Asma bronkhial merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat
indonesia. Penyakit asma adalah penyakit yang bersifat reversible dan dapat menyebabkan kematian. Masalah yang dirasakan adalah serangan sesak napas saat kekambuhan terjadi. Stress adalah salah satu penyebab dari kekambuhannya. Maka diperlukan mekanismekoping yang positif untuk mencegah kambuh kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan mekanisme koping yang digunakan dengan frekuensi kekambuhan pada pasien asma bronkhial di Balai Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Paru (BP4) Pamekasan Tahun 2012. Desain penelitian ini menggunakan metode Analytic Correlation Non Eksperimental dengan populasi 39 orang dan menggunakan tehnik Probability Simple Random Sampling sehingga diperoleh sampel sebanhyak 35 orang. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner. Setelah ditabulasi data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji Rank Spearman dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan hampir setengahnya (45,7% atau 16 orang) memiliki mekanisme koping maladaptif dan kambuh >5X/bulan, dan sebagian kecil (11,4% atau 4 orang) memiliki mekanisme koping adaptif dan kambuh 1- 4X/bulan. Dari hasil pengujian statistik diperoleh hasil ada hubungan mekanisme koping dengan frekuensi kekambuhan dengan nilai koefisien korelasi 0,430 dengan tingkat signifikansi 0,010. Kita ketahui bahwa mekanisme koping merupakan salah satu penyebab kekambuhan pada pasien asma bronkhial. Maka dalam pemberian asuhan keperawatan hendaknya tidak melupakan pendidikan kesehatan tentang mekanisme koping khususnya, demi tujuan kebaikan beresama.
Kata Kunci: Asma Bronkhial, Mekanisme Koping, Frekuensi Kekambuhan