You are on page 1of 15

A.

Pengertian Politik dan Strategi Nasional


1. Pengertian Politik

Perkataan politik berasal dari kata Yunani polistaia. Polis, berarti


kesatuan masyarakat yang mengurus diri sendiri/ berdiri (Negara) dan taia
berarti urusan. Dari penggunaannya kata politik sering mempunyai arti yang
lain, untuk memberikan pengertian kata politik disampaikan dulu beberapa arti
kata politik dari segi kepentingan penggunaannya yaitu:

a) Dalam arti kepentingan umum (politics)

poliitik dalam arti kepentingan umum atau segala usaha untuk


kepentingan umum, baik yang berada di bawah kekuasaan Negara di pusat
maupun maupun di daerah lazim disebut politics yang berarti suatu
rangkaian azaz atau prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Politik dalam artian ini adalah
medan dimana bergerak keseluruhan individu atau kelompok individu
masing-masing mempunyai kepentingan sendiri, ide sendiri.

b) Dalam arti kebijaksanaan (policy)

Merupakan penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang di


angggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita atau
keinginan dan keadaan yang kita kehendaki. Jadi politik dalam artian ini
adalah tindakan dari satu individu atau satu kelompok individu mengenai
satu masalah atau keseluruhan masalah dari masyarakat atau Negara
(Lemhannas, 1995).

Kata politik secara etimologis berasal dari bahasa yunani polisteia yang
akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri
sendiri, yaitu Negara dan teia berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia,
politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga
negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip,
keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu yang kita kehendaki. Politics dan policy memiliki hubungan yang
erat dan timbal balik. Politics memberikan asas, jalan dan arah sedangkan
policy memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan dan arah
tersebut sebaik-baiknya. Politik secara umum menyangkut proses
penentuan tujuan Negara dan cara melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan
itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum yang menyangkut pengaturan,
pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada (Sumarsono, 2002).

Dari dua pengertian diatas dapat kami simpulkan politik adalah suatu bentuk
proses kegiatan yang berlangsung di suatu negara yang dalam pelaksanaannya
bertujuan untuk mewujudkan tujuan suatu bangsa dengan berdasarkan kebijakan
yang telah berlaku dan ditetapkan.

2. Strategi Nasional

Strategi Nasional adalah cara melaksanakan politik nasional tersebut dalam


mencapai tujuan dan sasaran nasionalnya. Agar strategi nasional ini berjalan
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pihak politik nasional, maka terlebih
dahulu harus diadakan pemikiran strategi yaitu melaksanakan telaah strategi
dan perkiraan strategi yang berarti berpikir secara intensif, ekstensif, analitis,
sintetis serta menyeluruh (Lemhannas, 1995).

Strategi berasal dari kata yunani strategia yang diartikan sebagai the art of
the general atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam
peperangan. Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi
adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenagan
peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.
Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli para jendral atau
bidang-bidang militer, tapi telah meluas ke segala bidang kehidupan. Strategi
pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan
kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam) untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Politik nasional diartikan
sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai suatu
cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi politik nasional adalah
asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan Negara tentang pembinaan
(perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta
penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Strategi
nasional disusun untuk pelaksanaan politik nasional, misalnya strategi jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jadi strategi nasional adalah
cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang
ditetapkan oleh politik nasional (Sumarsono, 2002).

Dari dua pengertian diatas dapat kami simpulkan strategi nasional adalah
bentuk cara yang harus dilakukan dalam pelaksanaan kebijakan yang telah
ditetapkan di politik nasional. Dengan kata lain, strategi nasional merupakan cara
untuk mewujudkan politik nasional yang diharaapkan di suatu negara.

B. Penyusunan Politik Strategi Nasional


1. Suprastruktur dan Infrastruktur Politik
Penyusunan politik dan strategi negara di tingkat suprastruktur dilakukan
oleh Presiden sebagai mandataris MPR setelah memahami Garis-Garis Besar
Haluan Negara yang ditetapkan oleh MPR dengan langkah awal menyusun
Program Kabinet yang diikutu dengan menunjukkan para menteri kabinet
sebagai pembantu presiden.
Ditingkat infrastruktur, politik dan strategi nasional merupakan sasaran
yang hendak dicapai yang meliputi bidang hukum, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan hankam. Masyarakat melalui pranata politik yang ada di era
reformasi memiliki peranan yang penting, yaitu berupaya mengontrol jalannya
politik dan strategi nasional yang telah ditetapkan oleh MPR sebagai GBHN
maupun yang dilaksanakan oleh Presiden beserta penyelenggara negara
lainnya.
2. Penentu Kebijakan
Kebijakan Puncak dilakukan oleh MPR yang berwenang menetapkan
UUD 1945 dan Garis-Garis Besar Haluan Negara. Kebijakan Umum
dilakukan oleh Presiden sebagai kepala Pemerintahan dan DPR, bentuknya
adalah Undang-Undang, Perpu, Peraturan Pemerintah, Kepres, dan Inpres.
Kebijakan Khusus dilakukan oleh Menteri dalam menjabarkan Kebijakan
Umum guna merumuskan strategi dalam masing-masing bidang sesuai
tanggung jawabnya. Kebijakan Teknis dilakukan oleh Pimpinan Eselon I
Departemen Pemerintahan dan Non Departemen. Bentuk kebijakannya adalah
Peraturan Keputusan, atau Instruksi pimpinan Departemen dan Dirjen.
Kebijakan di daerah, adalah Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD.
Kebijakannya berupa Perda, Keputusan Kepala Daerah dan Instruksi Kepala
Daerah.
C. Dasar Pemikiran Penyusunan Politik Strategi Nasional (Polstranas)
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan
ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan
Nasional . Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini
disusun berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945. sejak tahun
1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah
dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan
suprastruktur politik. Lebaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR,
Presiden, DPA, BPK, MA.
Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai
infrastruktur politik, yang mencakup pranata politik yang ada dalam
masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa,
kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok penekan (pressure
group). Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan
memiliki kekuatan yang seimbang. Mekanisme penyusunan politik dan
strategi nasional di tingkat suprastruktur politik diatur oleh
presiden/mandataris MPR. Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi
nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah presiden menerima
GBHN. Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan
lembaga pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang
dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi
nasional yang bersifat pelaksanaan . Salah satu wujud pengapilikasian politik
dan strategi nasional dalam pemerintahan adalah sebagai berikut :
a. Otonomi Daerah Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah yang merupakan salah satu wujud politik dan strategi nasional
secara teoritis telah memberikan dua bentuk otonomi kepada dua daerah,
yaitu otonomi terbatas bagi daerah propinsi dan otonomi luas bagi daerah
Kabupaten/Kota. Perbedaan Undang-undang yang lama dan yang baru
ialah:
a) Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari
pusat (central government looking).
b) Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai dari
daerah (local government looking).
b. Kewenangan Daerah
a) Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999tenang Otonomi Daerah,
kewenagan daerah mencakup seluruh kewenangan bidang
pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri,
pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta
kewenangan bidang lain.
b) Kewenangan bidang lain, meliputi kebijakan tentang perencanaan
nasional dan pengendalian pembangunan secara makro.
D. Implementasi Politik dan Strategi Nasional
1. Politik Nasional adalah Politik Pembangunan
Politik Nasional pada hakekatnya sama dengan Kebijakan Nasional
sebagai landasan serta arah bagi penyusunan konsep strategi nasional. Dalam
penyusunan politik nasional hal-hal yang perlu diperhatikan secara garis besar
adalah kebutuhan pokok nasional yang meliputi masalah kesejahteraan umum
dan masalah keamanan dan pertahanan negara.
Oleh karena upaya untuk mewujudkan kebutuhan pokok nasional yang
juga pada hakikatnya merupakan cita-cita dan tujuan nasional, dilakukan
melalui pembangunan, maka politik nasional disebut politik pembangunan.
2. Implementasi Politik dan Strategi Nasional dalam Bidang-Bidang
Pembangunan Nasional
Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai arah penyelenggaraan negara
dan segenap rakyat Indonesia, kaidah pelaksanaannya sbb:
1) Presiden menjalankan tugas penyelenggaraan negara, berkewajiban untuk
mengerahkan semua potensi dan kekuatan pemerintahan dalam
melaksanakan dan mengendalikan pembangunan nasional.
2) DPR, MA, BPK, dan DPA berkewajiban melaksanakan GBHN sesuai
dengan fungsi, tugas, dan wewenangnya berdasarkan UUD 1945.
3) Semua lembaga tinggi negara berkewajiban menyampaikan laporan
pelaksanaan GBHN dalam siding Tahunan MPR, sesuai dengan fungsi,
tugas, dan wewenangnya berdasarkan UUD 1945.
4) GBHN dalam pelaksanaan dituangkan dalam Program Pembangunan
Negara Lima Tahun yang memuat uraian kebijakan secara rinci dan
terstruktur yang secara yuridis ditetapkan oleh Presiden bersama DPR.
5) PROPENAS dirinci dalam Rencana Pembangunan Tahunan yang memuat
APBN dan ditetapkan Presiden bersama DPR.
E. Keberhasilan Politik dan Strategi Nasional
Politik dan strategi nasional Indonesia akan berhasil dengan baik dan
memiliki manfaat yang seluas-luasnya bagi peningkatan kesejahteraan dan
kebahagiaan seluruh rakyat, jikalau para warga negara terutama para
penyelenggara negara memiliki moralitas, semangat, serta sikap mental yang
mencerminkan kebaikan yang mana nantinya menjadi panutan bagi warganya.
Dengan demikian ketahanan nasional Indonesia akan terwujud dan akan
menumbuhkan kesadaran rakyat untuk bela negara, serta kesadaran
nasionalisme yang tinggi namun bermoral Ketuhanan Yang Maha Esa serta
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Polstranas
Perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan di menangkan tidak atas dasar
kekuatan senjata belaka.pemakaian seimbang dan serasi antara unsure
inteligensi kekuatan jiwa bangsaindonesia di satu pihak, yang di dalam
perjuangan fisik dapat mempersatukan rakyat lebih dari 13.667 buah pulau
menjadi satu masa melawan belanda, dengan unsur kekerasan, yaitu militer
dan rakyat yang militant di lain pihak, menghasilan kemenangan yang gilang-
gilang dalam waktu hanya 5 tahun saja. Karena cetusan kalbu bangsa
Indonesia tersebut banyak bangsa terjajahberani mengadakan perjuangan
terhadap penjajahan mereka masing-masing untuk memperoleh kemerdekaan.
Perjuangan bangsa Indonesia sejak awalnya sudah berazas Revolution of
Human Conscience. Dengan demikian maka perjuangan bangsa Indonesia
adalah prabawa dari azas geopolitik, satu panggilan untuk menyebarkan benih
yang sudah lama terpendam, yaitu benih human conscienceness, benih fitrah
khas umat manusia. Suatu perjuangan sebagai pancaran Amanat Penderitaan
Rakyat, bahkan amanat penderitaan umat manusia, akibat penjajahan,
penindasan dan pengisapan, mengakibatkan perjuangan Indonesia bercorak
aneka muka dan merupakan perjuangan umat manusia dan atau perjuangan
dunia, yang bercita-cita tinggi, yaitu pembentukan suatu Dunia baru bersih
dari imperialisme dan kolonialisme di dalam segala bentuk dan manifestasinya
menuju perdamaian dunia sempurna abadi.

Perjuangan berdasarkan pancasila sebagai azas bangsa Indonesia,


melandasi bukan saja pelaksanaan perjuanganya, melainkan juga penemuan
kembali integritas bangsa Indonesia dan merupakan kekuatan pendorong
penyebaran ideologi pancasila. Di tinjau dari sejarah dan dari letak geografi,
jiwa manusia yang hidup di atasnya dan lingkungan, timbullah beberapa
faktor yang merupakan potensi atau kekuatan yang di gunakan untuk
merealisasikan perjuangan tersebut maupun adanya masalah-masalah atau
problem yang harus di hadapi sebagai hakekat ancaman. Potensi serta
masalah-masalah tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
politik dan strategi nasional, yang terdiri dari unsur-unsur ideologi, politik,
ekonomi, sosial-budaya, Hankam, dan hekekat ancaman.

a. Ideologi dan Politik

Potensi ideologi dan politik di himpun dalam pengertian kesatuan dan


persatuan nasional yang menggambarkan kepribadian bangsa, keyakinan atas
kemampuan sendiri dan yang berdaulat serta berkesanggupan untuk menolong
bangsa-bangsa yang masih di jajah guna mencapai kemerdekaannya.
Mengadakan kerja sama regional serta membentuk dan mewujudkan
kesetabilan di wilayah Asia Tenggara dan mengusahakan adanya kerja sama
internasional dalam rangka perjuangan dalam menghapuskan imperialism dan
kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dan dari mana pun
datangnya, keseluruhan itu tidak terlepas terhadap penggabdian untuk
kepentingan nasional.

b. Ekonomi

Kesuburan, kekayaan alam, maupun tenaga kerja yang terdapat di


Indonesia merupakan potensi ekonomi yang besar sekali bukan saja untuk
mencukupi kebutuhan rakyat Indonesia, bahkan kemungkinan mampu untuk
membantu mencukupi keperluan dunia. Jumlah penduduk Indonesia secara
cepat berkembang, dapat di dalam waktu yang tidak terlalu lama membawa
Indonesia menjadi kekuatan yang perlu di perhitungkan adalah baik jiwa di
kembangkan bakat dan kemampuan di bidang ekonomi yang di wariskan
kepada kita. Secara fisik Indonesia menduduki posisi silang antara 2 (dua)
benua dan 2 (dua) samudra. Posisi silang Indonesia itu tidak hanya bersifat
fisik saja. Tetapi saja mempunyai pengaruh terhadap ideologi, politik, sosial,
ekonomi, militer, dan demografi, di mana penduduk terdapat di antara Negara
yang berpendudukan minus di selatan (Australia) dan penduduk yang besar di
utara (RRC).

c. Sosial Budaya

Bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku, bahasa, dan dialek serta
beraneka warna tradisi atau adat-istiadat, mempersulit persatuan dan kesatuan
bangsa. Tetapi justru ke-Bhinneka Tunggal Ika-an inilah merupakan kekuatan
kita, karena ruang hidup (lebensraum) yang sama dan persamaan juga di
dalam penderitaan serta penanggungan. Bahaya pemecahan mudah sekali
timbul, sukuisme dan rasialisme merupakan tantangan dan ancaman laten.
Oleh sebab itu segala daya dan dana harus di kerahkan dan di manfaatkan
untuk kepentingan preservation of national unity. Ke- Bhennika Tunggal Ika-
an merupakan pengikat persatuan ampuh.

d. Hankam
Perjuangan Indonesia sekaligus telah melahirkan Negara Republik
Indonesia dan kekuatan-kekuatan bersenjata dari kandungan rakyat yang
terus-menerus di bimbingkan dan dikembangkan. Kekuatan-kekuatan
bersenjata tersebut telah melampaui proses-proses penyempurnaan, baik
kualitatif maupun kuantitatif yang secara kronologis pertumbuhan itu selalu
menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pertahanan dan keamanan
nasional yang menjadi satu-satunya hak milik nasional yang masih tetap untuk
walaupun telah menghadapi segala macam kekuatan sosial dalam perjuangan
Indonesia serta memiliki potensi yang di sebut sistem Pertahanan Keamanan
Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA).

e. Ancaman

Yang di maksud dengan ancaman yaitu semua bentuk bahaya yang


bersifat ancaman, hambatan, dan tantangan, yang mempunyai akibat negatif
dalam kelangsungan hidup, integritas, dan identitas suatu negara dan bangsa.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional, negara-negara besar dapat
mewujudkan ambisinya sedemikian rupa. Perwujudan ambisinya itu di
salurkan melalui bidang-bidang impoleksom, baik secara terbuka maupun
secara tertutup, sehingga fisik maupun non fisik dengan menggunakan
berbagai dalih untuk mencapai sasarannya. Wujud ambisinya merupakan suatu
cetusan dari kepentingan-kepentingannya. Contoh ambisi dari beberapa negara
besar di berbagai bidang di antaranya adalah:

Bidang Ideologi merupakan keperluan untuk meluaskan ideologinya


seperti yang dilakukan Uni Soviet dan RRC dalam usama pengkomunisan
dunia.
Bidang Politik merupakan keperluan untuk memperluas pengaruhnya,
seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam
usahanya untuk merebut dominasi dunia.
Bidang Ekonomi merupakan keperluan untuk mendapatkan bahan mentah
serta pasaran bagi industrinya dan memelihara life-line-nya. Seperti yang
di lakukan Jepang dalam usaha ekonominya.
Bidang Sosial-Budaya merupakan keperluan untuk meluaskan
kebudayaanya, seperti yang di lakukan Amerika Serikat dengan usaha
Amerikanisasi dunia.
Bidang Militer merupakan keperluan untuk mempartahankan kepentingan-
kepentingannya di luar atau untuk membantu sekutu-sekutunya
berdasarkan fakta-fakta militer, seperti yang di lakukan Amerika Serikat
dan Uni Soviet dengan move-move militernya (Lemhannas, 1995).

C. Hubungan antara Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, dan Politik


Strategis Nasional

Wawasan Nusantara adalah Wawasan Nasional bangsa Indonesia yang


memanfaatkan konstelasi geografi Indonesia. Wawasan tersebut merupakan
orientasi hidup bangsa Indonesia yang bersifat integratif dan seimbang di bidang
bangsa, wilayah, psikologi, ideologi, kebudayaan, politik, ekonomi, sosial,
hukum, pertahanan dan keamanan. Selain orientasi hidup integratif harus juga
seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat, antara jiwa dan pikiran, antara
material dan spiritual, antara peri hidup darat, laut, dengan udara, antara nasional
dan internasional dan antara individu dengan masyarakat. Dengan perkataan lain
bahwa orientasi hidup bangsa Indonesia harus diarahkan kepada tercapainya
kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Berdasarkan hal
tersebut, maka geostrategi harus dapat kita rumuskan yang di dalamnya secara
tegas merumuskan kepentingan-kepentingan nasional utama (the national interest)
yang merupakan suatu infrastruktur bagi penentuan politik dan strategi nasional.

Selain itu, ketahanan nasional yang seimbang di segala bidang yakni politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hankam merupakan kekuatan di dalam pelaksanaan
politik dan strategi nasionalnya, dan sebaliknya dengan berhasilnya pencapaian
sasaran-sasaran nasional akan memberikan pengaruh kepada peningkatan
Ketahanan Nasional. Dengan kata lain dapat juga dilihat hubungannya bahwa
ketahanan nasional merupakan pedoman arah dan sasaran pembangunan nasional
yang selalu diarahkan untuk mewujudkan Wawasan Nusantara, selain itu bahwa
pembangunan nasional diselenggarakan dengan pendekatan nasional untuk
menyelesaikan permasalahan dalam pembangunan nasional dengan menggunakan
metode Astagatra dan keterpaduan menyeluruh. Ketahanan nasional yang
seimbang di segala bidang merupakan kekuatan di dalam pelaksanaan politik dan
strategi nasionalnya, dan sebaliknya dengan berhasilnya pencapaian sasaran-
sasaran nasional akan memberikan pengaruh kepada peningkatan Ketahanan
Nasional (Lemhannas, 1995).

D. Proses Perencanaan Pembangunan Nasional

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembangunan nasional adalah


perencanaan pembangunan nasional itu sendiri. Suatu perencanaan yang sifatnya
strategis nasional harus mengikat semua aparatur pemerintah, swasta maupun
lembaga-lembaga masyarakat lainnya untuk menjamin terjadinya usaha di bidang
rencana maupun pada pelakanaannya, untuk penyusunan strategi yang akan
ditempuh dalam pencapaian sasaran-sasaran nasional. Untuk mencapai sasaran
tersebut perlu disusun rencana dalam bentuk program sebagai berikut :

1. Perencanaan pelaksanaan politik dan strategi nasional.

2. Interalasi system perencanaan.

3. Saat dan waktu perencanaan.

Di dalam pelaksanaan pembangunan harus melalui tahap-tahap pembangunan.


Tahap yang satu harus jelas kaitannya dan fungsinya terhadap tahap yang lain,
harus merupakan kelanjutan dan peningkatan dari tahap selanjutnya. Tahap-tahap
inilah yang dituangkan ke dalam rencana pembangunan jangka panjang menengah
yang meliputi jangka waktu lima tahun yang dikenal dengan Repelita. Pada
pembangunan nasional terdapat pola umum yang terdiri dari program-program
yang dikelompokkan dalam empat bidang :

1. Pembangunan bidang ekonomi, yaitu strategy of unbalanced growth artinya


pembangunan tidak dapat dilakukan secara menyeluruh pada semua sektor di
bidang ekonomi dengan intensitas dan volume serta waktu yang sama.

2. Pembangunan bidang sosial budaya, pembangunan di bidang ini meliputi


keluarga berencana, transmigrasi, kesehatan, pendidikan, tenaga kerja,
kesejahteraan sosial, kebudayaan, dan agama.

3. Pembangunan bidang politik, secara strategis diporoskan kepada pembangunan


kekuasaan yang berdasarkan atas hokum sesuai dengan UUD 1945.

4. Pembangunan bidang hankamnas, dalam realisasi pembangunan hankamnas


tergantung pada kondisi-kondisi yang dapat diciptakan oleh pelaksanaan
rangkaian rencana-rencana jangka menengah dalam bidang ekonomi, yang
menjadi sumber dan penyediaan sarana-sarana bagi rencana-rencana
pembangunan dalam bidang hankamnas (Lemhannas, 1995).

Politik dan strategi nasional dalam aturan ketatanegaraan selama ini dituangkan
dalam bentuk GBHN yang diterapkan oleh MPR. Selanjutnya, pelaksanaannya
dilaksanakan oleh presiden/mandataris MPR. GBHN pada dasarnya merupakan
haluan Negara tentang pembangunan nasional yang diterapkan setiap lima tahun
dengan mempertimbangkan perkembangan dan tingkat kemajuan kehidupan
rakyat dan bangsa Indonesia. Pelaksanaan dituangkan dalam pokok-pokok
kebijaksanaan pelaksanaan pembangunan nasional yang ditentukan oleh presiden
sebagai mandataris MPR dengan mendengarkan dan memperhatikan sungguh-
sungguh pendapat dari lembaga tinggi negara khususnya DPR, merupakan politik
pemerintah. Jadi, politik pemerintah tidak menyalahi jiwa demokrasi dan tetap
berpedoman pada ketetapan MPR. Politik pembangunan sebagai pedoman dalam
pembanguan nasional memerlukan keterpaduan tata nilai, struktur, dan proses.
Keterpaduan tersebut merupakan himpunan usaha untuk mencapai efisiensi, daya
guna, dan hasil guna sebesar mungkin dalam penggunaan sumber dana dan daya
nasional guna mewujudkan tujuan nasional. Karena itu, kita memerlukan sistem
manajemen nasional. Sistem manajemen nasional berfungsi memadukan
penyelenggaraan siklus kegiatan perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian
pelaksanaan kebijaksanaan. Sistem manajemen nasional memadukan seluruh
upaya manajerial yang melibatkan pengambilan keputusan berkewenangan dalam
rangka mewujudkan ketertiban sosial, politik, dan administrasi.

Makna Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia


dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan
global. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang
universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju serta kukuh kekuatan moral dan etikanya. Tujuan
pembangunan nasional itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Dan pelaksanaannya bukan hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab
seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan nasional mencakup hal-hal yang bersifat
lahiriah maupun batiniah yang selaras, serasi, dan seimbang. Itulah sebabnya
pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan manusia dan masyarakat
Indonesia yang seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan batin (Sumarsono, 2002).

Kaidah Pelaksanaan Politik dan Strategi Nasional

Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004 yang ditetapkan oleh


Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam Sidang Umum Majelis Permusyawaratan
Rakyat 1999 harus menjadi arah penyelenggaraan negara bagi lembaga-lembaga
tinggi negara dan segenap rakyat Indonesia. Karena itu, perlu ditetapkan kaidah-
kaidah pelaksanaan sebagai berikut :
1. Presiden selaku kepala pemerintahan negara menjalankan tugas penyelenggaraan
pemerintahan negara dan berkewajiban untuk mengerahkan semua potensi dan
kekuatan pemerintahan dalam melaksanakan dan mengendalikan pembangunan
nasional.

2. Dewan Perwakilan Rakyat, Mahkamah Agung, Badan Pemeriksa Keuangan, dan


Dewan Pertimbangan Agung berkewajiban melaksanakan GBHN sesuai dengan
fungsi, tugas, dan wewenangnya berdasarkan UUD 1945.

3. Semua lembaga tinggi negara berkewajiban menyampaikan laporan pelaksanaan


Garis- garis Besar Haluan Negara dalam sidang tahunan Majelis Permusyawaratan
Rakyat, sesuai dengan fungsi, tugas, dan wewenangnya berdasarkan UUD 1945.

4. Garis-garis Besar Haluan Negara dituangkan dalam Program Pembangunan


Nasional lima tahun (PROPENAS) yang memuat uraian kebijakan secara
terperinci dan terukur yang ditetapkan oleh Presiden bersama Dewan Perwakilan
Rakyat.

5. Program Pembangunan Nasiona lima tahun (PROPENAS) dirinci dalam Rencana


Pembangunan Tahunan (REPETA) yang memuat Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dan ditetapkan oleh Presiden bersama Dewan Perwakilan
Rakyat. Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004 merupakan produk
politik nasional yang ditetapkan oleh MPR hasil pemihhan umum 1998. GBHN
tersebut berlaku sejak tanggal ia ditetapkan sampal ditetapkannya Garis-Garis
Besar Haluan Negara oleh Sidang Umum Majehs Permusyawaratan Rakyat hasil
pemilihan umum pada tahun 2004. Pada tahun pertama pelaksanaan Garis-garis
Besar Haluan Negara 1999-2004, Presiden diberi kesempatan untuk melakukan
langkah-langkah persiapan dan penyesuaian guna menyusun program
pembangunan nasional serta rencana pembangunan tahunan yang memuat
anggaran pendapatan dan belanja negara dengan tetap memelihara kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan negara. Selama rencana pembangunan tahunan
berdasarkan GBHN tahun 1999-2004 belum ditetapkan, pemerintah dapat
menggunakan rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang telah
ditetapkan sebelumnya .

Berhasilnya pelaksanaan penyelenggaraan negara untuk mencapai cita-cita


bangsa tergantung pada peran aktif masyarakat serta pada mental, tekad,
semangat, ketaatan, dan disiplin para penyelenggara negara. Sehubungan dengan
hal itu, semua kekuatan sosial politik, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga
kemasyarakatan lainnya perlu menyusun program menurut fungsi dan
kemampuan masing-masing dalam melaksanakan GBHN .

Dalam rangka melaksanakan tanggung jawab bersama dan memperkukuh


persatuan dan kesatuan bangsa, perlu dikembangkan peran aktif masyarakat dalam
rangka menyiapkan GBHN yang akan datang. Hasil pembangunan harus dapat
dinikmati secara lebih merata dan adil oleh seluruh rakyat Indonesia. Pada
akhirnya pembangunan nasional yang merupakan wujud nyata politik dan strategi
nasional akan memperkuat jati diri dan kepribadian manusia, masyarakat, dan
bangsa Indonesia dalam suasana yang demokratis, tentram, aman, dan damai.

You might also like