra 4 x 100 m, dan 4 x 400 m dilakukan dengan cara memberikan tongkat
b. putri 4 x 100 m, dan 4 x 400 m estafet. Jarak sudah ditentukan sehingga tidak asal-
asalan. Dibutuhkan kekompakan tim
Perpindahan tongkat harus berada di dalam daerah yang disebut zona panjang 20 m.
perpindahan tongkat diluar zona tersebut regu dinyatakan gagal atau diskualifikasi.
- Tanpa melihat (nonvisual): Cara ini penerima tongkat estafet tanpa menoleh kepada si
pemberi tongkat. Cara ini digunakan untuk lari sambung 4 x 100m.
Tekniknya : Pemberi melakukan gerakan ayunan dari arah bawah ke atas. Yang
menerima menjulurkan tangannya ke bawah belakang badan dengan sikap ibu jari dan
jari lainya membentuk huruf V terbalik dengan Ibu jari yang berada pada bagian luar
dari badan, sedangkan keempat jari lainya di bagian dalam. Para pelari harus
menerima dan memberikan dengan berselang-seling. Misalnya pelari pertama
memegang tongkat dengan tangan kanan, pelari kedua harus menerima dengan tangan
kiri, pelari ketiga menerima dengan tangan kanan, pelari terakhir menerima dengan
tangan kiri. Perpindahan tongkat yang terbaik bila pemindahan tongkat berlangsung
dalam keadaan pelari sudah mencapai kecepatan tertinggi. Ini terjadi kira-kira 15
18m setelah garis permulaan dalam daerah pergantian.
- Dengan melihat (visual): Cara ini si penerima tongkat estafet menoleh ke belakang,
melihat kepada pemberi tongkat. Cara ini digunakan pada lari sambung jaraknya lebih
dari 100m, terutama pada 4 x 400m.
NOMOR LOMPAT
Teknik dasar lompat :
- Teknik awalan yaitu: berlari pada lintasan awalan dari pergerakan lari lambat, lari dipercepat,
hingga papan tumpuan.
- Teknik tumpuan/tolakan yaitu: tumpuan dilakukan dengan kaki yang terkuat, aktif dan cepat di
papan tumpuan. Pinggang bergerak lurus ke depan, kedua tangan diayun ke depan.
- Teknik melayang di udara yaitu: kedua kaki diluruskan dan cepat dibengkokan, badan
condong ke depan, kedua tangan membantu ayunan tubuh.
- Mendarat
Saat mendarat hindari gerakan tubuh berat ke belakang, karena akan mengurangi daya
dorong ke depan.
4. Fosbury Flop
Bertujuan untuk
melompat yang setinggi-
tingginya.
NOMOR LEMPAR
Lempar Cakram Lempar cakram (Bahasa
Inggrisnya Discus Throw).
Cakram yang dilempar
berukuran garis tengah 220
mm dan berat 2 kg untuk
laki-laki, 1 kg untuk
perempuan.
Untuk teknik pengambilan nafas adalah saat tangan diangkat keatas untuk mengayuh kemudian
kepala digelengkan kesamping kanan atau kiri setelah itu lakukan penarikan nafas bisa dengan
mulut atau hidung.
Gaya renang kupu kupu ini juga disebut dengan gaya lumba lumba, untuk kecepatannya
memang lebih cepat daripada gaya bebas. Namun untuk melakukannya harus dengan tenaga
yang lebih ekstra besar. Untuk melihat lebih jelas bagaimana cara melakukan gaya renang kupu
kupu, berikut ini ada gambar tutorialnya.
Sifilis Primer
Penderita sifilis mengalami gejala yang dimulai dengan lesi atau luka pada alat kelamin atau
di dalam dan di sekitar mulut. Luka yang terjadi berbentuk seperti gigitan serangga tapi tidak
menimbulkan rasa sakit. Pada tahap ini, jika orang yang terinfeksi berhubungan seksual
dengan orang lain, penularan sangat mudah terjadi. Luka ini bertahan selama 1-2 bulan.
Pada akhirnya, lesi ini akan sembuh tanpa meninggalkan bekas.
Sifilis Sekunder
Penderita sifilis sekunder akan mengalami ruam merah serukuran koin kecil dan biasanya
ruam ini muncul pada telapak tangan dan telapak kaki. Gejala lain yang mungkin muncul
adalah demam, nafsu makan menurun, radang tenggorokan dan kutil kelamin. Fase ini bisa
bertahan selama satu hingga tiga bulan.
Sifilis Laten
Setelah fase sifilis sekunder, sifilis seakan-akan menghilang dan tidak menimbulkan gejala
sama sekali. Masa laten ini bisa bertahan sekitar dua tahun sebelum kemudian lanjut ke
masa yang paling berbahaya dalam infeksi sifilis yaitu sifilis tersier.
Sifilis Tersier
Jika infeksi tidak terobati, sifilis akan berkembang ke tahapan akhir, yaitu sifilis tersier. Pada
tahap ini, infeksi bisa memberi efek yang serius pada tubuh. Beberapa akibat dari infeksi
pada tahapan ini adalah kelumpuhan, kebutaan, demensia, masalah pendengaran,
impotensi, dan bahkan kematian jika tidak ditangani.
Sifilis paling mudah menular pada fase sifilis primer dan sekunder. Jika Anda merasa
terinfeksi sifilis, segera periksakan diri ke dokter atau klinik spesialis penyakit
kelamin untuk memastikan diagnosis terhadap sifilis. Makin cepat sifilis diobati,
makin kecil kemungkinan sifilis berkembang menjadi penyakit yang serius.
Penderita sifilis yang sedang dalam masa pengobatan harus menghindari hubungan
seksual hingga infeksi dipastikan sudah sembuh total.
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian HIV/ AIDS
2. Menjelaskan bahwa virus HIV bisa menimbulkan kerusakan pada system kekebalan manusia
3. Menjelaskan cara penularan HIV
4. Menjelaskan bahwa HIV dapat mengakibatkan penyakit AIDS
5. Menjelaskan upaya-upaya melindungi diri dari infeksi HIV dan penyakit AIDS
BAB II
PEMBAHASAN
3. Penularan HIV
Bila seseorang telah seropositif terhadap HIV, maka dalam tubuhnya telah mengandung HIV. Dalam
jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta produk darah lainnya. Apabila
sedikit darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah secara langsung ke tubuh orang lain
yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain tersebut tertular AIDS. Cara penularan yang paling
umum ialah: senggama, transfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah
lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll. secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat
kecil.
a. Penularan lewat senggama :
Pemindahan yang paling umum dan paling sering terjadi ialah melalui senggama, dimana HIV
dipindahkan melalui cairan sperma atau cairan vagina. Adanya luka pada pihak penerima akan
memperbesar kemungkinan penularan. Itulah sebabnya pelaku senggama yang tidak wajar (lewat
dubur terutama), yang cenderung lebih mudah menimbulkan luka, memiliki kemungkinan lebih besar
untuk tertular HIV.
b. Penularan lewat transfusi darah :
Jika darah yang ditranfusikan telah terinfeksi oleh HIV , maka virus HIV akan ditularkan kepada
orang yang menerima darah, sehingga orang itupun akan terinfeksi virus HIV. Risiko penularan
melalui transfusi darah ini hampir 100 %.
c. Penularan lewat jarum suntik :
Model penularan lain secara teoritis dapat terjadi antara lain melalui :
1) Penggunaan akupunktur (tusuk jarum), tatoo, tindikan.
2) Penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril, sering dipakai oleh para pengguna
narkoba suntikan, juga suntikan oleh petugas kesehatan liar.
d. Penularan lewat kehamilan :
Jika ibu hamil yang dalam tubuhnya terinfeksi HIV , maka HIV dapat menular ke janin yang
dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko penularan Ibu hamil ke janin yang
dikandungnya berkisar 20% 40%. Risiko ini mungkin lebih besar kalau ibu telah menderita
kesakitan AIDS (full blown).
HIV tidak akan menular melalui bersalaman, berpelukan, berciuman, batuk, bersin, memakai
peralatan rumah tangga seperti alat makan, telepon, kamar mandi, kamar tidur, gigtan nyamuk,
bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama, dan memakai fasilitas umum misalnya kolam renang,
toilet umum, sauna.
HIV tidak dapat menular melalui udara. Virus ini juga cepat mati jika berada di luar tubuh. Virus ini
dapat dibunuh jika cairan tubuh yang mengandungnya dibersihkan dengan cairan pemutih (bleach)
seperti Bayclin atau Chlorox, atau dengan sabun dan air. HIV tidak dapat diserap oleh kulit yang tidak
luka.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. HIV merupakan sebuah virus berbahaya yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh
manusia. Selain itu, virus inilah yang menyebabkan AIDS.
b. AIDS (Aqcuired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan
kekebalan tubuh sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan.
c. Cara penularan HIV yang paling umum ialah melalui senggama, transfusi darah, jarum suntik
dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll. secara teoritis
mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil.
2. Saran
Sebagai insan yang yang berpendidikan sudah menjadi sebuah kewajiban untuk berpartisipasi dalam
memerangi HIV/ AIDS. Untuk memerangi hal itu dapat dimulai dari kesadaran diri sendiri untuk
selalu menjaga diri agar terhindar dari HIV/ AIDS.
SENAM LANTAI
Senam lantai adalah satu dari rumpun senam. Sesuai dengan istilah lantai, maka gerakan-
gerakan/bentuk pembelajarannya dilakukan di lantai. Jadi lantai/ matraslah yang merupakan
alat yang dipergunakan. Senam lantai disebut juga dengan istilah pembelajaran bebas. Tujuan
melakukan senam lantai selain untuk meningkatkan kemampuan melakukan bentuk-bentuk
gerakan senam lantai sendiri juga sebagai pembelajaran pembentukan kemampuan untuk
melakukan gerakan senam dengan alat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari senam lantai adalah sebagai berikut.
Guling ke belakang (back roll) adalah menggelundung ke belakang, posisi badan tetap harus
membulat yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditundukkan sampai dagu
melekat di dada. Gerakan guling ke belakang dapat dilakukan dengan cara guling ke belakang
dengan sikap jongkok. Cara melakukan guling ke belakang sikap jongkok adalah sebagai berikut:
Guling Lenting
Guling lenting adalah suatu gerakan melentingkan badan ke depan atas dengan lemparan kedua
kaki dan tolakan kedua tangan. Tolakan tersebut dimulai dari sikap setengah guling ke
belakang/setengah guling ke depan dengan kedua kaki rapat dan lutut lurus. Guling lenting atau
Neckspring adalah gerakan melentingkan badan ke atas depan dengan cara melemparkan atau
melecutkan kedua kaki dan tolakan dua tangan. Berikut ini Cara Melakukan Gerakan Guling
Lenting Dalam Senam Lantai, adalah sebagai berikut :
1. Sikap permulaan tidur terlentang, kedua kaki lurus dan rapat, kedua tangan dan sisi
badan.
2. Guling kebelakang, kedua tungkai lurus, sehingga kaki dekat kepala, siku dibengkokkan,
telapak tangan bertumpu / menopang pada matras / lantai disisi telinga.
3. Guling kedepan, bersamaan dengan itu tolakan / lecutkan tungkai keatas depan dan
tolakkan kedua tangan, sehingga badan melayang seperti membuat busur.
4. Gerakan mendarat dengan kedua kaki rapat dan gerakan pinggul didorong ke depan,
kemudian diikuti dengan gerakan badan mengikuti arah rotasi gerakan.
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat melakukan guling lenting
1. Pada saat kedua kaki dilemparkan, kedua lutut bengkok
2. Kedua kaki terbuka / tidak rapat.
3. Badan kurang melenting atau terlalu melenting (membusur)
4. Kurang tolakan tangan
Lompat Harimau
Loncat harimau adalah suatu gerakan yang menyerupai gerak guling depan, hanya saja
gerakannya dilakukan dengan awalan suatu loncatan jauh ke depan dan mendarat dengan kedua
lengan dan berguling seperti pada guling depan. Latihan loncat harimau dapat dilakukan dengan
tahapan gerak seperti berikut.
Sikap awal:
1. Berdiri tegak kemudian mengambil sikap siap berlari dengan kecepatan tertentu.
2. Jarak pengambilan awalan bisa bervariasi beberapa langkah atau banyak langkah
tergantung ketinggian penanda yang ada.
b) Rangkaian loncat harimau dan berguling ke depan:
1. Mengambil posisi berdiri tegak kemudian berlari cepat.
2. Setelah mendekati penanda segera melakukan tolakan dengan menumpu pada kedua
kaki.
3. Badan terangkat keatas atau meloncat melewati penanda yang ada, setelah melewati
penanda tangan bersiap-siap untuk menumpu pada matras diikuti tengkuk kemudian punggung
yang menyentuh matras dilanjutkan dengan gerakan guling ke depan.
c) Sikap akhir
1. Melakukan guling depan sampai 2 atau 3 kali,kemudian kembali ke posisi jongkok,
2. Kedua kaki menapak sempurna, tangan lurus kedepan badan tidak terjatuh ke samping
kanan atau ke samping kiri, kemudian berdiri tegak,kembali ke sikap.
Berdiri dengan Kepala (Headstand)
Headstand adalah posisi keseimbangan yang memanfaatkan kekuatan kedua lengan dan kepala
(otot leher) sebagai titik tumpunya. Posisi ini diawali dari posisi jongkok dan menempatkan
ujung kepala dan kedua telapak tangan di lantai. Ketika titik tumpu (kepala dan kedua lengan)
sudah siap, pelan-pelan titik berat badan dipindahkan ke titik tumpu dan secara perlahan
mengangkat kedua kaki yang dibengkokkan ke atas, sehingga panggul dan kedua kaki berada di
atas kepala. Kemudian, secara perlahan pula, luruskan kedua kaki hingga terbentuk posisi badan
dan kaki lurus membentuk satu garis Berdiri dengan kepala adalah sikap tegak dengan bertumpu
pada kepala dan ditopang oleh kedua tangan.
1. Sikap permulaan membungkuk bertumpu pada dahi dan tangan. Dahi dan tangan
membentuk segitiga sama sisi.
2. Angkat tungkai ke atas satu per satu bersamaan. Untuk menjaga agar badan tidak
mengguling ke depan, panggul ke depan, dan punggung membusur.
3. Berakhir pada sikap badan tegak, dan tungkai rapat lurus ke atas.
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan : saat melakukan headstand yaitu: :
1. Penempatan kedua tangan dan kepala tidak membentuk titik-titik segitiga sama sisi.
2. Kekakuan pada leher, sendi bahu, perut, pinggang, dan paha.
3. Otot-otot leher, sendi bahu, perut, pinggang, dan paha kurang kuat.
4. Akibat dari poin b dan c diatas menyebabkan kurangnya koordinasi dan keseimbangan e.
Alas dasar/lantai tempat kepala bertumpu terlalu keras sehingga menimbulkan rasa sakit.
5. Terlalu cepat/kuat pada saat menolak
6. Sikap tangan yang salah, yaitu jari tangan tidak menghadap kedepan
Berdiri Atas Tangan (Handstand)
Hands stand adalah sikap tegak dengan bertumpu pada kedua tangan ,kedua kaki rapat dan
lurus ke atas .suatu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan hands stand adalah harus di
lakukan di atas landasan atau alas yang keras (misal lantai).karena akan memudahkan dalam
bertumpu,jika dibandingkan melakukannya di atas alas yang lunak (misal kasur). Cara
melakukan gerakan handstand yaitu:
Meroda
Meroda merupakan gerakan tubuh ke samping, baik ke arah kanan maupun ke kiri dengan
menggunakan tumpuan kedua tangan dan kedua kaki secara bergantian, dengan merentangkan
kedua tangan dan kedua kaki. Pada saat melakukan gerakan meroda, tubuh kita berputar seperti
roda yang digelindingkan, dengan kedua tangan dan kedua kaki berperan sebagai ruji-rujinya.
Sikap permulaan magi yang baru belajar, berdiri menyampingi arah gerakan, kedua kaki dibuka
lebar, kedua lengan lurus ke atas di samping kepala serong ke samping dan telapak tangan
menghadap ke atas Cara Melakukan Gerakan Meroda
1. Berdiri dengan sikap menyamping arah gerakan, kedua tangan di buka membentuk huruf
"V" dan kedua kaki di buka selebar bahu. Leher rileks dan pandangan ke arah depan.
2. Gerakan badan ke samping kiri , letakan telapak tangan kiri ke samping kiri, dilanjutkna
dengan mengangkat atau melempar kaki kanan ke atas dengan arah ke samping kiri disusul oleh
kaki kiri,
3. Gerakan selanjutnya meletakan tangan kanan di samping tangan kiri dengan jarak dua
kali lebar bahu. sehingga posisi badan terbalik berdiri menggunakan kedua tangan.
4. Gerakan lanjtuan turunkan kaki kanan disusul kaki kiri sehingga kembali ke posisi
semula.
Ketika terjadi kesalahan saat melakukan gerakan meroda dan terjadi cedera maka harus segera
diberikan pertolongan. Berikut ini Cara Memberikan Pertolongan saat terjadi kesalahan dalam
melakukan gerakan meroda.
1. Satu orang teman memberikan bantuan dengan cara berdiri di belakang orang yang
melakukan gerakan meroda (tidak terlalu jauh dari yang melakukan meroda).
2. Pada saat badan dan kedua kaki yang melakukan meroda terangkat ke atas, maka si
teman segera memegang kedua sisi pinggulnya.
3. Pada waktu gerakan meroda ke samping, teman tetap memegang kedua sisi pinggulnya
sampai kedua kaki menumpu di lantai.
Round Off
Round off adalah suatu satuan gerakan yang terdiri dari melakukan hand stand dengan berputar
pada sumbu tegak. Menolak dengan ke 2 tangan tumpuan pada saat ke 2 kaki akan mendarat di
lantai.
1. Melakukan hand stand (bagi anak yang belum bisa melakukan hand stand dilakukan
dengan bantuan). Sikap awal badan tegap dan pandangan ke depan kemudian angkat kedua
tangan ke atas Mengangkat kaki kiri dan meletakkannya ke matras.
2. Kemudian tangan kiri yang diangkat ditempatkan ke matras , kemudian disusul tangan
yang kanan disisi tangan kiri (posisi telapak tangan kanan tegak lurus terhadap telapak tangan
kiri), badan berputar pada sumbu tegak..
3. Kemudian melakukan hand stand dengan meletakkan ke 2 tangan menghadap arah
datang, jadi pada saat ke 2 tangan menolak ke matras kedua kaki lurus keatas menyerupai huruf
V
4. Pada saat ke 2 kaki rapat akan turun dengan tolakan ke 2 tangan meninggalkan lantai.
5. Jatuhkan kedua kaki secara bersamaan ke matras dengan kedua tangan rileks di samping
badan.
Loncat Kangkang
Loncat kangkang adalah gerakan melompati suatu alat dengan cara bertumpu pada alat tersebut.
Dalam latihan gerakan ini dapat dapat dilakukan pada peti lompat atau pada teman yang
membungkuk. Cara melakukan loncat kangkang:
1. Sikap awal :Tidur telentang dengan lengan di samping badan dan pandangan ke atas,
kedua tangan memegang pinggang merapat lantai atau matras.
2. Gerakan: Kedua kaki rapat diangkat lurus ke atas, punggung, tungkai, serta jari-jarinya
menuju ke atas, sedang yang menjadi landasan adalah seluruh pundak dan dibantu oleh kedua
lengan yang mendorong pinggul bagian belakang. Siku menempel pada lantai atau matras.
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan sikap lilin yaitu :
1. Pinggang hanya ditopang dengan ibu jari
2. Kedua kaki condong kebelakang, sehingga berat untuk ditopang dan tidak dapat
bertahan dalam waktu yang lama
3. Kedua kaki condong kedepan
4. Penempatan siku-siku tangan terlalu keluar dari garis lebar badan
5. Tidak/kurang bertumpu pada pundak