Professional Documents
Culture Documents
M DENGAN SNH
DI RUANG ICU RS. PERMATA MEDIKA SEMARANG
1. PENGKAJIAN
Identitas
Nama pasien : Tn. M
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : TNI
Alamat : Pandana Merdeka Blok P17 RT 002/003
Tgl pengkajian : 3 Januari 2017
Penanggung jawab :
Nama : Ny. D
Umur : 52 tahun
Hubungan dg pasien : Istri
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
A. Riwayat keperawatan
1) Riwayat Perawatan Sekarang
Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh pusing. Keluarga mengatakan jika
setelah itu pasien susah untuk diajak bicara. Seteh itu keluarga melihat pasien
mengalami penurunan kesadaran.Setelah itu pasien dibawa IGD RSPM dan
dipatani status neurologis pasien yaitu sopor dimana E2M3V3 dengan tekanan
nadi 138x/ menit, TD 179/99, RR 49x/ menit, suhu 36,3 C, Spo2 93%. Pasien
terpasang infus RL 20 tpm, pasien mempunyai riwyat DM dan didapati nilai GDS
saat di IGD 268 mg/dl. Setelah beberapa lama pasien dibawa ke ruang ICU karena
keadaan pasien memburuk dengan GCS soporcoma dengan E1M3V1 dan pasien
terpasang NRM 10 LPM dan OPA.
2) Riwayat keperawatan yang lalu
Pasien memiliki riwayat penyakit DM dan hipertensi
3) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang pernah menderita sakit seperti yang dirasakan pasien.
B. Pengkajian Fokus
1) A ( Airway ) : Terdapat lendir di jalan napas
2) B ( Breathing ) : Sesak tanpa aktifitas, frekuensi 36x/menit, tidak teratur
(+), batuk produktif (+), bunyi nafas snoring.
3) C ( Circulation ) : Nadi 90 x/menit, irama teratur, denyut normal,
TD 171/103 mmHg, ekstremitas hangat, warna kulit
kemerahan, edema cranial (-), BAK 1000 cc, warna
kuning pekat, suhu 39 C.
4) D ( Dissability ) : Tingkat kesadaran soporcoma reaksi cahaya (+),
GCS: E3M2V2
D. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : GCS : E= 3, M= 2, V= 2 Soporcomma
Nadi : 90x/ menit
Pernafasan : 49x/ menit
Suhu tubuh : 36,30 C
Tekanan darah : 179/99 mmHg
Kulit :
Turgor baik karena kulit kembali normal setelah 3 detik
ditekan.
warna kulit putih bersih.
Telinga :
Daun telinga : simetris antara kanan dan kiri ada
darah, kotor.
Liang telinga : Bersih dan tidak ada kotoran
Mulut :
Rongga mulut : mulut berbau
Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thiroid, ditemukan distensi vena jugularis. Otot
leher tidak tegang.
Dada :
Paru- paru
Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu bernafas simetris, , sulit ictus
cordis tidak tampak
Palpasi : tactil fremitus normal anatara sisi kanan dan kiri.
Perkusi : belum
Auskultasi : suara nafas vesikuler
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di intercosta ke V
Perkusi : terdengar suara pekak
Auskultasi : bunyi jantung I (normal) Bunyi jantung II Normal)
Perut :
Inspeksi : tidak ditemukan distensi abdominal dan tidak ada pembesaran hepar dan
bising usus normal.
Auskultasi : peristaltik usus normal 25 x/ menit.
Palpasi : Nyeri pada daerah yang terpasang peritoneal dialisa.
Perkusi : terdengar suara pekak
Genetalia
Tidak ada jamur, Testis tindak oedem,. Pada anus tidak terdapat hemoroid.
Ekstrimitas :
Ekstrimitas atas : lengan kanan terpasang infus, tidak ada oedem, .
Ekstrimitas bawah: pada kaki sebelah kiri terdapat balutan karena ada fraktur.
E. Pemeriksaan diagnostik
I. Laboratorium ( 3 Januari 2017 )
F. Analisa Data
No Hari/ tanggal Data Problem Kemungkinan
Penyebab
1 Selasa, 3 DS : - Bersihan jalan Akumulasi
Januari 2017 DO : Pasien tampak tidak efektif sekret
mengalami
penurunan
kesadaran, pasien
tampak tidak bisa
diajak
berkomunikasi,
pasien tampak
terlihat kehilangan
reflek menelan,
pasien tampak suara
snoring karena
lendir. pasien
tampak trepasang
OPA dan NRM 10
LPM. Status
neurologi pasien
Soporcoma dengan
E3M2V2. Hasil CT
scan yaitu tampak
infark pada corona
radiata kiri.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan .kelemahan fisik
H. PERENCANAAN
No DX Intrvensi Tujuan dan kriteria Paraf
hasil
1 Setelah dilakukan Dany pranata
1. Pantau rate,
tindakan
irama,
keperawatan
kedalaman, dan
selama 2 x 24 jam
usaha respirasi
diharapkan
masalah bersihan
2. Perhatikan
napas tidak efektif
gerakan dada,
bisa teratasi
amati simetris,
dengan KH :
penggunaan
1. Pasien
otot aksesori,
bernapas tanpa
retraksi otot
otot tambahan
supraclavicular
2. Tidak
dan interkostal
terdengar
suara ronchi
3. Monitor suara
3. Status
napas tambahan
hemodinamik
pasien stabil
4. Auskultasi
4. Terjadi
bunyi nafas
peningkatan
tambahan;
status
ronchi,
neurologi
wheezing.
5. Berikan posisi
yang nyaman
untuk
mengurangi
dispnea.
6. Bersihkan
sekret dari
mulut dan
trakea; lakukan
penghisapan
sesuai
keperluan.
7. Anjurkan
asupan cairan
adekuat.
8. Kolaborasi
pemberian
oksigen.
9. Monitor status
oksigen pasien
(SaO2 dan
SvO2) dan
status
hemodinamik
(MAP dan
irama jantung)
sebelum, saat,
Setelah dilakukan
dan setelah
tindakan
suction
keperawatan
selama 2 x 24 jam
2 diharapkan Dany Pranata
masalah
1. Kaji tingkat
intoleransi akifitas
kemampuan pasien
bisa teratasi
untuk berpindah
dengan KH :
dari tempat tidur,
1. Pasien
berdiri, ambulasi,
tampak bisa
dan melakukan
melakukan
ADL
ADL secara
mandiri
2. Kaji respon emosi,
2. Ada
sosial dan spiritual
peningkatan
terhadap aktivitas
status
eurologi
3. Evaluasi motivasi
3. Ada
dan keinginan
peningkatan
pasien untuk
kekuatan otot
meningkatkan
aktivitas
4. Tentukan penyebab
keletihan
5. Pantau
responkardiorespirat
ori terhadap
aktivitas
6. Pantau respon
oksigen pasien
terhadap aktivitas
7. Pantau respon
nutrisi untuk
memastikan
sumber-sumber
energy yang
adekuat
I. CATATAN KEPERAWATAN
No Dx Hari / Jam Implementasi Respon Paraf
Tanggal
1 Selasa, 3
1. Memantau DS : -
Januari
2017 hemodinamik DO : Pasien tampak
terutama rate pasien bernapas
dan usaha dengan otot
pernapasan pasien tambaha, RR
: 34, TD :
190/82, HR :
109, SpO2 :
100
2. Monitor suara DS : -
napas tambahan DO : Pasien tampak
dan auskultasi sulit menelan
suara napas ludah,
tambahan muncul suara
tambahan
ronchi.
3. Pasang OPA DS : -
untuk menjaga DO : Pasien tampak
kepatenan jalan bernapas
napas, lebih baik
4. Memberikan DS : -
NRM 10 LPM DO : Tampak
pernapasan
klien
terbantu,
pola nafas
lebih baik.
5. Pemberian
DS : -
terapi sesuai
DO : Obat masuk
program
1. Memantau
DS : -
hemodinamik
1 Rabu, 4
DO : RR :36, TD :
Januari pasien
2017 179/100, HR :
103 , SpO2 :
100
2. Memantau
DS : -
status
DO : pasien masih
neurologis
soporcoma
pasien
(E1M1V3)
3. Melakukan DS : -
suction untuk DO : Sputum
membersihkan terangkat, jalan
jalan napas napas terlihat
lebih baik.
4. Memberikan
DS : -
posisi nyaman
DO :Pasien terlihat
kepala diangkat
lebih nyaman
30 derajat
5. Memberikan
DS : -
NRM 10 LPM
DO : Pasien terlihat
terbantu
ratenya.
6. Memberikan
DS : -
terapi sesuai
DO : Obat masuk
program
1. Mengkaji
DS : -
kemampuan
2 Selasa, 3 DO : Psien tampak
ADL pasien
januari
bedrest total
2017
karena
penurunan
kesadaran
2. Pantau
DS : -
hemodinamik
DO: RR : 34,
pasien
TD :190/82,
HR : 109,
SpO2 : 100
3. Kaji tingkat
kekuatan otot DS :
pasien DO: Kekuatan otot
pasien masih
belum ada
perkembangan
4. Berikan terapi
sesuai program
DS : -
DO : Obat masuk
1. Pantau
perkembangan
ADL pasien
Ds : -
2 Rabu, 4 DO : Pasien belum
Janari 2017
menunjukan
perkembangan
yang berarti
2. Memantau
hemodinamik
pasien
DS : -
DO : RR :36, TD :
179/100, HR :
3. Mengkaji
103 , SpO2 :
kekuatan otot
100
pasien
DS :
DO: Kekuatan otot
4. Melakukan alih
pasien masih
baring guna
buruk
memelihara
kekuatan otot
DS : -
DO: Tidak terjadi
a. pengecilan otot,
kekuatan otot
terjaga.
J. CATATAN PERKEMBANGAN
No Dx Hari / Jam Evaluasi Paraf
Tanggal
1 Selasa, 3 S:-
Janauari O : Masih tampak
2017
lendir di jalan
napas, pasien
terpasang NRM
10 LPM, status
neurologi
pasien masih
soporcoma,
A : Maslalah
bersihan jalan
napas tidak
efektif belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
Pantau
hemodinamik
Pantau
perkembangan
neurologis
pasien
Berikan NRM
10 LPM
Pantau suara
nafas tambahan
pasien
S:-
O : Pasien masih
tampak
1 Rabu, 4
Januari 2017 mengatur pola
napas,
Terdengar
suara napas
tambahan
( Ronchi),
Status
neurologis
pasien masih
soporcoma
A : Masalah
bersihan jalan
nafas tidak
efektif belum
teratasi
P: Lanjutkan
Intervensi
Pantau status
neurologis
pasien
Pantau status
hemodinamik
Suction sesuai
kebutuhan
Berikan O2
NRM 10
LPM
S:-
O : Pasien tampak
masih mengalami
penurunan
2 Selasa, 3 kesadaran, Pasien
Januari 2017
masih belum bisa
melakukan ADL
secara mandiri,
kekuatan otot
pasien masih
buruk.
A : Masalah
intolerans
aktifitas belum
teratasi
P : Lanjutkan
Intervensi
Pantau status
neurologis
pasien
Pantau
kemampuan
ADL pasien
Jaga kekuatan
otot pasien
Berikan terapi
sesuai
program
S:-
O : Status neurologis
pasien belum ada
perkembangan,
Tampak pasien
masih bedrest
2 Rabu, 4
total, Pasien
Januari 2017
tampak belum
bisa beraktifitas
secara normal
A : Masalah
intoleransi
aktifitas belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
Pantau status
neurologis
pasien
Pantau
kemampuan
ADL pasien
Jaga kekuatan
otot pasien
Berikan terapi
sesuai
program