Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Stroke, cerebrovascular accident, (CVA) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika
pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya
aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau
mematikan sel-sel saraf di otak. (Jauch, 2005).
Pada tanggal 29 Oktober diperingati sebagai hari stroke dunia, saat ini diingatkan
bahwa 1 dari 6 orang menderita stroke dan hampir setiap 6 detik seseorang meninggal
karena stroke.World Stroke Organization (WSO) mencatat hampir 85% orang yang
mempunyai faktor resiko dapat terhindar dari stroke bila menyadari dan mengatasi faktor
resiko tersebut sejak dini.Badan kesehatan dunia (WHO) memprediksi bahwa kematian
akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker
kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030.
Data yang dirilis oleh Yayasan Stroke Indonesia sungguh membuat kita khawatir.
Dinyatakan bahwa kasus stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi terus
melonjak. Pada tahun 2004, beberapa penelitian di sejumlah rumah sakit menemukan
pasien rawat inap yang disebabkan stroke berjumlah 23.636 orang. Sedangkan yang rawat
jalan atau yang tidak dibawa ke dokter/rumah sakit tidak diketahui jumlahnya. Namun
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 berhasil mendata kasus stroke di wilayah
perkotaan di 33 provinsi dan 440 kabupaten. Riskesdas tahun 2007 ini berhasil
mengumpulkan sebanyak 258.366 sampel rumah tangga perkotaan dan 987.205 sampel
anggota rumah tangga untuk pengukuran berbagai variabel kesehatan masyarakat.
Hasilnya, stroke merupakan pembunuh utama di antara penyakit-penyakit noninfeksi di
kalangan penduduk perkotaan. Ha ini perlu diantisipasi dengan cara menyebarluaskan
pengetahuan tentang bahayanya stroke, misalnya lewat internet, seminar, media massa,
dan penelitian-penelitian yang terkait dengan teknologi penunjang stroke.
1.2 Tujuan Penulisan Laporan Jurnal
1.2.1 Memaparkan informasi terkini dengan evidence based di area medis tentang
teknologi terbaru yang dapat menunjang dunia kesehatan
1.2.2 Meningkatkan critical thinking tentang manfaat hasil penelitian teknologi
tersebut bagi dunia keperawatan.
9
BAB II
JURNAL PENELITIAN
(Terlampir)
BAB III
PEMBAHASAN
9
independent adjudicators, respectively, were: identification of
intracranial hemorrhage 1.0 (0.921.0), 1.0 (0.931.0), neoplasm 1.0
(0.921.0), 1.0 (0.931.0), any radiological contraindication to
thrombolysis 1.0 (0.921.0), 0.85 (0.651.0), early ischemic changes
0.62 (0.280.96), 0.58 (0.300.86), and hyperdense artery sign 0.40
(0.010.80), 0.44 (0.060.81).
3.1.5.4 Conclusions : CT head interpretations of telestroke network patients
by vascular neurologists using ResolutionMD on Smartphones were in
excellent agreement with interpretations by spoke radiologists using a
Picture Archiving and Communications System and those of
independent telestroke adjudicators using a desktop viewer.
3.1.6 Tanggal publikasi : 11 September 2012
9
akut dilakukan tindakan standar CT scan otak nonkontras sebagai bagian dari
pemeriksaan kegawat darurat. Hasil CT scan otak nonkontras dievaluasi oleh
satu dari lima hub VNs(dengan ResMD yang terdapat di iPhone 4), satu dari
10 partisipan menggunakan radiologi dengan PACS, dan 2 diantara yang tidak
terlihat menggunakan QREADS.
4.1.7 Kelebihan-kekurangan:
4.1.7.1 Kelebihan dari penelitian ini adalah merupakan suatu
metode teknolgy terbaru dalam bidang kesehatan berdasarkan
sebuah penelitian. Metode seperti ini lebih mempermudah tim
kesehatan dalam mendiagnosis penyakit-penyakit stroke akut
secara cepat,mudah dan efesien demi hasil yang terbaik.
4.1.7.2 Kekurangan dari penelitian ini adalah sulit untuk menggunakan
metode-metode seperti ini pada dareah-daerah tertentu yang
masih memeiliki keterbatasan dalam mengakses jaringan
internet, yang pada akhirnya akan lebih memeperhambat
penegakan suatu diagnosa.
4.1.8 Manfaat Penelitian :
9
yang dapat menghemat waktu dan ketidaknyamanan perjalanan.
Tidak perlu pergi ke tempat dokter. Pasien cukup dengan hanya
berada di kamar pasien atau dirumah yang di lengkapi dengan
smartphone telestroke.
a. Infrastruktur TIK
9
Tantangan kedua dari penerapan sistem ini adalah
SDM. Bukan hanya SDM dalam bidang kesehatan,
melainkan SDM yang mampu menangani perangkat secara
teknis juga.Namun, serupa dengan infrastruktur, dari segi
SDM Indonesia juga telah siap. Di hampir seluruh propinsi,
Depdiknas memiliki lulusan dari sebuah program yang
bernama D3 Teknik Komputer dan Jaringan (D3 TKJ), juga
memiliki penanggung jawab bidang TI di seluruh propinsi.
c. Konten
9
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Manfaat telestroke pada pasien stroke yaitu menurunkan resiko serangan stroke
berualang, menurunkan risiko kunjungan ke unit gawat darurat, menurunkan biaya
kesehatan, meningkatkan kualitas hidup, mengurangi beban ekonomi, membatu pasien
mengelola kondisi mereka sehingga meningkatkan frekuensi exercise, meningkatkan
diet, menurunkan gejala depresi. Selain bermanfaat untuk pasien juga bermanfaat
terhadap penyedia layanan kesehatan dan asuransi.
1.2 Saran
Pada era globalisasi dan semakin bekembangnya iptek dan pengetahuan di luar
negeri maupun dalam negeri,indonesia seharus nya harus tetap mengembangkan ilmu
9
pengetahuan khusus nya dalam dunia iptek terutam dalam dunia kesehatan guna
menyabut era globalisasi yang selalu mengalami peningkatan dan menjadikan bangsa ini
menjadi bangsa yang kualitas kesehatannya dan menjadi bangsa yang lebih baik
kedepannya,dalam makalah ini yang membahas tentang alat dan dan metode kesehatan
bisa diterapkan di indonesia degan tujuan meningkat kan kualiatas hidup manusia.
9
DAFTAR PUSTAKA