Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Saat guru berdiri dalam kelas dan memulai bercerita kepada murid-murid
tentang mata pelajaran, tentunya guru berharap murid antusias dengan pelajaran yang
diterangkannya. Guru menatap mata siswa satu persatu dan memperkirakan kemampuan
mereka dalam menangkap bahan pelajaran yang diberikan. Kegiatan tersebut
merupakan salah satu pemberian motivasi kepada siswanya.
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru
dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka
dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik.
Memberikan motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat
belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga
diharapkan mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas
belajar sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa. Selanjutnya dapat
membentuk kebiasaan siswa senang belajar, sehingga prestasi belajarnya pun dapat
meningkat.
Pada hakekatnya inti dari pendidikan di sekolah adalah proses belajar mengajar.
Semua pihak yang tersangkut di dalamnya, baik kepala sekolah, guru, konselor, siswa,
petugas lainnya maupun orang tua siswa sangat mengharpkan terjadinya proses belajar
mengajar yang optimal. Terjadinya proses belajar yang optimal, diharapkan siswa akan
mampu meraih prestasi yang tinggi. Untuk itu, selain senantiasa menyempurnakan
sistem pengajarannya, disekolah juga mengupayakan terjadinya motivasi belajar.
B PERUMUSAN MASALAH
C TUJUAN PENULISAN
D MANFAAT PENULISAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A PENGERTIAN MOTIVASI DAN MOTIVASI BELAJAR
Motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengerahkan dan menjaga tingkah
seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil
atau tujuan tertentu.
Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi)
yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Frederick
J.Mc.Donald dalam H Nashar, 2004:39). Tetapi menurut Clayton Aldelfer dalam
H.Nashar (20004:42) motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakuka
kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil belajar sebaik
mungkin.
Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan
diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif
(Abraham Maslow alam H.Nashar, 2004:42) motivasi belajar adalah suatu dorongan
internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang atau individu untuk bertindak atau
mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi.
Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk
belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa
yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
2
prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi baik instrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktivitas dan
mengarahkan serta memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, untuk itu guru perlu mengenal
siswa dan mempunyai kesanggupan kreatif untuk menghubungkan pelajaran dengan
kebutuhan dan minat siswa. Dalam hal ini Sardiman (1986 : 91-94) mengemukakan
bahwa ada beberapa bentuk dan cara yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan
motivasi belajar siswa di sekolah, antara lain :
1. Memberi Angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan siswa. Angka-angka yang
baik bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat, tetapi juga banyak siswa
bekerja atau belajar hanya ingin naik kelas saja.
Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum
merupakan hasil belajar yang sejati. Oleh karena itu guru harus mencari solusi
bagaimana cara memberikan angka yang terkait dengan nilai yang terkandung dalam
setiap pengetahuan, sehingga tidak hanya nilai kognitif saja, melainkan juga
keterampilan dan apektifnya.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian
karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang
yang tidak senang dan tidak berbakat untuk pekerjaan tersebut.
3. Saingan atau Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi belajar siswa.
Persaingan antar individu maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
4. Memberi Ulangan atau Tes
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Yang
harus diingat oleh guru jangan terlalu sering memberi ulangan, hendaknya bila akan
ulangan harus diberitahukan terlebih dahulu.
5. Mengetahui Hasil
Semakin mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri
siswa untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya akan terus meningkat.
6. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses atau berhasil menyelesaikan tugas dengan baik,
perlu diberikan pujian. Pujian merupakan bentuk motivasi yang positif.
7. Hukuman
Hukuman sebagai bentuk motivasi yang negatif, tetapi kalau diberikan secara
bijak dapat menjadi alat motivasi yang baik.
8. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan pada diri anak didik sehingga
hasilnya akan lebih baik pula.
3
9. Minat
Minat muncul karena ada kebutuhan. Proses belajar akan berjalan lancar kalau
disertai minat yang kuat.
10. Tujuan yang Diikuti
Rumusan yang diikuti dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi
yang sangat penting. Dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan
timbul gairah untuk belajar.
C CIRI-CIRI MOTIVASI
Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi, perlu
dikemukakan adanya beberapa ciri-ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap
orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama,
tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan
dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi
yang telah dicapainya).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja sehingga kurang aktif).
6. Dapat mempertahankan pendapatnya. (kalau sudah yakni akan sesuatu)
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8. Senang mencari dan memecahkan maasalah soal-soal.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu
memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik,
kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan
hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak terjebak pada sesuatu
yang rutinitas dan mekanis. Siswa yang harus mempertahankan pendapatnya, kalau ia
sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga
peka dan responsive terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan
pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh guru, agar dalam
berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.
D BENTUK-BENTUK MOTIVASI
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi.
Dengan demikian bentuk-bentuk motivasi adalah sebagai berikut :
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a. Motif-motif bawaan, yaiktu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ini
tanpa dipelajari.
b. Motif-motif yang dipelajari, maksudnya motif-motif yang timbul karena
dipelajari.
4
2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refelks, instink, otomatis, nafsu.
Sedangkan yang termasuk motif rohaniah, yaitu kemauan
3. Motivasi intrinsic dan ekstrinik
a.Motivasi Ontrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Karena diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Perlu diketahui bahwa siswa
yang memiliki tujuan orang yang terididik, yang berpengetahuan, yang ahli
dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju yang ingin
dicapai adalah belajar. Tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan.
Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan.
Kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengathuan. Jadi, memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri
dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol dan seremonial.
b.Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa
motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Sebab, kemungkinan
besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin
komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang
menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
5
d. Kondisi lingkungan siswa.
Lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya, kehidupan kemasyarakatan. Dengan kondisi lingkungan
tersebut yang aman, tentram, tertib dan indah maka semangat dan motivasi
belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang
mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman
sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari dengan
puluhan atau ratusan siswa. Sebagai pendidik, guru dapat memilil dan memilah
yang baik. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut sudah
merupakan upaya membelajarkan dan memotivasi siswa.
a. Teori Kebutuhan
Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan :
1. Kebutuhan Pencapaian: Dorongan untuk melebihi, mencapai standar-
standar, berusaha keras untuk berhasil. Individu dengan kebutuhan ini lebih
menyukai situasi-situasi pekerjaan yang memiliki tanggung jawab pribadi,
6
umpan balik, dan resiko tingkat menengah. Ketika karakteristik-karakteristik ini
merata, individu yang berprestasi tinggi akan sangat termotivasi.
2. Kebutuhan Kekuatan (nPow): Keinginan untuk memiliki pengaruh, dan
mengendalikan individu lain. Individu dengan nPow tinggi suka bertanggung
jawab, berjuang untuk mempengaruhi individu lain, senang ditempatkan dalam
situasi yang kompotitif dan berorientasi status, serta cendrung lebih khawatir
dengan wibawa.
3. Kebutuhan Hubungan: Keinginan untuk menjalin suatu hubungan antar
personal yang ramah dan akrab. Kebutuhan ini mendapatkan perhatian yang
paling sedikit dari para peneliti. Individu dengan motif hubungan yang tinggi
berjuang untuk persahabatan, lebih menyukai situasi-situasi yang kooperatif dari
pada situasi-situasi yang kompetitif dan menginginkan hubungan-hubungan
yang melibatkan tingkat pengertian mutual yang tinggi.
e. Teori Harapan.
Menunjukkan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam
cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan
diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu
tersebut.
Teori ini berfokus pada tiga hubungan :
1. Hubungan usahaKinerja. Kemungkinan yang dirasakan oleh individu
yang mengeluarkan sejumlah usaha akan menghasilkan kinerja.
7
2. Hubungan kinerja-Penghargaan. Tingkat sampai mana individu tersebut
yakin bahwa bekerja pada tingkat tertentu akan menghasilkan pencapaian yang
diinginkan.
3. Hubungan penghargaanTujuan pribadi. Tingkat sampai mana
penghargaan-penghargaan yang diberikan memuaskan tujuan-tujuan pribadi atau
kebutuhan-kebutuhan seorang individu dan daya tarik dari penghargaan-
penghargaan potensial bagi individu tersebut.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru
dan orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka
dalam diri siswa atau anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik.
Memberikan motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat
belajar dan tujuan yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga
diharapkan mampu menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas
belajar sebagai akibat pengaruh negative dari luar diri siswa.Berdasarkan definisi-
definisi para ahli, maka motivasi belajar adalah dorongan atau hasrat kemauan untuk
melaksanakan kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan.
Seorang Guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan inspirator dari proses
kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga semua kualitas dari dalam diri anak-anak
didiknya, akan terbuka. Semua kreativitas terletak di dalam diri anak-anak didik, karena
anak-anak didik kita memiliki jiwa di mana terletak sumber dari segala potensi-
potensinya. Karena ketidaktahuannyalah maka kita sebagai seorang guru adalah
pemandu spiritual untuk membantu memberikan pengetahuan kepada jiwa anak-anak
didik kita. Keterlibatan jiwa seorang murid dalam suatu kegiatan belajar mengajar, akan
memberikan motivasi kuat kepada mereka. Anak-anak didik kita akan merasa dirinya
berharga untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
B. SARAN
1. Dengan adanya fasilitas yang terbatas dan pentingnya hal tersebut maka
diharapakan penambahan fasilitas.
2. Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran dan ushanya dalam rangka memperoleh
informasi non formal sehingga pengetahuan mereka dapat lebih bertambah
wawasannya, seperti mencari informasi lewat internet, membaca koran/buku selain
buku referensi.
3. Diharapkan siswa untuk melatih dirinya untuk berani tampil dalam rangka
mengungkapkan pendapatnya dimuka umum.
9
DAFTAR PUSTAKA
10