Professional Documents
Culture Documents
Senyawa Organik
BAB I
SPEKTROSKOPI INFRA MERAH
Atom-atom di dalam suatu molekul tidak diam melainkan bervibrasi (bergetar). Energi dari
kebanyakan vibrasi molekul berhubungan dengan daerah infra merah. Vibrasi molekul dapat
dideteksi dan diukur pada spektrum infra merah. Bila radiasi infra merah dilewatkan melalui suatu
cuplikan, maka molekul-molekulnya dapat menyerap (mengabsorbsi) energi dan terjadilah transisi
diantara tingkat vibrasi dasar (ground state) dan tingkat vibrasi tereksitasi (excited state).
Pengabsorbsian energi pada berbagai frekuensi dapat dideteksi oleh spektrometer infra merah,
yang memplot jumlah radiasi infra merah yang diteruskan melalui cuplikan sebagai fungsi frekuensi
(atau panjang gelombang) radiasi. Plot itu disebut spektrum infra merah yang akan memberikan
informasi penting tentang gugus fungsional suatu molekul.
Maka di dalam makalah ini nanti akan dijelaskan lebih lanjut tentang pengertian infra merah, alat
dan sistem kerja dan juga daerah-daerah sidik jari.
Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut diatas, daerah panjang gelombang yang
digunakan pada alat spektrofotometer infra merah adalah pada daerah infra merah pertengahan,
yaitu pada panjang gelombang 2,5 50 m atau pada bilangan gelombang 4.000 200 cm-1. Satuan
yang sering digunakan dalam spektrofotometri infra merah adalah Bilangan Gelombang ( ) atau
disebut juga sebagai Kaiser.
1.2.Pembentukan Spektrofotometri Infra Merah
Cahaya terdiri dari gelombang elektromagnetik dengan frekuensi yang berbeda-beda, setiap
frekuensi tersebut bisa dilihat sebagai warna yang berbeda. Radiasi Infra-merah juga merupakan
gelombang dengan frekuensi yang berkesinambungan, hanya saja mata kita tidak bisa melihat
mereka. Jika anda menyinari sebuah senyawa organik dengan sinar infra-merah yang mempunyai
frekuensi tertentu, anda akan mendapatkan bahwa beberapa frekuensi tersebut diserap oleh
senyawa tersebut.
Sebuah alat pendetektor yang diletakkan di sisi lain senyawa tersebut akan menunjukkan bahwa
beberapa frekuensi melewati senyawa tesebut tanpa diserap sama sekali, tapi frekuensi lainnya
banyak diserap. Berapa banyak frekuensi tertentu yang melewati senyawa tersebut diukur sebagai
'persentasi transmitasi' (percentage transmittance). Persentasi transmitasi dengan nilai 100 berarti
semua frekuensi dapat melewati senyawa tersebut tanpa diserap sama sekali. Pada kenyataannya,
itu tidak pernah terjadi, selalu akan ada penyerapan, walaupun kecil, mungkin transmitasi sebesar
95% adalah yang terbaik yang bisa anda peroleh. Transmitasi sebesar 5% mempunyai arti bahwa
hampir semua frekuensi tersebut diserap oleh senyawa itu. Tingginya penyerapan seperti ini akan
membuat kita mengerti tentang ikatan-ikatan yang ada dalam senyawa tersebut. Grafik di bawah
ini menunjukkan bagaimana nilai persentasi transmitasi berubah jika frekuensi dari radiasi Infra-
merah yang diberikan itu dirubah.
1.3.Macam-macam Vibrasi
a. Vibrasi Regangan (Streching)
Dalam vibrasi ini atom bergerak terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya sehingga akan
terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan
ada dua macam, yaitu:
Regangan Simetri, unit struktur bergerak bersamaan, searah dalam satu bidang datar.
Regangan Asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih dalam satu
bidang datar.
:
Dari struktur diatas dapat diketahui bahwa senyawa tersebut terdiri dari ikatan-ikatan sebagai
berikut:
Ikatan rangkap karbon-oksigen, C=O
Ikatan tunggal karbon-oksigen, C-O
Ikatan oksigen-hidrogen, O-H
Ikatan karbon-hidrogen, C-H
Ikatan tunggal carbon-carbon, C-C
Ikatan karbon-karbon mempunyai penyerapan cahaya yang terjadi pada gelombang dalam
jangkauan yang luas didalam 'Area sidik jari' sehingga sangat sulit untuk membedakan spektrum
infra-merahnya.
Ikatan tunggal karbon-oksigen juga mempunyai penyerapan dalam 'Area sidik jari', yang berkisar
antara 1000 - 1300cm-1,tergantung pada molekul yang mempunyai ikatan tersebut. Ikatan-ikatan
lainnya dalam asam etanoat ini dapat diketahui secara mudah dengan memperhatikan penyerapan
di luar area sidik jari.
Ikatan C-H (dimana hidrogen tersebut menempel pada karbon yang mempunyai ikatan tunggal
dengan unsur-unsur lainnya) menyerap sinar pada jangkauan sekitar 2853-2962 cm-1. Karena ikatan
ini terdapat pada sebagian besar senyawa ornganik, maka ini sangatlah tidak bisa diandalkan.
Ikatan rangkap antara karbon-oksigen, C=O, adalah salah satu penyerapan yang sangat berguna,
yang bisa anda temukan pada daerah sekitar 1680-1750 cm-1. Posisinya sedikit terpengaruh oleh
jenis senyawa yang punya ikatan tersebut.
Ikatan lainnya yang sangat berguna adalah ikatan O-H. Ikatan ini menyerap sinar yang berbeda-
beda, tergantung pada kondisi lingkungannya. Ikatan ini akan sangat mudah dikenali dalam sebuah
asam karena akan menghasilkan lembah yang sangat luas pada daerah sekitar 2500-3300 cm-1.
Spektrum infra-merah untuk asam etanoat adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2.Beberapa daerah sidik jari alkana rantai lurus dan rantai siklik
Propanon
Sekilas, spektrum yang dihasilkan propanon sangat mirip dengan spektrum infra-merah etil etanolat
dan ester. Karena tidak ada lembah yang disebabkan oleh ikatan O-H, dan karena adanya
penyerapan tegas yang disebabkan oleh ikatan C=O pada daerah sekitar 1700cm-1. Golongan
aldehid akan mempunyai spektrum infra-merah yang sama dengan golongan keton.
Ikatan O-H dalam golongan asam timbul pada daerah sekitar 2500-3300, sedangkan yang terikat
pada rantai pada daerah sekitar 3230-3550cm-1. Bila digabungkan, akan menjadi lembah dengan
jangkauan yang sangat besar meliputi daerah 2500-3550cm-1. Perhatikan juga bahwa keberadaan
ikatan C=O yang kuat pada daerah sekitar 1730cm-1.
1-aminobutan
Amine primer ini mempunyai group -NH2 yang juga termasuk ikatan N-H. Penyerapan group ini
timbul pada daerah sekitar 3100-3500cm-1.Dua lembah tersebut (ciri khas amine primer) bisa
dilihat secara jelas pada spektrum sebelah kiri dari penyerapan oleh C-H.
BAB II
SPEKTROSKOPI UV-VIS
Memasuki era perdagangan bebas yang berarti persaingan semakin ketat, laboratoirum kimia
analitik sebagai pendukung penting bagi industri, lembaga penelitian dan pengembangan, serta
perguruan tinggi dalam jaminan mutu (QA) dan pengendalian mutu (QC) produk dan jasa dituntut
harus mampu menghasilkan data hasil analisis yang akurat dan absah. Disamping itu penyampaian
hasil yang cepat dengan beaya yang kompetitif juga menjadi faktor penting. Tantangan ini memacu
para ahli untuk berusaha mengembangkan teknik analisis instrumental yang terbukti dapat
meningkatkan kinerja laboratorium karena mempunyai keunggulan dari aspek kecepatan dan
ketepatan analisis serta limit deteksi. Teknik analisis spektroskopi termasuk salah satu teknik
analisis instrumental disamping teknik kromatografi dan elektrokimia. Teknik tersebut
memanfaatkan fenomena interaksi materi dengan gelombang elektromagnetik seperti sinar-x,
ultraviolet, cahaya tampak dan inframerah. Fenomena interaksi bersifat spesifik baik absorpsi
maupun emisi. Interaksi tersebut menghasilkan signal-signal yang disadap sebagai alat analisis
kualitatif dan kuantitatif.
Spektroskopi UV/Vis telah menjadi salah satu teknik spektroskopi absorpsi yang banyak
dimanfaatkan karena relatif sederhana dan praktis digunakan dalam berbagai jenis analisis
misalnya; senyawa organik, anorganik maupun dalam bidang mikrobiologi. Kini terbukti berbagai
peralatan spektrofotometer UV/Vis mulai yang sederhana hingga yang canggih atau dilengkapi
dengan sistem komputer telah banyak dimiliki oleh berbagai laboratorium di Indonesia.
Hal ini disebabkan energi dari berbagai macam radiasi meningkat dengan meningkatnya frekuensi.
Sebuah foton yang berenergi tinggi dalam daerah UV dapat mementalkan sebuah elektron terluar
dari sebuah atom atau molekul. Dan jika sebuah foton memiliki energi cukup inggi energi-energi
penyerapan panjang gelombang Nampak terjadi perpindahan elektron yang reversible dan relative
rendah energinya dalam molekul. Pada umumnya zat berwarna memiliki elektron yang mudah
tereksitasi terutama senyawa organic tertentu hal ini disebabkan karena mempunyai ikatan rangkap
sehingga elektron mudah dieksitasi oleh cahaya tampak jika atomnya dihubungkan dengan ikatan
rangkap dan tunggal secara berseling-seling dimana gugus atom ini sering disebut Kromofor.
2.3. Instrumen
Alat yang digunakan untuk mengukur daya serapan dinamakan spektrofotometer. Alat ini
mengeluarkan cahaya pada jarak gelombang yang dipilih terlebih dahulu, lalu dipancarkan melalui
sampel (selalunya dilarutkan didalam satu pelarut dan diletakkan didalam cuvet), dan kecepatan
cahaya yang ditransmisikan/diserap sampel tersebut diukur.
Terdapat dua jenis spektrofotometer didalam pasaran, yaitu spektrofotometer beralur tunggal
(single beam) dan spektrofotometer beralur dua (double beam). Gambar 2.2 adalah contoh
spektrofotometer berjalur dua. Secara umumnya, sesebuah spektrofotometer terdiri dari komponen
utama yaitu sumber cahaya, monokromator (termasuklah beberapa penapis, celah (slits) dan
cermin), tempat cuplikan, detektor, dan sebuah meter atau perakam (gambar 2.3).
a)Sumber Radiasi
Sumber-sumber radiasi ultraviolet yang kebanyakan digunakan adalah lampu hydrogen dan lampu
deuterium. Mereka terdiri dari sepasang elektroda yang terselubung dalam tabung gelas dan diisi
dengan gas hydrogen atau deuterium pada tekanan yang rendah. Bila tegangan yang tinggi
dikenakan pada elektroda-elektroda, maka akan dihasilkan elektron-elektron yang mengeksitasikan
elektron-elektron lain dalam molekul gas ketingkatan tenaga yang tinggi. Bila elektron-elektron
kembali ketingkat dasar mereka melepaskan radiasi yang continue dalam daerah sekitar 180 dan
350nm. Sumber radiasi ultraviolet yang lain adalah lampu xenon, tetapi ia sestabil lampu hydrogen.
b) Monokromator
Seperti kita ketahui bahwa sumber radiasi yang umum digunakan menghasilkan radiasi continue
dalam kisaran panjang gelombang yang lebar. Dalam spectrometer,radiasi yang polikromatik ini
harus diubah menjadi radiasi monokromatik (cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu).
Sebelum cahaya monokromatik itu sampai kepada sampel, ia akan melalui satu sisi celah (slits),
kanta, penapis dan cermin. Sistem optik ini memekatkan cahaya, meningkatkan ketelitian spektra
dan menumpukan ia kearah sampel. Cahaya yang melintasi dari monokromator ke sampel akan
menemui satu pintu atau celah. Lebarnya celah ini menentukan kecepatan cahaya yang mengenai
sampel dan ketelitian spektra cahaya tersebut. Dengan menyempitkan celah, ketelitian spektra
akan meningkat, tetapi banyaknya cahaya yang mengenai sampel akan berkurangan
c) Tempat Cuplikan
Cuplikan yang akan dipelajari pada daerah ultraviolet atau terlihat yang biasanya berupa gas atau
larutan ditempatkan dalam sel atau cuvet. Untuk daerah ultraviolet biasanya digunakan quartz atau
sel dari silica yang dilebur, sedang untuk daerah terlihat digunakan gelas biasa atau quartz. Sel yang
digunakan untuk cuplikan yang berupa gas mempunyai panjang lintasan dari 0,1 hingga 100nm,
sedang sel untuk larutan mempunyai panjang lintasan tertentu dari 1 hingga 10cm. sebelum sel
dipakai harus dibersihkan dengan air, atau jika dikehendaki dapat di cuci dengan larutan detergen
atau asam nitrat panas.
Adapun pelarut-pelarut yang digunakan dalam spektrofotometri harus :
a.melarutkan cuplikan.
b.Meneruskan radiasi dalam daerah panjang gelombang yang sedang dipelajari. Beberapa pelarut
yang biasa digunakan dalam daerah ultraviolet dan terlihat adalah seperti :aseton, benzene, karbon
tetraclorida, kloroform, dioksan, diklorometan, 95% etanol, etil eter, methanol, air, dsb.
d)Detektor
Setiap detektor menyerap tenaga foton yang mengenainya dan mengubah tenaga tersebut untuk
dapat diukur secara kuantitatif seperti sebagai arus listrik atau perubahan-perubahan panas.
Kebanyakan detektor menghasilkan sinyal listrik yang dapat mengaktifkan meter atau perekam.
Adapun persyaratan-persyaratan penting untuk detektor meliputi :
a.Sensitivitas tinggi sehingga dapat mendeteksi tenaga cahaya yang mempunyai tingkatan rendah
sekalipun.
b.Waktu respon yang pendek.
c.Stabilitas yang panjang/ lama untuk menjamin respon secara kuantitatif.
d.Sinyal elektonik yang mudah diperjelas.
e)Meter atau Perekam
Merupakan alat pencatat yang dapat menghasilkan output berupa spectrogram.
yang lebih panjang yang disebabkan oleh kesan gantian (substitution) atau pelarut dinamakan
perpindahan batokromik (bathochromic shift) atau perpindahan merah, dan jika sebaliknya
dinamakan hipsokromik (hypsochromic) atau perpindahan biru. ketika peningkatan kecepatan
penyerapan dinamakan kesan hiperkromik (hyperchromic effect), ketika sebaliknya dinamakan
kesan hipokromik (hypochromic effect). Misalnya perubahan yang berlaku apabila larutan antosianin
ditambahkan beberapa titik larutan beralkohol AlCl3. Kesemuanya ini dirumuskan didalam gambar
2.4. mak 255 nm, sedangkan anilin (aminobenzena) 280 nm dengan E mak .masing-masing 230 dan
1430 kal mol 1. Perpindahan penyerapan ke arah yang lebih panjang dan kecepatan menaik.
Misalnya benzena mempunyai dibawah 220 nm. Sebagai contohnya yang mengandungi OH, NH2
dan Cl. Jika suatu auksokrom dan suatu kromofor berada pada satu molekul, penyerapan sinar oleh
kromofor akan berpindah ke * dan menyerap pada Ikatan-ikatan atau kumpulan kovalen tak tepu
dalam molekul yang menyebabkan molekul itu bewarna atau berlakunya penyerapan elektronik
dinamakan kumpulan kromofor, misalnya C=C, C=O, -NO2, -CHO, -COOH, -N=O dan sebagainya. Ada
kumpulan lain molekul yang tidak menyebabkan timbulnya warna, tetapi apabila terikat pada
kromofor dapat mengubah panjang gelombang dan kecepatan penyerapan maksimum kumpulan
kromofor tadi. Kumpulan-kumpulan ini dinamakan kumpulan auksokrom, yaitu yang mengandungi
elektron n yang dapat dieksitasi menjadi
maksimum disebabkan perubahan bentuk molekul dalam larutan.Gambar 2.4 Berbagai corak
perubahan serapan maksimum dan
2.5 Aturan Woodward Fieser
Suatu senyawa organic jika diketahui strukturnya dapat diperkirakan pada panjang gelombang
berapa yang akan diserap maksimum dengan menggunakan aturan woodward - fieser
BAB III
SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNET INTI
Universitas Harvard dan profesor Block, Hawen dan Packard dari universitas Stanford secara
terpisah mengembangkan suatu alat untuk mendeteksi antar aksi berenergi sangat rendah antara
inti atom tertentu dan medan magnet, suatu gejala yang sekarang disebut resonansi magnet nuklir
(RMI). Sesuai dengan namanya resonansi magnetic inti (RMI), atau yang selanjutnya lebih sering
disebut dengan Nuclear Magnetic Resonance (NMR), berhubungan dengan sifat magnet dari inti
atom. Mempelajari senyawa organik secara spectrometer resonansi magnet inti akan memperoleh
gambaran perbedaan sifat magnet dari berbagai inti yang ada dan untuk menduga letak inti
tersebut dalam molekul dari resonansi magnet proton (RMP) akan dapat diduga ada berapa banyak
jenis lingkungan Hidrogen yang ada dalam molekul, dan juga jumlah atom hidrogen yang ada pada
atom karbon tetangga.
3.1Pengertian NMR
Dikembangkan dari hasil studi: NMR (Nuclear Magnetic Resonance) dimana nama yang sebenarnya
untuk bidang medis adalah NMRI (Nuclear Magnetic Resonance Imaging). Kata nuclear kemudian
dihilangkan untuk menghindari konotasi negatif dari pemeriksaan medis, yaitu mengenai
penggunaan pancaran radiasi radioaktif. Istilah NMR sebenarnya serupa dengan MR. MR adalah suatu
prosedur yang bertujuan untuk memeriksa karakteristik/ sifat dari inti atom (bisa disebut nuclear).
Inti suatu atom mempunyai sifat-sifat tertentu, dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok:
Kelompok pertama:
Inti berbentuk bulat, tak berputar, jumlah muatan (proton) genap. Jumlah massa (neutron) genap.
Bilangan kuantum spin = 0, ini tak dapat dideteksi oleh NMR, contoh: 12C, 16O
Kelompok kedua:
Bentuk bulat, berputar, salah satu jumlah muatan/ massa ganjil, bilangan kuantum spin = inti ini
dapat dideteksi dengan NMR.
Contoh = 1H, 19F, 31P, 11B, 13C
Kelompok ketiga:
Bentuk lonjong, salah satu jumlah muatan/ massa ganjil bilangan kuantum spin > sukar
mengabsorpsi energi.
Contoh: 2H, 14N, 17O, 33S, 35Cl.
Bila tak ada medan magnet yang diberikan, semua kedudukan/ tingkatan spin dari suatu inti
mempunyai tenaga yang sama.
Spektrum resonansi magnet proton biasanya dapat diperoleh pada 60 atau 100 MHz yang sesuai
dengan kekuatan medan magnet 14.092 atau 23.500 gauss.
Diagram skematik spectrometer resonansi magnet inti:
a.Magnet yang kuat, stabil dengan medan magnet yang seragam dan dapat diubah-ubah terus
menerus dengan seksama pada daerah yang sempit.
b.Generator geser yang mengatur variabel arus searah pada magnet sekunder, dengan demikian
medan magnet yang digunakan dapat diubah-ubah pada batas yang sempit.
c.Sumber frekwensi radio isyarat yang dihasilkan osilator frekwensi radio dialirkan ke sepasang
kumparan yang dipasang tegak lurus terhadap medan magnet. Dari sini dihasilkan radiasi yang
terpolarisasi. Biasanya digunakan yang tetap memberikan frekwensi 60 MHz.
d.Detektor isyarat dan sistem pencatat isyarat frekwensi radio yang dihasilkan inti yang melakukan
resonansi dideteksi oleh kumparan yang mengelilingi cuplikan dan tegak lurus terhadap kumparan
pusat isyarat listrik ini sangat kecil supaya dapat dicatat perlu diperbesar 105 kali.
e.Wadah cuplikan berupa tabung gelas dengan garis tengah 5 mm yang diisi cairan sebanyak 0,4 ml
yang mengandung cuplikan antara 5-50 mg.
Garis vertikal menunjukkan absorbansi, sedang garis horisontal disebut chemical shift atau
kekuatan medan magnet. Kekuatan medan magnet makin tinggi ke kanan dan makin rendah ke kiri.
Spektrum NMR 1H akan tampak sebagai kelompok puncak-puncak. Kelompok puncak yang terdiri
dari satu puncak disebut singlet, dua puncak disebut doublet, tiga puncak disebut triplet, empat
puncak disebut kuartet dan lebih dari empat puncak disebut multipet.
Dari spektrum NMR 1H pada gambar, puncak triplet disebabkan oleh gugus CH3, puncak kuartet
pada 3,5 ppm di sebabkan oleh gugus CH3 dan puncak singlet pada 5,5 ppm disebabkan oleh gugus
OH dari etanol puncak proton dari gugus CH3 muncul dari medan magnet yang lebih tinggi dari
gugus CH2 atau OH melalui kerapatan elektron, dengan kata lain atom-atom lain yang jadi
pasangannya akan mempengaruhi letak puncak pada spektrum NHM 1 kita tahu bahwa inti atom
dikelilingi elektron-elektron ini merupakan penghalang bagi energi untuk melakukan transisi inti
atom. Makin banyak elektron yang menghalangi masuknya energi, makin pula energi yang di
perlukan, akibatnya puncak spektrumnya tampak pada medan magnet yang tinggi. Kerapatan
elektron untuk proton-proton yang ada gugus penyusun etanol adalah CH3 > - CH2 - > - OH -
gugus-gugus CH3 - CH2 - OH masing-masing mempunyai tiga, dua dan satu elektron mempunyai
protonnya. Gugus C H mempunyai kerapatan elektron yang lebih tinggi dari gugus O-H karena
atom O lebih elektro negatif dari pada atom c- akibatnya elektron pada atom H lebih ditarik dari
atom O daripada oleh C.
NMR Karbon 13
NMR 13C mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan NMR 1H dalam hal mendiagnosis
bangun molekul senyawa organik dan senyawa biokimia, pertama NMR 13C memberi informasi
tentang susunan atom C molekul daripada anggotanya. Selain itu perubahan kimia (channel shift)
13C pada kebanyakan senyawa organik sebagai sekitar 200 ppm dibandingkan dengan 10-15 ppm
untuk 1H. akibatnya puncak kurang tumpang tindih. Jadi kita dapat mengamati puncak resonansi
tiap atom karbon senyawa organik dengan berat molekul 200-400 juga tidak ada pengaruh atom-
atom karbon yang sama terhadap puncak spektrum karena jumlahnya sedikit dalam molekul
kemudian atom 12C tidak mempengaruhi puncak spektrum 13C karena bilangan kuantum spin 12C
adalah nol, terakhir pengaruh proton terhadap puncak spektrum 13C dapat dihilangkan.
NMR lain
Fluor 19 mempunyai bilangan kuantum spin dan momen magnet 2,6285 magnetan inti. Jadi,
frekwensi resonansi fluor sedikit lebih rendah daripada untuk proton (56,4 MHz, 60 MHz pada
14,092 G untuk proton). Oleh sebab itu, dengan perubahan relatif kecil, spectrometer HMR proton
dapat digunakan untuk mempelajari resonansi fluor NMR 19F akan berguna untuk senyawa-senyawa
organik fluor.
Fosfor -31 dengan bilangan spin juga memperlihatkan puncak NMR yang jelas dengan perubahan
kimia hingga 700 ppm, frekwensi resonansi 31P pada 14.092 adalah 24,3 MHz. penyelidikan bidang
biokimia yang berhubungan molekul beratom fosfor telah dilakukan.
Spektroskopi magnet inti merupakan salah satu metode canggih untuk mengidentifikasi rumus
bangun molekul senyawa organik. NMR bekerja secara spesifik sesuai dengan inti atom yang dipakai
NMR 1H paling banyak dipakai karena inti proton paling peka terhadap medan magnet dan paling
melimpah diakui teknis radiasi yang dipakai pada pengukuran N11R adalah frekwensi radio spektrum
NMR 13C lebih mudah dibaca daripada NMR 1H karena 13C kurang melimpah di alam dan kurang
peka terhadap medan magnet luas puncak menunjukkan jumlah inti pada suatu gugus molekul. TMS
dipakai standar pada NMR orange mempunyai kerapatan elektrikan paling tinggi.
BAB IV
SPEKTROSKOPI MASSA (Mass Spectroscopy)
Metode spektroskopi massa ini berguna untuk menentukan berat molekul suatu senyawa.
Spektroskopi massa dapat juga memberi informasi kualitatif dan kuantitatif tentang susunan atom
dan molekul zat-zat organik dan anorganik. Bersama dengan data spektrum IR, UV dan NMR,
spektroskopi massa dapat digunakan untuk menentukan bangun molekul senyawa organik.
Spektroskopi massa merupakan salah satu metode untuk menganalisis suatu cuplikan / sampel.
Metode ini didasarkan pada pengubahan komponen cuplikan menjadi ion-ion gas dan memisahkanya
berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan (m/e).
Jika suatu molekul dalam bentuk gas disinari oleh elektron berenergi tinggi dalam sistem hampa
maka terjadi ionisasi, ion molekul yang terbentuk dan ion molekul yang tak stabil pecah menjadi
ion-ion yang lebih kecil
4.1 Mekanisme Fragmentasi Ion
Penjelasan yang lebih rinci, dari mekanisme yang terjadi dalam spectrometer (alat yang digunakan
untuk spektrometri massa) adalah sebagai berikut :
Suatu sampel dalam keadaan gas dibombadir dengan elektron yang berenergi cukup untuk
mengalahkan potensial ionisasi pertama senyawa tersebut (potensial ionisasi kebanyakan senyawa
organik adalah antara 185 300 kkal / mol). Tabrakan antara sebuah molekul organik dan salah satu
elektron berenergi tinggi inilah yang menyebabkan lepasnya sebuah elektron dari molekul itu dan
terbentuknya suatu ion organik. Ion organik yang dihasilkan oleh pembombardiran elektron
berenergi tinggi ini tidak stabil dan pecah menjadi fragmen kecil, baik berbentuk radikal bebas
maupun ion-ion lain.
Suatu molekul / ion pecah menjadi fragmen-fragmen bergantung pada kerangka karbon dan gugus
fungsional yang ada. Maka struktur dan massa fragmen inilah yang memberikan petunjuk mengenai
struktur molekul induknya dan juga untuk menentukan bobot molekul suatu senyawa dari spektrum
massanya. Suatu molekul ABCD yang pecah menjadi beberapa kemungkinan ion atau gugus radikal.
ABCD + e- ABCD* + 2E
A+ + BDC
A + BCD+ BC+ + D
CD + AB+ B + A+
A + B+
AB + CD+
Sebagai contoh metanol (CH3OH) bila metanol dibombandir dengan elektron berenergi tinggi, salah
satu elektron valensinya lepas, sehingga menghasilkan suatu radikal ion, yaitu suatu spesi dengan
satu elektron tak berpasangan (menyendiri) dan muatan +1. Jadi suatu radikal ion dilambangkan
oleh +. Radikal ion yang terbentuk dari pengambilan satu elektron dari sebuah molekul disebut ion
molekul (dilambangkan M+).
e- + CH3 CH3
Perbandingan massa muatannya (m/e) adalah 32. didapat dari massa metanol (m) = 32 dan muatan
+1.
(CH3OH)+ ini dapat kehilangan sebuah atom hydrogen menjadi sebuah kation (CH2 = OH)+. Fragmen
ini punya m/e sebesar 31. Dalam spektrum massa metanol, peak untuk partikel dengan m/e = 31
dan 32 kelihatan jelas.
Ionisasi elektron, metode ini pereaksi yang menghasilkan ion adalah berupa berkas elektron dengan
tenaga sekitar 70 ev. Berkas elektron tersebut mendidihkan filamen yang memijar dan bergerak
melalui kamar pengion menuju anoda yang terletak berseberangan. Aliran molekul cuplikan yang
teruapkan masuk dalam sumber berintegrasi dengan berkas elektron membentuk berbagai hasil
meliputi ion-ion positif. Ion-ion tersebut didorong keluar dari ruang ionisasi oleh potensial
penolak yang relatif kecil, dan kemudian dipercepat masuk ke dalam perangkat analisis massa
sebagian molekul cuplikan berikut hasil belahannya dikeluarkan secara kontinu menggunakan
pompa vakum yang terdapat pada ruangan sumber ion.
c.Kamar pengion dan percepatan
Arus uap dari pembocor molekul masuk ke dalam kamar pengion (tekanan 10-6 10-5 mm Hg) yang
ditembak pada kedudukan tegak lurus oleh seberkas elektron yang dipancarkan dari filamen panas.
Satu dari proses yang disebabkan oleh tabrakan tersebut adalah ionisasi dari molekul yang berupa
uap dengan kehilangan satu elektron dan terbentuk ion molekul bermuatan positif .
Karena molekul senyawa organik mempunyai elektron berjumlah genap, maka proses pelepasan
satu elektron menghasilkan ion radikal yang mengandung satu elektron tidak berpasangan. Proses
lainnya, molekul yang berupa uap tersebut menangkap sebuah elektron membentuk ion radikal
bermuatan negatif.
d.Analisis Massa Ion
Penganalisis massa adalah suatu alat pendispersi yang berfungsi seperti prisma di dalam
spectrometer optik. Di sini, dispersi didasarkan pada massa partikel partikel bermuatan.
Berkas ion dari sumber dapat dipisahkan sesuai dengan massa dari ionnya masing-masing dengan
berbagai cara pembelokan magnet, saringan kuadrupol, waktu lintasan (flight), frekuensi radio,
resonansi siklotron, dan pemusatan sikloidral merupakan teknik / cara pemisahan yang sering
digunakan.
Ion dengan massa besar lebih sukar dibelokkan dari pada ion bermassa lebih kecil sesuai dengan
persamaan berikut :
4.3Spektrum Massa
Spektrum massa adalah gambar antara limpahan relatif lawan perbandingan massa atau muatan
(m/e). spectrum massa merupakan output dari pengukuran spektroskopi massa sumbu horizontal
dinamai sumbu m/e (perbandingan massa terhadap muatan) dan sumbu vertical intensitas.
Spektra massa biasa diambil pada energi berkas elektron sebesar 70 elektron volt. Kejadian
tersederhana ialah tercampaknya satu elektron dari molekul dalam fasa gas oleh sebuah elektron
dan membentuk suatu ion molekul yang merupakan sautu kation radikal (M+). Misalnya methanol
membentuk suatu ion molekul :
CH3OH+ e CH3OH+ (m / e 32) 2e
Jika muatan dapat dilokalisasi di satu atom tertentu, muatan tersebut ditunjukan pada atom
termaksud, contoh: CH3OH
Satu buah titik di sini melambangakan elektron ganjil. Banyaknya ion molekul demikian meluruh
(disintegrasi) dalam waktu 10-10 hingga 10-3detik, memberikan sibir bermuatan positif serta
sebuah radikal. Sejumlah ion sibir terbentuk dan masing-masing dapat membelah menjadi sibir-sibir
lebih kecil lagi.
CHOH CHOH (m / e 31) + H
CHOH CH (m / e 15) + . OH
CHOH CHO (m / e 29) + H
Suatu spectrum massa menyatakan massa-massa sibir-sibir bermuatan positif terhadap kepekaan
(konsentrasi) nisbinya. Puncak paling kuat (tertinggi pada spectrum, disebut puncak dasar (base
peak), dinyatakan dengan nilai 100% dan kekuatan (tinggi x faktor kepekaan) puncak-puncak lain,
termasuk puncak ion molekulnya, dinyatakan sebagai presentase puncak dasar tersebut. Contohnya
Seperti terdapat pada gambar dibawah ini :
Puncak ion molekul biasanya merupakan puncak-puncak denagn bilangan massa tertinggi, kecuali
terdapat puncak-puncak isotop. Puncak-puncak isotop ada karena sejumlah molekul tertentu
mengandung isotop lebih berat daripada isotopnya yang biasa.