You are on page 1of 12

Andalas Dental Journal P a g e | 78

TINJAUAN PUSTAKA

MANIFESTASI ORAL PADA PASIEN TERINFEKSI VIRUS


HIV/AIDS

(ORAL MANIFESTATION OF HIV INFECTION)


Sri Ramayanti1

Abstrak
Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) merupakan penyakit epidemi meningkat di seluruh dunia.
Kasus pertama AIDS di Indonesia ditemukan pada tahun 1987 di Bali, tetapi penyebaran HIV di Indonesia
meningkat setelah tahun 1995. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan sampai pada tahun 2012
ditemukan kasus HIV sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang serta jumlah penderita yang
meninggal dunia sebanyak 1.146 orang. Studi pustaka ini bertujuan untuk menggambarkan manifestasi oral
pada pasien yang terinfeksi HIV dan penatalaksanaannya. Lesi oral yang paling sering ditemukan pada
pasien yang terinfeksi HIV adalah kandidiasis. Lesi oral yang lain yang mungkin ditemukan yaitu necrotizing
ulcerative gingivitis, linear gingival erythema, hairy leukoplakia, sarkoma kaposi, infeksi Herpes Simplek
Virus, Recurrent Aphthous Ulcers, Virus Varicella Zoster (VZV), Citomegalo Virus (CMV), Virus Papiloma
Manusia (HPV), Kondiloma Akumilatum, Limfoma Sel-B Non Hodgkins dan Karsinoma Sel Squamosa, dan
Sarkoma Kapossi. Penatalaksanaan yang terbaik adalah melalui tindakan pencegahan dan pemeriksaan
gigi mulut secara rutin untuk mempertahankan kesehatan dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Kata kunci : Infeksi HIV, manifestasi oral

Abstract

Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) epidemic is increasing all over the world. The first AIDS
case in Indonesia was found in 1987 in Bali, but the spread of HIV in Indonesia increased after 1995. Based
on data from the Ministry of Health until the year 2012 as many as 21 511 cases of HIV and AIDS as many
as 5,686 people and the number of patients who died as many as 1,146 people. This literature study aims to
describe the oral manifestations in HIV-infected patients and its management. Oral lesions are most
commonly found in HIV-infected patients is candidiasis. Other oral lesions that might be found that
necrotizing ulcerative gingivitis, linear gingival erythema, hairy leukoplakia, Kaposi's sarcoma, herpes
simplex virus infections, Recurrent Aphthous Ulcers, Varicella Zoster Virus (VZV), Citomegalo Virus (CMV),
Human Papilloma Virus (HPV), Condyloma Akumilatum, Lymphoma Non-Hodgkins B-cell and squamous
cell carcinoma, and Sarcoma Kapossi. The best management is through preventive measures and oral
routine exam to maintain oral health and achieve a better quality of life.
Keywords: HIV infection, oral manifestations

1
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas

78
Andalas Dental Journal P a g e | 79

PENDAHULUAN juga Human T-Cell Lymphotrophic Virus


(suatu retrovirus). Setelah melalui
Acquired immune deficiency syndrome
perdebatan yang panjang, penyebab
(AIDS) merupakan penyakit epidemi
AIDS kemudian ditetapkan sebagai HIV
meningkat di seluruh dunia tanpa
untuk menggantikan LAV dan HTLV.
perawatan pasti. AIDS pertama kali
Sampai saat ini telah ditemukan 2 subtipe
ditemukan pada tahun 1981 di Los
HIV yaitu HIV-1 dan HIV-2. Kedua virus
Angeles, namun secara resmi Centers for
tersebut dapat menyebabkan AIDS,
Disease Control (CDC) baru
namun perjalanan penyakit yang
mengumumkan istilah tersebut pada
disebabkan oleh HIV-2 berlangsung lebih
tahun 1982 dimana telah terdapat 593
lama.2, 5
Virus tersebut menyebar di
1, 2
kasus. Kasus pertama AIDS di
dalam darah, air mata, saliva, air susu,
Indonesia ditemukan pada tahun 1987 di
cairan spinal, sekresi vagina dan cairan
Bali, tetapi penyebaran HIV di Indonesia
semen dari orang yang terinfeksi dan
meningkat setelah tahun 1995.3
menyebar terutama melalui kontak
Berdasarkan data dari Kementerian
seksual, darah, atau produk-produk darah,
Kesehatan, pada tahun 2012 ditemukan
transplantasi organ, atau secara perinatal.6
kasus HIV sebanyak 21.511 orang dan
Virus HIV dikenal sebagai virus
AIDS sebanyak 5.686 orang serta jumlah
limfadenopati atau virus limfotropik sel
penderita yang meninggal dunia sebanyak
T. HIV mempunyai kemampuan melekat
1.146 orang.4 AIDS merupakan penyakit
dan membunuh limfosit CD4 sehingga
baru dengan angka kematian yang tinggi,
mengurangi imunitas humoral dan
karena jumlah penderita meningkat dalam
imunitas yang diperantarai sel. Untuk
waktu singkat dan sampai sekarang
berada dalam tubuh manusia HIV harus
belum dapat ditanggulangi dengan tuntas.
langsung masuk ke dalam aliran darah.
Acquired immune deficiency
Di luar tubuh manusia HIV cepat mati
syndrome (AIDS) adalah suatu penyakit
oleh air panas, sabun, dan bahan pencuci
menular yang disebabkan oleh Human
hama. Jangka waktu antara kontak awal
Immuno Deficiency Virus yang dahulu
sampai munculnya infekksi bervariasi.
disebut Lymphadenopaty Associated
Umumnya berkisar antara 3-6 bulan
Virus (LAV) yang kemudian di Amerika
setelah terpapar. Orang-orang yang
Serikat bernama Human T-Cell Leukemia
terinfeksi HIV biasanya menunjukkan
Virus III (HTLV-III). HTLV-III disebut
limfadenopati menyeluruh dan menetap
Andalas Dental Journal P a g e | 80

(PGL) yang kemudian diikuti oleh AIDS- kemungkinan besar terjadi trauma
related complex (ARC). Hal tersebut atau jejas
ditandai oleh limfadenopati, kelelahan ,
Diagnosis Klinis
penurunan berat badan, demam, diare,
Infeksi HIV-1 dapat diketahui melalui
alergi kulit, kandidiasis oral, hairy
metode sebagai berikut : 5, 8
leukoplakia, dan virus herpes rekuren.1
1. Deteksi serum antibodi dari 1 atau
Melihat jumlah penderita HIV/AIDS
lebih protein sel yang terinfeksi HIV-
yang makin meningkat, dokter gigi
1
memiliki kemungkinan besar untuk
2. Deteksi dari spiral antigen darah atau
menjumpai penderita HIV/AIDS yang
jaringan pasien, menggunakan
belum terdiagnosis selama memberikan
antibodi monoklonal atau poliklonal
pelayanan kesehatan gigi. Manifestasi
yang diarahkan melawan antigen
oral pada penderita HIV/AIDS ini sangat
spiral spesifik.
penting untuk diketahui karena seringkali
3. Co-cultivation darah atau jaringan
merupakan indikasi klinis pertama bahwa
dari sel mononuklear darah perifer
seseorang terinfeksi HIV atau anggota
yang terinfeksi berasal dari donor
keluarga lainnya telah terinfeksi HIV. 7
HIV-1 negatif, dan hingga sekarang
PEMBAHASAN masih sering digunakan.
Diagnosis laboratorium dapat
Epidemiologi
dilakukan dengan 2 (dua) cara : 2
Populasi yang mempunyai risiko
1. Cara langsung, yaitu isolasi virus dari
tinggi tertular AIDS diantaranya : 1, 2, 5, 8
sampel spesimen darah atau jaringan.
1. Pria homoseksual
Umumnya dengan menggunakan
2. Heteroseksual
mikroskop elektron dan deteksi
3. Wanita tuna susila
antigen virus. Salah satu cara deteksi
4. Pengguna obat suntikan
antigen virus adalah Polymerase
5. Penerima transfusi darah
Chain Reaction (PCR).
6. Penerima transplantasi jaringan
2. Cara tidak langsung, yaitu dengan
7. Penderita hemofilia
melihat respon zat anti spesifik
8. Bayi yang lahir dari ibu yang
dengan melakukan tes klinis,
menderita AIDS atau resiko tinggi
misalnya :
9. Petugas kesehatan yang berhubungan
dengan alat atau instrumen yang
Andalas Dental Journal P a g e | 81

a. ELISA, biasanya memberikan minor dan bisa juga menunjukkan


hasil positif setelah 3 6 kelainan-kelainan seperti
bulan terinfeksi. pembengkakan nodus limfatikus,
b. Western Blot. berkeringat malam hari, kehilangan
Pemeriksaannya cukup sulit, berat badan, dan lain-lain.
mahal, dan memerlukan waktu 3. Individu dengan ARC. Antibodi HIV
sekitar 24 jam. Mutlak positif, dan menunjukkan
diperlukan untuk konfirmasi limfadenopati, berkeringat malam
hasil ELISA positif. hari, kehilangan berat badan, demam,
Jika hasil tersebut positif, malaise, dan diare.
menunjukkan bahwa orang tersebut 4. Individu dengan AIDS termasuk
mempunyai antibodi terhadap HIV, Sarkoma Kapossi, sindrom SSP
berarti orang tersebut terinfeksi HIV dan disertai infeksi oportunistik yang
dapat menularkannya pada orang lain. mengancam hidup. Dapat
Jika hasil tes tersebut negatif, orang menunjukkan limfadenopati general
tersebut tidak terinfeksi HIV, atau dengan penurunan berat badan
terinfeksi HIV tetapi tes tersebut drastis, kelelehan, diare kronis,
dilakukan pada periode jendela demam kronis, dan berkeringat di
(window period) yaitu 0 6 bulan sejak malam hari.
orang tersebut terinfeksi HIV. Sebaiknya
Manisfestasi Oral
tes diulangi lagi setelah 3 6 bulan untuk
Kandidiasis Oral
memastikan.5, 8
Kandidiasis oral seringkali merupakan
Manifestasi Klinis
gejala awal dari infeksi HIV. Faktor
Penderita yang mengidap HIV utama etiologi kandidiasis oral adalah
dikategorikan menjadi 4 kelompok, yaitu jamur Candida albicans, meskipun
1, 2
: spesies lain dari Candida dapat terlibat.
1. Individu dengan antibodi HIV positif, Prevalensi yang dilaporkan bervariasi
namun asimtomatik dan tidak secara luas, sampai setinggi 72% pada
menunjukkan kelainan dalam anak-anak dan 94% pada orang dewasa.
pemeriksaan. Kandidiasis oral yang dapat dibedakan
2. Individu dengan antibodi HIV positif, menjadi 4 (empat) bentuk, yaitu :
ditambah perubahan laboratorium pseudomembranosis (Gambar 1),
Andalas Dental Journal P a g e | 82

eritematus (atropik), hiperplastik, dan


keilitis angularis. Jumlah Candida
albicans dalam saliva pada penderita HIV
positif dan tampaknya meningkat
bersamaan dengan menurunnya rasio
limfosit CD4 : CD8. Jenis
pseudomembranosus tampak sebagai Gambar 1. Pseudomembranous
membran putih atau kuning yang melekat candidias pada penderita
dan dapat dikelupas dengan jalan AIDS6
mengeroknya, meninggalkan mukosa
Terapi kandidosis oral pada penderita
eritematus di bawahnya. Keadaan ini
HIV positif terdiri atas pemberian obat-
dapat mengenai mukosa dimana saja,
obat topikal, seperti nystatin atau
tetapi lidah dan palatum lunak adalah amphotericin B, walaupun obat-obat
daerah yang paling sering terkena. tersebut kurang efektif dan gejala dapat
Kondisi ini biasanya akut, tetapi pada kambuh lagi. Selain itu, dapat pula
penderita HIV bisa bertahan beberapa
dilakukan terapi sistemik dengan
bulan. Bentuk eritmatus ditandai oleh
ketoconazole, fluconazole atau
daerah merah dan gundul pada bagian
itraconazole. Penggunaan obat-obat
dorsum lidah. Kandidosis hiperplastik sistemik tersebut sangat efektif tetapi
kronis pada HIV merupakan sub tipe terjadi kekebalan diantara beberapa strain
yang paling langka, tetapi dapat kandida perlu diwaspadai.5, 9, 10
menimbulkan bercak putih pada mukosa
Oral Hairy Leukoplakia
bukal. Tipe ini harus dibedakan dengan
hairy leukoplakia, yang seringkali Oral hairy leukoplakia (OHL) lebih
mengandung kandida pada permukaanya. umum terjadi pada orang dewasa yang
Semua jenis kandidosis dapat diikuti terinfeksi HIV daripada anak yang
dengan terjadinya keilitis angularis yang terinfeksi HIV. Prevalensi OHL pada
tampak sebagai fisur merah dan sakit orang dewasa adalah sekitar 20% -25%,
pada sudut mulut, terutama pada meningkat dengan CD4 + menurun
penderita HIV positif.6, 9, 10 jumlah limfosit, sedangkan pada anak
prevalensinya sekitar 2% -3%. Kehadiran
OHL adalah tanda imunosupresi berat.10
OHL merupakan lesi putih, tidak
Andalas Dental Journal P a g e | 83

berbatas jelas, berkerut, menonjol pada HIV-Associated Periodontal Disease


tepi lateral lidah dan berkaitan dengan Penyakit periodontal merupakan
virus Epstein Barr dan infeksi HIV. Lesi penyakit umum di antara pasien yang
awal tampak sebagai plak vertikal, putih,
terinfeksi HIV. Hal ini ditandai dengan
besar, pada tepi lateral lidah, dan
gusi berdarah, bau mulut, nyeri /
umumnya bilateral. Lesi-lesi tersebut
ketidaknyamanan, gigi goyang, dan
dapat menutup permukaan lateral dan kadang-kadang luka. Prevalensi luas
dorsal lidah, meluas ke mukosa pipi dan berkisar antara 0% dan 50%. Jika tidak
palatum (Gambar 2) . Lesi tersebut tanpa diobati, HIV-Associated Periodontal
gejala dan tidak dapat dihapus, serta
Disease dapat berkembang menjadi
mengganggu estetika. Bukti histologi
infeksi yang mengancam jiwa, seperti
tampak tonjolan mirip rambut
angina ludwig dan noma (cancrum oris).
hiperkeratotik, kolisitosis, sedikit radang Gambaran klinis dari HIV-Associated
dan infeksi kandida. Hal ini sangat Periodontal Disease terdiri dari 4 (empat)
penting karena dapat digunakan untuk bentuk yaitu:
meramalkan perkembangan AIDS.5, 9, 11
1. Linear gingival erythema ditandai
OHL biasanya tidak memerlukan dengan terdapatnya garis merah
pengobatan apapun, tetapi dalam kasus sebesar 2-3 mm sepanjang
yang parah dianjurkan untuk memberikan
marginal gingiva, berhubungan
antiviral sistemik. Ketika OHL dikaitkan
dengan eritema difus pada
dengan kandidiasis oral, manajemen
attached gingiva dan mukosa
10
terapi kandidiasis oral diperlukan. mulut. Perawatannya dapat
dilakukan scaling dan root
planning serta penggunaan
chlorhexidin gluconat 0,5 oz
dikumur selama 30 detik dan
dibuang setiap 12 jam. 10
2. NUG lebih sering terjadi pada
orang dewasa dibandingkan anak.
Gambar 2. Oral Hairy Leukoplakia pada
Hal ini ditandai dengan adanya
penderita AIDS 6
ulserasi, pengelupasan, dan
nekrosis satu atau lebih papila
Andalas Dental Journal P a g e | 84

interdental, disertai rasa sakit, ditandai dengan lesi


pendarahan, dan halitosis berbau ulceronecrotic akut dan sakit pada
busuk (Gambar 3). Terapi dengan mukosa oral yang menyebabkan
debridement saja atau terbukanya tulang alveolar.10
dikombinasi dengan metronidazol
Pengelolaan dan pengendalian HIV-
jika terdapat demam, malaise, dan
Associated Periodontal Disease dimulai
anoreksia.6, 9 dengan menjaga kebersihan mulut yang
baik setiap hari. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan menyikat gigi, flossing
dan penggunaan obat kumur yang
merupakan cara yang efektif untuk
mencegah dan mengendalikan penyakit
periodontal.10

Herpes Simplex Virus (HSV)


Gambar 3. Necrotizing Ulseratif
Gingivitis6 Infeksi (HSV) dapat bersifat primer
(herpes gingivostomatitis) atau sekunder
3. NUP ditandai hilangnya jaringan (herpes labialis). Prevalensi infeksi HSV
lunak dan gigi secara luas dan oral bervariasi antara 10% dan 35% pada
cepat (Gambar 4). 10 orang dewasa dan anak-anak yang
terinfeksi HIV. Adanya infeksi HSV
selama lebih dari 1 bulan merupakan
suatu gejala terjadinya AIDS. Virus ini
terdapat dalam jumlah yang besar pada
penyakit mulut yan diderita oleh pasien
AIDS. Infeksi HSV membentuk
Gambar 4. Kehilangan tulang Anterior sekelompok vesikel biasanya terlokalisasi
dan posterior pada yang terjadi pada mukosa berkeratin
Necrotizing Ulseratif (palatum keras, gingiva) dan batas
Periodontitis6 vermillion bibir dan kulit perioral.
Vesikel pecah dan membentuk luka yang
4. Necrotizing Stomatitis merupakan
menyakitkan tidak teratur dan seringkali
kelanjutan yang parah dari NUP
terjadi penggabungan vesikel-vesikel
yang tidak diobati. Hal ini
Andalas Dental Journal P a g e | 85

tersebut menjadi ulkus yang besar. Hal jumlahnya lebih sedikit dan ukuran lebih
ini menyebabkan terganggunya proses besar dengan diameter (1-3 cm), lebih
pengunyahan dan penelanan yang akan sakit serta bertahan lebih lama. Ulkus ini
mengakibatkan terjadinya penurunan mengganggu pengunyahan, menelan, dan
9, 10
asupan oral dan dan dehidrasi. berbicara. Penyembuhan terjadi lebih 2-6
Pengobatan dilakukan dengan terapi minggu. Ulkus aphthous herpetiform
sistemik acyclovir 800mg peroral setiap berupa lesi kecil (1-2 mm) yang tersebar
4 jam selama 10 hari. Pada kasus resisten di langit-langit lunak, amandel, lidah, dan
acyclovir bisa difunakan foscarnet 24- mukosa bukal. Pengobatan. Pengobatan
40mg/kg peroral setiap 8 jam.Obat awal bagi kasus ini adalah kontrol nyeri
antivirus topical dapat digunakan untuk dan pencegahan superinfeksi. Pengobatan
lesi herpes labial dan perioral. secara topikal dengan pasta triamcinolon
Pengobatan ini lebih efektif jika 0,1%, bethametason fosfat, fluocinonide
dilakukan dalam tahap infeksi 0,05%, dexamethasone elixir 0,5mg/ml.10
prodromal.10
Virus Varicella Zoster (VZV)
Recurrent Aphthous Ulcers Lebih sering kambuh pada pasien HIV
Ini terjadi pada sekitar 1% -7% dari positif daripada pasien biasa. Gambaran
pasien yang terinfeksi HIV. Ditandai klinisnya sama, tetapi prognosisnya lebih
dengan ulser yang sakit pada mukosa buruk pada pasien imunosupresi. VZV
oral tidak berkeratin, seperti mukosa menimbulkan vesikel multipel yang
labial dan bukal, langit-langit lunak, dan terletak pada batang tubuh atau wajah
ventral lidah. Lesi aphthous berulang secara unilateral dan biasanya sembuh
yang parah biasanya terjadi bila jumlah sendiri dan unilateral. Vesikel-vesikel
+
limfosit CD4 kurang dari 100 sel / uL. kepala dijumpai disepanjang cabang saraf
Gambaran klinisnya bisa berupa ulser trigeminus, baik intra maupun ektra oral.
minor, mayor atau herpetiform. Ulkus Pembentukan vesikel, gabungan vesikel,
Aphthous kecil adalah ulkus kurang dari ulkus, dan terbentuknya sisik adalah khas
5 mm ditutupi oleh pseudomembran dan pada infeksi VZV. Sakit menyayat adalah
dikelilingi oleh halo eritematosa. gejala utamanya, dapat menetap sebagai
Biasanya sembuh secara spontan tanpa post herpetik neuralgia. Terapi dengan
jaringan parut . Ulkus aphthous besar acyclovir seringkali digunakan untuk
menyerupai ulkus aphthous kecil, tetapi
Andalas Dental Journal P a g e | 86

mempercepat penyembuhan dan Kondiloma Akumilatum


meringankan gejala.6, 9 Disebut juga kutil kelamin, menonjol,
Citomegalo Virus (CMV) kecil, lunak, merah muda sampai abu-abu

CMV terdapat hampir 100 % pada pria kotor yang mempunyai permukaan

homoseksual HIV positif dan hampir 10 seperti kembang kol. Lesi ini multipel,

% anak-anak pada AIDS. Virus ini kambuh, dan bergabung, menjadi lebih
lebar, berbintil-bintil, dan tak bertangkai.
mempunyai predileksi untuk jaringan
Lesi ini dapat dijumpai pada mukosa
kelenjar saliva dan dijumpai dalam saliva
mulut, tertuma ventral lidah, gusi,
pasien. Perubahan peradangan meliputi
pembengkakan kelenjar parotis unilateral mukosa bibir, dan palatum. Penularan

dan bilateral serta xerostomia. Lesi oral terjadi secara kontak langsung yaitu

tidak spesifik dan bisa terjadi pada semua penjalaran secara kontak dari anus ke
daerha genitalia. Perawatan yang
mukosa.6, 8, 9
dilakukan adalah eksisi ipkal dan
Virus Papiloma Manusia (HPV)
menghilangkan semua lesi dari pasangan
HPV sering dijumpai pada orang yang seksual yang terinfeksi.6, 9
terinfeksi HIV. Telah dikenal lebih dari
Sarkoma Kapossi
65 serotipe, dengan berbagai lesi
mukokutan, seperti papiloma squamosa, Seringkali Kapossi merupakan tumor
sel endotelial ganas yang hampir selalu
veruka vulgaris, hiperplasia epitel fokal
terjadi pada penderita HIV positif.
(penyakit Heck) dan kondiloma
Keganasan itu adalah tumor dari
akumilatum.8, 9 Lesi lebih banyak terjadi
pada orang dewasa (1% -4% kasus) proliferasi vaskuler yang terjadi pada

dibandingkan pada anak-anak. Gambaran kulit maupun jaringan mukosa. Lesi


terjadi pada palatum, tampak sebagai
klinisnya seperti kembang kol, berduri,
bercak berdarah/ungu pada tahap awal
atau timbul dengan permukaan datar.
yang akan berubah menjadi eksofitik.
Lokasi yang paling umum adalah mukosa
labial dan bukal. Pengobatan mungkin Penyebabnya belum diketahui, namun

diperlukan untuk pasien dengan beberapa diperkirakan berkaitan dengan CMV.

lesi. Pengobatan topikal dengan resin Sarkoma Kapossi ditandai oleh 3 tahap.
Awalnya, keganasan merupakan makula
podhopyllin 25%, bedah eksisi, terapi
merah tanpa gejala, selanjutnya
laser dan cryotherapi.10
membesar menjadi plak merah biru. Lesi
Andalas Dental Journal P a g e | 87

yang lanjut nemapak sebagai nodula biru 2. Rencana perawatan untuk pasien HIV
ungu, berlobus, berulserasi, dan sama dengan pengobatan pasien
menyebabkan sakit. Perawatannya adalah kompleks lainnya dengan potensial
paliatif dengan memakai radiasi dan terjadinya kerusakan fatal. 4 (empat)
5, 6, 8, 9
kemoterapi. parameter yang perlu
dipertimbangkan untuk formulasi
Limfoma Sel-B Non Hodgkins dan
rencana perawatan yang tepat pada
Karsinoma Sel Squamosa
pasien ini adalah:
Seringkali dihubungkan dengan
a. Kondisi kesehatan pasien
infeksi HIV sebagai akibat dari penjagaan
menentukan kemampuannya
kekebalan abnormal yang dapat
untuk bertahan pada kunjungan
meningkatkan proliferasi neoplastik.
perawatan dental.
Limfoma nonhodgkins sering tampak
b. Hal yang penting untuk
sebagai masa ungu, difus, cepat
memperbaiki fungsi
berproliferasi dari kompleks palatum
penyembuhan pasien.
retromolar. Karsinoma sel squamosa
c. Prognosis pasien, dan
sering dijumpai sebagai lesi putih
d. Keadaan keuangan.
kemerahan atau berulserasi pada tepi
lateral lidah.6, 8 Pencegahan

Mengingat cara transmisi virus AIDS


Pertimbangan Perawatan gigi
berlangsung melalui hubungan seksual,
Sebagai seorang dokter gigi
menggunakan jarum suntik bersama dan
pertimbangan utama dalam perawatan
sebagian kecil melalui transfusi darah
dental adalah untuk meminimalisasi
maupun komponen darah. Oleh karena itu
kemungkinan penularan HIV dari pasien
ada beberapa cara yang dapat ditempuh
yang terinfeksi kepada mereka sendiri,
untuk mengurangi penularan penyakit :
para staf, dan pasien lain.1
1. Kontak seksual harus dihindari
1. Meskipun saliva tidak menimbulkan
dengan orang yang diketahui
penularan virus, namun potensi itu
menderita AIDS dan orang yang
tetap ada. Prosedur dental yang
sering menggunakan obat bius secara
bersinggungan dengan jaringan lunak
intravena.
dapat menyebabkan saliva bercampur
2. Mitra seksual multipel atau hubungan
darah, yang merupakan tempat
seksual dengan orang yang
penularan HIV.
Andalas Dental Journal P a g e | 88

mempunyai banyak teman kencan menjadi AIDS. Penatalaksanaannya


seksual, memberikan kemungkinan meliputi pengobatan anti jamur, anti
besar tertular AIDS. virus, dan antibiotik, serta perawatan
3. Cara hubungan seksual yang dapat terhadap gigi dan jaringan
merusak selaput lendir rektal, dapat pendukungnya, dengan
memperbesar kemungkinan mendapat mempertimbangkan status imunologi.
AIDS.
Pencegahan dan pemeriksaan gigi
4. Dianjurkan untuk menggunakan
dan mulut secara rutin juga diperlukan,
kondom.
untuk mempertahankan kesehatan dan
5. Kasus AIDS pada orang yang
mencapai kualitas hidup pasien yang
menggunakan obat bius intravena
terinfeksi yang lebih baik. Dokter gigi
dapat dikurangi dengan cara
hendaknya mempunyai pengetahuan yang
memberantas kebiasaan buruk
cukup mengenai manifestasi oral dari
tersebut dan melarang penggunaan
infeksi HIV sehingga dapat mendeteksi
jarum suntik bersama.
secara dini dan melakukan
6. Semua orang yang tergolong beresiko
penatalaksanaannya dengan tepat.
tinggi AIDS seharusnya tidak
menjadi donor. Di Amerika masalah KEPUSTAKAAN
ini dapat dipecahkan dengan adanya
1. Samaranayake L, Huber MA, Redding SW.
penentuan zat anti-AIDS dalam darah Infectious Disease. Burket's Oral Medicine.
Eleventh ed. Hamilton: BC Decker Inc;
melalui cara Enzyme Linked Immuno 2008. p. 502-07.

Sorbent Assay (ELISA). 2. Little JW, Falace DA, Miller CS, Rhodus
NL. Dental Management of The Medically
7. Para dokter harus ketat mengenai Compromised Patient. Seventh ed. St. Louis,
indikasi medis transfusi darah autolog Missouri: Mosby; 2008 p. 280-301.

yang dianjurkan untuk dipakai. 3. Depkes RI. Pedoman Nasional Perawatan,


Dukungan dan Pengobatan bagi ODHA.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberantasan
KESIMPULAN Penyakit Menular & Penyehatan
Lingkungan Depkes RI; 2003.

Berbagai manifestasi oral di atas yang 4. Kemenkes RI. Statistik Kasus HIV/AIDS di
Indonesia. Jakarta: Ditjen PP & PL
sering ditemukan pada pasien yang Kemenkes RI; 2012.
terinfeksi HIV berhubungan langsung
5. Scully C. Oral and Maxillofacial Medicine
dengan tingkat imunosupresinya, yang The Basis of Diagnosis and Treatment.
Second ed. Philadelphia: Elsevier; 2008. p.
dapat menjadi indikator infeksi HIV dan 305-14.

prediksi perkembangan infeksinya


Andalas Dental Journal P a g e | 89

6. Langlais RP, Miller CS, Nield-Gehrig JS. Hamilton, London: BC Decker Inc; 2003. p.
Colour Atlas of Common Oral Disease. 150-59.
Fourth ed. Philadelphia: Lippincot
Williams&Wilkins; 2009. p. 182-85. 10. Vaseliu N, Kamiru H, Kabue M. Oral
Manifestations of HIV Infection In: Baylor
7. Kahabuka F, Fabian F, Petersen P, International Pediatric AIDS Initiative,
Nguvumali H. Awareness of HIV/AIDS and editor. HIV Curriculum for The Health
its oral manifestations among people living Professional. Houston, Texas, U.S.A: Baylor
with HIV in Dar es Salaam, Tanzania. College of Medicine; 2010. p. 184-93.
African Journal of AIDS Research
2007;6(1):9195. 11. Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK. Oral
Phatology Clinical Pathologic Correlation.
8. Cawson RA, Odell EW. Cawson's Essentials fifth ed. St. Louis, Missouri: Saunders
of Oral Phatology and Oral Medicine. Elsevier; 2008. p. 80-81.
Eighth ed. London: Elsevier; 2008. p. 350-
61.

9. Neville BW, Damm DD, White DK. Color


Atlas of Clinical Oral Pathology. second ed.

You might also like