Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Abstrak
Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) merupakan penyakit epidemi meningkat di seluruh dunia.
Kasus pertama AIDS di Indonesia ditemukan pada tahun 1987 di Bali, tetapi penyebaran HIV di Indonesia
meningkat setelah tahun 1995. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan sampai pada tahun 2012
ditemukan kasus HIV sebanyak 21.511 orang dan AIDS sebanyak 5.686 orang serta jumlah penderita yang
meninggal dunia sebanyak 1.146 orang. Studi pustaka ini bertujuan untuk menggambarkan manifestasi oral
pada pasien yang terinfeksi HIV dan penatalaksanaannya. Lesi oral yang paling sering ditemukan pada
pasien yang terinfeksi HIV adalah kandidiasis. Lesi oral yang lain yang mungkin ditemukan yaitu necrotizing
ulcerative gingivitis, linear gingival erythema, hairy leukoplakia, sarkoma kaposi, infeksi Herpes Simplek
Virus, Recurrent Aphthous Ulcers, Virus Varicella Zoster (VZV), Citomegalo Virus (CMV), Virus Papiloma
Manusia (HPV), Kondiloma Akumilatum, Limfoma Sel-B Non Hodgkins dan Karsinoma Sel Squamosa, dan
Sarkoma Kapossi. Penatalaksanaan yang terbaik adalah melalui tindakan pencegahan dan pemeriksaan
gigi mulut secara rutin untuk mempertahankan kesehatan dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Kata kunci : Infeksi HIV, manifestasi oral
Abstract
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) epidemic is increasing all over the world. The first AIDS
case in Indonesia was found in 1987 in Bali, but the spread of HIV in Indonesia increased after 1995. Based
on data from the Ministry of Health until the year 2012 as many as 21 511 cases of HIV and AIDS as many
as 5,686 people and the number of patients who died as many as 1,146 people. This literature study aims to
describe the oral manifestations in HIV-infected patients and its management. Oral lesions are most
commonly found in HIV-infected patients is candidiasis. Other oral lesions that might be found that
necrotizing ulcerative gingivitis, linear gingival erythema, hairy leukoplakia, Kaposi's sarcoma, herpes
simplex virus infections, Recurrent Aphthous Ulcers, Varicella Zoster Virus (VZV), Citomegalo Virus (CMV),
Human Papilloma Virus (HPV), Condyloma Akumilatum, Lymphoma Non-Hodgkins B-cell and squamous
cell carcinoma, and Sarcoma Kapossi. The best management is through preventive measures and oral
routine exam to maintain oral health and achieve a better quality of life.
Keywords: HIV infection, oral manifestations
1
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas
78
Andalas Dental Journal P a g e | 79
(PGL) yang kemudian diikuti oleh AIDS- kemungkinan besar terjadi trauma
related complex (ARC). Hal tersebut atau jejas
ditandai oleh limfadenopati, kelelahan ,
Diagnosis Klinis
penurunan berat badan, demam, diare,
Infeksi HIV-1 dapat diketahui melalui
alergi kulit, kandidiasis oral, hairy
metode sebagai berikut : 5, 8
leukoplakia, dan virus herpes rekuren.1
1. Deteksi serum antibodi dari 1 atau
Melihat jumlah penderita HIV/AIDS
lebih protein sel yang terinfeksi HIV-
yang makin meningkat, dokter gigi
1
memiliki kemungkinan besar untuk
2. Deteksi dari spiral antigen darah atau
menjumpai penderita HIV/AIDS yang
jaringan pasien, menggunakan
belum terdiagnosis selama memberikan
antibodi monoklonal atau poliklonal
pelayanan kesehatan gigi. Manifestasi
yang diarahkan melawan antigen
oral pada penderita HIV/AIDS ini sangat
spiral spesifik.
penting untuk diketahui karena seringkali
3. Co-cultivation darah atau jaringan
merupakan indikasi klinis pertama bahwa
dari sel mononuklear darah perifer
seseorang terinfeksi HIV atau anggota
yang terinfeksi berasal dari donor
keluarga lainnya telah terinfeksi HIV. 7
HIV-1 negatif, dan hingga sekarang
PEMBAHASAN masih sering digunakan.
Diagnosis laboratorium dapat
Epidemiologi
dilakukan dengan 2 (dua) cara : 2
Populasi yang mempunyai risiko
1. Cara langsung, yaitu isolasi virus dari
tinggi tertular AIDS diantaranya : 1, 2, 5, 8
sampel spesimen darah atau jaringan.
1. Pria homoseksual
Umumnya dengan menggunakan
2. Heteroseksual
mikroskop elektron dan deteksi
3. Wanita tuna susila
antigen virus. Salah satu cara deteksi
4. Pengguna obat suntikan
antigen virus adalah Polymerase
5. Penerima transfusi darah
Chain Reaction (PCR).
6. Penerima transplantasi jaringan
2. Cara tidak langsung, yaitu dengan
7. Penderita hemofilia
melihat respon zat anti spesifik
8. Bayi yang lahir dari ibu yang
dengan melakukan tes klinis,
menderita AIDS atau resiko tinggi
misalnya :
9. Petugas kesehatan yang berhubungan
dengan alat atau instrumen yang
Andalas Dental Journal P a g e | 81
tersebut menjadi ulkus yang besar. Hal jumlahnya lebih sedikit dan ukuran lebih
ini menyebabkan terganggunya proses besar dengan diameter (1-3 cm), lebih
pengunyahan dan penelanan yang akan sakit serta bertahan lebih lama. Ulkus ini
mengakibatkan terjadinya penurunan mengganggu pengunyahan, menelan, dan
9, 10
asupan oral dan dan dehidrasi. berbicara. Penyembuhan terjadi lebih 2-6
Pengobatan dilakukan dengan terapi minggu. Ulkus aphthous herpetiform
sistemik acyclovir 800mg peroral setiap berupa lesi kecil (1-2 mm) yang tersebar
4 jam selama 10 hari. Pada kasus resisten di langit-langit lunak, amandel, lidah, dan
acyclovir bisa difunakan foscarnet 24- mukosa bukal. Pengobatan. Pengobatan
40mg/kg peroral setiap 8 jam.Obat awal bagi kasus ini adalah kontrol nyeri
antivirus topical dapat digunakan untuk dan pencegahan superinfeksi. Pengobatan
lesi herpes labial dan perioral. secara topikal dengan pasta triamcinolon
Pengobatan ini lebih efektif jika 0,1%, bethametason fosfat, fluocinonide
dilakukan dalam tahap infeksi 0,05%, dexamethasone elixir 0,5mg/ml.10
prodromal.10
Virus Varicella Zoster (VZV)
Recurrent Aphthous Ulcers Lebih sering kambuh pada pasien HIV
Ini terjadi pada sekitar 1% -7% dari positif daripada pasien biasa. Gambaran
pasien yang terinfeksi HIV. Ditandai klinisnya sama, tetapi prognosisnya lebih
dengan ulser yang sakit pada mukosa buruk pada pasien imunosupresi. VZV
oral tidak berkeratin, seperti mukosa menimbulkan vesikel multipel yang
labial dan bukal, langit-langit lunak, dan terletak pada batang tubuh atau wajah
ventral lidah. Lesi aphthous berulang secara unilateral dan biasanya sembuh
yang parah biasanya terjadi bila jumlah sendiri dan unilateral. Vesikel-vesikel
+
limfosit CD4 kurang dari 100 sel / uL. kepala dijumpai disepanjang cabang saraf
Gambaran klinisnya bisa berupa ulser trigeminus, baik intra maupun ektra oral.
minor, mayor atau herpetiform. Ulkus Pembentukan vesikel, gabungan vesikel,
Aphthous kecil adalah ulkus kurang dari ulkus, dan terbentuknya sisik adalah khas
5 mm ditutupi oleh pseudomembran dan pada infeksi VZV. Sakit menyayat adalah
dikelilingi oleh halo eritematosa. gejala utamanya, dapat menetap sebagai
Biasanya sembuh secara spontan tanpa post herpetik neuralgia. Terapi dengan
jaringan parut . Ulkus aphthous besar acyclovir seringkali digunakan untuk
menyerupai ulkus aphthous kecil, tetapi
Andalas Dental Journal P a g e | 86
CMV terdapat hampir 100 % pada pria kotor yang mempunyai permukaan
homoseksual HIV positif dan hampir 10 seperti kembang kol. Lesi ini multipel,
% anak-anak pada AIDS. Virus ini kambuh, dan bergabung, menjadi lebih
lebar, berbintil-bintil, dan tak bertangkai.
mempunyai predileksi untuk jaringan
Lesi ini dapat dijumpai pada mukosa
kelenjar saliva dan dijumpai dalam saliva
mulut, tertuma ventral lidah, gusi,
pasien. Perubahan peradangan meliputi
pembengkakan kelenjar parotis unilateral mukosa bibir, dan palatum. Penularan
dan bilateral serta xerostomia. Lesi oral terjadi secara kontak langsung yaitu
tidak spesifik dan bisa terjadi pada semua penjalaran secara kontak dari anus ke
daerha genitalia. Perawatan yang
mukosa.6, 8, 9
dilakukan adalah eksisi ipkal dan
Virus Papiloma Manusia (HPV)
menghilangkan semua lesi dari pasangan
HPV sering dijumpai pada orang yang seksual yang terinfeksi.6, 9
terinfeksi HIV. Telah dikenal lebih dari
Sarkoma Kapossi
65 serotipe, dengan berbagai lesi
mukokutan, seperti papiloma squamosa, Seringkali Kapossi merupakan tumor
sel endotelial ganas yang hampir selalu
veruka vulgaris, hiperplasia epitel fokal
terjadi pada penderita HIV positif.
(penyakit Heck) dan kondiloma
Keganasan itu adalah tumor dari
akumilatum.8, 9 Lesi lebih banyak terjadi
pada orang dewasa (1% -4% kasus) proliferasi vaskuler yang terjadi pada
lesi. Pengobatan topikal dengan resin Sarkoma Kapossi ditandai oleh 3 tahap.
Awalnya, keganasan merupakan makula
podhopyllin 25%, bedah eksisi, terapi
merah tanpa gejala, selanjutnya
laser dan cryotherapi.10
membesar menjadi plak merah biru. Lesi
Andalas Dental Journal P a g e | 87
yang lanjut nemapak sebagai nodula biru 2. Rencana perawatan untuk pasien HIV
ungu, berlobus, berulserasi, dan sama dengan pengobatan pasien
menyebabkan sakit. Perawatannya adalah kompleks lainnya dengan potensial
paliatif dengan memakai radiasi dan terjadinya kerusakan fatal. 4 (empat)
5, 6, 8, 9
kemoterapi. parameter yang perlu
dipertimbangkan untuk formulasi
Limfoma Sel-B Non Hodgkins dan
rencana perawatan yang tepat pada
Karsinoma Sel Squamosa
pasien ini adalah:
Seringkali dihubungkan dengan
a. Kondisi kesehatan pasien
infeksi HIV sebagai akibat dari penjagaan
menentukan kemampuannya
kekebalan abnormal yang dapat
untuk bertahan pada kunjungan
meningkatkan proliferasi neoplastik.
perawatan dental.
Limfoma nonhodgkins sering tampak
b. Hal yang penting untuk
sebagai masa ungu, difus, cepat
memperbaiki fungsi
berproliferasi dari kompleks palatum
penyembuhan pasien.
retromolar. Karsinoma sel squamosa
c. Prognosis pasien, dan
sering dijumpai sebagai lesi putih
d. Keadaan keuangan.
kemerahan atau berulserasi pada tepi
lateral lidah.6, 8 Pencegahan
Sorbent Assay (ELISA). 2. Little JW, Falace DA, Miller CS, Rhodus
NL. Dental Management of The Medically
7. Para dokter harus ketat mengenai Compromised Patient. Seventh ed. St. Louis,
indikasi medis transfusi darah autolog Missouri: Mosby; 2008 p. 280-301.
Berbagai manifestasi oral di atas yang 4. Kemenkes RI. Statistik Kasus HIV/AIDS di
Indonesia. Jakarta: Ditjen PP & PL
sering ditemukan pada pasien yang Kemenkes RI; 2012.
terinfeksi HIV berhubungan langsung
5. Scully C. Oral and Maxillofacial Medicine
dengan tingkat imunosupresinya, yang The Basis of Diagnosis and Treatment.
Second ed. Philadelphia: Elsevier; 2008. p.
dapat menjadi indikator infeksi HIV dan 305-14.
6. Langlais RP, Miller CS, Nield-Gehrig JS. Hamilton, London: BC Decker Inc; 2003. p.
Colour Atlas of Common Oral Disease. 150-59.
Fourth ed. Philadelphia: Lippincot
Williams&Wilkins; 2009. p. 182-85. 10. Vaseliu N, Kamiru H, Kabue M. Oral
Manifestations of HIV Infection In: Baylor
7. Kahabuka F, Fabian F, Petersen P, International Pediatric AIDS Initiative,
Nguvumali H. Awareness of HIV/AIDS and editor. HIV Curriculum for The Health
its oral manifestations among people living Professional. Houston, Texas, U.S.A: Baylor
with HIV in Dar es Salaam, Tanzania. College of Medicine; 2010. p. 184-93.
African Journal of AIDS Research
2007;6(1):9195. 11. Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK. Oral
Phatology Clinical Pathologic Correlation.
8. Cawson RA, Odell EW. Cawson's Essentials fifth ed. St. Louis, Missouri: Saunders
of Oral Phatology and Oral Medicine. Elsevier; 2008. p. 80-81.
Eighth ed. London: Elsevier; 2008. p. 350-
61.