Professional Documents
Culture Documents
1
keadaan sistem. Jadi suhu dan komposisi larutan keduanya harus dinyatakan dengan
jelas (Rohman & Mulyani, 2004).
Komponen (C) pelarut dalam larutan biner adalah spesies yang ada dalam
sistem, seperti zat terlarut dan pelarut larutan biner (Tjahjani, Nasrudin, & Novita,
2013). Jumlah komponen dalam suatu sistem merupakan jumlah minimum dari spesi
yang secara kimia independen yang diperlukan untuk menyatakan komposisi setiap fasa
dalam sistem tersebut. Cara praktis untuk menentukan jumlah komonen adalah dengan
mennetukan jumlah total spesi kimia dalam sistem dikurangi dengan jumlah reaksi-
reaksi kesetimbangan yang berbeda yang dapat terjadi antara zat-zat yang ada dalam
sistem tersebut (Rohman & Mulyani, 2004).
Derajat kebebasan adalah jumlah variabel intensif independen yang diperlukan
untuk menyatakan suatu sistem. Variabel intensif dapat berupa temperatur, tekanan, dan
konsentrasi. Derajat kebebasaan dirumuskan
F= C + 2 P
Untuk kesetimbangan apapun dalam sistem tertutup, jumlah variabel bebas (F) sama
dengan jumlah komponen (C) ditambah 2 dikurangi jumlah fasa (P) (Atkins, 1996).
Derajat kebebasan adalah suatu parameter fisika yang independen, biasa disebut
dimensi, dalam deskripsi formal merupakan keadaan suatu sistem fisika. Himpunan
semua dimensi dari suatu sistem dikenal sebagai ruang fasa (Wikipedia, 2017).
Diagram fasa merupakan cara mudah menampilkan wujud zat sebagai fungsi
suhu dan tekanan. Sebagai contoh khas, diagram fasa air. Dalam diagram fasa
diasumusikan bahwa zat tersebut diisolasi dengan baik dan tidak ada zat lain yang
masuk atau keluar sistem. Diagram fasa adalah diagram yang menggambarkan daerah-
daerah tekanan dan temperatur di mana berbagai fasa bersifat stabil.
2
menghilang dan Pc yaitu tekanan di mana Tc terjadi. Sistem biner di atas Tc menjadi
fasa tunggal dan tidak ada lagi bidang pemisah (Atkins, 1996).
Beberapa sistem mempunyai temperatur kritis atas (Tuc) dan temperatur kritis
bawah (Tlc). Tuc adalah batas atas temperatur di mana terjadi pemisahan fasa. Di atas
temperatur batas atas, kedua komponen benar-benar bercampur. Temperatur ini ada
karena gerakan termal yang besar dan menghasilkan kemampuan campur yang lebih
besar pada kedua komponen. Tlc adalah batas bawah temperatur di mana terjadi
pemisahan fasa. Di bawah temperatur batas bawah kedua komponen bercampur dalam
segala perbandingan dan di atas temperatur itu kedua komponen membentuk dua fasa.
Salah satu contohnya adalah air dan trietilamina. Dalam hal ini, pada temperatur rendah
kedua komponen lebih dapat bercampur karena komponen-komponen itu membentuk
kompleks yang lemah, pada temperatur lebih tinggi kompleks itu terurai dan kedua
komponen kurang dapat bercampur (Atkins, 1996).
Diagram ruang sulit dibuat dan dipelajari. Untuk menyederhanakan maka salah
satu variabel diatas dibuat konstan atau tetap sehingga tinggal 2 variabel bebas. Dengan
penyederhanaan ini diagram dapat digambarkan dalam dua dimensi. Ada tiga
kemungkinan bentuk diagram, yaitu:
Diagram P-konsentrasi pada T tetap
Diagram T-konsentrasi pada P tetap
Diagram P-T pada konsentrasi tetap
Penyederhanaan selanjutnya dilakukan dengan cara mempelajari berbagai
kesetimbangan yang mungkin terdapat dalam sistem secara terpisah. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengatur tekanan dan temperatur sistem. Kesetimbangan secara
terpisah, yaitu kesetimbangan :
1. Cair-gas
2. Padat-gas
3. Cair-cair
4. Padat-cair (Sukardjo, 1997).
Campuran dua macam senyawa cair- cair kadangkala tidak menghasilkan suatu
campuran yang homogen, karena kedua cairan itu tidak larut (misibel) sempurna. Dua
cairan dikatakan misibel sebagian jika A larut dalam B dalam jumlah yang terbatas, dan
sebaliknya. Secara eksperimen dapat diperoleh diagram fasa suhu terhadap komposisi
cair- cair pada tekanan tetap, seperti pada gambar berikut :
3
Gambar 1. Diagram Fasa T-X cair-cair untuk dua cairan yang misibel sebagaian
Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada
beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus
hidroksil.Fenol(fenil alcohol) merupakan zat padat yang tidak berwarna yang mudah
meleleh dan terlarut baik didalam air.
Sifat dari Fenol
Sifat Kimia
1. Fenol tidak dapat dioksidasi menjadi aldehid atau keton yang jumlah atom C-
nya sama, karena gugus OH-nya terikat pada suatu atom C yang tidak
mengikat atom H lagi. Jadi fenol dapat dipersamakan dengan alkanol tersier.
2. Jika direaksikan dengan H2SO4 pekat tidak membentuk ester melainkan
membentuk asam fenolsulfonat ( o atau p).
3. Dengan HNO3 pekat dihasilkan nitrofenol dan pada nitrasi selanjutnya
terbentuk 2,4,6 trinitrofenol atau asam pikrat.
4. Larutan fenol dalam air bersifat sebagai asam lemah jadi mengion sbb :
Karena itu fenol dapat bereaksi dengan basa dan membentuk garam fenolat
Sifat Fisika
1. Fenol murni berbentuk Kristal yang tak berwarna, sangat berbau dan
mempunyai sifat-sifat antiseptic
2. Agak larut dalam air dan sebaliknya sedikit air dapat juga larut dalam fenol
cair. Karena bobot molekul air itu rendah dan turun titik beku molal dari fenol
itu tinggi, yaitu 7,5 maka campuran fenol dengan 5-6% air telah terbentuk cair
4
pada temperature biasa. Larutan fenol dalam air disebut air karbol atau asam
karbol.
5
V. ALAT DAN BAHAN :
A Alat
1 Tabung reaksi besar 2 buah
2 Pengaduk 2 buah
3 Beaker glass 100 mL 1 buah
4 Beaker glass 500 mL 1 buah
5 Kaki tiga dan kasa 1 set
6 Pembakar spirtus 1 buah
7 Gelas ukur 10 mL 2 buah
8 Termometer 1 buah
B Bahan
1 Aquades secukupnya
2 Fenol secukupnya
Air
Penangas Air
Percobaan 1 : Tabung Reaksi A
10mLa.aquades
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi besar (A), yang dilengkapi dengan pengaduk dan termometer
Dimasukkan 2mL fenol
Diaduk
Diamati perubahan (keruh)
Dimasukkan ke dalam penangas air
Diamati perubahan (keruh menjadi jernih)
Dicatat suhu perubahan saat tepat jernih
10mL fenol
t1A
t1B
Grafik
7
VII. HASIL PENGAMATAN :
No.
Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc
1. Persiapan Sebelum Berdasarkan teori, titik Derajat kebebasan
Air Air : tidak berwarna ekivalen kesetimbangan fenol yang didapatkan
air adalah 65,85 C dalam percobaan ini
Dimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak volume total
Sesudahgelas (Rohman & Mulyani, 2004: adalah:
Didihkan Air : tidak berwarna 185). a Saat dipanaskan:
F=CP+1
Berdasarkan teori, grafik F=21+1
Penangas Air yang didapatkan seperti F=2
ditunjukkan grafik berikut: b Saat didinginkan:
F=CP+1
F=22+1
F=1
2. Tabung Reaksi A Sebelum:
10mL aquades - Air : tidak berwarna
Titik ekivalen yang
- Fenol : Cairan berwarna
didapatkan dalam
ukkan ke dalam tabung reaksi besar (A), yang dilengkapi dengan jingga
pengadukberbau seperti
dan obat
termometer
ukkan 2mL fenol Sesudah: percobaan ini
k - Air + fenol: terbentuk dua sebesar 70 C dan 68
ati perubahan (keruh) lapisan C.
ukkan ke dalam penangas air - Diaduk: larutan keruh
ati perubahan (keruh menjadi jernih) - Dipanaskan: larutan jernih Campuran fenol dan
at suhu perubahan saat tepat jernih berwarna jingga (+++) air membentuk larut-
- Didinginkan: larutan keruh an yang homogen ( 1
- Ditambah 2 mL fenol: OH OH fasa) saat dipanas-
terbentuk dua lapisan kan, namun campur-
t1A - Dikocok: larutan keruh l H2O l
aq
an tersebut akan
- Dipanaskan: larutan jernih membentuk 2 fasa
berwarna jingga (++)
8
- Sama dengan di atas kembali saat di-
dinginkan.
t1A
Diangkat tabung reaksi A dari gelas kimia
Dicatat suhu perubahan saat tepat keruh
t2A
Diulangi percobaan sampai tidak terjadi perubahan (tetap keruh) walau dipanaskan
Grafik
9
berwarna jingga (++)
- Sama dengan di atas
t1B
Diangkat tabung reaksi B dari gelas kimia
Dicatat suhu perubahan saat tepat keruh
t2B
Diulangi percobaan sampai tidak terjadi perubahan (tetap keruh) walau dipanaskan
Grafik
10
11
VIII. ANALISIS PEMBAHASAN:
12
IX. KESIMPULAN :
13
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. W. (1996). Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid I. Jakarta: Erlangga.
14
LAMPIRAN: JAWABAN PERTANYAAN
1. Gambarkan kesetimbangan fase dua komponen fase cair-cair (fenol-air) dari data yang
telah anda dapatkan dengan menggunakan komputer (grafik antara %volume pada
sumbu X dan temperatur pada sumbu Y). Gabungkan data yang didapat dari tabung
reaksi A dan tabung reaksi B pada satu grafik.
Jawab:
2. Dari grafik yang anda dapatkan (soal no.1), kapan terjadi titik ekivalen ?
Jawab:
Berdasarkan tabel pada no. 1, tabung reaksi A terjadi titik ekivalen pada suhu
700C dan pada tabung reaksi B titik ekivalen terjadi pada saat suhu 680C.
15
LAMPIRAN: PERHITUNGAN
V Air (mL) V Fenol (mL) V Fenol (%) T1A (C) T2A (C) TxA (C)
10 2 16,67 51 47 49
10 4 28,57 57 54 55,5
10 6 37,5 65 56 60,5
10 8 44,44 67 59 63
10 10 50 70 68 69
10 12 54,55 66 62 64
10 14 58,33 62 59 60,5
10 16 61,54 59 55 57
10 20 66,67 50 43 46,5
70
60
50
40
Suhu (C) T1A
30 T2A
20
10
0
10 20 30 40 50 60 70
16
V Fenol (mL) V Air (mL) V Fenol (%) T1B (C) T2B (C) TxB (C)
5 1 83,33 35 35 35
5 3 62,5 65 60 62,5
5 4 55,56 67 63 65
5 5 50 68 67 67,5
5 7 41,67 66 65 65,5
5 8 38,46 67 66 66,5
5 9 35,71 67 66 66,5
5 10 33,33 68 66 67
70
60
50
20
10
0
30 40 50 60 70 80 90
17
Tambahan Grafik T1A dan T1B + Grafik T2A dan T2B
18
LAMPIRAN: DOKUMENTASI PERCOBAAN
19
Gambar 5. Menyiapkan 50 mL air menggunakan
gelas ukur 10 mL sebanyak 5x yang akan
digunakan sebagai peangas air.
20
Gambar 11. Ditambahkan 1 mL aquadest kedalam
tabung B.
21