You are on page 1of 5

Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti

kebiasaaan . model prilaku atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu
tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan
yang mempengaruhi prilaku. (Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2002. 7)

Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam memberikan layanan
keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat.

1. Otonomi (Autonomi) prinsi otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu
memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh
yang tidak memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa keadaanya
baik,padahal terdapat gangguanatau penyimpangan

2. Beneficience (Berbuat Baik) prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan baik
dengan begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati
klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat
menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.

3. Justice (Keadilan) nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian
dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan
perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut
kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.

4. Nonmaleficince (tidak merugikan) prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera


fisik dan psikologis pada klien. Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter
secara tertulis menolak pemberian transfuse darah dan ketika itu penyakit perdarahan
(melena) membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus mengistrusikan
pemberian transfuse darah. akhirnya transfuse darah ridak diberikan karena prinsi
beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsi nonmaleficince.

5. Veracity (Kejujuran) nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki
oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien
untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling
percaya. Klie memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia
ingin tahu. Contoh Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena
kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia.
Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan
kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat
tidak mengetahui alasan tersebut dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi
dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.

6. Fidelity (Menepati janji) tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan.
Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai
komitmennya kepada orang lain.

7. Confidentiality (Kerahasiaan) kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga


privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna
keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan harus dihindari.

8. Accountability (Akuntabilitasi) akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan


seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali.
Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman
sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien
perawat dapat digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang memberi tugas
delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional.

9.
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Volume air dalam tubuh manusia mencapai sekitar 60% dari berat badannya, dan terbagi
menjadi:
1. CAIRAN INTRA SELLULLAIR : merupakan cairan yang berada didalam sel tubuh
dan volumenya mencapai sekitar 40% berat badan manusia.
2. CAIRAN EXTRA SELLULLAIR : merupakan cairan yang berada diluar sel tubuh
manusia dan volumenya mencapai sekitar 20 % berat badan manusia.
Cairan extra sellullair ini terbagi lagi menjadi : CAIRAN INTERSTITIAL yang merupakan
cairan yang terletak diantara sel sel tubuh manusia dan mencapai sekitar 15% dari berat
badan, dan CAIRAN PLASMA yang merupakan cairan yang terletak dalam pembuluh darah
dan mencapai sekitar 5% berat badan manusia.
Misalkan pada seseorang dengan berat badan 70 kilogram, maka :
Volume cairan total dalam tubuhnya adalah : 60% x 700 kg = 42 liter, yang terbagi menjadi :
CAIRAN INTRA SELLULLAIR : 28 liter, CAIRAN INTERSTITIAL : 10,5 liter, dan
CAIRAN PLASMA : 3,5 liter.
Antara cairan intrasellullair dan cairan extra sellullair dibatasi oleh dinding sel atau
membrane sel, sedangkan antara cairan intra vaskulair dan cairan interstitial dibatasi oleh
dinding pembuluh darah. Membran sel berbeda dengan pembuluh darah, dimana membrane
sel bersifat semi permeable terhadap solute terutama yang larut dalam air
(glukosa,elektrolit ) sedangkan dinding pembuluh darah permeable terhadap elektrolit dan
glukosa, tetapi relative impermeable terhadap protein. Protein disini dapat menarik cairan
interstitial masuk ke dalam cairan intravaskulair (plasma) , sedangkan tekanan yang
ditimbulkan oleh protein dalam plasma disebut tekanan onkotik plasma.
10. Keseimbangan cairan dalam tubuh terjadi apabila jumlah cairan yang masuk kedalam
tubuh, sama dengan jumlah cairan yang dikeluarkan oleh tubuh. Pemasukan cairan
kedalam tubuh berasal dari : makanan, minuman dan hasil oksidasi bahan makanan.
Pengeluaran cairan keluar tubuh melalui : urine,kulit, paru-paru dan tinja. Pengeluaran
lewat kulit, paru dan tinja dikenal pula sebagai INSENSIBLE LOSS ( pengeluaran yang
tak tampak ).
11. Volume cairan yang masuk dan keluar tubuh adalah sebagai berikut :
12. PEMASUKAN : PENGELUARAN :
13. Makanan 1000 cc Urine 1500 cc
14. Minuman 1300 cc Tinja 200 cc
15. Metabolisme 300 cc Paru 300
cc
Kulit 600 cc
16. JUMLAH 2600 cc JUMLAH 2600 cc
17.
18.
19.
20. Pengaturan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia dilakukan oleh :
21. 1. Ginjal dan Paru-paru
22. 2. Hormon : misalnya : ADH,Aldosteron,dsb
23. 3. Rasa Haus

2.4 Asuhan Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan, Elektrolit dan Darah
a. Tahap pengkajian kebutuhan cairan, elektrolit dan darah diantaranya :
1. Riwayat keperawatan
Pengkajian keperawatan pada masalah kebutuhan cairan dan elektrolit meliputi jumlah asupan
cairan yang dapat diukur melalui jumlah pemasukan secara oral, parental, atau entral. Jumlah
pengeluaran dapat diukur melalui jum l a h ukuran fese, muntah, atau
pengeluaran lainnya.
2. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik meliputi sistem yang berhubungan dengan masalah cairan dan elektrolit, seperti,
intrugment, kardiovaskuler, sistem penglihatan, dan system.
3. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik dapat berupa pemeriksaan kadar elektrolit.

b. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan mekanisme pernafasan,
abnormalitas nilai darah arteri
2. Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia kardio,ketidakseimbangan elektrolit
3. Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
diare,kehilangan cairan lambung, diaphoresis, polyuria.
4. Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih berhubungan dengan anuria,penurunan kardiak
output, gangguan proses keseimbangan, Penumpukan cairan di ekstraseluler.
5. Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan volume cairan
6. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau edema
7. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema

c. Perencanaan
Rencana tindakan yang diibuat perawat merupakan media komunikasi antar petugas
kesehatan sehingga perencanaan yang disusun perawat dinas pagi dapat di evaluasi atau
dilanjutkan oleh perawat dinas sore dan seterusnya.Model komunikasi ini memungkinkan
pelayanan keperawatan dapat dilaksanakan secara berkeseimbangan ,terukur dan efektif.
Rencana tindakan dibuat untuk mengatasi etiologi atau penyebab terjadnya masalah.
Kegagalan dalam menentukan etiologi degan tepat akan berpengaruh terhadap rumusan tujuan
tindakan keperawatan dan mengganggu keberhasilan tindakan.

d. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit adalah :
1. Atur intake cairan dan elektrolit
2. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter dengan
memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari tindakan
3. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.
e. Evaluasi/Kriteria hasil
Komunikasi antara perawat dan klien pada tahap ini adalah untuk mengevaluasi apakah
tindakan yang telah dilakukan perawat atau tenaga kesehatan lain membawa pengaruh atau hasil
yang positif bagi klien, bagaimana kriteria hasil yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya.
Evaluasi yang dilaksanakan meliputi aspek kognitif, sikap dan keterampilan yang dapat
diungkapkan klien secara verbal maupun non verbal. Pada tahap ini juga mamberi kesempatan
bagi perawat untuk melihat kembali tentang efektifitas rencana tindakan yang telah dilakukan.
Kriteria hasil meliputi :
1. intake dan output dalam batas keseimbangan
2. Elektrolit serum dalam batas normal
3. Vital sign dalam batas normal.

You might also like