You are on page 1of 41

A.

Pengertian Model dan Metode mengajar

Model Pembelajaran menurut Joyce dan Weil adalah suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk Kurikulum ( rencana pembelajaran jangka
panjang),merancang bahan-bahan pelajaran,dan membimbing pelajaran di kelas
atau yang lain.[4]

Metode secara harfiah adalahcara Dalam pemakaian yang umum,metode


diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan
dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia
psikologi, metode berarti prosedur sistematis ( tata cara yang berurutan ) yang
biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena ( gejala-gejala) kejiwaan seperti
metode klinik,metode eksperimen,dan sebagainya.[5]

Menurut Hasan Langgulung mendefenisikan bahwa metode adalah cara atau jalan
yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.[6]

Selain metode,dan pendekatan pembelajaran terdapat juga istilah lain yang


kadang-kadang sulit dibedakan,yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik
mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara
yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.
Misalnya cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar metode ceramah yang
dilakukan berjalan efektif dan efesien? Dengan demikian,sebelum seseorang
melakukan proses ceramah sebaiknya memerhatikan kondisi dan situasi. Misalnya
berceramah pada siang hari dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan
berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah yang terbatas.[7]

Selanjutnya yang dimaksud dengan metode mengajar adalah cara yang berisi
prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan,khususnya kegiatan
penyajian materi pelajaran kepada siswa.[8]

Syarat-syarat yang harus diperhatikan seorang guru dalam penggunaan metode


pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif,minat atau


gairah belajar siswa.
2. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar
lebih lanjut,seperti melakukan inovasi dan eksporasi.

3. Metode yang digunaka harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.

4. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan


kepribadian siswa.

5. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar
sendiri dan cara memporoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-


nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari[9]

B. Model dan metode dalam mengajar

Robert Glaser telah mengembangkan suatu model pengajaran yang membagi


proses belajar mengajar dalam empat komponen yaitu :

1. Instruktional Objektivites

2. Entering Behavior

3. Intruktional Procedur

4. Performance assessement

Instruktional Objektivites ialah tujuan pengajaran,semua kualifikasi yang diharapkan


dimiliki peserta didik bila ia telah mengikuti kegiatan belajar mengajar tertentu.

Entering Behavior. Bagian ini harus menggambarkan tingkat kemampuan peserta


didik sebelum pengajaran dimulai.untuk itu perlu diadakan pretest. Bagian ini juga
harus menjelaskan juga apa-apa yang dipelajari oleh peserta didik sebelumnya,
kemampuan intelektualya,kesediaan motivasinya,determinan sosial yang
mempenaruhi situasi belajarnya.
Intruktional Procedure. Bagian ini berkenaan dengan perencanaan proses belajar
mengajar. Bagian ini harus menjelaskan langkah-langkah interaksi dilakukan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Performance Assesment yaitu bagian atau tahapan evaluasi untuk mengetahui


apakah prose belajar mengajar tercapai.[10]

Guru atau pendidik adalah seorang yang bertanggung jawab untuk memberikan
bimbingan secara sadar terhadap perkembangan kepribadian dan kemampuan
peserta didik baik itu dari aspek jasmani dan rohaniahnya agar ia mampu hidup
mandiri dan dapat memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan sebagai individu
dan juga makhluk sosial.[11]

Pada prinsipnya,tidak satupun metode mengajar yang dapat dipandang sempurna


dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi.
Mengapa? Karena, setiap metode pasti memiliki keunggulan keunggulan dan
kelemahan-kelemahan yang khas. Namun kenyataan ini tidak bisa dijadikan
argumen mengapa seorang guru gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai
pengajar.

Sebaliknya guru yang profesional dan kreatif justru hanya akan memilih metode
mengajar yang lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan materi dan
tujuan pelajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan.

Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta didiknya
adalah disesuaikan pula dengan tuntunan berhadapan dengan peserta didiknya, ia
harus mengusahakan agar pelajaran yang diberikan kepada peserta didiknya itu
supaya mudah diterima. Tidaklah cukup dengan bersikap lemah lembut saja. Ia
harus memikirkan metode-metode yang akan digunakannya,seperti memilih waktu
yang tepat, materi yang cocok, pendekatan yang baik,efektivitas penggunaaan
metode dan sebagainya.[12]

Untuk menggambarkan karakteristik metode-metode mengajar tadi, berikut ini


penyusun buatkan tabel perbandingan yang berisi beberapa metode pokok
mengajar sebagai contoh

Metode
Sifat materi

Tujuan

Keunggulan

Kelemahan

Ceramah

Demonstrasi

Diskusi

Informatif,

Faktual

Prinsipal,Faktual,

Keterampilan

Prisipal,

Konseptual

Keterampilan
Pemahaman,

Pengetahuan

Pemahaman Aplikasi

Pemahaman,Analisis

Sintesis,Evaluasi,

aplikasi

Lebih banyak

Materi tersaji

Siswa berpengalaman dan berkesan mendalam

Siswa aktif,berani dan kritis

Kelemahan siswa secara pasif

Lebih Banyak Alat dan Biaya

Meboroskan waktu,

Didomonasi

Siswa pintar[13]

Mengajar merupakan istilah kunci yang hampir tak pernak luput dari pembahasan
mengenai pendidikan karena keeratan hubungan antara keduanya. Sebagian orang
menganggap mengajar hanya sebagian salah satu alat atau cara dalam
menyelenggarakan pendidikan,bukan pendidikan itu sendiri. Konotasinya
jelas,karena mengajar hanya salah satu cara mendidik maka pendidikan pun dapat
berlangsung tanpa pengajaran. Anggapan ini muncul karena adanya asumsi
tradisional yang menyatakan bahwa mengajar itu merupakan kegiatan seorang
guru hanya menumbuhkembangkan ranah cipta murid-muridnya,.[14]

Guru adalah orang yang paling penting statusnya di dalam kegiatan belajar
mengajar karena guru memegang tugas yang amat penting,yaitu mengatur dan
mengemudikan bahtera kelas. Bagaimana situasi kelas berlangsung merupakan
hasil kerja guru. Suasana kelas dapat hidup siswa belajar tekun tanpa merasa
terkekang. Atau sebaliknya,suasana kelas suramsiswa belajar kurang
bersemangat dan diliputi rasa takut,itu semua sebagai akibat dari hasil pemikiran
dan upaya guru.[15]

Dalam mengajar, guru harus pandai menggunnakan pendekatan secara arif dan
bijaksana,bukan sembarang yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru
terhadap anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap
dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam
menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam
pengajaran. Guru merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran.
Bagaimana pun idealnya suatu kurikulum tanpa ditunjang oleh kemampuan guru
untuk mengimplementasikannya,maka kurikulum itu sebagai suatu alat pendidikan.
[16]

Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik
yang lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai
makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah
penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya
guru memandang anak didik sebagai sebagai individu dengan segala
perbedaan,sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran.

Ada beberapa pendekatan yang dilakukan oleh guru untuk membantu memecahkan
masalah dalam proses belajar mengajar.

a. Pendekatan individual
Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa
strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek
individual ini. Dengan kata lain,guru harus melakukan pendekatan individual dalam
strategi belajar mengajarnya. Bila tidak,maka strategi belajar tuntas yang menuntut
penguasaan penuh kepada anak didik tidak pernah menjadi kenyataan.

b. Pendekata Kelompok

Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa sosial


yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendali kan rasa
egois yang ada dalam diri mereka masing- masing,sehingga terbina sikap
kesetiakawanan sosial di kelas.

c. Pendekatan Bervariasi

Dalam mengajar,guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar


menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Bila
terjadi perubahan kelas,sulit menormalkannya kembali.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru bisa saja membagi anak didik ke dalam
beberapa kelompok belajar. Tetapi dalam hal ini,terkadang diperlukan juga
pendapat dan kemauanan anak didik. Baagaimana keinginan mereka masing-
masing. Boleh jadi dalam satu pertemuan ada anak didik yang suka belajar
kelompok,tetapi ada juga anak didik yang senang belajar sendiri. Bila hal ini
terjadi,maka ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu, belajar dalam kelompok dan
belajar sendiri,terlepas dari kelompok tetapi masih berada pada pengawasan dan
bimbingan guru.

d. Pendekatan Edukatif

Guru yang hanya mengajar di kelas,belum dapat menjamin terbentuknya


kepribadian anak didik yang berakhlak mulia. Demikian juga halnya guru yang
mengambil jarak dengan anak didik. Kerawanan hubungan guru dengan anak didik
disebabkan kemunikasi antara guru dengan anak didik kurang berjalan harmonis.
Kerawanan hubungan ini menjadi kendala bagi guru untuk melakukan pendekatan
edukatif kepada anak didik yang bermasalah.[17]
Pengajaran efektif bisa dirumuskan sebagai pengajaran yang berhasil mewujudkan
pembelajaran oleh para murid sebagaimana dikehendaki oleh guru. Pada
hakekatnya ada dua elemen sederhana dalam pengajaran efektif :

1. Guru harus secara pasti memiliki ide yang jelas terkait pembelajaran yang
hendak disampaikan.

2. Pengalaman belajar dibangun dan diberikan untuk mewujudkan hal tersebut.


[18]

Sejumlah studi telah mengeksplorasi pandangan para murid mengenai guru dan
pengajaran. Pada umumnya,gambaran yang muncul adalah bahwa murid
memandang guru yang baik sebagai seorang yang :

1. Menciptakan lingkungan belajar yang tertib.

2. Menerangkan pekerjaan yang harus dilaksanakan dan siap membantu

3. Bersahabat dan memberikan dorongan.[19]

Selain itu,guru yang baik sering dipotret oleh para murid sebagai guru yang
menggunakan beragam metode mengajar dan aktivitas belajar, mempraktekkan
beraneka keahlian untuk menjaga minat murid dan menyelesaikan persoalan
disiplin dengan siap, dan mengelola pelajaran sedemikian rupa sehingga murid bisa
menekuni apa yang dikehendaki oleh guru.

Pada ujung lainnya ada studi-studi yang berusaha membeberkan secara detail
berbagai atribut yang menjadi karakteristik pelajaran,dan kemudian menjajaki
sejauh mana masing-masing karakteristik ini terkait dengan pengukuran efektivitas
( kriteria yang digunakan bisa berkisar dari persepsi guru tentang arti pentingnya
hingga hasil yang diperoleh murid dalam tes prestasi pendidikan terstandarisasi).
Misalnya studi oleh Haydn meneliti pandangan para murid sekolah menengah
tentang kualitas pedagogis, guru yang dirasa berpengaruh positif terhadap sikap
mereka menuju pembelajaran. Empat kualitas yang berperingkat tinggi adalah :

1. Benar-benar memahami isi pelajaran

2. Menerangkan dengan baik


3. Membuatnya menarik

4. Bisa dengan baik menghentikan murid yang mengganggu jalannya pelajaran.


[20]

Ketika para murid ditanya tentang karakteristik pribadi guru yang mereka rasa
berpengaruh positif terhadap sikap mereka menuju pembelajaran,empat kualitas
yang paling tinggi nilainya adalah :

1. Berbicara secara normal

2. Bersahabat

3. Antusias terhadap pelajaran

4. Memiliki rasa humor.[21]

C. Macam- macam Metode dalam mengajar

Ada empat macam metode mengajar yang dipandang representatif dan dominan
dalam arti digunakan secara luas sejak dahulu hingga sekarang pada setiap jenjang
pendidikan formal. Tiga dari empat metode mengajar tersebut bersifat khas dan
mandiri, sedangkan yang lainnya merupakan kombinasi antara satu metode dengan
metode yang lainnya. Metode campuran ini disebut saja metode plus bersifat
terbuka, artinya setiap guru yang profesional dan kreatif dapat momodifikasi atau
merekayasa campuran metode tersebut sesuai dengan kebutuhan. Merekayasa
metode plus bukanlah hal yang dianggap tabu dalam dunia pendidikan modern,
asal tidak menyimpang dari prinsip-prinsip psikologi didaktis yang telah diakui
keabsahannya dalam dunia pendidikan.

1. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah, penerangan dan penututan secara lisan oleh guru
terhadap kelas. Dengan kata lain dapat pula dimaksudkan, bahwa metode ceramah
atau lecturing itu adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui
penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya. Dalam
memperjelas penuturan/penyajian,guru dapat menggunakan alat-alat bantu,seperti
bendanya,gambarannya,sket,peta dan sebagainya.[22]

Metode ceramah dikenal juga sebagai metode kuliah karena umumnya banyak
dipakai diperguruan tinggi.metode ini banyak sekali dipakai, karena ini mudah
dilaksanakan. Nabi muhammad dalam memberikan pelajaran terhadap ummatnya
banyak mempergunakan metode ceramah.

Namun demikian dari kenyataan sehari hari ditemukan beberapa kelemahan


metode ceramah tersebut. Kelemahan kelemahan itu antara lain :

1. Membuat siswa pasif

2. Mengandung unsur paksaan kepada siswa

3. Menghambat daya kritis siswa.[23]

Dalam pengajaran yang meegunakan metode ceramah,perhatian terpusat pada


guru,sedangkan para siswa hanya menerima secara pasif, mirip anak balita atau
anak bayi yang sedang di suapi. Dalam hal ini timbul kesan bahwa siswa hanya
sebagai objek yang selalu menganggap benar apa-apa yang disampaikan guru.
Padahal posisi siswa selain dari pada penerima pelajaran ia juga menjadi subjek
pengajaran dalam arti individu yang berhak untuk aktif untuk mencari dan
memperoleh sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.[24]

Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan tadi, metode ceramah perlu didukung


dengan alat-alat pengajaran seperti:gambar,lembar peraga,video,tape recorder,dan
sebagainya.

Menurut Prof. H. Mahmud Yunus dalam bukunyaSejarah Pendidikan Islam,sebagai


berikut :

Cara Nabi menyiarkan agama Islam ialah dengan jalan berpidato dan bertablig di
tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang seperti dipasar Ukaz terutama musim
haji. Ketika itu banyak dari suku-suku arab datang berkunjung ke kota Mekkah.
Begitu pula nabi menyiarkan Agama Islam membacakan ayat-ayat Al-Quran yang
berisi petunjuk dan pengajaran kepada umum.[25]
2. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah
dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih
teliti tentang sesuatu,atau untuk merampungkan keputusan bersama.[26]

Teknik diskusi merupakan teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang
guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar
pengalaman,informasi, memecahkan masalah,dapat terjadi juga semuanya
aktif,tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Metode diskusi ada kebaikan dan
kekurangannya,antara lain :

a. Kebaikan Metode Diskusi

1. Merangsang kreativitas anak dalam bentuk ide

2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.

3. Memperluas wawasan

4. Membina untuk terbiasa bermusyawah untuk mufakat dalam memecahkan


suatu masalah.

b. Kekurangan Metode Diskusi

1. Pembicaraan terkadang menyimpang,sehingga memerlukan waktu yang


panjang.

2. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar

3. Peserta mendapat informasi yang terbatas

4. Mungkin dikuasai oleh oraang-orang yang suka berbicara atau ingin


menonjolkan diri.[27]

Mengingat adanya kelemahan-kelemahan di atas maka guru yang berkehendak


menggunakan metode diskusi sebaiknya terlebih dahulu mempersiapkan segala
sesuatunya dengan rapi dan sistematis. Kecuali itu guru juga dianjurkan untuk terus
menerus memantau dan mendorong seluruh siswa partisipan untuk
menyumbangkan buah pikirannya secara bebas. Dalam hal ini peran seorang guru
sebagai pendorong dan pemberi semangat terutama peserta didik yang tergolong
kurang pintar atau pendiam.

3. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan


dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,situasi atau benda
tertentu, baik yang sebernarnya atau sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian
demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.[28]

Berikut ini ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan metode
domnstrasi, Antara lain :

a. Kelebihan metode demontrasi

1. Melalui metode demonstrasi terjadi verbalisme akan dapat dihindari, seban


siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar,
tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan


untuk membandingkan antara teori dan kexataan. Dengan demikian siswa akan
meyakini kebenaran materi pembelajaran.

b. Kelemahan metode demonstrasi

1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa


persiapan yang memadai demostrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan
metode ini tidak efektif lagi, bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan
suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu,
hingga dapat memakan waktu yang banyak.

2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai


yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal
dibandingkan dengan ceramah.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus,
sehingga guru di tuntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu demonstrasi
juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan
proses pembelajaran siswa.[29]

4. Metode Ceramah Plus

Meskipun metode ceramah sering dianggap biang keladi yang menimbulkan


penyakit verbalisme dan budaya bungkam di kalangan pelajar, namun
kenyataannya metode tersebut masih populer dimana-mana. Hanya, sebelum
metode itu itu digunakan guru tentu perlu melakukan modifikasi atau penyesuaian
seperlunya. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam memodifikasi atau
menyesuaikan metode ceramah, antara lain adalah dengan kiat pemaduan
(kombinasi) antara metode tersebut dengan metode-metode lainnya. Dari kiat
pemaduan ini kita dapat memunculkan ragam metode ceramah baru yang berbeda
dari aslinya, atau sebut saja metode ceramah plus.

Metode ceramah plus tersebut dapat terdiri atas banyak metode campuran. Namun
dalam kesempatan ini hanya tiga macam metode ceramah plus yang akan
menyusun sajikan.

5. Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan tugas (CPTT)

Seperti yang telah disinggung dalam uraian-uraian sebelumnya, metode ceramah


ternyata baru akan membuahkan hasil pembelajaran yang memuaskan apabila
didukung oleh metode lain di samping alat-alat peraga yang sesuai dengan
kebutuhan. Oleh karena itu, perlu adanya gagasan penganekaragaman metode
ceramah plus, antara lain seperti metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
(CPTT) ini.

Dipandang dari sudut namanya saja metode tersebut jelas merupakan kombinasi
antara metode ceramah, metode tanya jawab dan pemberian tugas. Implementasi
(cara melaksanakan) metode campuran ini idealnya dilakukan secara tertib, yakni:

1) Penyampaian uraian materi oleh guru;

2) Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa;


3) Pemberian tugas kepada para siswa.[30]

6. Metode Ceramah Plus Diskusi dan tugas (CPDT)

Berbeda dengan aplikasi metode ceramah plusyang pertama, metode CPDT ini
hanya dapat dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya.
Maksudnya pertama tama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian
mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas.

Penyelenggaraan uraian/ceramah dalam konteks metode ceramah plus ini


dimaksudkan untuk memberikan informasi atau penjelasan mengenai pokok
bahasan dan topik atau agenda masalah yang akan didiskusikan. Jadi, pada tahap
ini guru menjalankan fungsinya sebagai indikator (pemberi masalah yang harus
dibicarakan dalam forum diskusi). Sudah tentu, alokasi waktu ceramah hjarus di
atur sedemikian rupa agar kegiatan diskusi memeroleh waktu yang cukup.
Pengaturan alokasi waktu ini sangat penting untuk perhatian guru, karena akan
mempengaruhi jalannya diskusi yang akan dilaksanakan siswa yang mungkin akan
tergesa-gesa, kalau waktunya kurang memadai.

7. Metode Ceramah plus Demonstrasi dan pelatihan (CPDP)

Dilihat dari sudut namanya, metode ceramah plus ke tiga ini merupakan kombinasi
antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memeragakan dan
latihan (drill). Metode CPDP ini sangat berguna bagi PMB bidang studi atau materi
pelajaran yang berorientasi pada keterampilan jasmaniah (kecakapan ranah karsa)
siswa. Walaupun demikian, sebelum para siswa mempelajari/melatih kecakapan
ranah karsa, terlebih dahulu mereka perlu mempelajari/melatih kecakapan ranah
cipta mereka berupa pemahaman mengenai konsep, proses, dan kiat melakukan
keterampilan ranah karsa tersebut.

Oleh karena itu, aplikasi metode Ceramah Plus Diskusi dan Pelatihan ini, lebih
kurang sama dengan aplikasi metode CPDT, yaitu harus dilakukan secara tertib
sesuai dengan urutannya. Namun jika diperlukan, guru dapat memberi ceramah
singkat berupa penjelasan tambahan sesuai pelatihan.

Tujuan utama dalam metode ceramah plus ini adalah untuk menjelaskan konsep-
konsep keterampilan jasmaniah yang terdapat dalam materi-materi pelajaran
keterampilan tertentu, seperti: seni tari, seni suara, dan olahraga. Selain itu,
ceramah dalam konteks metode ceramah plus CPDP ini dapat pula digunakan untuk
menjelaskan keterampulan praktis yang ada dalam pelajaran agama (Islam),
umpamanya keterampilan berwudhu dan shalat.

D. Dampak yang ditimbulkan dengan model dan metode mengajar

Untuk melakukan perubahan dalam proses pendidikan, maka dibutuhkan model dan
metode yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak didik. Hal ini penting sebab
ada pengaruh model dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar anak
didik. Pengaruh model dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar dapat
dilihat secara berkesinambungan sebab pendidikan adalah proses.

Tidak heran jika di dalam proses pendidikan dan pembelajaran, model dan metode
harus dikuasai oleh guru. Semakin menguasai model dan metode mengajar,
semakin jelas pengaruh pembelajaran terhadap prestasi belajar anak didik. Tetapi
kita harus pula memperhatikan kondisi anak didik.

Guru harus mampu untuk memilih dan memilah model dan metode yang sesuai
dengan kondisi anak didiknya. Pengaruh model dan metode pembelajaran terhadap
prestasi belajar siswa menunjukkan keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.

Model dan metode yang tepat akan menyebabkan anak didik merasa nyaman dan
berkonsentrasi pada saat proses belajar. Mereka merasa ada kesinergisan antara
proses di luar dan di dalam dirinya. Hal ini menyebabkan anak didik lebih konsen
mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran.[31]

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Model Pembelajaran dalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk Kurikulum ( rencana pembelajaran jangka panjang),merancang bahan-
bahan pelajaran,dan membimbing pelajaran di kelas atau yang lain.

Model dan metode mengajar merupakan suatu alat atau strategi yang harus
dimiliki oleh guru dalam proses belajar mengajar. Sehingga tujuan yang hendak
diinginkan oleh guru akan tercapai dengan baik.

Tipe belajar peserta didik perlu diketahui oleh pendidik, melalui observasi agar
pendidik dapat menyesuaikan metode apa yang akan diterapkan pada saat
mengajar, sehingga peserta didik merasa nyaman dalam pembelajaran. Metode-
metode mengajar yang dianggap penting oleh penulis untuk diterapkan oleh guru
dalam pembelajaran dalah :

1. Metode Ceramah

2. Metode diskusi

3. Metode Demonstrasi

4. Metode Ceramah Plus

Diantara metode-metode penulis sebutkan dalam makalah ini,masing banyak lagi


macam-macam metode yang penulis belum tulis..

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara,2009

Drajat Zakiyah,Metodik khusus pengajaran agama Islam, Jakarta: Bulan


Bintang,1985

Ekosusilo Madyo,Dasar-dasar Pendidikan,Semarang:Effhar Offset,1998

Getteng.Rahman Abd,Menuju Guru Profesional dan Beretika Yogyakarta:Graha


Guru,2009
Kyriacou Chris, Efective Teaching, Bandung:Nusa Media,2009

Langgulung Hasa n,Pendidikan dan Peradaban Islam, Jakarta : Pustaka Al-


Husna,1985

Latief Ruslan,Cara Belajar siswa Aktif, Fakultas Tarbiyah IAIN Iman


Bonjol;Padang,1985

Sabri Ahmad,Strategi Belajar Mengajar, Ciputat: Ciputat Press,2007

Roestiyah,Strategi Belajar Mengajar,Jakarta: PT.Rineka Cipta,1998

Ramayulis, Metodologi Pendidikan agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia

Rusman, Model-model Pembelajaran,Jakarta:Grafindo Persada,2011

Syah Muhibbin,Psikilogi Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya,2009

Sanjaya Wina,Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana Penada Media Grup,2008

Yunus Mahmud,Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Mutiara,2001

Zain, Aswan Strategi belajar mengajar, Jakarta:PT. Rineka Cipta,2006

[1] Ahmad Sabri,Strategi Belajar Mengajar,(Cet. II:Ciputat: Ciputat Press,2007), h.


65

[2] Roestiyah,Strategi Belajar Mengajar,(Cet.V:Jakarta: PT.Rineka Cipta,1998), h. 1

[3] Ibid, h. 14
[4] Rusman, Model-model Pembelajaran,( Cet, IV;Jakarta:Grafindo Persada,20011),
h. 132

[5] Muhibbin Syah,Psikilogi Pendidikan,(Cet,14;Bandung:Remaja Rosdakarya,2009),


h. 198

[6] Hasan langgulung,Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta : Pustaka Al-


Husna,1985), h. 79

[7] Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran,( Cet, IV ; Jakarta: Kencana Penada Media


Grup,2008), h. 127

[8] Ibid, h. 128

[9] Ahmad Sabri, Strategi belajar Mengajar,(Cet,II; Ciputat: PT. Ciputat Press,2007),
h. 50

[10] Ramayulis, Metodologi Pendidikan agama Islam,( Cet,IV; Jakarta: Kalam Mulia),
h. 151-152

[11] Madyo Ekosusilo,Dasar-dasar Pendidikan,(Semarang:Effhar Offset,1998), h.51

[12] Ramayulis, Op. Cit, h. 5

[13] Roestiyah, Ibid, h. 34

[14] Muhibbin Syah,Op.Cit, h. 177

[15] Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Cet,9;Jakarta:Bumi


Aksara,2009), h. 293

[16] Abd.Rahman Getteng,Menuju Guru Profesional dan Beretika,


(Cet,II;Yogyakarta:Graha Guru,2009), h. 8

[17] Aswan Zain, Strategi belajar mengajar,(Cet, III;Jakarta:PT. Rineka Cipta,2006),


h.54-58

[18] Chris Kyriacou, Efective Teaching,(Cet,I;Bandung:Nusa Media,2009), h. 15

[19] Ibid, h. 23
[20] Muhibbin Syah, Op. Cit, h. 192

[21] Ibid,h. 174-175

[22] Ruslan Latief,Cara Belajar siswa Aktif,( Fakultas Tarbiyah IAIN Iman
Bonjol;Padang,1985),h. 16

[23] Zakiyah Drajat,Metodik khusus pengajaran agama Islam,(Cet,II;Jakarta: Bulan


Bintang,1985), h. 201

[24] Muhibbin Syah, Op. Cip. h. 205

[25] Mahmud Yunus,Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Mutiara,2001),h. 7

[26] Ahmah Sabri, Op. Cit, h. 54

[27] Ibid, h. 55

[28] Wina Sanjaya, Op. Cit, h. 152

[29] Wina Sanjaya,Op. Cit, h. 152-153

[30] Muhibbin Syah, Op. Cit, h. 208

[31] Rusman, Op. Cit, h. 281

Labels: MAKALAH PENDIDIKAN

Thanks for reading Model dan Metode Mengajar. Please share...!

PREVIOUS

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

NEXT

MASA PEMERINTAHAN ABU BAKAR AS-SHIDDIQ DAN UMAR BIN KHATTAB

RELATED POSTS

PANDANGAN AKSIOLOGI DALAM FILSAFAT ILMU


15.00 800x600 PANDANGAN AKSIOLOGI DALAM FILSAFAT ILMU A. Tinjauan tentang
Ilmu dari segi Nilai (Aksiologi)

KONSEP SEKULARISASI DAN ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN

A. Sekularisasi ilmu pengetahuan Sekularisasi ilmu pengetahuan secara ontologis,


berarti membuang segala yang bersifa

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian pendidikan islam Pendidikan adalah segala ikhtiar manusia untuk


membantu mengerakan fitrah manusia supaya

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK

A. Pengertian Psikologi Perkembangan Anak Psikologi perkembangan anak


merupakan cabang psikologi yang mempelajari perubahan

PENEMPATAN GURU DI INDONESIA

A. Pengertian Penempatan Guru Penempatan Guru merupakan tindakan


pengaturan atas seseorang untuk menempati suatu posisi

0 Comment for "Model dan Metode Mengajar"

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak

GO

Popular Posts

SEJARAH DINASTI BANI ABBASIYAH

LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM

MASA PEMERINTAHAN ABU BAKAR AS-SHIDDIQ DAN UMAR BIN KHATTAB


SEJARAH DINASTI BANI UMAYYAH

MENGENAL LEBIH DEKAT NURKHOLIS MADJID

Model dan Metode Mengajar

KONSEP PEMIKIRAN JAMALUDDIN AL-AFGHANI

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN PADA MASA ABBASIYAH

PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

BLOG ARCHIVE

2017 (140)

May (18)

April (37)

March (24)

February (12)

January (49)

2016 (354)

December (259)

November (95)

MASALAH KESEHATAN JIWA

OPERASI PLASTIK DALAM PANDANGAN ISLAM

PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA

KESEHATAN KELUARGA

SEJARAH SINGKAT TERBENTUKNYA BANGSA INDONESIA


perkembangan otak anak dan neurosains

PEMIKIRAN FILSAFAT IBN RUSYD

KARAKTERISTIK MATEMATIKA

PENCIPTAAN MANUSIA MENURUT AL-QUR'AN

KEPEMIMPINAN WANITA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PADA MASA KHALIFAH USMAN B...

SISTEM PERKEMIHAN

PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

TEORI-TEORI KEBENARAN

DINASTI FATIMIYAH

KEKERASAN RUMAH TANGGA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HADIS

PEMIKIRAN FILSAFAT HASAN AL-BANNA

NUZULUL QUR'AN

SISTEM HUKUM INDONESIA

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESANTREN

FILSAFAT ILMU ISLAM

MEDIA PEMBELAJARAN

AGRESI KELOMPOK MAYORITAS TERHADAP MINORITAS MUSL...

KESEHATAN REPRODUKSI

MASALAH THT

SISTEM SARAF PADA MANUSIA


STRATEGI INTERNALISASI NILAI

ILMU FORENSIK

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Model dan Metode Mengajar

MASA PEMERINTAHAN ABU BAKAR AS-SHIDDIQ DAN UMAR BI...

PERBANDINGAN ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM

AYAT-AYAT MUHKAM DAN MUTASYABIHAT

HUBUNGAN ETIKA DENGAN AGAMA

KONSEP PEMIKIRAN ULIL ABSHAR ABDALLA

SENI RUPA

SEJARAH ISLAM NUSANTARA

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

TAFSIR IMAM AL-QURTHUBI

SUMBER-SUMBER BELAJAR PAI

KETERAMPILAN DALAM MEMIMPIN

SUMBER ILMU PENGETAHUAN

KESEHATAN BALITA

KESEHATAN IBU HAMIL

IJTIHAD SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM

KESEHATAN IBU DAN ANAK

KLASIFIKASI KEBUDAYAAN
SYARAT DAN KETENTUAN PENERBITAN NUPTK RESMI TERBAR...

KEUTAMAAN ILMU TASAWUF

KOMPONEN-KOMPONEN PROGRAM PENGAJARAN

MENGENAL LEBIH DEKAT IMAM ABU HANIFAH

MENGENAL LEBIH DEKAT IMAM HANBALI

MENGENAL LEBIH DEKAT IMAM SYAFI'I

LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN RPP

PAHAM SYI'AH

MENJAGA KESEHATAN JANTUNG

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

KISAH NABI YUNUS

MUSIK POPULER

sejarah genre musik populer di dunia

KONSEP PEMIKIRAN IMMANUEL KANT

KLASIFIKASI SENI SECARA UMUM

DAMPAK GLOBALISASI DI INDONESIA

KONSEP PEMIKIRAN IBNU TAIMIYAH

MENGENAL LEBIH DEKAT IMAM MALIK

ANALISIS SWOT DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI MESIR


EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

KONSEP DASAR FENOMENOLOGI

KRITIK ILMIAH DALAM PERSPEKTIF ISLAM

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK

MEMAHAMI PSIKOLOGI MANUSIA DENGAN 4 WARNA DASAR

KONSEP SEKULARISASI DAN ISLAMISASI ILMU PENGETAHUA...

PENEMPATAN GURU DI INDONESIA

SEJARAH NABI MUHAMMAD

KONSEP PEMIKIRAN SYEKH YUSUF AL-MAKASSARI

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM ISLAM

PROGRAM AKADEMIK PERGURUAN TINGGI ISLAM

KONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN

PANDANGAN AKSIOLOGI DALAM FILSAFAT ILMU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

KONTRIBUSI HUKUM ISLAM DALAM PEMBANGUNAN HUKUM NAS...

HUKUM DAN KEKUASAAN

PEMIKIRAN FILSAFAT AL-FARABI

BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DAN AGAMA

KONSEP PEMIKIRAN IBNU KHALDUN

PEMBELAJARAN BERBASIS DEMOKRASI DI MADRASAH

KHALIFAH USMAN BIN AFFAN

KONSEP PERADILAN AGAMA DI INDONESIA


HARI KIAMAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN DAN ILMU P...

PENYAKIT SOSIAL

LABEL BLOG

MAKALAH INFORMATIKA (10)

MAKALAH AGAMA ISLAM (71)

MAKALAH BERBAHASA INGGRIS (17)

MAKALAH EKONOMI (7)

MAKALAH FILSAFAT (73)

MAKALAH HUKUM (27)

MAKALAH ILMUAN (1)

MAKALAH KESEHATAN (31)

MAKALAH KOMUNIKASI (4)

MAKALAH MANAJEMEN (25)

MAKALAH PENDIDIKAN (167)

MAKALAH PSIKOLOGI (14)

MAKALAH SEJARAH (21)

MAKALAH SENI (16)

MAKALAH TOKOH DUNIA (2)

MAKALAH TOKOH MUSLIM (13)

MAKALAH TOKOH NASIONAL (1)

Follow by Email
Subscribe To

Posts

Comments

Translate

Diberdayakan oleh Terjemahan

Featured post

MAKALAH - NABI MUHAMMAD SEBAGAI PEMIMPIN AGAMA DAN KEPALA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjelang pertengahan abad


keenam sesudah Masehi, dunia berada dalam keadaan ge...

Copyright 2017 Kumpulan Makalah. All rights reserved. Template by Romeltea


Media

ujangjaka48 4 out of 5 dentists recommend this WordPress.com site

Lanjut ke konten

Beranda

About

MAKALAH METODE MENGAJAR


Posted on 7 Maret 2013 by ujangjaka

METODE MENGAJAR

Salah Satu Tugas Kelompok

Pada MataKuliah Strategi Belajar Mengajar

Dosen

Aab Abdul Malik, M. Pd

Oleh :

KELOMPOK TIGA (III)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

KHARISMA

Cicurug, Sukabumi

2012 M/1432 H

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebenarnya metode dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) ada banyak sekali,
tergantung dengan penguasaan teknik dan materi yang akan disampaikan. Namun
dalam posting kafeilmu berikut, akan dicontohkan beberapa metode dasar yang
bisa digunakan oleh pendidik, baik guru, dosen, turor, ustadz, atau siapa sajalah
yang punya keinginan menyampaikan pengetahuan kepada yang lainnya.
Secara istilah/epistemologi: Metode belajar mengajar dapat diartikan sebagai cara-
cara yang dilakukan untuk menyampaikan atau menanamkan pengetahuan kepada
subjek didik, murid, atau anak melalui sebuah kegiatan belajar mengajar, baik di
sekolah, rumah, kampus, pondok, dll. Metode yang biasa atau umum digunakan
dalam proses belajar mengajar antara lain berbentuk ceramah, tanya jawab,
pemberian tugas dan metode demonstrasi (praktek).

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk memperluas materi
tentang metode yang baik dalam mengajar.

C. Rumusan Masalah

1) Prinsip apa saja yang mendasari metode mengajar ini?

2) Sebutkan macam macam metode mengajar dan penggunaannya?

3) Apa saja konsep dasar media?

D. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan,
rumusan masalah, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan bab Pembahasan yang merupakan esensi dari makalah ini

Bab III adalah merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Mengajar

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos. Meta berarti
melalui dan hodos berarti jalan atau jalan. Dengan demikian metode adalah
dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Ada
juga yang mengartikan bahwa metode adalah suatu sarana untuk menemukan,
menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin tersebut.
Singkatnya metode adalah jalan untuk mencapai tujuan. Adapun kata metodologi
berasal dari kata metoda dan logi. Logi berasal dari bahasa Yunani logos yang
berarti akal atau ilmu. Jadi metodologi artinya ilmu tentang jalan atau cara yang
harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai suatu ilmu, metodologi
merupakan bagian dari perangkat disiplin keilmuan yang menjadi induknya. Hampir
semua ilmu pengetahuan mempunyai metodologi tersendiri. Oleh karena itu ilmu
pendidikan sebagai salah satu disiplin ilmu juga memiliki metodologi yaitu
metodologi pendidikan.

Jadi yang dimaksud dengan metode pengajaran yaitu suatu ilmu pengetahuan
tentang motode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik. Atau bisa juga yang
dimaksud metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar
yang di pergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Metode mengajar yang
digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh
untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan keterampilan, dan sikap
( kognitif, efektif). Khusus metode mengajar di dalam kelas, efektivitas suatu
metode dipengaruhi oleh factor tujuan, factor siswa, factor situasi, dan factor guru
itu. Didalam penggunaan metode ada beberapa syarat- syarat sebagai berikut:

Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat,


atau gairah belajar siswa.

Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan


bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya

Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan


kegiatan kepribadian siswa.

Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meransang keinginan siswa


untuk dapat belajar lkebih lanjut, untuk melakukan eksplorasi dan inovasi
(pembangunan).

Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik
belajar sendiri dan cara memperoleh penngetahuan melalui usaha pribadi.
Metode mengajar yang dipergunakan dapat mentiadakan penyajian yang
bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau stuasi yang nyatra
dan bertujan.

Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan


mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam
kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari- hari.

B. Macam- macam Metode Mengajar dan Penggunaannya

metode ceramah

Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan


penuturan secara lisan oleh seorang guru terhadap kelasnya. Dalam pelaksanaan
ceramah untuk menjelaskan urainnya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu,
seperti gambar- gambar dan yang paling utama adalah bahasa lisan. Metode
ceramah adalah metode mengajar yang sampai saat ini masih mendominasi atau
paling banyak di gunakan guru dalam dunia pendidikan.

metode Tanya jawab

Metode tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab, terutama dari guru ke siswa dan begitu juga sebaliknya. Metode ini
banyak digunakan dalam proses belajar mengajar, baik di lingkungan keluarga,
masyarakat maupun sekolah. Dan metode ini merupakan salah satu teknik
mengajar yang dapat membantu kekurangan- kekurangan pada metode ceramah,
dikarenakan apabila suatu penjelasan guru yang belum dimengerti, maka
siswa/anak didik dapat langsung menanyakan pada guru.

metode diskusi

Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode


mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem
solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion)
dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode diskusi dapat pula diartikan
sebagai siasat penyampaian bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk
membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang
bersifat problematis. Guru, peserta didik atau kelompok peserta didik memiliki
perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.

metode pemberian tugas belajar (resitasi)

Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar di mana
guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut
dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam hal ini guru memberikan tugas pada
murid untuk maju ke depan kelas untuk mendemonstrasikan apa yang diajarkan
guru. Dalam pendidikan agama sering digunakan metode ini terutama dalam hal
yang bersifat praktis, sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang
materi pelajaran yang telah diterimanya.

metode demontrasi dan eksperimen

Metode Demostrasi atau praktik adalah metode mengajar yang menggunakan


peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan
proses yang bersifat praktis, misalnya : Bagaimana cara yang benar dalam
melaksanakan ibadah sholat, baik cara memulai, mengerjakan maupun cara
mengakhiri shalat serta apa saja yang disunnahkan dan membatalkannya.

metode sosiodrama dan bermain peran

Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses


kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan
bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang
melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi.
Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka
berinteraksi sesama mereka.

metode karyawisata

Menurut Djamarah (2000:105), pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke
luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan
sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan
melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan
cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau
obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti
meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata
ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam
waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.
Metode karyawisata adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk
mengunjungi obyek-obyek dalam rangka untuk menambah dan memperluas
wawasan obyek yang dipelajari tersebut ( sesuai dengan bidangnya). Misalnya
untuk pelajaran pendidikan geografi siswa dapat diajak ke obyek pemukiman
transmigrasi atau obyek morfologi. Untuk pelajaran pendidikan sejarah, siswa dapat
diajak ke situs sejarah. Untuk pelajaran pendidikan ekonomi siswa dapat diajak
mengunjungi pabrik, atau obyek kegiatan ekonomi.

Metode Test

Ialah metode mengajar dengan jalan memberikan tes kepada anak anak untuk
mengetahuikemampuan anak dalam suatu kegiatan pelajaran. Biasanya dilakukan
setelah sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada anak-anak tes disusun dengan
bentuk tes objektif, tes diberikan kepada semua anak dengan bahan yang sama.

Metode Drill

Metode mengajar dengan mempergunakan latihan-latihan secara intensif dan


berulang- ulang adalah memberikan latihan tertulis kepada anak karena bahan
pelajaran baru sedikit sedang waktu ujian semakin mendekat.

Metode Infiltrasi

Metode ini disebut juga metode susupan, selipan maksudnya antipati atau jiwa
ajaran tertentu diselipkan atau diselundupkan kedalam sesuatu. Mata pelajaran
pada waktu guru menerangkan pelajaran tersebut misalkan jiwa agama kita
selipkan pada waktu mengajar umum.

Metode Gotong Royong


Metode gotong royong ialah metode yang dilakukan dengan bekerja sama antara
beberapa orang anak untuk menyelesaikan suatu tugas atau masalah. Metode ini
disebut juga metode kelompok atau metode berregu dan metode kelompoknya
disebut studi club, studi grup.

Metode Survey

Metode yang dilakukan dengan mengadakan penelitian suatu masalah dengan


mengmpulkan data-data yang diperlukan dan langsung terjun kemasyarakat.

Metode Wawancara

Metode yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab atau wawancara antara
kedua pihak yang langsung berhadapan muka.

Metode Problem Solving

Metode yang digunakan dengan cara langsung menghadapi masalah mengetahui


dengan sejelas-jelasnya dan menemukan kesukaran- kesukarannya sehingga dapat
dipecahkan.

Metode Proyek

Prinsipnya usaha dengan metode problem solving hanya lebih kompleks sebab
dilakukan dengan metode survey, wawancara, metode kelompok. Satu kelompok
dibagibagi dalam beberapa unit.

Metode Dikte

Metode yang dilakukan dengan jalan mendekte pelajaran (kuliah) untuk dicatat oleh
murid, metode ini lazim dipaki perguruan tinggi.

C. Prinsip Prinsip Umum Yang Mendasari Metode Mengajar

Faktor- factor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar :

1. Faktor raw input (yakni factor murid / anak itu sendiri ) dimana tiap anak
memiliki kondisi yang berbeda- beda dalam kondisi fisiologi dan kondisi psikologis
2. Faktor environmental input (yakni factor lingkungan) , baik itu lingkungan alami
maupun lingkungan social

3. Faktor instrumental input, yang didalamnya antara lain terdiri dari:

a. Kurikulum

b. Program atau bahan pengajaran

c. Sarana dan fasilitas

d. Guru( tenaga Pengajar)

Adapun uraian mengenai factor faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar adalah:

factor dari luar

factor dari luar terdiri dari:

a. factor environ mental input ( Lingkungan)

Kondisi lingkungan juga dipengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan fisik/ alami
termasuk didalamnya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan
udara, dan sebagainya, lingkungan social, baik yang berwujud manusia maupun
hal- hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.

b. Faktor- factor Environ mental

Faktor- factor environ mental adalah factor yang keberadaan dan penggunaannya
dirancangkan sesuuai hasil belajar yang diharapkan

Faktor dari dalam

Factor dari dalam adalah kondisi individu atau anak yang belajar itu sendiri, factor
individu dapat dibagi menjadi dua bagian :

a. kondisi fisiologis anak

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan
capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, seperti kakinya atau tangannya (karena
ini akan menggangggu kondisi fisiologis) dan sebagainya, akan sanagat membantu
dalam proses dan hasil belajar. Karena pentingnya penglihatan dan pendengaran
maka dalam lingkungan pendidikan formal, orang melakukan berbagai penelitian
untuk menemukan bentuk dan cara menggunakan alat peraga yang dapat dilihat
sekaligus didengar ( audio visual aids)

b. kondisi psikologis

sebagaimana diuraikan terdahulu mengenai dasar-dasar psikologis belajar dimana


sikap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang
berbeda-beda (terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis), maka sudah tentu
( perbedaan-perbedaan itu sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Beberapa factor psikologis yang dianggap utama dalam hal mempengaruhi proses
dan hasil belajar :

minat

kecerdasan

motivasi

kemampuan-kemampuan kognitif

D. Pemanfaatan Media Dan Sumber Belajar

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi , khususnya teknologi informasi sangat


berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Dalam
suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok yaitu:

komponen pengirim pesan (guru)

komponen penerima pesan (siswa) dan

komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran.

E. Konsep Dasar Media

Secara umum media merupakan kata jamak dari medium yang berarti perantara
atau pengantar, kata media berlaku untuk berbagai kegiatan usaha, seperti media
dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang
teknik. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan
tetapi hal-hal lain yang menemukan siswa dapat memperoleh pengetahuan.

Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau
kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh
pengetahuan. Keterampilan dan sikap jadi, dalam pengertian media bukan hanya
alat perantara seperti TV, Radio, slide, bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau
manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan sesama, diskusi,
seminar, karya wisata, simulasi dan sebagainya yang dikondisikan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap atau untuk menambah
keterampilan.

a. Pentingnya media pembelajaran

Mengajar dapat di panjang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar,
sedangkan yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah proses perubahan
tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman. Pengalaman langsung adalah
pengalaman yang diperoleh dari aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya.
Bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan
atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan
melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa semakin konkrit
siswa mempelajari bahan pengajaran. Contohnya melalui pengalaman langsung
maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh siswa semakin abstrak bahasa
verbal maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa.

b. Fungsi Dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran

menangkap suatu objek atau peristiwa peristiwa tertentu

memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek-objek tertentu

menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Penggunaan media dapat menambah motivasi siswa sehingga perhatian siswa


terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Dalam kondisi ini media
dapat berfungsi :

Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa kedalam kelas


Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat oleh
mata telanjang, seperti sel-sel butir, darah/ molekul bakteri dan sebagainya.

Mempercepat gerekan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat dilihat
dalam waktu yang lebih cepat.

Memperlambat proses gerakan yang terlalu cepat

Menyederhanakan suatu objek yang terlalu kompleks

Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap oleh


telinga.

c. Macam- macam Media Pembelajaran

media auditif, yaitu media yang hanya dapat di dengar saja atau media yang
hanya memiliki unsur suara, seperti radio, dan rekaman suara.

Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung
suara

Media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung suara juga
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat misalnya, rekaman Vidio, berbagai
ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.

d. Prinsip- prinsip Penggunaan Media

Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap
kegiatan belajar mengajar adalah bahwa dalam upaya memahami materi
pelajaran. Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan
siswa maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya:

Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai
tujuan pelajaran

Media yang akan di gunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran

Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa

Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas, dan efesien


Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam
mengoperasinya.

e. Sumber Belajar

Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu dapat dimanfaatkan
oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai dalam proses penyusunan perencanaan program
pembelajaran. guru perlu menetapkan sumber apa yang dapat digunakan oleh
siswa agar mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Beberapa sumber
belajar yang bisa dimanfaatkan oleh guru khususnya dalam setting proses
pembelajaran didalam kelas di antaranya adalah:

Manusia sumber

Alat dan bahan pengajaran

Berbagai aktivitas dan kegiatan

Lingkungan atau setting

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara- cara mengajar


dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur, metode mengajar yang digunakan
untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk
memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan keterampilan dan sikap setiap
guru perlu mengetahui dan memahami tentang taraf kematangan dan taraf
kesedian belajar seorang siswa. Dengan demikian, dia akan mudah menentukan
metode mengajar apa yang akan dipergunkannya
Dalam proses penyusunan perencanaan program pembelajaran guru perlu
menetapkan sumber apa saja yang dapat digunakan oleh siswa agar mereka dapat
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam proses pembelajaran yang dianggap
modern sesuai tuntutan standar proses pendidikan dan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi ,
sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh guru khususnya dalam setting antara
lain.

a. usia sumber

b. Alat dan bahan pengajaran

c. Berbagai aktivitas dan kegiatan

d. Lingkungan atau setting

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu H. Drs, (2005) Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Armico.

Depag RI, Stategi Belajar Mengajar , Dirjen Bimbingan Islam, Jakarta. 1994 hal 139

Mansyur. H. Drs, (1991), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka

Sanjaya Wina, Dr. (2006) Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana

Sudirman, N, Drs, dkk, Ilmu Pendidikan, Rosdakarya, Bandung:Rosdakarya 1991),


hal.119

Nasution, S, (1989), Kurikulum dan Pengajaran, Bandung: Bina Aksara.

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam,( Jakarta: Bumi


Aksara,1995), hal. 298

Iklan
Share this:

TwitterFacebook1

Gambar | Pos ini dipublikasikan di Uncategorized dan tag Makalah, Makalah Strategi
Belajar Mengajar, Materi kuliah, Metode Mengajar. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Arsip

Arsip

tak ada

Uncategorized

cal

Ma

You might also like