You are on page 1of 19

MEMBANGUN RELASI DAN MENGEMBANGKAN

JIWA KEWIRAUSAHAAN

Oleh :

NI KADEK SUSANTI
NIM. PO7120014014
NI LUH GEDE DEVI WULANDARI
NIM. PO7120014030

KELAS 3.1
DIII KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah
Kewirausahaan yang telah memberikan tugas dengan judul Membangun Relasi
dan Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan agar penulis dapat menambah
pengetahuan dan pemahaman mengenai materi tersebut sebelum perkulihan
dilaksanakan. Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan baik dalam penulisannya maupun isinya. Oleh karna
itu, penulis mengharap kritik dan saran yang konstruktif guna memperbaiki
kesalahan hingga kedepannya penulis dapat membuat makalah yang lebih baik.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 4 Februari 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I ........................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ......................................................................................................... 2

BAB II.......................................................................................................................... 3

TINJAUAN MATERI ................................................................................................. 3

2.1 Pengertia Kewirausahaan .............................................................................. 3

2.2 Pengertian Relasi ........................................................................................... 4

2.3 Trik Membangun Relasi ................................................................................ 4

2.4 Strategi Membangun Relasi Bisnis ............................................................... 6

2.5 Cara Memanfaatkan Orang Lain ................................................................... 6

2.6 Elemen Meningkatkan Kemampuan Manusia ............................................ 10

2.7 Evaluasi Usaha ............................................................................................ 11

BAB III ...................................................................................................................... 14

PENUTUP ................................................................................................................. 14

3.1 Simpulan ..................................................................................................... 14

3.2 Saran ............................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah pengangguran merupakan masalah yang dihadapi pemerintah
dewasa ini, masalah ini bukan hanya terjadi di kalangan masyarakat
berpendidikan rendah tetapi juga masyarakat yang berpendidikan tinggi.
Sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia, sementara jumlah penduduk di
Indonesia semakin meningkat menyebabkan kondisi kelebihan jumlah
pengangguran. Kondisi ini diperburuk dengan adanya rendahnya pertumbuhan
perusahaan semenjak terjadi resesi di tahun 1998. Penggantian kekuasaan dari era
orde baru ke era reformasi yang disertai dengan krisis multi dimensi
mengakibatkan pengangguran dimana-mana. Perekonomian yang saat itu terpusat
pada usaha-usaha besar dan konglomerat mengalami kesulitan besar karena
konglomerat mengalami kesulitan kerugian. Daya beli masyarakat menurun,
perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal inilah yang
menyebabkan semakin banyaknya jumlah pengangguran. Pada tahun 2015 selain
40 juta penganggur, terdapat pula dua hingga tiga juta pencari kerja baru yaitu
mereka yang baru lulus sekolah, mereka umumnya pemuda berusia produktif.
Dengan keadaan seperti ini, lapangan kerja terbatas, pengangguran semakin
bertambah. Salah satu cara untuk mengatasi masalah pengangguran adalah
wirausaha. Untuk dapat menjadi seorang wirausaha yang berhasil dibutuhkan jiwa
kewirausahaan di antaranya adalah memiliki sifat inovasi tinggi memiliki
komitmen terhadap pekerjaan, memiliki tanggung jawab, berani menghadapi
resiko, selalu mencari peluang, memiliki jiwa kepemimpinan, kemampuan dan
manajerial, mengembangkan ide-ide kreatif, pengambilan keputusan merupakan
strategi pengembangan jiwa kewirausahaan. Untuk pengembangan jiwa
kewirausahaan disamping dibutuhkan hal-hal di atas juga dibutuhkan sikap mental
positif kebiasaan dan sikap yang baik.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian kewirausahaan ?
2. Apakah pengertian relasi ?
3. Apa saja trik membangun relasi ?
4. Apa saja strategi membangun relasi bisnis ?
5. Bagaimana cara memanfaatkan potensi orang lain?
6. Apa saja elemen meningkatkan kemampuan manusia ?
7. Bagaimana evaluasi usaha ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini agar
mahasiswa mampu memahami dan mengetahui :
1. Pengertian kewirausahaan ?
2. Pengertian relasi ?
3. Trik membangun relasi ?
4. Strategi membangun relasi bisnis ?
5. Cara memanfaatkan potensi orang lain?
6. Elemen meningkatkan kemampuan manusia ?
7. Evaluasi usaha ?

1.4 Manfaat
Sesuai dengan tujuan diatas maka manfaat dari makalah ini yaitu untuk
membuka wawasan dan memberikan pemahaman kepada mahasiswa D III
keperawatan mengenai Membangun Relasi dan Mengembangkan Jiwa
Kewirausahaan.

2
BAB II
TINJAUAN MATERI

2.1 Pengertia Kewirausahaan


Pengertian wirausaha dan kewirausahaan dalam Lampiran Keputusan
Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995,
yaitusebagai berikut.
1. Wirausaha adalah orang yang memiliki semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Jadi, kewirausahaan adalah suatu proses dalam meningkatkan suatu yang
baru dan berbeda yang bertujuan memberikan penghidupan serta kesejahteraan
individu dan bermanfaat bagi masyarakat. Proses kewirausahaan akan terjadi
karena adanya faktor-faktor yang memengaruhinya, antara lain pribadi,
pendidikan, organisasi kebudayaan dan lingkungan.
Menurut Geoffrey G. Meredith, para wirausha adalah individu-individu
yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi yang mengambil risiko
dalam mengejar tujuannya. Adapun menurut Peter F. Drucker, seorang wirausaha
adalah seseorang yang memiliki kemauan keras untuk mewujudkan gagasan
inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya
(Widjajanta, 2007).
Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki kepribadian kreatif dan inovatif yaitu orang yang memiliki jiwa, sikap
dan perilaku kewirausahaan, dengan cirri-ciri: (1) penuh pecaya diri, indikatornya
adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, bertanggung jawab; (2)
memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energy, cekatan dalam bertindak dan
aktif; (3) memiliki motif berprestasi, indikatornya terdiri atas orientasi pada hasil
dan wawasan ke depan; (4) memiliki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah

3
berani tampil beda, dapat dipercaya, dan tangguh dalam betindak; dan (5) berani
mengambil risiko dengan penuh perhitungan (oleh karena itu menyukai
tantangan).
Menurut Jack dan Anderson mengembangkan jiwa kewirausahaan adalah
pengembangan diri sebagai wirausaha dan dapat mengembangkan gagasan baru
menjadi realita serta mampu mengembangkan modal sosial dengan memanfaatkan
hubungan jejaring keluarga dan pertemanan, dengan mengembangkan jiwa
kewirausahaan kita juga dapat mengembangkan kapasitas berwirausaha (Prasetya
Mulya, 2011). Untuk pengembangan jiwa kewirausahaan sebenarnya pemerintah
sudah memberikan kesempatan pada berbagai pihak baik melalui pendidikan
formal maupun non formal. Melalui pendidikan formal dengan memasukkan mata
kuliah kewirausahaan, berbagai program yang ditawarkan oleh DIKTI untuk
pengembangan kewirausahaan bagi mahasiswa. Melalui pendidikan non formal
yaitu dengan mengadakan berbagai kursus pelatihan untuk membentuk jiwa
kewirausahaan.

2.2 Pengertian Relasi


Menurut Hendro Puspito, hubungan atau relasi adalah jalinan interaksi
yang terjadi antara perorangan atau kelompok dengan kelompok atas dasar status,
kedudukan, dan peranan sosial (Tim Mitra Guru, 2006).
Di dalam kehidupannya seorang wirausaha tidak berdiri sendiri, tetapi
sangat perlu bantuan orang lain, baik sebagai konsumen ataupun relasi. Untuk
itulah menjaga hubungan baik dengan orang lain sangat diperlukan (Usman, 2011)

2.3 Trik Membangun Relasi


Setiap orang yang ingin mencapai kesuksesan membutuhkan relasi atau
hubungan yang baik dengan banyak pihak. Menjalin hubungan dengan orang lain,
baik itu klien, rekan kerja, bawahan maupun atasan, sangat menentukan
keberhasilan dalam berbisnis. Berikut adalah beberapa hal yang dapat menjadi trik
dalam membangun relasi :
1. Kepercayaan diri

4
Jika ingin membangun hubungan dengan orang lain, maka kita
harus menunjukkan kepercayaan diri. Kita harus mengenal jati diri yang
sesungguhnya atau menjadi diri sendiri.
2. Jujur dan Tulus
Kita harus menyampaikan pujian yang jujur, menolong dengan tulus dan
menjaga hubungan yang baik dengan orang-orang yang dikenal.
3. Beradaptasi
Robohkan tembok pemisah, bicaralah dengan bahasa lawan bicara, sesuaikan
diri dengan budaya, latar belakang, pendidikan dan lainnya. Sesuaikanlah diri
kita dengan orang tersebut, jangan memaksa orang lain menyesuaikan diri
dengan kita.
4. Pusatkan perhatian kepada mereka
Ini adalah sebuah rahasia keberhasilan setiap orang sukses mereka
menempatkan orang lain lebih penting dari dirinya. Dengan cara pandang
tersebut, mereka menjadikan orang lain sebagai pusat perhatiannya, bukan
menjadikan dirinya sendiri sebagai pusat perhatian orang-orang di
sekitarnya. Karena setiap orang senang menjadi pusat perhatian, dilayani dan
diperhatikan.
5. Beri kepercayaan
Cara membangun hubungan yang baik adalah dengan mempercayai. Dengan
cara ini kita dapat membantu orang tersebut menunjukkan potensi yang ada
didalam dirinya. Rasa percaya yang kita berikan dapat membantu orang
tersebut semakin memaksimalkan potensinya.
6. Tawarkan bantuan dan harapan
Tidak ada seorangpun yang dapat hidup sendiri di dunia ini. Semua orang
membutuhkan bantuan orang lain. Untuk itu, tawarkanlah pertolongan kepada
orang-orang di sekeliling kita. Berilah mereka harapan, dengan menawarkan
harapan, berarti memberikan mereka masa depan.
Sebuah relasi jika dibangun dengan benar akan membentuk sebuah siklus
saling memberi dan menerima.

5
2.4 Strategi Membangun Relasi Bisnis
Dibawah ini beberapa strategi membangun relasi yang bisa diterapkan
sehari-hari :
1. Apa yang kita tahu akan bermanfaat bagi orang yang kita kenal. Apa yang kita
tahu akan mempengaruhi keberuntungan yang akan kita dapatkan. Berusaha
mengetahui sesuatu walaupun sedikit, karena itu akan menjadi modal dalam
menyambungkan komunikasi dengan orang lain.
2. Buatlah agar orang yang kita ajak bicara merasa dirinya adalah orang
terpenting yang pernah kita temui.
3. Jagalah reputasi bagaikan sesuatu yang kita sayangi.
4. Tanggapi kolega walaupun tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan, maka
mereka akan menghargainya, dan kesetiannya pun akan tumbuh.
5. Menyadari apa yang kita lakukan dan tidak dilakukan serta dampaknya
terhadap orang lain.
6. Berusahalah membuat diri menjadi lebih baik setiap hari.
7. Atasi rasa malu.
8. Jangan mengubah jati diri, tapi ubahlah cara berfikir.
9. Ambil alih tatapan mata orang di depan kita.
10. Tindak lanjuti sesuatu yang telah kita lakukan dengan kolega kita.

2.5 Cara Memanfaatkan Orang Lain


Enterpreneur sejati melibatkan banyak orang untuk mewujudkan peluang,
baik dari dalam maupun dari luar organisasi, menciptakan dan menjaga relasi
hubungan dengan partner dari pada bekerja sendiri, serta memanfaatkan
kemampuan dan intelektual orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Saling
memahami dan mengoptimalkan potensi masing masing sesuai kopetensi yang
dimiliki akan mengantarkan tujuan untuk kesuksesan bersama.
Moh (2000) Memanfaatkan potensi orang lain dalam melakukan
kerjasama kewirausahaan adalah dukungan orang/pihak lain kepada seseorang
atau suatu organisasi, orang. Potensi orang lain dapat membantu atau mendukung
dari segala jenis usaha yang ingin dicapai.

6
Maka dari itu, dalam memanfaatkan atau bekerja sama dengan orang lain
maka diperlukan kerjasama yang baik. Hafsah (2000) mengatakan bahwa pada
dasarnya maksud dan tujuan kemitraan (kerjasama) adalah win win solution.
Maksudnya adalah bahwa dalam kerja sama harus menimbulkan kesadaran dan
saling menguntungkan kedua belah pihak. Tentu saja, saling menguntungkan
bukan berarti bahwa kedua pihak yang bekerja sama tersebut harus memiliki
kekuatan dan kemampuan yang sama serta memperoleh keuntungan yang sama
besar. Akan tetapi, kedua pihak memberi kontribusi atau peran yang sesuai
dengan kekuatan dan potensi masing- masing pihak, sehingga keuntungan atau
kerugian yang di capai atau yang diderita kedua pihak bersifat proporsional,
artinya sesuai dengan peran dan kekuatan masing- masing.
Kerja sama baik dalam skala usaha kecil maupun skala besar pada akhrnya
tidak hanya sekedar memberi keuntungan pada pihak yang bekerja sama, tetapi
pula akan berdampak pada pihak- pihak lain atau masyarakat seara umum.
Konkeritnya, kerja sama usaha diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Tujuan Secara Mikro :
a. Meningkatkan pendapatan dan skala usaha pihak yang bekerja sama.
b. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pihak yang bekerja sama.
2. Tujuan Secara Makro :
a. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat serta pelaku
usaha.
b. Menigkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara.
c. Memperluas kesempatan kerja.
d. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.
BentukBentuk Kerjasama atau Memanfaatkan potensi dari pihak lain dalam
Kegiatan Bisnis
1. Merger
Merger atau fusi adalah suatu penggabungan satu atau beberapa badan
usaha sehingga dari sudut ekonomi merupakan satu kesatuan, tanpa melebur
badan usaha yang bergabung.
2. Konsolidasi

7
Antara konsolidasi dan merger sering kali dipersamakan sehingga
dalam praktik kedua istilah ini sering di pertukarkan dan dianggap sama
artinya, namun sebenarnya terdapat perbedaan pengertian antara konsolidasi
dan merger.
Dalam merger penggabungan antara dua atau lebih badan usaha tidak
membuat badan usaha yang bergabung menjadi lenyap, sedangkan konsolidasi
adalah penggabungan antara dua atau lebih badan usaha yang menggabungkan
diri saling melebur menjadi satu dan membentuk satu badan usaha yang baru,
oleh kerena itu, konsolidasi ini sering kali di sebut dengan peleburan.
3. Joint Venture
Joint venture secara umum dapat di artikan sebagai suatu persetujuan
di antara dua pihak atau lebih, untuk melakukan kerjasama dalam suatu
kegiatan. Persetujuan di sini adalah kesepakatan yang di dasari atau suatu
perjanjian yang harus tetap berpedoman kepada syarat sahnya suatu perjanjian
sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata.
4. Waralaba
Waralaba yang dulu dikenal dengan istilah franchise sekarang diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba.
Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau
badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka
memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat
dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian
waralaba.

Moh. Jafar Hafsah (2000) melihat memanfaatkan potensi orang lain, antara lain
dibedakan atas:
1. Manfaat produktivitas
Produktivitas adalah suatu model ekonomi yang diperolah dari membagi
output dengan input. Produktivitas dikatakan meningkat bila dengan input
yang tetap diperoleh output yang semakin besar Selain itu, produktivitas yang
tinggi dapat diperoleh dengan cara mengurangi penggunaan input (dengan
syarat tidak mengurangi kualitas), sehingga dengan output yang tetap dengan

8
penggunaan input yang sedikit menunjukkan adanya peningkatan
produktivitas.
2. Manfaat efisiensi
Manfaat efisiensi dapat diartikan sebagai dicapainya cara kerja yang hemat,
tidak terjadi pemborosan, dan menunjukkan keadaan menguntungkan, baik
dilihat dari segi waktu, tenaga maupun biaya.
Ini dapat dicapai karena dalam kerja sama mengikat pihak-pihak yang bekerja
sama untuk mentaati segala kesepakatan, serta terjadi spesialisasi tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing.
Contoh:
Ada wirausaha dan wirausaha dengan bawahannya yang bekerja sama (mis. A
dan B). Wirausaha A memiliki kelebihan dalam modal berupa teknologi dan
sarana produksi, namun tidak memiliki tenaga kerja yang cukup. Sedangkan,
perusahaan atau wirausaha B memiliki tenaga kerja, namun kurang memiliki
sarana produksi (modal) yang cukup. Oleh karena itu, dengan menggabungkan
dua kelebihan dari perusahaan A dan B tersebut akan dapat dicapai
penghematan tenaga maupun sarana produksi yang merupakan kekurangan
atau kelemahan yang dimiliki kedua perusahaan. Tanpa kerja sama, maka
perusahaan A tidak dapat mengoptimalkan modalnya karena tidak ada tenaga
kerja yang mengoperasikannya dan perusahaan B tidak dapat mempekerjakan
tenaga kerjanya karena tidak adanya modal dan sarana produksi.
3. Manfaat jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
Sebagai akibat adanya manfaat produktivitas dan efisiensi, maka dengan kerja
sama akan dicapai pula manfaat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Dengan
adanya penggabungan dua potensi dan kekuatan untuk menutupi kelemahan
dari masing-masing pihak yang bekerja sama (bermitra), maka akan dihasilkan
tingkat produktivitas yang tinggi dan efisiensi serta efektivitas. Produktivitas
menunjukkan manfaat kuantitas dan efisiensi serta efektivitas menunjukkan
manfaat kualitas. Dengan kualitas dan kuantitas yang dapat diterima oleh
pasar, maka akan dapat menjamin kontinuitas usaha.

9
4. Manfaat dalam risiko
Kerja sama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang
atau lebih yang saling menguntungkan dan kedua pihak memberi kontribusi
atau peran yang sesuai dengan kekuatan dan potensi masing-masing pihak,
sehingga keuntungan atau kerugian yang dicapai atau diderita kedua pihak
bersifat proporsional, artinya sesuai dengan peran dan kekuatan masing-
masing. Hal ini menggambarkan bahwa dalam kerja sama, ada rasa senasib
sepenanggungan antara pihak yang bermitra. Dalam hal ini risiko yang
dihadapi termasuk resiko menderita kerugian dalam pengelolaan usaha
ditanggung bersama antara pihak yang bermitra, sehingga resiko yang
ditanggung masing-masing pihak menjadi berkurang.

2.6 Elemen Meningkatkan Kemampuan Manusia


Strategi pengembangan SDM merupakan perencanan mengenai cara
bagaimana kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki mampu berkembang
ke arah yang lebih baik, meningkat kemampuan kerja, skill dan memiliki loyalitas
yang baik terhadap organisasi atau perusahaan. Pengembangan sumber daya
manusia dibutuhkan untuk kelangsungan sebuah organisasi atau perusahaan
berkembang secara lebih dinamis.
Sebab sumber daya manusia merupakan unsur paling penting di dalam
sebuah organisasi atau perusahaan. Para karyawan bukanlah mesin yang bisa
selalu ditekan tenaganya bagi kelangsungan perusahaan, sebaiknya pihak
perusahaan punya strategi bagaimana langkah yang harus diambil untuk
memberikan kesempatan agar SDM yang ada bisa berkembang dan meningkat
menjadi lebih baik.
1. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menyumbangkan ide
Karyawan sebagai bagian dari perusahaan merupakan unsur yang turut
mendukung berjalannya sebuah bisnis usaha atau roda organisasi. Meskipun
secara fisik modal atau hak menjalankannya ada di tangan kita, namun sangat
penting bagi kita mendengarkan masukan atau ide-ide dari para karyawan.
Meskipun hanya seorang karyawan namun memiliki gagasan yang lebih fresh
dan dibutuhkan oleh perusahaan. Kewajiban seorang pimpinan perusahaan

10
juga mendengarkan apa yang disuarakan oleh bawahan, tanpa adanya
kelapang dadaan seorang pemimpin dalam mendengarkan ide atau usulan dari
bawahannya, bisa dipastikan kemampuan karyawan tidak akan berkembang.
2. Pemberian reward dan punishment
Apresiasi dibutuhkan untuk lebih memotivasi seorang karyawan terhadap
cara kerjanya di perusahaan. Apresiasi yang baik diberikan kepada mereka
yang memang memiliki dedikasi yang baik pada perusahaan, mampu
menyumbangkan ide dan gagasan yang baik serta memiliki loyalitas terhadap
perusahaan. Sementara punishment diberikan guna membuat karyawan
tersadar dari kelalaian atau kesalahan kerjanya.
3. Mengupayakan berbagai pelatihan
Upaya yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk terus meningkatkan
skill dan kemampuan seorang karyawan sesuai dengan ranah kerjanya yaitu
dengan mengupayakan berbagai pelatihan. Pelatihan tersebut sangat penting
untuk diadakan, perusahaan lah yang bertanggung jawab untuk mengadakan
upaya peningkatan kemampuan dan skill terhadap karyawannya. Pelatihan ini
pada hakikatnya bukan hanya untuk kepentingan personal seorang karyawan
namun juga untuk kebutuhan jangka panjang perusahaan.Strategi
pengembangan SDM yang baik tak hanya akan membuat perusahaan menjadi
lebih dinamis, namun juga hubungan sebagai pemimpin perusahaan dengan
para karyawan dapat berjalan lebih harmonis.

2.7 Evaluasi Usaha


Evaluasi usaha adalah suatu aktivitas untuk melakukan analisis kinerja
suatu usaha bisnis. Evaluasi usaha prinsip dasar utamanya adalah membandingkan
rencana usaha yang telah dibuat sebelum kegiatan dimulai dengan apa yang telah
dicapai pada akhir masa produksi.
Suatu usaha dikatakan berhasil apabila usaha tersebut dapat
memenuhi kewajiban membayar bunga modal, alat - alat luar yang digunakan,
upah tenaga kerja luar serta sarana produksi yang lain dan termasuk kewajiban
pada pihak ketiga.
Bagi pelaku usaha baik itu usaha kecil, usaha mikro atau usaha menengah
mengalami kerugian dalam sebuah usaha tentu merupakan sesuatu yang tidak

11
diinginkan dan tidak dikehendaki. Tentu setiap orang menginginkan selalu
mengalami kemajuan usaha dari waktu ke waktu. Akan tetapi kerugian dan
penghalang usaha lainnya terkadang menjadi sesuatu hal yang tidak bisa
dihindarkan, bahkan terkadang harus mundur beberapa tahap. Banyak hal yang
bisa mempengaruhi kondisi usaha kita, pasar yang mulai lesu, persaingan yang
makin ketat, produktifitas menurun, biaya produksi yang meningkat dan lain-lain.
Untuk mengetahui usaha yang kita lakukan selalu mengalami kemajuan, atau
paling tidak tidak surut ke belakang, maka perlu melakukan evaluasi dan
monitoring usaha. Kuci untuk menuju sukses usaha adalah melakukan evaluasi
terhadap usaha yang sudah dilaksanakan.
Melakukan evaluasi kemajuan usaha merupakan proses yang berlangsung
terus menerus dan berkesinambungan. Evaluasi berangkat dari kegiatan
monitoring setiap proses dalam usaha yang dijalankan, dari hasil monitoring dapat
dibuat analisis kemajuan, kemunduran dan pencapaian apa yang sudah
dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring bagi seorang enterpreneur sekaligus
menjadi sarana belajar dan proses pengembangan diri sekaligus menemukan hal-
hal baru dan strategi baru untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis. Berikut hal-
hal yang perlu dievaluasi dalam usaha atau bisnis:
1. Posisi keseluruhan usaha
Posisi keseluruhan usaha digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
pencapaian hasil dari keseluruhan usaha. Dengan demikian dapat diketahui
berapa jumlah harta (modal/pendapatan usaha), berapa jumlah hutang-hutang
pada pihak lain, Berapa rata-rata pengeluaran dalam sebulan, dan berapa
pendapatan bersih yang diperoleh setiap bulannya. Evaluasi usaha secara
menyeluruh memberikan gambaran utuh kondisi usaha yang sebenarnya.
2. Apakah ada kemajuan atau kemunduran usaha
Posisi keuangan biasanya menjadi patokan utama dalam evaluasi
kemajuan atau kemunduran sebuah usaha. Setelah mengetahui posisi
keuangan , selanjutnya melakukan evaluasi terhadap kegiatan usaha. Cara
mudahnya adalah dengan membandingkan pada saat awal menjalankan usaha
dengan setelahnya (biasanya dengan jangka waktu pembanding yang

12
waktunya dapat ditentukan sendiri, misalnya seperti 3 bulan, 6 bulan, atau satu
tahun sekali setelah usaha berjalan).
3. Lakukan langkah perbaikan atau pengembangan
Hasil evaluasi usaha yang menunjukkan beberapa parameter dipergunakan
sebagai bahan untuk melakukan langkah selanjutnya. Caranya, berikanlah
perhatian pada penjualan yang menurun. Dimana kira-kira letak kesalahannya,
sehingga bisa dilakuakan langkah-langkah efektif untuk mengatasinya, dan
bisa segera melakukan penyehatan agar usaha kembali berjalan baik. Tetapi
apabila kondisi keuangan dan penjualan telah sehat dan mengalami
peningkatan, usahakan janglah cepat merasa puas, karena masih banyak yang
perlu dilakukan untuk mengembangkan usaha menjadi lebih tinggi dari
pencapaian hasil yang diperoleh pada periode sebelumnya.
4. Pikirkan target usaha selanjutnya
Evaluasi sebuah usaha juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk
merencanakan target pertumbuhan usaha selanjutnya. Jika hasil usaha sudah
menunjukkan pertumbuhan usaha yang mengalami kenaikan, tentu bukan
sebagai bahan berpuas diri, justru menjadi bahan untuk mencapai target dan
strategi yang baru. Kita dituntut untuk memikirkan target selanjutnya dengan
upaya melakukan perbaikan atau pengembangan usaha.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, mengembangkan jiwa
kewirausahaan adalah pengembengan diri sebagai wirausaha dan dapat
mengembangkan gagasan baru menjadi realita serta mampu mengembangkan
modal sosial dengan memanfaatkan hubungan jejaring keluarga dan pertemanan,
dengan mengembangkan jiwa kewirausahaan kita juga dapat mengembangkan
kapasitas berwirausaha. Di dalam kehidupannya seorang wirausaha tidak berdiri
sendiri, tetapi sangat perlu bantuan orang lain, baik sebagai konsumen ataupun
relasi antara perorangan atau kelompok. Untuk itulah menjaga hubungan baik
dengan orang lain sangat penting untuk mendukung keberhasilan suatu usaha.
Selain itu , evaluasi kemajuan usaha juga penting dilakukan yang berlangsung
terus menerus dan berkesinambungan. Evaluasi berangkat dari kegiatan
monitoring setiap proses dalam usaha yang dijalankan, dari hasil monitoring dapat
dibuat analisis kemajuan, kemunduran dan pencapaian apa yang sudah
dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring bagi seorang enterpreneur sekaligus
menjadi sarana belajar dan proses pengembangan diri sekaligus menemukan hal-
hal baru dan strategi baru untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyarankan bahwa kewirausahaan
penting dipahami bagi mahasiswa D III Keperawtan agar dapat memanfaatkan
peluang usaha yang ada untuk mengembangkan diri. Selain mampu memberikan
pelayanan yang professional dalam bidang kesehatan, namun juga dapat
memanfaatkan bidang kesehatan sebagai peluang usaha yang dapat
menguntungkan semua pihak.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

Antariksa, Yodhia. 2012. Aspek Kunci dalam Strategi Pengembangan SDM.


http://rajapresentasi.com/2012/03/aspek-kunci-dalam-strategi-
pengembangan-sdm/. Diakses pada tanggal 3 Februari 2017
Kasali, Rhenald dkk. 2012. Kewirausahaan. Hikmah : Jakarta.
Kumorohadi, Untung & Nurhayati. 2010. Analisis Kualitas Pembinaan dan
Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Mahasiswa.
Unsud : Purwokerto.
Maulana, Rizal. 2012. Strategi Membangun Relasi Bisnis.
http://log.viva.co.id/news/read/317051-strategi-membangun-relasi-
bisnis.Diakses pada tanggal 3 Februari 2017
Meredith, G. Geoffrey et al. 1996. Kewirausahaan Teori dan Praktek. PT Pustaka
Binaman Pressindo : Jakarta.
Mulya, Prasetya. 2011. Prasetya Mulya EDC on Entrepreneurship Education
Strategi Komprehensif Membentuk Wirausaha Terdidik. Jakarta: PM
Publishing.
Purbakuncara. 2010. Seni Membangun Relasi. http://purbakuncara.com/seni-
membangun-relasi/. Diakses pada tanggal 3 Februari 2017
Suryana, 2006. Kewirausahaan. Salemba 4 : Jakarta.
Tim Mitra Guru. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosiologi. Jakarta :Erlangga.
Usman, Aan Wulandari. 2011. Kenali Kegaagalan. Jakarta Timur: PT Balai
Pustaka (Persero)
Widjajanta, Bambang. 2007. Mengasah Kemampuan Ekonomi. Bandung: Citra
Raya

16

You might also like