You are on page 1of 9

CHECKLIST THT

(TONSILOFARINGITIS AKUT)

Seorang perempuan datang ke dokter karena nyeri menelan dan nyeri tenggorokan

1. Lakukan anamnesis pada pasien ini


2. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien ini
3. Lakukan penatalaksanaan farmakologi dan resep
4. Lakukan edukasi pada pasien ini

No. CHECKLIST KETERANGAN


1. MEMBUKA WAWANCARA
Sapa Pasien Menunjukkan sikap hormat dan respek
Perkenalkan diri Selamat pagi mbak, pada pasien
saya dr. A yang bertugas jaga pagi
ini.
2. ANAMNESIS
Menanyakan identitas pasien
- Dengan mbak siapa? Keluhan utama biasanya nyeri telan
- Usianya berapa mbak? (odinofagia) dan nyeri tenggorokan
- Alamatnya di mana mbak? a. Streptococcus beta hemolitikus
- Pekerjaan mbak apa?
grup A: demam, pembesaran
Menanyakan keluhan utama
- Ada keluhan apa mbak X/apa kelenjar getah bening
b. Virus: rinorea, suara serak, batuk,
keluhannya mbak X?
demam tidak terlalu tinggi
3. RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Menanyakan lokasi Tonsilofaringitis akut: tonsilitis +
- Nyerinya di sebelah mana faringitis. Jadi letaknya nggak spesifik,
mbak X? tapi di sepanjang dinding faring
Menanyakan onset dan kronologi
- Nyerinya terasa sejak kapan
mbak? Onset gejala tergantung dari masa
- Nyerinya hilang timbul atau inkubasi agen infeksinya. Baik GABHS
terus menerus? maupun virus biasanya muncul setelah
- Terasa tambah nyeri atau 24-72 jam
nyerinya sama sejak pertama
kali muncul?
Menanyakan kualitas keluhan
- Apakah nyerinya sampai
menyebabkan mbak susah
menelan?
- Apa seraknya sampai buat
suara mbak menghilang?
- Batuknya berdahak atau tidak?
Menanyakan kuantitas keluhan
- Apa sudah pernah diukur
berapa suhunya pada saat
demam?
Menanyakan faktor pemberat
- Kapan tenggorokannya terasa Biasanya terasa lebih sakit saat menelan
paling sakit? dan berbicara
- Apa mbak sebelumnya ada
makan gorengan, pedas,
minum dingin, merokok, atau
minum obat tidak teratur?
Menanyakan faktor memperingan
- Apa sudah minum obat? Obat
apa? Berkurang atau tidak?
- Kalau istirahak, membaik atau
tidak nyeri telannya?
Menanyakan keluhan lain
- Apakah ada keluhan lain yang
dirasakan selain sakit
tenggorokan?
- Ada rasa mengganjal di
tenggorokan? Rasa kering?
Gatal ditenggorokan? Demam?
Mendengkur saat tidur? Tiba-
tiba terbangun karena sesak?
Susah buka mulut? Batuk?
Pilek? Hidung tersumbat?
Sakit kepala di daerah wajah?
Easa adanya cairan mengalir di
tenggorokan? Nyeri pada
telinga? Mendengung? Rasa
penuh di telinga? Mata merah,
berair, gatal-gatal? Kemerahan
di kulit? Nafsu makan? Tidur?
BAB? BAK?
- Ada yang sakit serupa di
tempat kerja/sekolah/rumah?
4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Menanyakan riwayat penyakit dahulu
- Apakah pernah mengalami
gejala seperti ini sebelumnya?
- Diberi obat apa?
- Ada alergi makanan atau obat?
5. RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Menanyakan riwayat penyakit
keluarga
- Apakah keluarga ada yang
mengalami gejala yang sama?
6. Menanyakan apakah ada hal yang
terlewat
- Ada informasi yang terlewat?
- Ada yang ingin disampaikan
lagi?
7. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksa menempatkan diri di
sebelah kanan pasien
Meminta izin untuk memeriksa dan
menjelaskan pemeriksaan yang akan
dilakukan, cuci tangan 6 langkah
Memberikan instruksi dengan sopan
agar penderita berbaring dan
membuka baju
STATUS GENERALIS
Keadaan umum:
TD/N/RR/S
Status gizi:
Kepala:
Leher:
Thorax:
Abdomen:
Ekstremitas:
PEMERIKSAAN THT
Pemeriksaan faring-laring
Menjelaskan kepada pasien
pemeriksaan yang akan dilakukan
- Untuk mengetahui tentang
nyeri yang mbak rasakan lebih
lanjut saya akan lakukan
pemeriksaan pada tenggorokan
mbak. Apa mbak bersedia?
Inspeksi
Melakukan pemeriksaan pada: Tonsilitis akut: common cold sebagai
- Pakai lampu kepala pemicu, nyeri tenggorok, detritus, demam,
- Apakah ada drooling/ trismus nyeri menelan pembesaran KGB, hingga
- Warna bibir: pucat, sianosis, otalgia
pecah-pecah,luka pada sudut
bibir? Tonsilitis kronis pelebaran kripta,
- Lihat keadaan mukosa mulut: dapat terisi detritus, napas berbau
warna, ulkus, dan leukoplakia,
tonsil
- Fairng: ada pembengkakan,
ulserasi, warna merah muda,
hiperemis+/-, granular+/-;
arkus faring simetris+/-,
hiperemis+/-, edema+/-?
- Tonsil: ukuran, ada
pembesaran+/-, warna,
hiperemis+/-, kripta
melebar+/-, detritus+/-,
perlengketan+/-?
- Pemeriksaan lidah
- Lihat apakah ada parese, warna
lidah, ada/- atrofi papil dan
ulkus lidah.
Pemeriksaan laringoskopi indirek
(tidak dilakukan)
- Persiapkan alat: kaca laring, INGAT. Bayangkan pada kaca laring
kassa steril, headlamp terbalik plika vokalis kanan terlihat di
fokuskan cahaya sisi kiri dan plika vokalis kiri terlihat di
- Panaskan kaca laring, cobakan sisi kanan, epiglotis terlihat di atas.
di tangan jangan terlalu Normlanya ketika berbicara kedua plica
panas vokalis akan memanjang dan adduksi ke
- mbak, tolong julurkan linea mediana.
lidahnya.. kemudian balut
lidah dengan kassa steril, tapi
biasanya sih simulasi pakai
telunjuk + jari tengah aja
- Fokuskan cahaya headlamp ke
orofaring pasien
- Masukkan kaca laring pelan-
pelan
- Putar kaca laring ke arah
bawah
- mbak, tolong bilang aah
ya.. lihat pergerakan plica
vocalis (pergerakan, asimetri,
nodul, tumor)
- Untuk memperluas visulaisasi,
minta pasien untuk berdiri
sementara pasien duduk,
kemudian sebaliknya amati
daerah supraglotis, glotis, dan
subglotis.
Pemeriksaan telinga
- pakai lampu kepala
- duduk berhadapan dengan
pasien dalam posisi kedua kaki
tertutup di samping kiri atau
kanan kaki pasien
- inspeksi telinga luar, daerah
preaurikuler, dan retroaurikuler
(bentuk, deformitas, kelainan
kongenital, radang, tumor,)
- palpasi telinga luar, daerah
preaurikuler, dan retroaurikuler
(nyeri tekan tragus, nyeri tarik
aurikula, regio mastoid nyeri
tekan)
- pegang daun telinga, tarik ke
arah posterior dan superior
pada orang dewasa atau tarik
ke arah posterior pada anak
agar liang telinga lurus
- inspeksi liang telinga: CAE
lapang, serumen tidak ada
- inspeksi membran timpani:
MT intak, hiperemis +/-,
edema +/-, refleks cahaya +
arah jam 5 (kanan) & 7 (kiri)
- pegang otoskop dengan tangan
kanan seperti memegang pensil
dan jari kelingking diletakkan
diatas pipi kanan untuk melihat
membran timpani kanan secara
lebih jelas
- pegang otoskop dengan tangan
kiri seperti memegang pensil
dan jari kelingking diletakkan
diatas pipi kiri untuk melihat
membran timpani kiri secarra
lebih jelas
- inspeksi pergerakan membran
timpani pada saat pasien meiuo
dengan hidungdan mulut
tertutup (Valsava manuver)
untuk menilai patensi tuba
eustachius (tidak dilakukan
pada kasus ini)

Pemeriksaan penala
Rinne:
- pemeriksa duduk berhadapan
dengan pasien dalam posisi
kedua kaki tertutup di samping
kiri atau kanan kaki pasien
- menjelaskan pemeriksaan yang
akan dilakukan dan apa yang
harus dilakukan oleh pasien
- mengambil garputala 512 Hz,
menggetarkan garpu tala
tersebut dengan menggunakan
ibu jari dan telunjuk tangan
kiri
- meletakkan ujung garpu tala di
prosesus mastoideus telinga
yang diperiksa sampai pasien
tidak mendengar bunyi lagi
dengan cara membeirkan tanda
(mengangkat tangan atau
berbicara)
- meletakkan garpu tala di depan
telinga yang diperiksa 2,5 cm
dari liang telinga dan
menanyakan apakah pasien
masih mendengar bunyi atau
tidak
- kemudian sebaliknya dokter
menggetarkan penala di depan
telinga yang diperiksa (sekitar
2,5 cm dari liang telinga)
terlebih dahulu. Bila tidak
mendengar bunyi lagi, pasien
memberi tanda (dengan
mengangkat tangan atau
berbicara)
- meletakkan ujung garpu tala di
prosesus mastoideus telinga
yang diperiksa dan
menanyakan apakah pasien
masih mendengar bunyi atau
tidak. Bila masih mendengar
bunyi, beri tanda (dengan
mengangkat telinga atau
berbicara)

Pemeriksaan Weber
- pemeriksa duduk berhadapan
dengan pasien dalam posisi
kedua kaki tertutup di samping
kiri atau kanan kaki pasien
- menjelaskan pemeriksaan yang
akan dilakukan dan apa yang
harus dilakukan oleh pasien
- grapu tala digetarkan dengan
menggunakan ibu jari dan
telunjuk jari kiri, kemudian
diletakkan di garis tengah
kepala (verteks/dahi/pangkal
hidung/dagu) atau
dipertengahan gigi seri)
- pasien memberi tandan dengan
cara mengangkat tangan atau
memberi tahu bunyi terdengar
lebih keras di telinga
kiri/kanan/bunyi sama
kerasnya/tidak dapat dibedakan
ke arah telinga mana bunyi
terdengar lebih keras

Pemeriksaan Swabach
- pemeriksa duduk berhadapan
dengan pasien dalam posisi
kedua kaki tertutup di samping
kiri atau kanan kaki pasien
- menjelaskan pemeriksaan yang
akan dilakukan dan apa yang
harus dilakukan oleh pasien
- garpu tala digetarkan dengan
menggunakan ibu jari dan
telunjuk jari tangan kiri
- garpu tala diletakkan di
prosesus mastoideus telinga
yang akan diperiksa sampai
pasien tidak mendengar lagi
bunyi dengan cara memberi
tanda (mengangkat tangan atau
berbicara). Tangkai penala
segera dipindahkan pada
prosesus mastoideus telinga
pemeriksa yang sama
(pendengaran pemeriksa harus
normal)
- kemudianpenala digetarkan
lagi dan diletakkan pada
prosesus mastoideus pemeriksa
lebih dahulu. Bila sudah tidak
terdengar bunyi lagi, tangkai
penala segera dipindahkan ke
prosesus mastoideus pasien
pada telinga yang sama.
Pemeriksaan Hidung
- pakai lampu kepala
- duduk berhadapan dengna
pasien dalam posisi kedua kaki
tertutup di samping kiri atau
kanan kaki pasien
- inspeksi hidung luar dari arah
depan dan samping (bentuk,
deformitas, hiperemis, panas,
nyeri, bengkak)
- inspeksi vestibulum dan nares
anterior dengan menekan ke
arah atas tip of the nise dengan
ibu jari kiri (hiperemis, sekret)
- lakukan tes transiluminasi
dengan menggunakan cahaya,
ruangan mungkin perlu
digelapkan (tidak dilakukan
pada kasus ini), dipalpasi saja
di daerah sinus frontal,
maksilaris (nyeri tekan +/-)
- pegang spekulum dengan
tangan kiri
- masukkan bilah spekulum
hidung ke dalam rongga
hidung dalam keadaan tertutup,
buka bilah spekulum hidung ke
arah ala nasi, namun jangan
menekan septum. Inspeksi
septum, konka inferior, konaka
media, meatus inferior dan
meatus media (cavum nasi
lapang +/-, edema +/-,
hiperemis +/-; konka inferior
eeutrofi/hipertrofi, meatus nasi
inferior eutrofi/hipertrofi,
konka media eutrofi/hipertrofi,
septum nasi deviasi +/-, pasase
udara hambatan/-)
- keluarkan bilah spekulum
hidung daridalam rongga
hidung pada posisi terbuka.
8 EDUKASI
- Kemungkinan kasus
merupakan akibat viral, tidak
perlu antibiotik
- Istirahat yang cukup, minum
air putih yang cukup
- Menjaga daya tahan tubuh,
konsumsi makanan bergizi
- Jaga higien mulut dan tangan
- Merencanakan kontrol kepada
dokter apabila tidak membaik
9. RESEP
Menuliskan resep
R/Amoxicilin tab 500 mg No. XXI
S3dd tab I pc
R/ Paracetamol tab 500 mg No. XV
S3dd tab I pc prn demam
R/ Vit C tab 50 mg No. XV
S3dd tab I pc
R/ Dexametason tab 0,5 mg No.IX
S3dd tab I pc

MENGAKHIRI PERTEMUAN
DENGAN RAMAH

You might also like