You are on page 1of 21

I.

JUDUL PERCOBAAN : Kesetimbangan Fase Dua Komponen


II. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Menggambarkan kesetimbangan fase dua komponen fase cair-cair (fenol-air).
2. Menentukan titik ekivalen pada kesetimbangan fase dua komponen fase cair-cair
(fenol-air).
3. Menentukan fasa, komponen, dan derajat kebebasan suatu sistem kesetimbangan
fase dua komponen fase cair-cair (fenol-air).
III. TANGGAL PERCOBAAN : Jumat, 4 Mei 2017
IV. DASAR TEORI :
Kata fase berasal dari bahasa Yunani yang berarti pemunculan. Fase (P) adalah
keadaan materi yang seragam diseluruh bagiannya, bukan hanya dalam komposisi
kimianya, melainkan juga dalam keadaan fisiknya (Tjahjani, Nasrudin, & Novita,
2013). Fasa juga berarti bagian yang serbasama dari suatu sistem, yang dapat
dipisahkan secara mekanik; serbasama dalam hal komposisi kimia dan sifat-sifat fisika
(Rohman & Mulyani, 2004). Fasa memiliki struktur atom dan sifat-sifat sendiri yang
apabila terjadi perubahan temperatur, komposisi, atau peubah thermodinamik yang lain,
akan berubah secara kontinyu (tidak berubah mendadak). Pada dasarnya berbagai fasa
yang hadir dalam suatu sistem dapat dipisahkan secara mekanis. Pengertian ini
memperluas pengertian fasa yang telah lama kita kenal yaitu fasa padat, cair, dan gas.
Perubahan fasa yaitu peralihan dari satu fasa ke fasa lain, terjadi apabila energi
ditambahkan atau dilepaskan. Perubahan fasa merupakan perubahan fisis yang ditandai
dengan perubahan dalam keteraturan molekul. Molekul-molekul dalam wujud padat
memiliki keteraturan tertinggi, dan molekul-molekul dalam fasa gas memiliki keacakan
tertinggi (Chang, 2005). Perubahan fasa terjadi pada temperature dan tekanan tertentu.
Es adalah fasa stabil dari air pada temperatur di bawah 0 oC dan tekanan 1 bar, tetapi
pada temperatur di atas 0oC dan tekanan 1 bar, air cair lebih stabil. Hal ini menunjukan
bahwa potensial kimia es lebih rendah dari pada potensial kimia cairan pada temperatur
di bawah 0oC (Atkins, 1996).
Aturan fasa untuk suatu sistem pada tekanan tetap adalah : f=c-p+1. Untuk
sistem dua komponen, f=3-p. Didaerah dua fasa, f=1, hanya diperlukan satu variabel
saja yang diperlukan untuk menyatakan keadaan sistem. Jika variabel yang dipilih
adalah suhu, mka titik potong garis dasi dengan kurva menghasilkan komposisi kedua
larutan konyugat. Sama halnya jika variabel yang dipilih adalah komposisi salah satu
larutan konyugat, maka dapat ditentukan suhu dan komposisi larutan konyugat lainnya.
Untuk daerah satu fasa, f=2, ada dua variabel yang diperlukan untuk menyatakan

1
keadaan sistem. Jadi suhu dan komposisi larutan keduanya harus dinyatakan dengan
jelas (Rohman & Mulyani, 2004).
Komponen (C) pelarut dalam larutan biner adalah spesies yang ada dalam
sistem, seperti zat terlarut dan pelarut larutan biner (Tjahjani, Nasrudin, & Novita,
2013). Jumlah komponen dalam suatu sistem merupakan jumlah minimum dari spesi
yang secara kimia independen yang diperlukan untuk menyatakan komposisi setiap fasa
dalam sistem tersebut. Cara praktis untuk menentukan jumlah komonen adalah dengan
mennetukan jumlah total spesi kimia dalam sistem dikurangi dengan jumlah reaksi-
reaksi kesetimbangan yang berbeda yang dapat terjadi antara zat-zat yang ada dalam
sistem tersebut (Rohman & Mulyani, 2004).
Derajat kebebasan adalah jumlah variabel intensif independen yang diperlukan
untuk menyatakan suatu sistem. Variabel intensif dapat berupa temperatur, tekanan, dan
konsentrasi. Derajat kebebasaan dirumuskan
F= C + 2 P
Untuk kesetimbangan apapun dalam sistem tertutup, jumlah variabel bebas (F) sama
dengan jumlah komponen (C) ditambah 2 dikurangi jumlah fasa (P) (Atkins, 1996).
Derajat kebebasan adalah suatu parameter fisika yang independen, biasa disebut
dimensi, dalam deskripsi formal merupakan keadaan suatu sistem fisika. Himpunan
semua dimensi dari suatu sistem dikenal sebagai ruang fasa (Wikipedia, 2017).
Diagram fasa merupakan cara mudah menampilkan wujud zat sebagai fungsi
suhu dan tekanan. Sebagai contoh khas, diagram fasa air. Dalam diagram fasa
diasumusikan bahwa zat tersebut diisolasi dengan baik dan tidak ada zat lain yang
masuk atau keluar sistem. Diagram fasa adalah diagram yang menggambarkan daerah-
daerah tekanan dan temperatur di mana berbagai fasa bersifat stabil.

Gambar 1 Diagram fasa untuk air


Batas-batas fasa menunjukan nilai-nilai tekanan dan temperatur di mana dua
fasa berada dalam kesetimbangan. Titik kritis yaitu titik pertemuan antara temperatur
kritis (Tc) dan tekanan kritis (Pc). Tc yaitu temperatur di mana batas antara dua fasa

2
menghilang dan Pc yaitu tekanan di mana Tc terjadi. Sistem biner di atas Tc menjadi
fasa tunggal dan tidak ada lagi bidang pemisah (Atkins, 1996).
Beberapa sistem mempunyai temperatur kritis atas (Tuc) dan temperatur kritis
bawah (Tlc). Tuc adalah batas atas temperatur di mana terjadi pemisahan fasa. Di atas
temperatur batas atas, kedua komponen benar-benar bercampur. Temperatur ini ada
karena gerakan termal yang besar dan menghasilkan kemampuan campur yang lebih
besar pada kedua komponen. Tlc adalah batas bawah temperatur di mana terjadi
pemisahan fasa. Di bawah temperatur batas bawah kedua komponen bercampur dalam
segala perbandingan dan di atas temperatur itu kedua komponen membentuk dua fasa.
Salah satu contohnya adalah air dan trietilamina. Dalam hal ini, pada temperatur rendah
kedua komponen lebih dapat bercampur karena komponen-komponen itu membentuk
kompleks yang lemah, pada temperatur lebih tinggi kompleks itu terurai dan kedua
komponen kurang dapat bercampur (Atkins, 1996).
Diagram ruang sulit dibuat dan dipelajari. Untuk menyederhanakan maka salah
satu variabel diatas dibuat konstan atau tetap sehingga tinggal 2 variabel bebas. Dengan
penyederhanaan ini diagram dapat digambarkan dalam dua dimensi. Ada tiga
kemungkinan bentuk diagram, yaitu:
Diagram P-konsentrasi pada T tetap
Diagram T-konsentrasi pada P tetap
Diagram P-T pada konsentrasi tetap
Penyederhanaan selanjutnya dilakukan dengan cara mempelajari berbagai
kesetimbangan yang mungkin terdapat dalam sistem secara terpisah. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengatur tekanan dan temperatur sistem. Kesetimbangan secara
terpisah, yaitu kesetimbangan :
1. Cair-gas
2. Padat-gas
3. Cair-cair
4. Padat-cair (Sukardjo, 1997).
Campuran dua macam senyawa cair- cair kadangkala tidak menghasilkan suatu
campuran yang homogen, karena kedua cairan itu tidak larut (misibel) sempurna. Dua
cairan dikatakan misibel sebagian jika A larut dalam B dalam jumlah yang terbatas, dan
sebaliknya. Secara eksperimen dapat diperoleh diagram fasa suhu terhadap komposisi
cair- cair pada tekanan tetap, seperti pada gambar berikut :

3
Gambar 1. Diagram Fasa T-X cair-cair untuk dua cairan yang misibel sebagaian

Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada
beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus
hidroksil.Fenol(fenil alcohol) merupakan zat padat yang tidak berwarna yang mudah
meleleh dan terlarut baik didalam air.
Sifat dari Fenol
Sifat Kimia

1. Fenol tidak dapat dioksidasi menjadi aldehid atau keton yang jumlah atom C-
nya sama, karena gugus OH-nya terikat pada suatu atom C yang tidak
mengikat atom H lagi. Jadi fenol dapat dipersamakan dengan alkanol tersier.
2. Jika direaksikan dengan H2SO4 pekat tidak membentuk ester melainkan
membentuk asam fenolsulfonat ( o atau p).
3. Dengan HNO3 pekat dihasilkan nitrofenol dan pada nitrasi selanjutnya
terbentuk 2,4,6 trinitrofenol atau asam pikrat.
4. Larutan fenol dalam air bersifat sebagai asam lemah jadi mengion sbb :
Karena itu fenol dapat bereaksi dengan basa dan membentuk garam fenolat

Sifat Fisika
1. Fenol murni berbentuk Kristal yang tak berwarna, sangat berbau dan
mempunyai sifat-sifat antiseptic
2. Agak larut dalam air dan sebaliknya sedikit air dapat juga larut dalam fenol
cair. Karena bobot molekul air itu rendah dan turun titik beku molal dari fenol
itu tinggi, yaitu 7,5 maka campuran fenol dengan 5-6% air telah terbentuk cair

4
pada temperature biasa. Larutan fenol dalam air disebut air karbol atau asam
karbol.

Cara Penanganan terhadap Fenol


1. Catatan umum :
Copot semua pakaian yang terkontaminasi. Perlindungan diri untuk
pertolongan pertama.
2. Apabila terhirup ;
Segera panggil dokter, jika kasus kesulitan bernafas atau nafas terhenti,
berikan nafas buatan.
3. Apabila kontak dengan kulit :
Cuci kulit dengan air pencucian, segera minta pertolongan dokter karena
iritasi yang tidak ditangani dapat menyebabkan luka parah.
4. Apabila kontak dengan mata :
Segera cuci dengan sebanyak mungkin air yang mengalir selama 10-15
menit dengan kelopak mata terbuka dan konsultasikan pada dokter mata.
5. Apabila tertelan :
Bilas mulut segera dan minum air yang banyak. Segera panggil dokter. Jika
tertelan, terdapat bahaya perforasi saluran cernadan lambung (efek korosi yang
kuat).

5
V. ALAT DAN BAHAN :
A Alat
1 Tabung reaksi besar 2 buah
2 Pengaduk 2 buah
3 Beaker glass 100 mL 1 buah
4 Beaker glass 500 mL 1 buah
5 Kaki tiga dan kasa 1 set
6 Pembakar spirtus 1 buah
7 Gelas ukur 10 mL 2 buah
8 Termometer 1 buah
B Bahan
1 Aquades secukupnya
2 Fenol secukupnya

VI. ALUR KERJA :

Air

Dimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak volume total gelas


Didihkan

Penangas Air
Percobaan 1 : Tabung Reaksi A

10mLa.aquades

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi besar (A), yang dilengkapi dengan pengaduk dan termometer
Dimasukkan 2mL fenol
Diaduk
Diamati perubahan (keruh)
Dimasukkan ke dalam penangas air
Diamati perubahan (keruh menjadi jernih)
Dicatat suhu perubahan saat tepat jernih

10mL fenol
t1A

Dimasukkan Percobaan Diangkat


2 : Tabung
ke dalam tabung tabung
Reaksi
reaksi reaksi
B (B),
besar yangA dari gelas kimia
dilengkapi dengan pengaduk dan termometer
Dimasukkan 2mL aquades Dicatat suhu perubahan saat tepat keruh
Diaduk t2A
Diamati perubahan (keruh)
Dimasukkan
Diulangike dalam penangas
percobaan air terjadi perubahan (tetap keruh) walau dipanaskan
sampai tidak
Diamati perubahan (keruh menjadi jernih)
Dicatat suhu perubahan saat tepat jernih
Grafik

t1B

Diangkat tabung reaksi B dari gelas kimia


Dicatat suhu perubahan saat tepat keruh
t2B
6
Diulangi percobaan sampai tidak terjadi perubahan (tetap keruh) walau dipanaskan

Grafik
7
VII. HASIL PENGAMATAN :
No.
Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc
1. Persiapan Sebelum Berdasarkan teori, titik Derajat kebebasan
Air Air : tidak berwarna ekivalen kesetimbangan fenol yang didapatkan
air adalah 65,85 C dalam percobaan ini
Dimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak volume total
Sesudahgelas (Rohman & Mulyani, 2004: adalah:
Didihkan Air : tidak berwarna 185). a Saat dipanaskan:
F=CP+1
Berdasarkan teori, grafik F=21+1
Penangas Air yang didapatkan seperti F=2
ditunjukkan grafik berikut: b Saat didinginkan:
F=CP+1
F=22+1
F=1
2. Tabung Reaksi A Sebelum:
10mL aquades - Air : tidak berwarna
Titik ekivalen yang
- Fenol : Cairan berwarna
didapatkan dalam
ukkan ke dalam tabung reaksi besar (A), yang dilengkapi dengan jingga
pengadukberbau seperti
dan obat
termometer
ukkan 2mL fenol Sesudah: percobaan ini
k - Air + fenol: terbentuk dua sebesar 70 C dan 68
ati perubahan (keruh) lapisan C.
ukkan ke dalam penangas air - Diaduk: larutan keruh
ati perubahan (keruh menjadi jernih) - Dipanaskan: larutan jernih Campuran fenol dan
at suhu perubahan saat tepat jernih berwarna jingga (+++) air membentuk larut-
- Didinginkan: larutan keruh an yang homogen ( 1
- Ditambah 2 mL fenol: OH OH fasa) saat dipanas-
terbentuk dua lapisan kan, namun campur-
t1A - Dikocok: larutan keruh l H2O l
aq
an tersebut akan
- Dipanaskan: larutan jernih membentuk 2 fasa
berwarna jingga (++)

8
- Sama dengan di atas kembali saat di-
dinginkan.

t1A
Diangkat tabung reaksi A dari gelas kimia
Dicatat suhu perubahan saat tepat keruh

t2A
Diulangi percobaan sampai tidak terjadi perubahan (tetap keruh) walau dipanaskan

Grafik

3. Tabung Reaksi B Sebelum:


10mL fenol - Air : tidak berwarna
- Fenol : Cairan berwarna
jingga berbau
ukkan ke dalam tabung reaksi besar (B), yang dilengkapi dengan pengaduk danseperti obat
termometer
ukkan 2mL aquades Sesudah:
- Air + fenol: terbentuk dua
ti perubahan (keruh) lapisan
ukkan ke dalam penangas air - Diaduk: larutan keruh
ti perubahan (keruh menjadi jernih) - Dipanaskan: larutan jernih
t suhu perubahan saat tepat jernih berwarna jingga (+++)
- Didinginkan: larutan keruh
- Ditambah 2 mL air: terbentuk
dua lapisan
t1B - Dikocok: larutan keruh
- Dipanaskan: larutan jernih

9
berwarna jingga (++)
- Sama dengan di atas

t1B
Diangkat tabung reaksi B dari gelas kimia
Dicatat suhu perubahan saat tepat keruh

t2B

Diulangi percobaan sampai tidak terjadi perubahan (tetap keruh) walau dipanaskan

Grafik

10
11
VIII. ANALISIS PEMBAHASAN:

12
IX. KESIMPULAN :

13
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. W. (1996). Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.


Rohman, I., & Mulyani, S. (2004). Kimia Fisika I. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Pendidikan Indonesia.
Tjahjani, S., Nasrudin, H., & Novita, D. (2013). Petunjuk Praktikum Kimia Fisiska II.
Surabaya: FMIPA UNESA.
Wikipedia. (2017, January 21). Derajat Kebebasan (Fisika dan Kimia). Online web:
https://id.wikipedia.org/wiki/Derajat_kebebasan_(fisika_dan_kimia) ]. Diakses
pada tanggal 7 Mei 2017 pukul 13:38 WIB.

14
LAMPIRAN: JAWABAN PERTANYAAN
1. Gambarkan kesetimbangan fase dua komponen fase cair-cair (fenol-air) dari data yang
telah anda dapatkan dengan menggunakan komputer (grafik antara %volume pada
sumbu X dan temperatur pada sumbu Y). Gabungkan data yang didapat dari tabung
reaksi A dan tabung reaksi B pada satu grafik.
Jawab:

2. Dari grafik yang anda dapatkan (soal no.1), kapan terjadi titik ekivalen ?
Jawab:
Berdasarkan tabel pada no. 1, tabung reaksi A terjadi titik ekivalen pada suhu
700C dan pada tabung reaksi B titik ekivalen terjadi pada saat suhu 680C.

15
LAMPIRAN: PERHITUNGAN

V Air (mL) V Fenol (mL) V Fenol (%) T1A (C) T2A (C) TxA (C)

10 2 16,67 51 47 49

10 4 28,57 57 54 55,5

10 6 37,5 65 56 60,5

10 8 44,44 67 59 63

10 10 50 70 68 69

10 12 54,55 66 62 64

10 14 58,33 62 59 60,5

10 16 61,54 59 55 57

10 18 64,29 55,5 52 53,75

10 20 66,67 50 43 46,5

Grafik Suhu vs Volume Fenol


80

70

60

50

40
Suhu (C) T1A
30 T2A

20

10

0
10 20 30 40 50 60 70

Volume Feno (%)

16
V Fenol (mL) V Air (mL) V Fenol (%) T1B (C) T2B (C) TxB (C)

5 1 83,33 35 35 35

5 2 71,43 56,5 48 52,25

5 3 62,5 65 60 62,5

5 4 55,56 67 63 65

5 5 50 68 67 67,5

5 6 45,45 67,5 67 67,25

5 7 41,67 66 65 65,5

5 8 38,46 67 66 66,5

5 9 35,71 67 66 66,5

5 10 33,33 68 66 67

Grafik Suhu vs Volume Fenol


80

70

60

50

Suhu (C) 40 T1B


30 T2B

20

10

0
30 40 50 60 70 80 90

Volume Fonel (%)

17
Tambahan Grafik T1A dan T1B + Grafik T2A dan T2B

18
LAMPIRAN: DOKUMENTASI PERCOBAAN

Gambar 1. Spirtus, kaki tiga, dan kasa (alat yang


digunakan dalam praktikum). Gambar 3. Sebuah spatula (alat yang dgunakan
dalam praktikum).

Gambar 4. Termometer (alat yang digunakan


dalam praktikum).
Gambar 2. Dua tabung reaksi besar (alat yang
digunakan dalam praktikum).

19
Gambar 5. Menyiapkan 50 mL air menggunakan
gelas ukur 10 mL sebanyak 5x yang akan
digunakan sebagai peangas air.

Gambar 8. 10 mL aquadest dimasukkan kedalam


tabung reaksi besar A.

Gambar 6. Menyiapkan fenol yang dimasukkan


pada gelas kimia.

Gambar 9. Ditambahkan 2 mL fenol pada tabung


reaksi A. Kemudian dipanaskan dan dicatat suhu
Gambar 7. Fenol yang sudah dimasukkan
pada saat larutan tepat jernih. Kemudian
kedalam gelas kimia kemudian ditutup dengan
didinginkan dan akan diukur suhunya saat larutan
aluminium foil agar tidak menguap.
tepat keruh. Percobaan diulangi sampai 10x
(sampai tidak terjadi perubahan lagi).

20
Gambar 11. Ditambahkan 1 mL aquadest kedalam
tabung B.

Gambar 10. Mengukur 5 mL fenol untuk


dimasukkan kedalam tabung reaksi besar B.

Gambar 12. Campuran tersebut kemudian


dipanaskan dan diukur suhunya saat larutan tepat
jernih. Lalu didinginkan dan diukur suhunya pada
saat larutan tepat keruh. Percobaan diulangi
sampai 10x (sampai tidak terjadi perubahan lagi).

21

You might also like