You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persaingan sumber daya manusia yang ketat membuat suatu organisasi

maupun perusahaan meningkatkan kualitas kinerjanya demi mencapai yang

diinginkan. Agar tujuan tersebut bisa tercapai maka perusahaan mengembangkan

potensi kinerja karyawannya dengan cara meningkatkan keterampilan dan

kemampuan dari setiap individu. Keberhasilan dari suatu organisasi teresbut

bukan hanya ditentukan oleh sumber daya alam saja tetapi juga disebabkan oleh

sumber disebabkan oleh kualitas sumber daya manusia yang berkualitas, dimana

manusia sebagai perencana, pelaksana, dan pengendali yang mengendalikan yang

mengendalikan organisasi tersebut.


Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, maka perusahaan harus

memiliki karyawan yang terampil dan mempunyai pengetahuan yang tinggi serta

usaha untuk mengelola perusahaan yang optimal sehingga didapat kualitas kinerja

karyawan meningkat. Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) kinerja

karyawan merupakan hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi

kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak

organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang

sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi

Peningakatan kinerja karyawan tidak luput dari bagaimana keadaan lingkungan

yang mendukung pelaksanaan kegiatan karyawan. lingkungan kerja merupakan

situasi di sekeliling tempat dimana kita bekerja, baik tempat, kondisi maupun

suasana tempat kita bekerja. Menurut Cokroaminoto (2007), lingkungan kerja

1
tidak hanya terbatas dari bentuk fisik tempat kita bekerja. Lingkungan kerja bisa

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti sarana dan prasarana yang disediakan,

rekan kerja, tingkat persaingan, kepemimpinan, sehingga suasana kerja yang

tercipta tergantung pada pola yang diciptakan pemimpinnya. Menurut Maharani

(2009), bahwa lingkungan kerja merupakan keadaan tempat kerja seseorang

karyawan yang meliputi lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik yang

mempengaruhi pekerja dalam menjalankan berbagai tugasnya. Berikut ini

beberapa yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja

dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah :


1. Penerangan/cahaya di tempat kerja.
2. Temperatur/suhu udara di tempat kerja.
3. Kelembaban di tempat kerja.
4. Sirkulasi udara di tempat kerja.
5. Kebisingan di tempat kerja.
6. Getaran mekanis di tempat kerja.
7. Bau tidak sedap ditempat kerja.
8. Tata warna di tempat kerja.
9. Dekorasi di tempat kerja.
10. Musik di tempat kerja.
11. Keamanan di tempat kerja

Dengan adanya pengaruh dari lingkungan kerja yang tidak kodusif juga

dapat menimbulkan stress kerja. Stess kerja merupakan istilah umum yang

menunjuk pada tekanan dan masalah yang dialami oleh setiap orang dalam

kehidupan kerjanya. Konsep stress mengandung dua makna yaitu positif dan

negatif. Jika orang dapat mengatur atau mengelola stress dengan baik maka secara

psikologis akan menumbuhkan semangat dan motivasi untuk bekerja. Sebaliknya

jika stress terlalu berlebihan akan menyebabkan terganggunya kesehatan baik

secara fisik maupun nonfisik (Titin Ekowati, 2009). Stress kerja yang berlebihan

akan menimbulkan karyawan akan meninggalkan pekerjaannya (burn out).

2
Menurut Sulistyantini ( dalam Lailani, dkk, 2005 ), stress dan tekanan kerja dapat

mengalami pasang surut dan berubah ubah. Dengan kata lain , hari ini individu

mengalami stress, esok harinya bisa kembali normal. Sedangkan burn out terjadi

secara perlahan melalui proses waktu cukup lama. Atau stress merupakan proses

adaptasi sementara terhadap tekanan lingkungan sehingga bersifat fluktuatif dan

tidak menetap, serta tidak disertai perubahan sikap dan perilaku.

Lingkungan kerja yang kurang kondusif dapat mempengaruhi kinerja

karyawan sehingga semua kinerja karyawan akan terhambat. Lingkungan kerja

yang tidak mendukung juga dapat menimbulkan tingkat stress pada karyawan.

Seperti halnya yang terjadi di Koperasi Simpan Pinjam Puas kabupaten

mojokerto ini. Adanya lingkungan yang kurang kondusif seperti area kantor yang

terletak di pingir Jalan Raya Mojokerto Porong sehingga menimbulkan

kebisingan karena banyak lalu lalang kendaran yang lewat. Selain itu keadaan

kantor yang kurang luas juga dapat menimbulkan kendala bagi karyawan untuk

melakukan aktivitas. Kendala yang terjadi pada lingkungan kerja seperti area

kantor yang kurang luas, keberadaan kantor yang berada di pinggir jalan raya serta

cuaca yang begitu panas akan menimbulkan stress bagi karyawan yang akan

menggagu proses produktivitas karyawan. Oleh karena itu, dengan adanya

kendala tersebut maka perlu diadakan penelitian dampak dari lingkungan kerja

dan stress kerja tersebut bagi kinerja karyawan.

1.2 Rumusan Masalah.


1. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada

Koperasi Simpan Pinjam Puas di Kab. Mojokerto?

3
2. agaimana pengaruh stress kerja terhadap kinerja karyawan pada Koperasi

Simpan Pinjam Puas di kab. Mojokerto ?


3. Variabel mana yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Koperasi

Simpan Pinjam Puas di Kab. Mojokerto?


1.3 Tujuan Penelitian.
1. Untuk menganalisis banaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap

kinerja karyawan pada Koperasi Simpan Pinjam Puas Kab.

Mojokerto.
2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh stress kerja terhadap kinerja

karyawan pada Koperasi Simpan Pinjam Puas Kab. Mojokerto.


3. Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh terhadap kinerja

karyawan pada Koperasi Simpan Pinjam Puas Kab. Mojokerto.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti

Bagi peneliti manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah

menambah wawasan dan pengetahuan serta melatih befikir secara sistematis.

2. Bagi Pembaca

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana pengaruh

kualitas kehidupan kerja dan kualitas kerja terhadap kinerja karyawan.

3. Bagi Akademisi

4
Penelitian ini diharapkan agar menjadi bahan pemikiran bagi

perkembangan ilmu pengetahuan tentang analisis kualitas kehidupan kerja dan

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TEORITIK

2.1.1 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap

kinerja karyawan. Dengan lingkungan kerja yang nyaman maka karyawan

akan merasa tenang untuk bekerja. Sedangkan sebaliknya dimana lingkungan

kerja yang kurang kondusif maka menimbulkan ketidaknyaman bagi

karyawan untuk beraktivitas. Menurut alex S. Nitisemito menjelaskan

5
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang diembannya. Menurut

Maharani (2009), bahwa lingkungan kerja merupakan keadaan tempat kerja

seseorang karyawan yang meliputi lingkungan fisik maupun lingkungan non

fisik yang mempengaruhi pekerja dalam menjalankan berbagai tugasnya.

Menurut Lewa Dan Subono (2005) lingkungan kerja di desain sedemikian

rupa agar dapat tercipta hubungan kerja yang mengikat pekerja dan

lingkungannya. Menurut Sedarmayati ( 2009) mendefinisikan lingkungan

kerja merupakan keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapinya,

lingkungan di sekitar dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta

pengaturan kerjanya yang baik, baik sebagai perseorangan maupun sebagai

kelompok.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan

kerja adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja baik fisik maupun non

fisik yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan baik secara langsung

maupun tidak langsung.

2.1.1.1 Faktor lingkungan kerja

Menurut Diana Khairani ( 2013 ) hal yang mempengaruhi lingkungan kerja

adalah :

1. Fasilitas kerja, lingkungan kerja yang kurang mendukung pekerjaan akan

menyebabkan kinerja yang buruk seperti kurangnya alat kerja, ruang kerja

yang pengap, fentilasi yang kurang serta prosedur yang tidak jelas.

6
2. Gaji dan Tunjangan, gaji yang tidak sesuai dengan harapan pekerja akan

membuat pekerja setiap saat melirik tempat kerja yang lebih menjamin

pencapaian harapan kerja.


3. Hubungan Kerja, kelompok kerja dengan kekompakan dan loyalitas yang

tinggi akan meningkatkan produktivitas kerja. Karena antara satu pekerja

dengan pekerja lain akan saling mendukung pencapaian atau hasil.

2.1.2 Stres Kerja

Stres kerja terjadi karena adanya pengaruh dari lingkungan kerja baik

lingkungan internal maupun eksternal. Menurut Sulistyantini ( dalam Lailani, dkk,

2005 ), stress dan tekanan kerja dapat mengalami pasang surut dan berubah

ubah. Dengan kata lain , hari ini individu mengalami stress, esok harinya bisa

kembali normal. Sedangkan burn out terjadi secara perlahan melalui proses waktu

cukup lama. Atau stress merupakan proses adaptasi sementara terhadap tekanan

lingkungan sehingga bersifat fluktuatif dan tidak menetap, serta tidak disertai

perubahan sikap dan perilaku.

2.2.1 Faktor yang mempengaruhi Stres Kerja

a. Faktor Keorganisasian

1. Budaya Perusahaan, budaya perusahaan banyak berhubungan dengan

stres. Gaya kepemimpinan CEO sering kali mempengaruhi suasana.

Seorang CEO yang otokratis yang hanya menerima sedikit masukan dari

bawahan bisa menimbulkan lingkungan yang penuh stres. Disisi lain,

seorang CEO yang lemah bisa mendorong bswshsn untuk berebut

kekuasaan sehingga bisa berakibat pada konflik internal. Kebijakan

7
kebijakan dan aturan aturan yang menghambat fleksibilitas tempat kerja

akan menempatkan karyawan dalam ksulitan pribadi.


2. Pekerjaan itu sendiri, sejumlah faktor yang berhubungan dengan

pekerjaan yang dijalankan seseorang bisa menyebabkan stres yang

berlebihan. Beberapa pekerjaan umumnya dipersepsikan lebih penuh stres

dibandingkan yang lain karena karakteristik tugas yang harus dikerjakan

serta tingkat tanggung jawab dan komtrol yang dimungkinkan oleh

pekerjaan. Pekerjaan yang manajerial bisa menjadi sumber stres itu

sendiri. Tanggung jawan atas karyawan, melaksanakan penilaina kerja,

mengoordianasi dan mengomunikasikan pemutusan hubungan kerja serta

melaksanakan konseling pengurangan karyawan bisa menciptakan stres

yang berat bagi beberapa karyawan.


3. Kondisi Kerja, kondisi kerja termasuk karakteristik fisik tempat kerja

serta mesin dan perkakas yang digunakan, juga bisa menciptakan stres.

Kelebihan beban, kebisingan yang berlebihan, pencahayaan yang kurang,

pemeliharaan tempat kerja yang buruk, dan peralatan yang rusak secara

umum bisa berpengaruh buruk pada semangat kerja karyawan dan

meningkatkan stres.
b. Faktor Pribadi

Faktor stres di luar pekerjaan dan lingkungan kerja juga akan

menimbulkan stres dalam bekerja. Faktor faktor tersebut adalah:

1. Keluarga , meskipun merupakan sumber umum kebahagiaan dan

keamanan, keluarga juga bisa menjadi penyebab stres yang signifikan.

8
2. Masalah Finansial, maslah keuangan dapat menjadikan stres yang tak

tertahankan pada karyawan. Bagi beberapa orang, masalah masalah

tersebut berlanjut terus dan tidak pernah terselesaikan.

12 pekerjaan dengan tingkat stres paling tinggi

1. Buruh 7. Manajer/administrator
2. Sekretaris 8. Pramusaji
3. Inspektur 9. Operator mesin
4. Teknisi laboratorium klinis 10. Pemilik pertanian
5. Manajer kantor 11. penambang
6. Supervisor 12. Tukang cat

Pekerjaan dengan stres tinggi lainnya

1. Teler Bank 15. Assisten perawat


2. Pendeta 16. Tukang ledeng
3. Pemrogram komputer 17. Petugas polisi
4. Assisten dokter gigi 18. Perawat praktik
5. Tukang listrik 19. Karyawan hubungan
masyarakat
6. pemadam kebakaran 20. Pemindah jalur kereta api
7. Pengawal 21. Perawat terdaftar
8. Penata rambut 22. Manajer penjualan
9. Petugas kesehatan 23. Tenaga penjualan
10. Teknisi kesehatan 24. Pekerja sosial
11. Masinis 25. Pekerja mental terstruktur
12. Pemotong daging 26. Asisten guru
13. Mekanik 27. Operator telepon
14. Musisi 28. Petugas gudang

Sumber : Dari Pemeringkatan atas 130 pekerjaan oleh National Institute for occupational
safety and health milik pemerintah federal.

Menurut Mangkunegara penyebab terjadinya stres kerja antara lain beban

kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas

pengawasan kerja yang rendah, iklim kerja yang setidak sehat, otoritas kerja yang

tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja,

9
perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpin yang frustasi dalam bekerja.

Ada 4 pendekatan stres kerja menurut Mangkunegara.

1. Pendekatan Sosial
Pendekatan ini dilakukan melalui aktivitas yang bertujuan memberikan

kepuasan sosial kepada karyawan. Misalnya, bermain game, lelucon, dan

bodor kerja.

2. Pendekatan melalui Meditasi


Pendekatan ini perlu dilakukan karyawan dengan cara berkonsentrasi ke

alam pikiran, mengendirkan kerja otot, dan menenangkan emosi.

3. Pendekatan melalui Biofeedback


Pendekatan ini dilkukan memlui bimbingan medis. Melalui bimbingan

dokter, psikiater, dan psikolog, sehingga diharapkan karyawan dapat

menghilangkan stres yang dialaminya.


4. Pendekatan Kesehatan Pribadi
Pendekatan ini merupakan pendekatan perventif sebelum terjadinya stres.

Dalam hal ini karyawan secara periode waktu yang kontinu memeriksa

kesehatan, melalui relaksasi otot, pengaturan gizi, dan olahraga secara

teratur.

Penyebab Stres menurut John suprhanto (2003: 65)

a. Penyebab fisik, meliputi :


Kebisingan
Kelelahan
Pergeseran kerja
Jetlag
Suhu dan kelembaban
b. Beban Kerja
c. Sifat Pekerjaan
Situasi baru dan asing

10
Ancaman pribadi
Percepatan
Ambiguitas
Umpan balik
d. Kebebasan
e. Kesulitan

Cara mengatasi Stres Kerja

1. Pola hidup sehat adalah pola menhadaoi stres yang terbaik yaitu dengan

kemampuan mengelola perilaku dan tindakan sehingga adanya stres tidak

menimbulkan gangguan, akan tetapi menjadi lebih sehat dan berkembang.


2. Pola Harmonis adalah pola menghadapi stress dengan kemampuan

mengelola waktu dan kegiatan secara harmonis dan tidak menimbulkan

berbagai hambatan.
3. Pola patologis adalah pola menghadapi stres dengan berdampak berbagai

gangguan fisik maupun sosial-psikologis. Dalam pola ini, individu akan

menghadapi berbagai tantangan dengan cara-cara yang tidak memiliki

kemampuan dan keteraturan mengelola tugas dan waktu. Cara ini dapat

menimbulakn reaksi reaksi yang berbahaya karena bisa menimbulkan

berbagai masalah masalah yang buruk.

2.13 Kinerja

kinerja adalah hasil dari kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan utuk

mencapai tujuan. Menurut Tika (2006) kinerja merupakan hasil hasil dari fungsi

pekerjaan seorang atau kelompok dalam suatu orgaisasi yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Menurut Bambang Guritno Dan Waridin (2005) menjelaskan bahwa kinerja

adalah perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standart yang

telah di tentukan. Sedangkan menurut Rivai dan Bisri (2005) kinerja adalah

11
kesediaan seseorang atau kelompok untuk melakukan kegiatan dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil yang

diharapkan.

2.1.3.1 Faktor yang mempengaruhi Kinerja

Faktor yang bmempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan

( ability)dan faktor motivasi (motivation).

a. Faktor Kemampuan (ability)


Secara Psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari

kemampuas potensi (IQ) dan kemampuan Reality (knowlwdge + skill).

Artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas rata rata (IQ 110 -120)

dengan pendidikan memadai untuk jabatannya dan terampil dalam

mengerjakan pekerjaan sehari hari, maka ia akan lebih mudah

mencapai kinerja yang diharapkan.


b. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari siakap (attitude) seorang pegawai dalam

menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi

yangmenggerakkan diri pegawai yang terarah utuk mencapai tujuan

organisasi (tujuan Kerja)

2.2 Tinjauan Empirik

Dwi septianto (2010) menjelaskan bahwa hasil penelitian pengaruh

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan adalah lingkungan kerja berpengaruh

positif signifikan pada kinerja karyawan ditolak, karena dari ahsil menunjukkan

bahwa nilai pengaruh signifikan lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.102.

12
sedangakan stres kerja mempunyai pengaruh negaif signifikan di tolak, karena

nilai pengrauh ngatif signifikan lebih besar dari 0.173.

Menurut Diana Khairani (2013) menjelaskan bahwa tidak adanya pengaruh

signifikan antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan ditolak, artinya

bahwa ada pengaruh signifikan antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan.

Ragil Permanasari (2013) menunjukkan bahwa hasil penelitian Lingkungan kerja

berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja, ini berarti semakin baik

lingkungan kerja yang ada di perusahaan berdampak pada semakin tinggi kinerja

perusahaan tersebut.

Edi Sutrisno (2014) mnjelaskan hasil penelitiannya bahwa stres kerja tidak

berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini disebabkan karena kulaitas

pegawai memiliki karakteristik dan semangat kerja yang sangat tinggi.

Sedangkan Rut Manggiasih (2014) menjelaskan hasil penelitiannya bahwa hasil

pengujian parsial (uji t) antara variabel lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan secara parsial, menunjukkan niali koefisien regresi bertanda positif

sebesar 4.86 dan niali sign.t sebesar 0.00 lebih kecil dari 0.05 hak ini berarti

bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Sedangkan hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel stres kerja terhadap

kinerja karyawan secara parsial, menunjukkan koefisien regresi bertanda positif

sebesar 0.209 dan nilai sign.t sebesar 0.01 lebih kecil dari 0.05 hal ini berarti

bahwa stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Stres Kerja
2.3 Kerangka Konseptual Variabel
1. Penyebab Fisik
2. Bebab kerja
3. Sifat pekerjan
4. Kebebasan
13
5. kesulitan
Lingkungan kerja (X1)
1. Hubungan
Karyawan
2. Tingkat kebisingan
lingkungan kerja
3. Peraturan kerja
penerangan
4. Sirkulasi udara
5. Keamanan

Kinerja karyawan
1. Faktor kemampuan
2. Faktor Motivasi
Dari kerangka konseptual variabel di

atasjika diuraikan sebagai berikut:


1. Bahwa lingkungan kerja yang buruk maka akan menimbulkan stres kerja

bagi karyawan. dan sebaliknya jika lingkungan kerja yang baik maka akan

berpengaruh juga terhadap kinerja karyawan.


2. Bahwa adanya stres kerja maka akan mengganggu/menghambat kinerja

karyawan dan akan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan.


3. Bahwa lingkungan kerja dan stres kerja akan berpengaruh pada kinerja

karyawan.
2.4 hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan rumusan maslah yang telah diuraikan

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga bahwa adanya pengaruh lingkungan kerja yang mengganggu

kinerja karyawan KSP PUAS.


2. Diduga bahwa adanya pengaruh stres kerja yang berpengaruh terhadap

kinerja karyawan KSP PUAS.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

rancangan penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan

metode deskriptif. Karena penelitian menggunakan cara pengumpulan data

dan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

3.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002).

Berdasarkan pengertian tersebut populasi dari penelitian ini adalah pegawai

atau karyawan.
3.2.2 Sampel

15
Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek

penelitian. Tujuan penemuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan

mengenai objek penelitian dengan cara mengamati sebagian saja dari

populasi.
Ada beberapa cara pengambilan sampel, yaitu:
1. Sampel random (sampel acak), yaitu mengambil kesempatan yang sama

untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi.
2. Sampel berstrata, yaitu mengambil contoh dengan melihat perbedaan ciri

atau karakteristik antara strata-strata yang ada, sedangkan perbedaan

tersebut mempengaruhi variabel.


3. Sampel wilayah, yaitu cara yang dilakukan dengan mengambil wakil dari

setiap wilayah yang terdapat dalam populasi


4. Sampel kelompok (cluster), yaitu cara yang dilakukan dengan

memperhatikan perbedaan-perbedaan yang ada sebagai kelompok bukan

sebagai strata (tingkatan).


5. Sampel proporsi (imbangan), yaitu cara pengambilan contoh atau subjek

dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan

banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah.


6. Sampel bertujuan (purposeful), yaitu cara mengambil subjek yang tidak

berdasarkan strata, random, atau pun wilayah, melainkan didasarkan pada

tujuan tertentu.
7. Sampel kuota, yaitu pengambilan sampel tidak didasarkan pada strata atau

daerah, tetapi berdasarkan pada jumlah yang sudah ditentukan.


8. Sampel insidental, yaitu cara memperoleh sampel dari sekumpulan

populasi secara insidental atau secara kebetulan saja dengan tidak

menggunakan perencanaan tertentu.

16
Berdasarkan dari definisi diatas maka sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah keseluruhan dari karyawan ( Random Sampling).

3.3 Konsep Variabel

Menurut Bahri (2008:30) pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili

sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep

mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga

objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam

kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Menurut

Singarimbun dan Effendi (2009) pengertian konsep adalah generalisasi dari

sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan

barbagai fenomena yang sama. Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian

tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus

dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya.

Beberapa konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

1. lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat penting di

dlam karyawan melakukan aktivitas kerjanya.pengertian lingkungan kerja

disini adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang

dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas tugas yang di

bebankan, misalnya kebersihan, musik, penerangan, dan lain- lain. Ruang

lingkup lingkungan kerja :

17
a. bahwa lingkungan organisasitertentu tercermin pada karyawan.

gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin yang

demokratis akan berpengaruh pula terhadap karyawan.


b. lingkungan kerja yang timbul dalam organisasi merupakan faktor

yang menentukan perilaku karyawan.


2. stres kerja merupakan sesuatu yang menyangkut interaksi antara individu

dan lingkungan yaitu interaksi antara stimulasi dan respons. Jadi stres

adalah konsekuensi setiap tindakan dan situasi lingkungan yang

menimbulkan tuntutan psikologis dan fisik yang berlebihan pada

seseorang. Stres yang dialami karyawan akibat lingkungan kerja yang

dihadapinya akan mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerjaya.sehingga

manajemen perlu untuk meningkatkan mutu lingkungan organisasional

bagi karyawan.
3. kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai alam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.


3.4 Jenis Dan Sumber Data
3.4.1 Data Primer

Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung

dari sumber asli (tidak melalui sumber perantara) dan data dikumpulkan

secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian yang sesuai dengan

keinginan peneliti (Fuad Masud, 2004). Data primer ini khusus

dikumpulkan untuk kebutuhan riset yang sedang berjalan. Data primer

dalam penelitian ini adalah data tentang profil dan identifikasi responden,

berisi data responden yang berhubungan dengan identitas responden dan

18
keadaan seperti: wawancara dan penyebaran kuesioner langsung kepada

karyawan KSP PUAS.

3.4.2 Data Sekunder

Fuad Masud (2004) menyatakan bahwa data sekunder adalah data

yang merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang

telah tersusun dalam arsip (data) yang dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi: data jumlah

karyawan dan absensi karyawan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

melakukan kuesioner kepada karyawan KSP PUAS.

3.6 Definisi Opersional Variabel


a. Lingkungan Kerja (X1)

Lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat

penting di dalam karyawan melakukan aktivitasnya, dengan

memperhatikan lingkungan kerja yang baik atau menciptakan kondisi

kerja yang mampu memberikan motivasi untuk bekerja, maka akan

membawa pengaruh terhadap kegairahan atau semangat karyawan bekerja.

19
Pengertian kingkungan kerja disini adalah segala sesuatu yang ada di

sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas tugas yang dibebankan. Faktor yang berkaitan dengan

lingkungan kerja:

1. Hubungan Karyawan , dalam hubungan karyawan terdapat dua

hubungan yaitu hubungan sebagai individu dan hubungan

sebagai kelompok. Hubungan sebagai individu, motivasi yang

diperoleh seorang karyawan yang datangnya dari rekan rekan

sekerja maupun atasan. Sedangkan untuk hubungan sebagai

kelompok, maka seorang karyawan akan berhubungan dengan

banyak orang baik secara individu maupun secara kelompok.

Agar keberadaan kelompok menjadi lebih produktif maka perlu

diperhatikan :
a. Kepemimpinan yang baik
b. Distribusi informasi yang baik
c. Kondisi kerja yang baik
2. Tingkat kebisingan lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang tidak tenang atau bising akan

dapat menimbulkan pengaruh yang kurang baik yaitu adanya

ketidaktenangan dalam bekerja.

3. Peraturan Kerja

Peraturan kerja yang baik dan jelas dapat memberikan

pengaruh yang baik terhadap kepuasan dan kinerja para karyawan

untuk pengembangan karier perusahaan tersebut.

20
4. Penerangan

Penerangan bukanlah terbatas pada penerangan listrik,

tetapi termasuk juga penerangan matahari. Hal ini sering kali

karyawan memerlukan peneranga yang cukupapalagi jika yang

dilakukan menuntut ketelitian.

5. Sirkulasi Udara

Sirkulasi atau pertukaran udara yang cukup maka yang

harus dilkukan pengadaan informasi.

6. Keamanan

Lingkungan kerja denga rasa nyaman akan

menimbulkan ketenangan dan kenyamanan, di mana hal ini

akan memberikan dorongan semangat untuk bekerja.

b. Stres Kerja (X2)


Stres kerja terjadi karena adanya pengaruh dari lingkungan kerja

baik lingkungan internal maupun eksternal. Menurut Sulistyantini ( dalam

Lailani, dkk, 2005 ), stress dan tekanan kerja dapat mengalami pasang

surut dan berubah ubah. Dengan kata lain , hari ini individu mengalami

stress, esok harinya bisa kembali normal. Sedangkan burn out terjadi

secara perlahan melalui proses waktu cukup lama. Atau stress merupakan

proses adaptasi sementara terhadap tekanan lingkungan sehingga bersifat

fluktuatif dan tidak menetap, serta tidak disertai perubahan sikap dan

perilaku.

c. Kinerja (Y)

21
kinerja adalah hasil dari kerja yang dihasilkan oleh seorang

karyawan utuk mencapai tujuan. Menurut Tika (2006) kinerja merupakan

hasil hasil dari fungsi pekerjaan seorang atau kelompok dalam suatu

orgaisasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk mencapai tujuan

organisasi dalam periode waktu tertentu.


3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalahangket atau kuesioner yang diberikan kepada karyawan KSP PUAS.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Teknik analisis deskriptif yaitu untuk mengetahui keadaan lingkungan kerja

dan tingkat stres kerja yang terjadi di KSP PUAS.

22

You might also like