You are on page 1of 14

A.

MOTIVASI
1. Definisi motivasi

Baik hewan ataupun manusia dalam bertindak selain ditentukan oleh faktor luar juga

oelh faktor dalam, yaitu beberapa kekuatan yang datang dari organisme yang

bersangkutan sebagai pendorong bagi tindakannya. Dorongan yang datang dari dalam

untuk berbuat ini yang disebut motif. Motif sebagai pendorong pada umumnya tidak

berdiri sendiri, tetapi saling kait mengait dengan faktor-faktor lain. Hal ini yang dapat

mempengaruhi motif, yang disebut motivasi.

Manusia sebagai organisme mengalami proses perkembangan. Perkembangan ini

berhubungan dengan upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Abraham

Maslow, kebutuhan hidup manusia meliputi :

1. Physiological needs ( kebutuhan fisik, sandang, pangan, dan papan ).


2. Safety needs ( kebutuhan akan rasa aman ).
3. Belongingness needs ( kebutuhan untuk dihargai ).
4. Self actualization ( kebutuhan akan aktualisasi diri )

Dapat dikatakan motif sebagai kekuatan yang ada dalam diri manusia yang

menyebabkannya bertindak atau berbuat untuk memenuhi kebutuhannya ataupun

mencapai tujuan tertentu. Motif lebih menekankan pada dorongan internal dalam diri

individu seperti halnya :

1. Organic motivies ( makan, minum, seks, dan istirahat ).


2. Emergency motivies ( melepaskan diri dari bahaya, melawan/mengatasi

rintangan ).
3. Objective motivies ( menjalin relasi sosial dengan sesama lingkungannya ).
Adapun motivasi ada yang bersifat internal dan eksternal. Motivasi yang sifatnya

eksternal terkait dengan pengaruh atau ekstensi orang lain diluar diri individu,

misalnya pengaruh dari orang tua, guru, teman yang dapat mendorong seseorang

untuk berbuat sesuatu.

Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme untuk mendorong

prilaku kearah tujuan. Dengan demikian, dapat dikemukakan motivasi mempunyai

tiga aspek, yaitu (1) keadaan t1erdorong dalam organisme, yaitu kesiapan bergerak

karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau

karena keadaan mental seperti berfikir dan ingatan; (2) perilaku yang timbul dan

terarah karena keadaan ini; dan (3) sasaran atau tujuan yang dituju oleh perilaku

tersebut.

Motivasi sejatinya membicarakan tentang bagaimana cara mendorong semangat kerja

seseorang, agar mau bekerja dengan memberikan secara optimal kemampuan dan

keahliannya guna mencapai tujuan organisasi. Motivasi menjadi penting karena

dengan motivasi diharapkan setiap karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk

mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Perilaku orang di pengaruhi dan dirangsang

oleh keinginan, pemenuhan kebutuhan serta tujuan dan kepuasannya. Rangsangan

timbul dari dalam dan luar. Rangsangan ini akan menciptakan dorongan pada

seseorang untuk melakukan aktivitas, seperti yang dikutuip menurut Berelson dan

Steiner.

1 Yudrik Jahja, Psikologi perkembangan, edisi pertama, KDT, Jakarta, 2011, Hal 64-65
B. KONSEP MOTIVASI

Teori kepribadian yang pernah diungkap Maslow, berdiri di atas sejumlah asumsi

dasar tentang 2motivasi. Pertama, Maslow melakukan pendekatan holistis terhadap

motivasi yaitu seluruh orang, bukan satu bagian atau fungsi tunggalnya saja yang

termotivasi. Kedua, motivasi biasanya bersifat kompleks, artinya prilaku seseorang

dapat muncul dari beberapa motif yang terpisah. Ketiga, adalah manusia termotivasi

secara terus-menerus oleh satu kebutuhan atau kebutuhan lainnya. Keempat, semua

orang dimana pun termotivasi oleh kebutuhan kebutuhan yang sama. Kelima, atau

terakhir tentang motivasi adalah kebutuhan dapat disusun dalam bentuk hierarki.

( Maslow 1943,1970 )

Teori motivasi yang digunakan sebagai landasaran teoritis dalam penelitian ini adalah

teori motivasi kepuasan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yaitu teori hierarki

kebutuhan. Karena menurut peneliti teori ini sesuai dengan kondisi yang ada pada

objek penelitian.

Teori ini diasumsikan dalam tiga dasar, diantaranya sebagai berikut :

- Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki, mulai hierarki kebutuhan

yang paling dasar sampai kebutuhan yang kompleks atau paling tinggi

tingkatannya.

21 danang sunyoto, Sumber daya manusia, CAPS, Yogyakarta, 2013, Hal 11-132Yudrik Jahja, Psikologi
perkembangan, edisi pertama, KDT, Jakarta, 2011, Hal 65
- Keinginan untuk memenuhi kebutuhan dapat mempengaruhi prilaku

seseorang, dimana hanya kebutuhan yang belum terpuaskan yang dapat

menggerakkan prilaku. Kebutuhan yang telah terpuaskan tidak dapat

berfungsi sebagai motivasi.


- Kebutuhan yang lebih tinggi berfungsi sebagai motivator jika kebutuhan

hierarkinya lebih rendah paling tidak boleh terpuaskan secara minimal.

C. TEORI-TEORI MOTIF
Motif atau driving state dapat timbul karena stimulus internal, eksternal,

ataupun interaksi antara keduanya ( Cri-der, 1983 ). Misalnya, keinginan

untuk mendapatkan makanan dan minuman, timbul karena factor internal

yaitu kebutuhan fisiologis.


Mengenai motif ini, ada beberapa teori yang memberikan gambaran tentang

seberapa jauh peranan dan stimulus internal dan eksternal. Teori-teori ini

diantaranya :
1. Teori insting (instinct theory ), merupakan predisposisi yang alami (

innate ) untuk berbuat apabila menghadapi stimulus tertentu.


2. Teori dorongan ( drive theory ) teori ini berdasarkan atas dasar biologis

yang berkaitan dengan drive dan drive reduction.


3. Teori gejolak ( arousal theory ) disebut sebagai optima level theory. Pada

dorongan theory ini asusmsinya ialah organism mencari atau mengurangi

ketegangan ( tension ), sehingga dengan demikian organimisme ini

mempertahankan gejolak atau arousal ini dalam keadaan yang minimum,

realtif rendah.
4. Teori insentif ( incentive theory ) adalah mendasar atas keadaan internal

organismisme yaitu mendasar atas factor biologis. Teori insentif


3
mempunyai titik pijak yang berbeda. Teori ini justru berpijak pada factor

eksternal yang dapat memicu atau mendorong organimisme berbuat dan

stimulus eksternal ini disebut intesif. Berasumsi bahwa organimisme akan

menyadari tentang akibat atau perbuatannya, dan konseksuensi dari

perilaku atau perbuatannyam dan organism akan mendekati kepada

intensif yang positif, dan menjauhi intensif negatif.

Para ahli berpendapat pada umumnya bahwa ada motif yang berkaitan dengan

kelangsungan hidup organimisme, yaitu disebut sebagai motif bilogis atau sebagai

kebutuhan filosofis ( Maslow, 1970 ).

D. FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI

Faktor motivasi ada tujuh jenis yaitu :

- Promosi
Promosi adalah kemajuan seseorang keryawan pada suatu tugas yang lebih

baik, baik dipandang dari sudut tanggung jawabyang lebih berat, martabat

atau status yang lebih tinggi, kecakapan yang lebih baik, dan terutama

31 Yudrik Jahja, Psikologi perkembangan, edisi pertama, KDT, Jakarta, 2011, Hal 66
tambahan pembayaran upah atau gaji. Syarat waktu, tempat atau syarat-syarat

kerja lainnya dapat juga merupakan cirri-cirinya tugas yang lebih baik

dimana seorang karyawan mendapat promosi, tetapijika tugas tidak

mengandung kacakapan atau tanggung jawab yang lebih besar serta

pembayaran yang lebih tinggi, maka ini bukan merupakan promosi.

Upgrading merupakan istilah yang sangat berhubungan denga promosi, yaitu

perubahan seorang karyawan dari pekerjaan kurang memerlukan kecakapan

kepada pekerjaan lain yang lebih memerlukan kecakapan dalam satu kesatuan

yang sama dan dalam arti ini maka Upgrading adalah suatu promosi kecil.

Promosi bagi karyawan adalah lebih penting daripada kenaikan gaji.

Umumnya setiap promosi berarti suatu pemberian upah berupa uang yang

lebih banyak.
- Prestasi kerja
Pangkal tolak pengembangan karier seseorang adalah prestasi kerjanya

melakukan tugas yang dipercayakan kepadanya sekarang. Tanpa prestasi kerja

yang memuaskan, sulit bagi seseorang karyawan untuk diusulkan oleh

atasannya agar dipertimbangkan untuk dipromosikan kejabatan atau pekerjaan

yang lebih tinggi dimasa depan. Oleh karena itu agar terbuka kemungkinan

bagi seseorang untuk mewujudkan rencana dan tujuan kariernya, prestasi

kerjanya haruslah sedemikian rupa sehingga bukan hanya memenuhi berbagai

standar yang telah ditentukan, aka4n tetapi sedapat mungkin dapat digunakan

sebagai bukti bahwa seseorang berusaha semaksimal mungkin dan usaha

4 danang sunyoto, Sumber daya manusia, CAPS, Yogyakarta, 2013, Hal 13


tersebut merupakan bukti indikator bahwa karyawan yang bersangkutan

memiliki potensi yang dapat dikembangkan.


- Pekerjaan itu sendiri
Telah berulang kali ditekankan bahwa pada akhirnya tanggung jawab dalam

mengembangkan karier terletak pada masing-masing pekerja. Semua pihak

seperti pimpinan, atasan langsung, kenalan dan para spesialis dibagian

kepegawaian, hanya berperan memberikan bantuan. Disamping itu terdapat

manfaat professional, adapula manfaat psikologis bagi karyawan yang

bersangkutan karena kesediaan memanfaatkan berbagai kesempatan akan

dipandang oleh berbagai pihak lain, seperti atasan, dan bagian kepegawaian,

sebagai manifestasi keinginan yang bersangkutan untuk bertumbuh dan

berkembang.
- Penghargaan
Pemberian motivasi dengan melalui kebutuhan penghargaan seperti

penghargaan atas prestasinya, pengakuan atas keahlian dan sebagainya.

Penghargaan disini dapat merupakan tuntutan factor manusiawi atas

kebutuhandan keinginan untuk menyelesaikan tantangan yang harus dihadapi.

Tentu saja semakin tinggi jabatan akan semakin berattugas yang menjadi

tanggung jawabnya, demikian juga dengan tugas dan wewenangnya semakin

luas dan besar.


- Tanggung jawab
Pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan perusahaan kepada para

karyawan pun merupakan timbale-balik atas kempensasi yang diterimanya.

Pihak perusahaan memberikan apa yang diharap oleh para karyawan, namun

disisi lain para karyawan pun memberikan kontribusi penyelesaian pekerjaan

dengan baik pula dan penuh dengan tanggung jawab sesuai bidangnya
masing-masing. Hubungan kedua pihak, baik pihak perusahaan maupun pihak

karyawan harus dijaga dengan harmonis. Karena akan memberikan pengaruh

baik pula bagi perkembangan dan pertumbuhan perusahaan.


- Pengakuan
Pengakuan atas kemampuan dan keahlian bagi karyawan dalam suatu

pekerjaan merupakan suatu kewajiban oleh perusahaan. Karena pengakuan

tersebut merupakan salah satu kompensasi yang harus diberikan oleh

perusahaan kepada karyawan. Hal ini akan dapat mendorong para karyawan

yang mempunyai kelebihan dibidangnya untuk berprestasi lebih baik.


- Keberhasilan dalam kerja
Keberhasilan dalam kerja 5dapat memotivasi para karyawan untuk lebih

bersemangat dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh

perusahaan.dengan demikian pihak perusahaan akan lebih percaya bahwa

karyawannya mempunyai kemampuan lebih baik dan hal ini akan memacu

pihak perusahaan untuk mempertahankan karyawannya untuk tidak pindah

kerperusahaan lain.

E. LANGKAH-LANGKAH MOTIVASI
dalam.memotivasi bawahan, ada beberapa petunjuk atau langkah-langkah

yang perlu diperhatikan oleh setiap pemimpin sebagai berikut :


- Pemimpin harus tahu apa yang dilakukan bawahan.
- Pemimpin harus berorientasi kepada kerangka acuan orang.
- Tiap orang berbeda-beda di dalam memuaskan kebutuhan.
- Setiap pemimpin harus memberikan contoh yang baik bagi karyawan.
- Pemimpin mampu mempergunakan keahlian dalam berbentuk-bentuk.
- Pemimpin harus berbuat dan berlaku realistis.

F. TUJUAN PEMBERIAN MOTIVASI

51 danang sunyoto, Sumber daya manusia, CAPS, Yogyakarta, 2013, Hal 16


Diberikannya motivasi kepada karyawan atau seseorang tentu saja

mempunyai tujuan antara lain :


- Mendorong gairah dan semangat karyawan.
- Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
- Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
- Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan.
- Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawa.
- Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
- Menigkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan.
- Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
- Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas dan

pekerjaannya.
Tugas yang dilaksan6akan oleh manager personalia setelah melakukan

perekrutan, seleksi, melatih serta mengembangkan melalui pelatihan dan

pendidikan selanjutnya adalah memotivasi agar produktivitasnya meningkat.

Keberhasilan motivator dalam memotivasi karyawan akan sangat

mempengaruhi pada prinsip kerja karyawan,

G. GAYA KEPEMIMPINAN
1. Definisi kepemimpinan

61 danang sunyoto, Sumber daya manusia, CAPS, Yogyakarta, 2013, Hal 17


Definisi tentang kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi

dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk

mencapai tujuan. Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk

menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan juga dikatakan

sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada

hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Tiga implikasi

penting yang terkandung dalam hal ini yaitu : (1) kepemimpinan itu

melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut, (2)

kempemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan

anggota kelompok secara seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa

daya, (3) adanya kemapuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang

berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai

cara.
Para pemimpin acap kali memiliki dampak yang sangat kuat pada

pengikutnya dan pada organisasinya atau masyarakat secara umum. karena

kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin sangat luar biasa untuk

meningkatkan motivasi dan komitmen pengikutnya atau karyawannya.


2. Variabel-variabel kepemimpinan
Menurut Chapman ( Indriyo Gito-sudarmo | Nyoman Sudita, 1997: 127 )

adalah :
a. Cara berkomunikasi
Setiap pemimpin harus mampu memberikan informasi yang jelas dan

untuk itu harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik dan

lancar. Tentu hal ini memudahkan bagi bawahannya guna menangkap


apa yang dikehendaki oleh seorang pemimpin baik untuk jangka

pendek maupu jangka panjang.


b. Pemberian motivasi
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memberikan

dorongan-dorongan atau member motivasi kepada bawahannya, baik

secara financial dan nonfinancial. Hal ini akan dapat meciptakan

prestasi dan suasana kondusif.


c. Kemampuan memimpin7
Kemampuan menjadi seorang pemimpin ini terlihat dalam gaya

kepemimpinannya, apakah memiliki gaya kepemimpinan otokratik,

partisipatif atau bebas kendali.


d. Pengambilan keputusan
Pemimpin harus mampu mengambil keputusan berdasarkan fakta dan

peraturan yang berlaku di perusahaan serta keputusan yang diambil

tersebut mampu memberikan motivasi bagi karyawan untuk bekerja

lebih baik bahkan mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan

produktivitas kerja.
e. Kekuasaan yang positif
Seorang pemimpin dalam menjalankan organisasi atau perusahaan

walaupun dengan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda tentu saja

harus memberikan rasa aman bagi karyawan yang bekerja.


H. TEORI DAN MODEL KEPEMIMPINAN
1. Teori sifat
Teori ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para pemimpin

alamiah dan dianugerahi beberapa cirri yang tidak dipunyai orang lain

seperti energy yang tiada habis-habisnya, intuisi yang mendalam,

7 Viethzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku organisasi, KDT, Jakarta, 2012,
Hal 6Robert A Baron dan Donn Byrne, Psikologi Sosial jilid 2, Jakarta, 2005, Hal 256
pandangan masa depan yang luar biasadan kekuatan persuasif yang tidak

tertahankan.
a. Intelegensia
Ralph Stogdill (1992) mengemukakan bahwa para pemimpin lebih

pintar dari pengikut-pengikutnya.


b. Kepribadian
Kepribadian seperti kesiagaan, keaslian, integritas, dan percaya diri

diasosiasikan dengan kempimpinan yang efektif.


c. Karakterisitik fisik
Studi mengenai hubungan antara kepemimpinan yang efektif dan

karakteristik fisik seperti usia, tinggi badan, berat badan, dan

penampilan memberikan hasil-hasil yang bertolak belakang.


2. Teori kepribadian perilaku
Di akhir tahun 1940-an para peneliti memulai eksplorasi pemikiran bahwa

bagaimana perilaku seseorang dapat menentukan keefektifan

kepemimpinan seseorang. Dan mereka menemukan sifat-sifat, mereka

meneliti pengaruhnya pada prestasi dan kepuasan pengikutnya.


Penelitian yang pernah dilakukan oleh Universitas Ohio dan Universitas

Michigan mengenai teori perilaku menghasilkan sebagai berikut :


a. Penelitian oleh Universitas Ohio mengidentifikasi dua faktor

kepemimpinan yaitu :
- Pemrakarsa struktur, berkaitan dengan sejauh mana pemimpin mengorganisasi

dan menentukan tugas, membentuk jaringan komunikasi dan menilai prestasi

kelompok.
- Pertimbangan ( consideration ) perilaku pemimpin yang meliputi kepercayaan

( trust ), saling menghargai, persahabatan, dukungan dan memperlihatkan

kesejahteraan karyawan.
b. Penelitian oleh Universitas Michigan diperoleh dua gaya

kepemimpinan yaitu :
- Gaya kepimpinan pemusatan tugas, menekan pada penggunaan supervise

kekuasaan legitimasi dan paksaan, menempati jadwal waktu dan penilaian

prestasi kerja ketat.


- Gaya kepemimpinan pemusatan karyawan, menekankan pada pendelegasian

wewenang dan tanggung jawab serta memerhatikan kesejahteraan karyawan.


3. Keterampilan pemimpinan.
Para pemimpin menggunakan jenis keterampilan yang berbeda yaitu a)

keterampilan teknis, b) keterampilan manusiawi, dan c) keterampilan

konseptual :
a. Keterampilan teknis ( technical skill )
Keterampilan ini mengacu pada pengetahuan dan teknik keterampilan

seseorang dalam salah sau jenis proses atau teknik. Keterampilan ini

merupakan ciri menonjol dari prestasi kerja pada tingkat operasional.


b. Keterampilan manusiawi ( Human Skill )
Keterampilan manusiawi adalah kemampuan bekerja secara efektif

dengan orang-orang dan membina kerja tim. Setiap pemimpin pada

semua tingkat organisasi memerlukan keterampilan manusiawi yang

efektif.
c. Keterampilan konseptual ( conceptual skill )
Keterampilan konseptual adalah kemampuan untuk berpikir dalam

kaitannya dengan model, kerangka, hubungan yang luas seperti

rencana jangka panjang.


4. Pemimpin yang negatif dan positif
Ada perbedaan pendekatan di kalangan pemimpin dalam upaya mereka

memotivasi karyawan. Apabila pendekatan itu menekankan imbalan

ekonomi atau yang sebaliknya pemimpin menggunakan kepemimpinan

yang positif ( positive leadership ). Pendidikan karyawan yang baik,

tuntutan untuk mandiri yang besar dan berbagai faktor lainnya telah
membuat motivasi karyawan yang memuaskan lebih bergantung pada

kepemimpinan yang positif. Apabila penekanan diletakkan pada hukuman,

pemimpin menerapkan kepemimipinan yang negatif ( negative leadership

). Pendekatan ini dapat memperoleh prestasi yang dapat diterima dalam

banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.


5. Sifat-sifat kepemimpinan
Menurut Edwil Ghiselli, sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang

pemimpin adalah :
- Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawasan atau melaksanakan

fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan dan pengawasan

pekerjaan orang lain.


- Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung

jawab dan keinginan sukses.


- Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir.
- Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan

memecahkan maslah-masalah dengan cakap dan tepat.


- Kepercayaan diri atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk

menghadapi masalah.
- Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak tidak bergantung, mengembangkan

serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau inovasi.

You might also like