Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
ENI ROIN
IWAN
JULIANSYAH RIKI
KIKI JULIRAHMAN
LARAS ANDARU PUTRA
MEI NASUTION
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn . E dengan Harga Diri Rendah,
yang merupakan laporan Akhir stase Keperawatan Jiwa Program Studi profesi
Ners.
Kami Penyusun menyadari dalam penyusunan Asuhan keperawatan ini
masih banyak kekurangan, hal ini dikarenakan kami masih dalam tahap belajar.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya pembangun sangat diharapkan.
Mudah-mudahan dalam penyusunan makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pihak pihak yang berkepentingan,
sehingga dapat mempermudah dan melancarkan proses pembelajaran
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 5
C. Tujuan ................................................................................................ 5
D. Manfaat .............................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang
pemberian Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn . E dengan Harga Diri
Rendah
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memaparkan konsep dan teori terkait Haraga Diri Rendah.
b. Mampu memaparkan hasil pengkajian yang terkait dengan asuhan
keperawatan klien dengan Harga Diri Rendah.
c. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Harga Diri
Rendah.
d. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan
Harga diri Rendah.
e. Mampu membuat diagnosa keperawatan pada klien dengan Harga
Diri Rendah.
f. Mampu membuat rencana keperawatan pada klien dengan Harga
Diri Rendah.
g. Mampu membuat implementasi keperawatan pada klien dengan
Harga Diri Rendah.
h. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan
Harga Diri Rendah.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
a. Dapat mengerti dan menerapkan asuhan keperawatan jiwa pada klien
dengan Harga Diri Rendah.
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan asuhan
keperawatan pada klien dengan Harga Diri Rendah
c. Meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan Harga Diri Rendah
2. Bagi profesi
Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan lainnya dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan Harga Diri Rendah
sehingga klien mendapatkan penanganan tepat dan optimal.
d. performa peran
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan social
berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok social. Peran
yang ditetapkan adalah peran yang dijalani dan seseorang tidak
mempunyai pilihan. Peran yang di ambil adalah peran terpilih atau dipilih
oleh individu.
e. Identitas pribadi
prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertangguang jawab terhadap
kesatuan, kesinambungan,konsisten dan keunikan individu.prinsip tersebut
sama artinya dengan otonomi dan mencakup persepsi seksualitas
seseorang. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus
berlanjut sepanjang kehidupan,tetapi merupakan tugas utama pada masa
remaja.
3.Rentang Respon
a. Aktualisasi diri
pernyataan tentang konsep diri dengan yang positif dengan latar belakang
pengalaman sukses.
b. Konsep diri Positif
pasien mempunyai pengalaman yang positif dalam perwujudan
dirinya,dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahan secara jujur
dalam menilai suatu masalah sesuai dengan norma-norma social dan
kebudayaan suatu tempat jika menyimpang ini merupakan respon adaptif.
c. Harga diri Rendah
Transisi antara adaptif dan mal adaptif, sehingga individu cenderung
berfikir kearah negative.
d. Kerancuan identitas
kegagalan individu mengintegrasi aspek-aspek masa kanak-kanak kedalam
kematangan aspek psikologis, kepribadian pada masa dewasa secara
harmonis.
e. Depersionalisasi
perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepaniakan dan tidak dapat membedakan
dirinya dari orang lain sehingga mereka tidak dapat mengenal dirinya.
B. PROSES TERJADI MASALAH
Seseorang yang sering mencapai tujuan secara langsung mempengaruhi
perasaan untuk kemampuan (Harga diri tinggi) atau ketidak mampuan (Harga
diri rendah).Harga diri tinggi merupakan dasar mutlak terhadap penerimaan
diri,meskipun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap merasa
sebagi seseorang yang penting dan berharga. Hal ini meliputi penerimaan
secara komplek terhadap hidup seseorang.
Harga diri (Stuart & laraia,2005; stuart, 2009 ) berasal dari dua sumber
utama yaitu diri sendiri dan orang lain. Factor yang mempengaruhi harga diri
yang berasal dari diri sendiri seperti kegagalan yang berulang kali,kurang
mempunyai tanggung jawab personal,ketergantungan pada orang lain,dan ideal
diri yang tidak realistis.sedangkan yang berasal dari orang lain adalah
penolakan orang tua,harapan orang tua yang tidak realistik. Harga diri ini
didapat ketika seseorang merasa dicintai, dihormati dan ketika seseorang
dihargai dan dipuji.suliswati (2002) mengatakan bahwa individu akan merasa
harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan,disamping itu harga
diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan
cocok dengan ideal diri.
Sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering
mengalami kegagalan,tidak dicintai dan tidak diterima lingkungan.
Perkembangan harga diri seseorang sejalan dengan perkembangan konsep
diri,dimana konsep diri seseorang menurut Stuart,(2009) tidak terbentuk waktu
lahir tetapi dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik seseorang dalam
dirinya sendiri,dengan orang terdekat,dan dengan realitas dunia.Hal ini berarti
haeg diri akan meningkat sesuai meningkatnya usia. Untuk meningkatkan
harga diri seseorang, maka mulai dari masa kanak-kanak anak diberi
kesempatan untuk sukses;menananmkan cita-cita ;mendorong aspirasi;dan
membantu untuk membentuk pertahanan diri terhadap persepsi diri
(Coopersmith, 1967; Mruk, 1999 dalam stuart,2009)
Harga diri sangat mengancam pada masa adolescence/remaja, ketika
konsep diri sedang diubah dan banyak keputusan diri dibuat.sedangkan pada
usia dewasa harga diri menjadi stabil memberikan gambaran yang jelas tentang
dirinya dan cenderung lebih mampu menerima keberadaan dirinya dan kurang
idialis dari remaja(stuart,2009).Hal ini dapat diakaitkan dengan kematuran
seseorang,dimana semakin dewasa seseorang maka semakin baik cara
berfikirnya.Dengan banyaknya perubahan yang terjadi baik fisik maupun
psikososial serta banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya
sehingga remaja harus mampu menyesuaiakan diri dengan perubahn
tersebut.kondisi lain yang dapat mengancam harga diri remaja adalah tuntutan
yang harus dipilihnya, posisi peran, kemampuan meraih sukses serta
kemampuan berpartisipasi atau penerimaan dilingkungan masyarakat. Apabila
remaja tidak dapat melakukan penyesuai dengan kondisi tersebut, maka akan
menyebabkan harga diri rendah (Hawari,2001). Harga diri rendah dapat terjadi
secara situasional (Trauma) atau kronis (penilain yang negative terhdap diri
yang berlangsung lama).
Model stress Adaptasi Stuart dari keperawtan jiwa memandang prilaku
manusia dalam perspektif yang holistik terdiri atas biologis.psikologi dan
sosiokultural dan aspek-aspek tersebut saling berintergrasi dalam perawatan.
Komponen biopsikososial dari model tersebut termasuk dalam factor
predisposisi, prepitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan
mekanisme koping (Stuart & laraia,2005; Stuart, 2009 ) menurut Stuart (2009),
masalah harga diri rendah dapat dijelaskan dengan menggunakan
psikodinamika masalah keperawatan jiwa seperti skema di bawah ini.
Faktor predisposisi
Stressor prespitasi
Sumber koping
Mekanisme koping
Konstruktif Destruktif
Rentang Respon Koping
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Skema psikodinamika Masalah Keperawatan JIwa
(Stuart,2009)
1.Faktor predisposisi
Proses terjadinya harga diri rendah kronis juga di pegaruhi beberapa factor
predisposisi seperti biologis,psikologis, social dan cultural.
a. Faktor biologis
Faktor prsdisposisi yang berasal dari biologis dapat dilihat sebagai
suatu keadaan atau factor resiko yang dapat mempengaruhi peran serta
manusia dalam menghadapi stressor. Adapun yang termasuk dalam factor
biologis ini adalah:
1) Neuroanatomi
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada pasien depresi
dan skizoprenia sehingga pasien mengalami masalah harga diri rendah
kronis adalah:
a) Lobus prontal terlibat dalam dua fungsi serebral utama yaitu control
motorik gerakan voluntir termasuk fungsi bicara, fungsi pikir dan
control berbagai ekspresi emosi (Towsend,2009). Biasanya
kerusakan pada lobus frontal ini akan dapat menyebabkan gangguan
berfikr dan gangguan dalam berbicara serta tidak mampu mengontrol
emosi sehingga kognitif pasien negatif tentang diri,orang lain
lingkungan serta prilaku yang mal adaptif sebagai akibat kognitif
negative. Kondisi seperti ini menunjukan gejala harga diri rendah
pada pasien.
b) Lobus temporalis merupakan lobus yang letaknya paling dekat
dengan telinga dan mempunyai peran fungsional yang berkaitan
dengan pendengaran, keseimvangan dan juga sebagaian dari emosi
dan memori(Boyd & Nihart, 1998; Towsend,2009) fungsi utama
lobus temporalis adalah bahasa, ingatan dan emosi (Kapian ,et al,
1996). Lobus temporalis anterior mempunyai hubungan dengan
sistim limbik dalam perananya dalam proses emosi. Gangguan dalam
penerimaan dan penyampaian informasi secara verbal yang juga
dipengaruhi oleh daya ingat pasien akan mempengaruhi emosi
pasien yang akan menimbulkan harga diri rendah.
c) System limbic merupakan cincin kortek yang berlokasi di permukaan
medial masing-masing hemisfer dan mengelilingi pusat katup
serebrum. Fungsinya adalah mengatur persyarafan otonom dan
emosi (Suliswati,2002: stuart & laraia,2005). Kerusakan system
limbik menimbulkan beberapa gejala klinik seperti hambatan emosi,
perubahan kepribadian (Kaplan, et al, 1996). Menurut Boyd dan
Nihart,(1998) perubahan hipotesa dalam system limbik menunjukan
perubahan yang signifikan pada kelainan mental, skizoprenia,
depresi dan kecemasan. Hambatan emosi yang kadang berubah
seperti sedih ,dan terus merasa tidak berguna atau gagal terus
menerus akan membuat pasien mengalami harga diri rendah .
d) Hipothalamus adalah bagian dari diensefalon yaitu bagian dalam
dari serebrum yang menghubungkan otak tengah dengan hemisfer
serebrum.fungsi utamanya adalah sebagai respon tingkah laku
terhadap emosi dan juga mengatur mood dan motivasi
(suliswati,2002; stuart & laraia,2005). Kerusakan hipotalamus
membuat seseorang kehilangan mood dan motivasi sehingga kurang
aktivitas dan malas melakukan sesuatu. Kondisi seperti ini sering
kita temui pada pasien dengan harga diri rendah, dimana pasien
butuh lebih banyak motivasi dan dukungan terutama dari keluarga
dan juga oleh perawat dalam melaksanankan tindakan yang sudah
dijadwalkan bersama-sama.
2) Neurotransmiter
Selain gangguan pada struktur otak,apabila dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut dengan alat-alat tertentu kemungkinan akan ditemukan
ketidakseimbangan neurotransmitter di otak. Neurotransmitter adalah
kimia otak yang ditransmisikan oleh suatu neuron ke neuron lain
(stuart &laraia,2005). Neurotransmitter yang sangat berhubungan
dengan depresi adalah noreprineprin,dopamine,serotonin,acetilkolin
seperti:
a) Noreprineprin ( Boyd & Nihart,1998; suliswati,2002) berfungsi
untuk kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi ;proses
pembelajaran dan memori. Jika terjadi penurunan kadar
noreprineprin akan dapat mengakibatkan kelemahan dan
peningkatan harga diri rendah sehingga perilaku yang ditampilkan
pasien cenderung negative.
b) Serotonin ( Boyd & Nihart,1998) berperan sebagai pengontrol
nafsu makan ,tidur ,alam perasaaan ,halusinasi,persepsi
nyeri,muntah. Serotonin dapat mempengaruhi fungsi kognitif
(alam pikir),efektif (alam perasaan ) dan psikomotor (perilaku)
(Hawari,2001) jika mengalami penurunan akan mengakibatkan
kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar karena
pasien lebih dikuasai oleh kognitif-kognitif negative dan rasa
tidak berdaya.
c) Acetycholine (Ach) ( Boyd & Nihart,1998) berperan penting
untuk belajar dan memori. Jika terjadi peningkatan kadar
acetycholine akan menurunkan atensi mood , sehingga pada
pasien dengan harga diri rendah dapat kita lihat adanya gejala
kurangnya perhatian dan malas dalam beraktifitas.
d) Dopamine fungsinya mencakup regulasi gerak dan kordinasi,
emosi, kemampuan pemecahan masalah secara volunteer ( Boyd
& Nihart,1998;suliswati,2002). Transmisi dopamine berimplikasi
pada penyebab gangguan emosi tertentu. Disamping itu pada
pasien skizoprenia menurut hawari (2001) dopamine dapat
mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir), efektif (alam perasaan
)dan psikomotor (perilaku ). Kondisi ini pada pasien harga diri
rendah memperlihatkan adanya kognitif-kognitif negatif, pasien
selalu dalam keadaan sedih berkepanjangan serta menunjukan
perilaku yang menyimpang serta menarik diri dan
berkemungkinan untuk melakuakan bunuh diri.
b. Faktor Psikologis
Harga diri rendah sangat berhubungan dengan pola asuh dan
kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi. Penilaian individu
terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan
peran.termasuk dalam harga diri rendah situasional. Harga diri rendah
situasional merupakan pengembangan persepsi negatif tentang dirinya
sendiri pada suatu kejadian (NANDA,2011). Jika lingkungan tidak
meberikan dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi
secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri
rendah kronis.
Harga diri rendah kronis terjadi diawali dari individu berada pada
suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis),individu berusaha
menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul kognitif bahwa
diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Haraga
diri rendah juga merupakan komponen episode mayor, dimana aktifitas
merupakan bentuk hukuman atau punishment (Stuart & laraia,2005).
Harga diri rendah merupakan suatu kesedihan atau perasaan duka
berkepanjangan (Stuart&sundeen 2009).
Harga diri rendah adalah emosi normal manusia, tapi secara klinis
dapat bermakna patologik apabila memgaganggu prilaku sehari-hari,
menjadi pervasive dan muncul bersama penyakit lain. Hal-hal yang dapat
mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis
(Stuart&sundeen 2009). Meliputi penolakan orang tua ,harapan orang tua
yang tidak realistis,orang tua yang tidak percaya pada anaknya,tekana
teman sebaya, kurnag mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistik.
2.Faktor presipitasi
Seluruh factor predisposisi yang dialami pasien akan menimbulkan
harga diri rendah setelah adanya factor presipitasi yang berasal dari dalam diri
sendiri ataupun dari luar,antara lain ketegangan peran,konflik peran, peran
yang tidak jelas, peran berlebihan, perkembang transisi ,situasi transisi peran
dan transisi peran sehat sakit (Stuart&Laraia, 2005).
Factor prepitasi merupakan stimulus yang dapat berupa perubahan,
ancaman dan kebutuhan individu, memerlukan energy yang berlebihan yang
mengeluarkan suatu bentuk keteganagan dan stress (Cohen,2000 dalam stuart
& Laraia,2005).
Factor pencetus ini telah dialami dalam waktu yang lama oleh pasien.
Lama kelamaan pasien kehilangan kemampuan untuk mengatasi factor
pencetus tersebut.
a. Trauma : penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa
yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran : berhubungan dengan peran dan posisi yang diharapkan
dan individu mengalaminya sebagai frustasi.
1) Transisi peran perkembangan :perubahan normative yang berkaitan
dengan pertumbuhan.
2) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambahnya atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat sakit:sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat
dan keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan
bagian tubuh;perubahan ukuran,bentuk,penampilan, atau fungsi
tubuh;perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang
normal ; prosedur medis dan keperawatan.
c. Perilaku
perilaku adalah respon individu terhadap stimulus baik yang berasal dari
luar maupun dalam dirinya (Matra,1997). Menurut Notoadmodjo ,(2010)
perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas manusia , baik yang dapat
diamati langsung ,maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Perilaku atau aktivitas individu tidak muncul dengan sendirinya tetapi
sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh individu yang bersangkutan
baik dari stimulus eksternal maupun internal . Skiner,( 1938 dalam
Notoatmodjo ,2010) mengemukakan bahwa perilaku merupakan respon s
atau reaksi seseorang terhadap stimulus ( rangsangan dari luar). Sunaryo
(2004) bahwa perilaku adalah aktivitas yang timbul dari stimulus dan
respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena perilaku ini terjadi karena proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon.
Pada pasien dengan masalah harga diri rendah perilaku yang ditampilkan
maladaptif seperti :
1. Kurang aktivitas dan menurunnya aktivitas yang menyenangkan.
Aktivitas sehari-hari adalah keterampilan yang penting untuk kehidupan
sendiri , seperti pekerjaan rumah tangga, belanja, menyiapkan makanan,
mengelola uang dan kebersihan diri. Tujuan utam dati rehabilitasi
seseorang adalah untuk membantu individu untuk mengembangkan
kemandirian keterampilan hidup( Stuart & Laraia, 2005).
2. Menarik diri
Menurut keliat dkk,(2010) menarik diri merupakan suatu keadaan
dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama
sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya . pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain, karakteristik pasien
yang menarik diri adalah perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain,
merasa tidak aman berada dengan orang lain,merasa bosan dan lambat
menghabiskan waktu, tidak mampu berkonsentrasi dan membuat
keputusan, merasa tidak berguna dan tidak yakin dapat melangsungkan
hidup.
3. Kurang sosialisasi/ kurang keterampilan bersosialisasi
Stuart & Laraia (2005) menjelaskan bahwa sosialisasi adalah
kemampuan seseorang untuk lebih kooperatif dan saling
ketergantungan dengan orang lain. Kondisi ini dipengaruhi oleh fungsi
otak karena masalah dengan orang lain kita harus memahami
konsekuensi hubungan dari respon neuro biologik yang maladaptif.
Masalah sosial sering menjadi sumber utama perhatian pemberi
keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan karena efek nyata dari
penyakit yang sering menonjol dari segala yang berhubungan dengan
kogitif dan persepsi.
Masalah sosial dihasilkan secara langsung atau tidak langsung dari
penyakit . efek langsung terjadi ketika seseorang melakukan pencegah
dari masalah sosialisasi dengan menerima norma sosial kultural atau
ketika motivasi memburuk yang merupakan hasil dari menarik diri dari
lingkungan sosial dan isolasi dari aktivitas kehidupan . perilaku
langsung disebabkan karena masalah ketidakmampuan komunikasi
dengan baik, kehilangan gerak dan minat, keterampilan sosial
memburuk kebersihan diri yang jelek dan paranoid.
Efek tidak langdung dari sosialisasi adalah konsekuensi kedua dari
penyakit . sebagai contoh adalah menurunnya harga diri yang
berhubungan dengan kurang baik nya prestasi akademik dan sosial .
ketidaknyamanan sosial dan hasil isolasi sosial lebih lanjut menunjukan
hubungan yang signifikan. Masalah spesifik dalam pengembangan
hubungan temasuk hubungan sosial yang tidak pantas, tidak memihak
dalam aktivitas rekreasi, perilaku sosial yang tidak pantas, stigma yang
berhubungan dengan menarik diri dari teman, keluarga dan kelompok.
4. Merusak diri( menciderai diri) / resiko bunuh diri
Menciderai diri yaiitu aniaya diri , agresif diri yang di arahkan pada diri
sendiri, cidera yang membebani diri dan mutilasi diri. Bentuk umum
perilaku menciderai diri yaitu: malukai dan membakar kulit,
membenturkan kepala atau anggota tubuh, melukai anggota tubuh nya
sedikit demi sedikit dan atau menggigit jarinya.
Resiko bunuh diri merupakan keadaan dimana individu mengalami
resiko untuk menyakiti dirinya sendiri / melakukan tindakan yang dapat
mengancam kehidupan . perilaku destruktif diri langsung mencakup
setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niat nya adalah kematian dan
individu menyadari hal ini sebagai hasil yang diinginkan( Stuart &
Laraia, 2005).
d. Afek
afek merupakan sifat emosional yang nyata ( Stuart& Laraia,2005)
gambaran emosi yang sering kita temui pada pasien harga diri
rendah( Stuart& Laraia, 2005; Westermeyer, 2006) adalah kemarahan ,
kecemasan , rasa kesal, murung, ketidakberdayaan, keputusasaan ,
kesepian dan kesedihan , merasa berdosa dan kurang motivasi.
4. Penilaian Stressor
Apapun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh stressor psikologis,
sosiologis, atau fisiologis, elemen yang penting adalah persepsi pasien tentang
ancaman.
5. Sumber Koping
Semua orang ,tanpa memperhatikan gangguan perilakunya mempunyai
beberapa bidang kelebihan personal yang meliputi:
a. Aktivitas olahraga dan aktivitass diluar rumah
b. Hobi dan kerajinan tangan
c. Seni yang ekspresif
d. Kesehatan dan perawatan diri
e. Pendidikan atau pelatihan
f. Pekerjaan , vokasi atau posisi
g. Bakat tertentu
h. Kecerdasan
i. Imajinasi dan kreativitas
j. Hubungan interpersonal
6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk peertahanan koping jangka penfek atau
jangka panjang atau penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi
diri sendiri dalam menghadapi persepsi yang menyakitkan . pertahanan jangka
pendek mencakup:
a. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri
(misal:konser musik, bekerja keras, menontoon televisi secara obsesif)
b. Aktivitas yang memberi identitas pengganti sementara( misal: ikut serta
dalam klub sosial, agama , politik ,kelompok, gerakan , atau geng)
c. Aktivitas sementara yang menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu( misal: olahraga yang kompetitif, prestasi akademik,
kontes untuk mendapatkan popularitas)
Pertahanan jangka panjang mencakup:
a. Penutupan identitas
Adopsi identitas prematur yang di inginkan oleh orang terdekat tanpa
memperhatikan keinginan , aspirasi atau potensi diri individu.
b. Identitas negatif
Asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima
masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi,isolasi,
proyeksi, pengalihan(displacement), spliting, berbalik marah terhadap diri
sendiri dan amuk.
C. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Diagnosis keperawatan NANDA( dalam Stuart ,2009) yang berhubungan
dengan respon konsep diri yang maladaptif
1. Gangguan penyesuaian
2. Ansietas
3. Gangguan citra tubuh*
4. Hambatan komunikasi verbal
5. Ketidakefektifan koping
6. Keputusasaan
7. Gangguan identitas
8. Resiko kesepian
9. Ketidakberdayaan
10. Resiko ketidakberdayaan
11. Ketidakefektifan performa peran*
12. Defisit perawatan diri
13. Resiko harga diri rendah situasional
14. Harga diri rendah situasional*
15. Gangguan persepsi sensori
16. Ketidakefektifan pola seksualitas
17. Hambatan interaksi sosial
18. Isolasi sosial
19. Distress spritual
20. gangguan proses pikir
21. resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri
*Diagnosa keperawatan utama untuk perubahan konsep diri
objektif :
1. penurunan produktivitas
2. tidak berani menatap lawan bicara
3. lebih banyak menundukan kepala saat
berinteraksi
4. bisaca lambat dengan nada suara
lemah
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan: Harga diri rendah
Diagnosa medis : depersi
F. POHON MASALAH
EFFECT ISOLASI SOSIAL
(Direja, 2011)
- evaluasi kegiatan
pertama, kedua dan - evaluasi kegiatan
ketiga yang telah dilatih keluarga dalam
dan beri pujian membimbing pasien
SP 4. - bantu pasien memilih melaksanakan kegiatan
kegiatan keempat yang pertama, kedua dan
akan dilatih ketiga yang dipilih dan
- latih kegiatan keempat dilatih pasien. Beri
(cara dan alat) pujian
- masukan pada jadwal - bersama keluarga
kegiatan harian 4 melatih pasien dalam
kegiatan masing-masing melakukan kegiatan
2x/hari keempat yang di pilih
pasien
- jelaskan follow up ke
RSJ/PKM tanda
kambuh, rujukan
- anjurkan membantu
pasien sesuai jadawal
dan beri pujian
I. INTERVENSI SPESIALIS
A. IDENTITAS KIEN :
B. ALASAN MASUK
Klien dibawa ke RS Jiwa Daerah Provinsi Lampung pada tanggal 14 Maret 2016
klien diantar keluarga karena dirumah klien Sering berdiam diri dikamar, bicara
sendiri, bicara ngelantur klien juga sering marah- marah dan membanting barang
rumah tangga keluarga klien mengatakan klien menolak untuk minum obat ,
sehingga klien putus obat sejak 1 minggu sebelum masuk RS Jiwa keluarga
membiarkan klien putus obat sehingga klien kambuh kembali, dan Sikap klien
malah bertambah parah, akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa klien ke
RSJ Lampung. Kondisi klien saat ini masih terlihat banyak diam, tidak mau
ngobrol dengan temannya, dan menyendiri.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2008 dan klien pernah
melakukan pengobatan dan hasilnya berhasil, namun karena klien kurang
patuh minum obat dan control setiap bulanya sehingga klien kambuh lagi
Masalah Keperawatan : Regimen terapi kurang efektif
2. Pengobatan sebelumnya berhasil, namun karena klien tidak rutin minum
obat dan control setiap bulanya sehingga klien kambuh lagi sehingga
klien dibawa ke RS Jiwa
Masalah Keperawatan : ketidak patuhan minum obat
3. Penolakan, klien merasa tidak diterima oleh keluarganya karena sakitnya,
klien malu dan merasa tidak berguna bagi keluarganya
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
4. KLien mengatakan didalam Keluarganya tidak ada yang mengalami
riwayat gangguan jiwa seperti klien
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Klien mengatakan merasa malu tidak memiliki pekerjaan klien merasa di
kucilkan karena seorang pengangguran dan tidak berguna bagin
keluarganya dank lien merasa sedih karena diusianya umur 35 tahun
belum menikah dan tidak punya pacar hingga saat ini selalu ada dorongan
dari keluarga untuk segera menikah sehingga klien merasa tertekan
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital: TD:110/70 mmhg N: 76 x/menit S: 36,6 0C P:18 x/menit
2. Ukur : TB : 165 cm BB : 50 kg
3. Keluhan fisik :
Klien mengatakan lemas dan malas untuk melakukan sesuatu, klien tampak
lesu dan tidak bersemangat, klien tampak lusuh dan matanya kuning, pakaian
klien tampak kotor , rambut klien tampak acak-acakan, kulit klien kering dan
kusam,kuku klien panjang dan kotor,giginya terlihat kotor karena jarang sikat
gigi,penampilanya kurang rapi
Masalah keperawatan : intoleransi aktifitas ,defisit perawatan diri
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
:paien laki-laki
:pasien permpuan
:paien laki-laki meninggal
:pasien permpuan meninggal
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
Klien anak ketiga dari 3 bersaudara, klien masih ikut dengan orang tuanya
karena belum menikah pada saat mendapat masalah klien hanya berdiam diri klien
tidak terbuka terhadap keluarga, klien hanya diam menyendiri klien merasa
dibeda-bedakan oleh keluarganya bila mengambil keputusan klien jarang diikut
sertakan oleh keluarganya
Masalah keperawatan :koping keluarga tidak efektif
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan tidak suka dengan wajahnya klien merasa dirinya
tidak tampan sehingga tidak ada wanita yang mau denganya
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Saat dikaji penapilan klien tidak rapi, rambut aca-acakan baju
kumal lusuh, gigi kuning karena tidak pernah sikat gigi dan kuku
klien panjang dan kotor, kulit klien kotor kering dan bersisik serta
bulu kumis panjang, cara pakaian klien sesuai
Masalah keperawatan : deficit perawatan diri
2. Pembicaraan
Saat dikaji klien lebih banyak diam klien tidak mampu memulai
pembicaraan, dan klien menjawab pertanyaan sperlunya saja dan
klien juga sering membatasi pembicaraan dan merasa terganggu
saat diajak bercakap-cakapklien lebih senang berdiam diri.
Masalah keperawatan : isolasi social, kerusakan komunikasi
verbal
3. Aktivitas motorik
Klien lesu, tidak bersemangat, pada saat diajak bicara klien
berbicara seperlunya saja klien hanya duduk saja dan melakukan
aktifitas seperlunya saja
Masalah keperawatan: intoleransi aktifitas
4. Alam perasaan
Klien mengatakan ia putus asa karena ia takut tidak bisa membantu
keluarganya kareana ia sudah tidak bekerja lagi dan pernah masuk
RS jiwa selain itu menganggap dirinya tidak baik karean dulu,
klien pernah meresahkan tetangganya yaitu melempari kaca
tetangga dengan batu dan dianggap buruk oleh lingkunganya
Masalah keperawatan : Harga diri Rendah
5. Afek
Datar, karena selama interaksi klien banyak diam, menjawab
pertanyaan seperlunya terkadang klien memutus pembicaraan dan
klien langsung pergi menyendiri
Masalah keperawatan : isolasi sosial
6. Interaksi selama wawancara
Tidak kooperatif, klien susah sekali diajak komunikasi,klien hanya
menjawab seperlunya saja bahkan kadang tidak menjawab sama
sekali dan hanya menundukan kepalanya
Maslaha keperawatan : Isolasi Sosial
7. Persepsi
klien mengatakan terkadang mendengar suara-suara yang
menyuruhnya untuk melawan kakaknya, terkadang juga menyuruh
dirinya untuk melakukan hal yang diluar kemauan dia. Namun saat
ini sudah jarang sekali.
Masalah keperawatan : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
pendengaran
8. Proses pikir
Sircumstansial : pada saat berbicara dengan klien, klien tampak
berbicara berbelit-belit namun sampai tujuan pembicaraan yang
akan di bicarakan, klien tampak seketika berpindah-pindah topic
dari yang ditanyakan perawat pada saat diajak berkomunikasi
namun pada akhirnya sampai tujuan
Masalah keperwatan : gangguan proses pikir
9. Isi pikir
Pada saat diwawancara tidak ada perubahan isi pikiran dan tidak
ada tanda-tanda waham pada klien contohnya keyakinan klien yang
berlebihan terhadap sesuatu agama, kemampuan yang dimiliki, dan
kecurigaan terhadap sesuatu.
10. Tingkat kesadaran
Klien tampak bingung dan sering lupa terhadap tempat waktu
orang. Saat ditanya hari ini hari apa klien menjawab tidak tahu
MK: Gangguan proses pikir
11. Memori
Klien tidak mengingat bahwa dirinya pernah dirawat di RS jiwa,
padahal sudah pernah dirawat di RS jiwa, klien tidak mampu
menceritakan mengapa bisa masuk ke RS jiwa.
Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien tidak dapat konsentrasi dengan baik, karena pada saat
ditanya harus berulang-ulang, dan sulit untuk menjawab, klien
tidak mampu menjawab perhitungan yang ditanyakan oleh perawat
Masalah keperawata : Gangguan proses pikir
13. Kemampuan penilaian
Klien tidak mampu melakukan pilihan yang sederhana seperti
mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi.
Masalah keperawatan : kerusakan penilaian
14. Daya tilik diri
Klien mengatakan tidak sakit dan sehat sehat saja.
MK: Gangguan proses pikir
Analisa Data
DS:
Koping keluarga tidak
Klien mengatakan anak ketiga dari 3
efektif
bersaudara, dirinya masih ikut
dengan orang tuanya karena belum
menikah
Klien mengatakan pada saat
mendapat masalah klien hanya
berdiam diri klien tidak terbuka
terhadap keluarga, klien hanya diam
menyendiri
Klien mengatakan merasa dibeda-
bedakan oleh keluarganya bila
mengambil keputusan klien jarang
diikut sertakan oleh keluarganya
DS:-
DS: Kurang pengetahuan
Klien mengatakan kurang mengerti tentang
kondisi penyakitnya sekarang,
Klien mengatakan tidak mengerti fungsi dari
minum obat, efek dari obat. Klien pun belum
mengerti tentang dampak jika tidak meminum
obat.
DO:
DS: Kerusakan penilaian
Klien tidak mampu melakukan pilihan
yang sederhana seperti mandi dulu
sebelum makan atau makan dulu
sebelum mandi
DO:
DS:
Gangguan gambaran diri
Klien mengatakan tidak suka dengan wajahnya
klien merasa dirinya tidak tampan sehingga
tidak ada wanita yang mau denganya
DO:
DS:
gangguan identitas diri
Klien mengatakan belum menikah, klien tidak
puas sebagai laki-laki karena sampai sekarang
belum menikah.
DO:
DS:
Ketidak efektifan peran
Klien mengatakan berperan sebagai anak yang
belum bekerja pada usia 35 tahun
Klien mengatakan merasa belum dapat
membatu orang tuanya.
DO:-
DAFTAR MASALAH
1. HARGA DIRI RENDAH
2. ISOLASI SOSIAL
3. DEFISIT PERAWATANG DIRI
4. GSP HALUSINASI PENDENGARAN
5. RESIKO PRILAKU KEKERASAN
6. GANGGUAN PROSES PIKIR
7. GANGGUAN POLA TIDUR
8. KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF
9. KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF
10. KERUSAKAN PENILAIAN
11. \KERUSAKAN MEMORI
12. GANGGUAN GAMBARAN DIRI
13. GANGGUAN IDENTITAS DIRI
14. KETIDAKEFEKTIFAN PERAN
POHON MASALAH
- evaluasi kegiatan
pertama, kedua dan - evaluasi kegiatan
ketiga yang telah dilatih keluarga dalam
dan beri pujian membimbing pasien
SP 4. - bantu pasien memilih melaksanakan kegiatan
kegiatan keempat yang pertama, kedua dan
akan dilatih ketiga yang dipilih dan
- latih kegiatan keempat dilatih pasien. Beri
(cara dan alat) pujian
- masukan pada jadwal - bersama keluarga
kegiatan harian 4 melatih pasien dalam
kegiatan masing-masing melakukan kegiatan
2x/hari keempat yang di pilih
pasien
- jelaskan follow up ke
RSJ/PKM tanda
kambuh, rujukan
- anjurkan membantu
pasien sesuai jadawal
dan beri pujian
IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari / tgl : Senin, 4 April 2016 S:
Pukul : 13.30 Klien mengatakan dirinya merasa
Data: malu tidak mempunyai pekeraan
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari / tgl : Selasa, 5 April 2016
Pukul : 13.30
Data: S:
Klien mengatakan dirinya merasa malu tidak Klien mengatakan malu saat
mempunyai pekeraan (pengangguran) dan diusia diajak bicara dengan perawat.
Klien merasa senang telah latihan
35 tahun belum menikah
cara bicara saat melakukan
Klien mengatakan tidak berguna bagi kegiatan
keluarganya Klien mengatakan lebih segar
setelah mandi dan dandan
Klien mengatakan malas ngobrol dengan orang
Klien mengatakan sudah dapat
lain
berdandan tapi kadang kurang
Klien mengatakan mandi 2 X sehari namun tidak
rapi berpakaiannya
memakai sabun dan shampoo, dan menggosok
O:
gigi ,serta klien tampak tidak rapi
Klien mampu melakukan
Diagnosa Keperawatan
kegiatan yang klien bisa
Harga diri Rendah
Klien mampu latihan cara bicara
Isolasi sosial
saat melakukan kegiatan harian
Defisit perawatan diri
Klien mampu merawat diri
Tindakan keperawatan:
dengan berdandan
Pukul 08.00 WIB
Mengajarkan klien latihan kegiatan kedua (alat A:
dan caranya) Harga diri Rendah (+)
Pukul 10.00 WIB
Isolasi sosial (+)
Mengajarkan klien untuk latihan cara bicara saat
Defisit perawatan diri (+)
melakukan kegiatan harian (latih 2 kegiatan)
Pukul 12.00 WIB
P:
Mengajarkan klien untuk merawat diri dengan
Latihan dengan kegiatan yang
berdandan
klien bisa 2x sehari
RTL
Bicara saat melakukan 2
Latih kegiatan ketiga (alat dan caranya)
kegiatan, 2 X sehari
Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan
Berdandan 2 X sehari
harian (2 kegiatan baru)
Latih cara makan dan minum dengan baik
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari / tgl : Rabu,6 April 2016
Pukul : 13.30
Data: S:
Klien mengatakan malu saat diajak bicara Klien mengatakan tidak berani
dengan perawat ngobrol dengan temanya
Klien mengatakan sudah mulai Klien mengatakan senang telah
menggunakan cara bicara yang baik saat mampu melakukan dua kegiatan
melakukan kegiatan baru lagi
Klien mengatakan sudah dapat berdandan Klien mengatakan sudah mulai
tapi kadang kurang rapi berpakaiannya berbicara dengan baik saat
melakukan dua kegiatan
Diagnosa Keperawatan Klien mulai melakukan kegiatan
Harga Diri Rendah makan dan minum dengan baik
Isolasi sosial
Defisit perawatan diri O:
Klien mampu melakukan
Tindakan keperawatan: kegiatan yang dilatih
Pukul 08.00 WIB Klien mampu latihan cara bicara
Mengajarkan klien Latihan kegiatan saat melakukan kegiatan harian
ketiga (alat dan caranya) Klien mampu merawat diri
Pukul 10.00 WIB dengan berdandan
Mengajarkan klien untuk latihan cara
bicara yang baik saat melakukan 2 A:
kegiatan baru Harga Diri Rendah (+)
Pukul 12.00 WIB Isolasi sosial (+)
Mengajarkan klien untuk makan dan Defisit perawatan diri (+)
minum yang benar dan baik
P:
RTL Latihan dengan kegiatan yang
Latih kegiatan ke empat alat dan cara klien bisa 3x sehari
Latih klien cara bicara sosial: meminta Berbicara dengan melakukan 2
sesuatu dan menjawab pertanyaan kegiatan baru 2 X 1
Latih cara BAB dan BAK yang baik Klien makan 3 X 1
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari / tgl : Kamis, 7 April 2016
Pukul : 19.30
Data: S:
Klien mengatakan tidak berani ngobrol Klien mengatakan senang dapat
dengan temanya melakukan kegiatan harian yang
Klien mengatakan sudah mulai berbicara diajarkan
dengan baik saat melakukan dua kegiatan Klien merasa senang karena sikap
Klien mengatakan dapat melakukan menyendirinya sedikit berkurang
makan dan minum dengan baik tetapi Klien mengatakan sudah tidak
belum teratur kesepian lagi karena sudah mulai
banyak teman yang diajak ngobrol
Diagnosa Keperawatan Klien merasa nyaman setelah
Harga Diri Rendah melakukan BAB dan BAK dengan
Isolasi sosial baik
Defisit perawatan diri Klien merasa nyaman karena klien
sudah dapat merawat diri dengan
Tindakan keperawatan: baik dan benar. Klien tampak rapi
Pukul 14.00 WIB
Mengajarkan klien untuk Latihan O:
kegiatan ke empat alat dan cara Klien mampu melakukan kegiatan
Pukul 16.00 WIB ke empat
Mengajarkan klien untuk latihan cara Klien mampu bicara sosial
bicara sosial: meminta sesuatu dan Klien mampu BAB dan BAK
menjawab pertanyaan dengan baik
Pukul 18.00 WIB
Mengajarkan klien cara BAB dan BAK A:
yang baik Harga Diri Rendah (+)
RTL Isolasi sosial (+)
Evaluasi kegiatan latihan yang telah Defisit perawatan diri (+)
dilatih
Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, P:
berbicara saat melakukan kegiatan harian Melakukan 2 kegiatan 2 X 1
dan sosialisasi Bicara sosial 2 X 1
Evaluasi kegiatan latihan perawatan diri, BAB dan BAK 2 X 1
kebersihan diri, berdandan, makan dan
minum, BAB dan BAK
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari / tgl : Jumat, 8 April 2016 S:
Pukul : 19.30 Klien mengatakan merasa
senang dapat melakukan
Data: kegiatan harian
Klien mengatakan senang dapat Klien mengatakan rasa ingin
melakukan kegiatan harian yang diajarkan menyendirinya mulai hilang,
Klien mengatakan sudah tidak kesepian klien mulai mengobrol
lagi karena sudah mulai banyak teman Klien mengatakan sudah dapat
yang diajak ngobrol melakukan perawatan terhadap
Klien merasa nyaman karena klien sudah dirinya sendiri
dapat merawat diri dengan baik dan benar. O:
Klien tampak rapi Klien mampu mengontrol harga
diri rendah dengan latihan
Diagnosa Keperawatan kegiatahn harian
Harga Diri Rendah Klien mampu mengontrol
Isolasi sosial masalah isolasi sosial dengan
Defisit perawatan diri melakukan semua kegiatan yang
telah diajarkan (berkenalan,
Tindakan keperawatan: latihan cara bicara yang baik,
Pukul 14.00 WIB bicara sosial)
Mengevaluasi kegiatan latihan yang telah Klien mampu melakukan
di latih perawatan diri; mandi,
Pukul 16.00 WIB berdandan, makan dan minum,
Mengevaluasi kegiatan latihan BAB dan BAK
berkenalan, berbicara saat melakukan A:
kegiatan harian dan sosialisasi Harga Diri Rendah (+)
Pukul 18.00 WIB Isolasi sosial (+)
Mengevaluasi kegiatan latihan perawatan Defisit perawatan diri (+)
diri, kebersihan diri, berdandan, makan P:
dan minum, BAB dan BAK Kegiatan mengontrol Harga Diri
RTL Rendah dengan kegiatan harian
Tingkatkan latihan kegiatan harian 3X1
Tingkatkan latihan kegiatan harian Kegiatan mengontrol ISOS
Tingkatkan latihan kegiatan harian dengan beberapa cara 2 X 1
Kegiatan mengontrol DPD
dengan beberapa cara 2 X 1
DAFTAR PUSTAKA