You are on page 1of 10

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SC ATAS INDIKASI SOLUSIO

PLASENTA
A. Pengkajian
1. BIODATA
a. Identitas pasien
Nama : Ny. A
Jenis kelaminn : perempuan
Umur : 24 tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Pendidikan : SMU

Nama suami : Tn. A


Umur : 28 tahun
Alamat : jln samanhudi komplek asim kodim no 22
binjai
Pekerjaan : TNI AD
Pendidikan : SMU

b. Keluhan utama
1) Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri.
2) Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim
bertambah dengan dorongan yang berkumpul dibelakang plasenta,
sehingga rahim tegang.
3) Perdarahan yang berulang-ulang.

c. Riwayat penyakit sekarang


Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darah,
darah yang keluar sedikit banyak, terus menerus. Akibat dari
perdarahan pasien lemas dan pucat. Sebelumnya biasanya pasien pernah
mengalami hypertensi esensialis atau pre eklampsi, tali pusat pendek
trauma, uterus yang sangat mengecil (hydroamnion gameli) dll.

d. Riwayat penyakit masa lalu


Pasien mengatakan ini kehamilan peratamanya dan saat kehamilan ini
pasein mengalami hipertensi esensial atau preeklamsi.

1
e. Riwayat psikologi
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak
mengetahui asal dan penyebabnya.

f. Riwayat kehamilan dan persalinan


1)Gravida : G 1 P0A1
2)HPHT : 5-5-2016
3)TTP : 12-2-2017
4)Umur kehamilan : 32 mgg
5)Jenis persalinan : sectio caesaria
6)Plasenta lahir : lahir
7)Penolong : dokter

g. Riwayat menstruasi
1) Haid bulan sebelumnya bulan mei
2) Lamanya : 7 hari
3) Siklus : 30 hari

h. Riwayat kesehatan keluarga


Di keluarga Ny. T dan Tn. D tidak mempunyai penyakit menular,
seperti TBC, penyakit menurun seperti DM dan hipertensi.

i. Riwayat kontrasepsi
Klien mengatakan belum ada rencana dalam penggunaan alat KB.

j. Data kebiasaan sehari-hari


1) Pola nutrisi
Sebelum masuk RS : pasien makan 3 kali sehari, dengan lauk pauk
dan sayuran, minum 4-6 gelas/hari
Saat dikaji : pasien baru makan porsi dan minum 2
gelas setelah operasi pada jam 13.00 WIB
2) Pola eliminasi
Sebelum masuk RS : pasien mengatakan BAB 1 x/hari dan BAK
4-6 x/hari
Saat dikaji : Ny. T BAK melalui selang kateter dan
belum BAB
3) Pola aktivitas

2
Sebelum masuk RS : pasien mengatakan saat dirumah dia bisa
mengerjakan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga tanpa
bantuan
Saat dikaji : pasien dapat beraktivitas dengan bantuan
keluarga terbaring di tempat tidur belum ada mobilisasi
4) Pola istirahat
Sebelum masuk RS : pasien biasanya tidur selama 7-8 jam/hari
tanpa gangguan
Saat dikaji : pasien mengalami gangguan karena nyeri
pada luka operasi dan lingkungan yang ramai serta panas.
5) Pola seksual
Sebelum sakit : pasien mengatakan biasanya pola seksual 2
hari sekali
Saat dikaji : pasien mengalami gangguan seksual karena
nyeri pada luka operasi.
k. Adaptasi psikologis masa nifas
1) Pola interaksi klien dengan orang (tenaga kesehatan) menggunakan
teknik wawancara
2) Ibu merasa senang bayinya lahir dengan selamat
3) Suasana hati klien gelisah, klien mengatakan selalu memikirkan
bayinya dan selalu bertanya tentang keadaan luka operasinya.
4) Klien berharap cepat sembuh dan ingin berkumpul kembali lagi dengan
bayi dan keluarganya

l. Riwayat social budaya


Hubungan klien :
1) Hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat baik.
2) Selama di RS, interaksi klien dengan petugas kesehatan baik.
3) Yang paling berarti adalah suami, anak, dan keluarga.

m. Data spiritual
Klien seorang muslim, taat menjalankan sholat 5 waktu
n. Pengetahuan ibu tentang masa nifas
1) Perawatan masa nifas
Memberikan penjelasan agar mengetahui perawatan pada saat masa
nifas dengan melakukan personal hygiene.
2) Perawatan payudara
Dilakukan sambil memperagakan/memberikan penjelasan agar
perawatan buah dada dilakukan setiap hari dengan cara masase dan

3
puting susu ditarik keluar dan berikan HE setiap mandi harus
membersihkan mamae.
3) Perawatan perineum
Setiap kali BAB / BAk perineum ibu harus dibersihkan untuk
mencegah terjadinya infeksi, apabila pakaian dalam basah perlu diganti
dengan pakaian dalam yang kering.

o. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum

Kesadaran : composmetis

Postur tubuh : gemuk

Raut wajah : pucat

2) Tanda-tanda vital

Tensi : 120/80 mmHg


Nadi : 89 x/menit
Suhu : 37,8 oC
RR : 24 x/menit

3) Pemeriksaan cepalo caudal

Kepala : rambut lurus, hitam, panjang sebahu, tidak beruban, tidak


ada luka
Muka : pucat, tidak oedema ada cloasma
Hidung : pernafasan cuping hidung
Mata : conjunctiva anemis
Dada : bentuk dada normal, RR meningkat, nafas cepat dan
dangkal

Abdomen :

Inspeksi : Perut besar (buncit), terlihat etrio pada area perut,


terlihat linea alba dan ligra
Palpasi : Rahim keras, fundus uteri naik
Auskultasi: Tidak terdengar DJJ, tidak terdengar gerakan janin.

4
Genetalia :Hiperpregmentasi pada vagina, vagina berdarah /
keluar darah yang merah kehitaman, terdapat farises pada kedua
paha / femur.
Ekstimitas : Akral dingin, tonus otot menurun.

2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan b.d. perdarahan ditandai dengan
conjungtiva anemis, akral dingin, Hb turun, muka pucat, dan lemas.
b. Risiko tinggi terjadinya letal distress berhubungan dengan perfusi
darah ke plasenta berkurang.
c. Nyeri akut b.d. kontraksi uterus ditandai terjadi distress/ pengerasan
uterus, nyeri tekan uterus.

5
3. Intervensi keperawatan

6
Diagnosa Tujuan dan Rencana
No Rasional Implementasi
keperawatan Kriteria Hasil keperawatan
1. Gangguan Setelah diberikan a. Monitor tanda a. TD, frekuensi nadi a. Memonitori TTV pasien
b. Mengobservasi tingkat
perfusi askep, diharapkan tanda vital yang rendah, frekuensi
b. Observasi tingkat perdarahan setiap 15
1 jaringan b.d. perfusi jaringan RR dan suhu tubuh
pendarahan setiap menit sekali
. perdarahan pasien adekuat, yang tinggi
c. Mencatat intake dan
15-20 menit
ditandai dengan kriteria menunjukkan
c. Catat intake dan output
dengan hasil : gangguan sirkulasi d. Berkolaborasi dalam
output
conjungtiva a. Conjunctiva d. Kolaborasi dalam darah memberikan terapi
b. Mengantisipasi
anemis, akral tidak anemis pemberian terapi infuse isotonic
b. Akral hangat terjadinya shock e. Berkolaborasi
dingin, Hb infuse isotonic
c. Hb normal c. Produksi urin yang
e. Kolaborasi dalam pemberiam transfusi
turun, muka d. Muka tidak
kurang dari 30 ml/jam
pemberian darah
pucat, dan pucat, dan
menunjukkan
tranfusi darah
lemas. pasien tidak
penurunan fungsi
apabila Hb
lemas.
ginjal
rendah
d. Cairan infus isotonic
dapat mengganti
volume darah yang
hilang akibat
pendarahan
e. Tranfusi darah dapat
menggan volume darah
yang hilang akibat
pendarahan
2. Risiko tinggi Setelah diberikan a. Jelaskan risiko a. Memberikan a. Menjelaskan risiko
askep, diharapkan
terjadinya terjadinya penjelasan mengenai terjadinya distress
tidak terjadi fetal
2 letal distress distress, dengan distress risiko terjadinya janin/kematian janin 7
kriteria hasil:
. berhubungan janin/kematian distress janin pada pada ibu
a. DJJ
b. mengobservasi
dengan janin pada ibu klien membuat klien
normal/terdenga
8
4. Catatan perkembangan
N Tgl/hr/ Implementasi Evaluasi
o dx
1 Tgl 13- a. Memonitori TTV pasien S= klien mengatakan sudah
b. Mengobservasi tingkat
2-17 tidak pusing
08:00 perdarahan setiap 15 menit O=
wib sekali Tensi : 120/80 mmHg
DX 1 c. Mencatat intake dan
Nadi : 89 x/menit
output Suhu : 37,8 oC
d. Berkolaborasi dalam RR : 24 x/menit
memberikan terapi infuse
A= masalah teratasi
isotonic P= intervensi dihentikan
e. Berkolaborasi pemberiam
transfusi darah

2 Tgl Tgl a. Menjelaskan risiko S= klien mengatakan


O= DJJ 120 x/menit
13-2-17 terjadinya distress
Bayi lahir selamat
10:00
janin/kematian janin pada A=masalah teratasi
wib P= intervensi dihentikan
ibu
DX 2
b. mengobservasi perubahan
frekuensi dan pola DJ
janin
c. memberikan O2 10-12 liter
dengan masker jika terjadi
tanda-tanda fetal distress
3 Tgl 13- a. Menjelaskan penyebab S= klien mengatakan sudah
2-2017 nyeri pada klien tidak merasakan nyeri
12: 00 b. Mengajarkan teknik O= pasien tampak tenang
A= masalah teratasi
wib relaksasi distraksi
P=intervensi dihentikan
DX 3
pernapasan
c. Memberikan posisi yang
nyaman (miring ke kiri /
kanan)
d. Memberikan teknik
relaksasi massage pada

9
perut dan punggung
e. Melibatkan suami dan
keluarga dalam tindakan
pengontrolan nyeri
f. Berkolaborasi dalam
pemberian obat analgetik

10

You might also like